1. Teori kognitif berfokus pada proses mental seperti persepsi dan pengambilan keputusan yang mempengaruhi perilaku sosial.
2. Individu membentuk skema atau struktur kognitif untuk mengorganisir pengetahuan tentang orang lain dan situasi sosial.
3. Prinsip konsistensi kognitif menyatakan individu berusaha mempertahankan ide-ide yang konsisten dan selaras.
1 of 14
Download to read offline
More Related Content
3757
1. TEORI KOGNITIF
(COGNITIVE THEORY)
Oleh
Fathul Lubabin Nuqul
A. Tokoh Dibalik Teori
Membahas tokoh teori kognitif tak akan bisa lepas dengan pembahasan
tentang tokoh teori gestalt sebut saja Kurt Koffka (1886-1941) dan Wolfgang Kohler
serta Max Westaimer (1880-1943) yang bersama-sama mendirikan aliran gestalt.
Koffka berlatar belakang neurolog (ahli saraf). Wertheimer merupakan seorang ahli
filsafat meskipun dia pernah belajar ilmu hukum selama 2 tahun. Sejak itu
kemunculan tokoh yang melakukan penelitian dalam perpektif kognitif tidak lepas
dari konsep para tokoh gestal. Sebut saja Leon Festinger (1919-1990) atau Fritz
Heider.
Heider lahir di Vienna tahun 1896 dia menghabiskan waktu kanak-kanaknya di
Craz, disana dia banyak dipengaruhi oleh psikolog Victorio Benussi yang
merupakan salah satu orang yang pertama kali memimpin dan mempulikasikan
penelitian-penelitian dalam persesi gestalt. Kemudian Heider kuliah di Universitas
Berlin, disana dia mengikuti kuliah Wertheimer dan Kohler yang sangat terkenal kala
itu. Dalam kuliah tersebut dia banyak menemukan konsep-konsep Psikologi gestalt.
Heider juga pernah menjadi asisten dari Koffka di Smith Collage. Heider juga
sempat pindah ke Kansas pada tahun 1947. berbagai penghargaan banyak di
perolehnya berbagai penghargaan seperti The Lewin Memorial Award tahun 1959,
penghargaan Byron Caldwell Smith yang diberikan oleh Universitas Kansas tahun
1963 dan penghargaan sebagai ilmuan yang terkemukan diberikan oleh American
2. Fathul Lubabin Nuqul
Konsep dan Teori dalam Psikologi Sosial
51
Psychological Association tahun 1965. Heider terkenal dalam Psikologi social
dengan balance theory dan teori atribusi.
Festinger hidup di tahun 1919 dan meninggal 1989, teorinya banyak
dipengaruhi oleh Lewin, teori yang sangat terkenal dari Festinger adalah disonansi
kognisi (akan dibahas lebih lanjut) yang tertuang dalam bukunya A Theory of
Cognitive Disonance yang terbit tahun 1957.
B. Konsep
Teori yang lain dalam perspektif Psikologi sosial adalah cognitive theory,
premis dasar dari teori ini adalah bahwa aktivitas mental individu sangat penting
dalam menentukan perilaku sosial. Aktivitas mental disini disebut proses kognitif.
(cognitive processes), termusuk juga persepsi, memori, penilaian (judgment),
problem solving dan pengambilan keputusan. Cognitive theory tidak mengabaikan
pentingnya stimulus eksternal. Tetapi dalam cognitive theory menyatakan bahwa
kaitan antara stimulus dan respon tidak terjadi secara mekanis seperti komponen
mesin. Tetapi proses kognitif individu terjadi karena perpaduan antara stimulus
eksternal dengan respon behavioral. Individu tidak hanya secara aktif memaknai
stimulus dari luar tetapi juga menyeleksi tindakan dalam membuat respon untuk
stimulus.
Secara historis pendekatan kognisi untuk Psikologi sosial telah dipengaruhi
oleh pendekatan Kofka, Kohler dan kelompok Gestalt dalam Psikologi. Prinsip utama
Psikologi Gestalt bahwa individu merespon konfigurasi stimulus secara kesatuan
dan mempunyai ciri tertentu. Dengan kata lain seseorang memahami arti dari
sebuah stimulus hanya dengan melihat obyek tersebut dalam konteks dalam
3. Fathul Lubabin Nuqul
Konsep dan Teori dalam Psikologi Sosial
52
elemen-elemen sistem yang melekat. Misalnya seorang pecatur tidak akan
mengukur pentingnya buah catur di papan catur tanpa mempertimbangkan lokasi
dan strategi dari keseluruhan buah catur yang ada. Jadi untuk memahami beberapa
elemen, kita harus keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian.
Teori kognitif modern (Fiske & Taylor, 1991) menggambarkan manusia dalam
melakukan proses kognisi dengan secara aktif menyeleksi dan menginterpretasikan
simulus. Menurut pandangan ini orang-orang melakukan lebih banyak reaksi pada
lingkungan mereka. Mereka secara aktif membuat struktur atau skema tentang
dunia mereka secara kognitif. Pertama karena mereka tidak mungkin
memperhatikan seluruh stimulus yang kompleks yang ada di sekitar mereka. Mereka
hanya menyeleksi beberapa stimulus yang dianggap penting atau dianggap
bermanfaat bagi mereka dan mengabaikan stimulus yang lain. Kedua. Orang-orang
selalu aktif mengontrol kategori dan konsep-konsep yang mereka pakai untuk
menginterpretasikan stimulus dalam lingkungannya. Salah satu implikasi dari teori ini
adalah beberapa individu dapat membentuk kesan yang benar-benar berbeda
terhadap strimulus di lingkungannya.
Berkaitan dengan hal di atas, berikut ini contoh yang sering terjadi. Apa yang
terjadi jika beberapa orang melihat sebuah rumah kosong yang di depannya
terpampang jelas tulisan dikontrakkan. Jika seorang kontraktor bangunan melintas
di depan rumah tersebut dia akan memberikan perhatian penuh terhadap kualitas
konstruksi bangunan, dia melihat kayu, tembok, atap dan kaca juga beberapa
perbaikan yang diperlukan. Orang lain mungkin tidak seperti itu, seorang karyawan
pabrik yang akan menyewa rumah tersebut akan melihat apakah letak rumah jauh-
4. Fathul Lubabin Nuqul
Konsep dan Teori dalam Psikologi Sosial
53
dekatnya dengan tempat kerja, bagaimana dengan tetangganya apakah baik,
apakah rumah tersebut bocor atau tidak?. Berbeda dengan seorang makelar yang
akan mengontrak rumah akan berbeda lagi dalam melihat rumah kontraan tersebut
dari sisi harga, hipotik, kepemilikan, sertifikat dan naik-turunnya harga tanah.
C. Struktur Kognitif dan Skema
Perspektif utama dari konsep kognitif ini adalah struktur kognitif (cognitive
structure) mengenai beberapa organisasi kognitif (konsep dan belief) secara panjang
lebar. Sebab proses kognitif seseorang saling berhubungan, teori kognitif
memberikan perhatian yang pasti bagaimana individu membangun struktur dan
mengorganisasinya dalam ingatan, begitu juga bagaimana kognisi mempengaruhi
penilaian individu terhadap sebuah obyek.
Ahli Psikologi sosial mengemukakan bahwa individu menggunakan struktur
kognitif khusus yang dinamakan skema (schema) yang berguna untuk membuat
pengertian informasi yang kompleks tentang orang lain, kelompok dan situasi. Kata
Schema diambil dari bahasa Yunani yang berarti bentuk dan schema berkaitan
dengan bentuk atau sketsa dasar tentang apa yang kita ketahui tentang orang dan
segala sesuatu. Contohnya skema kita tentang mahasiswa Fakultas Hukum
mungkin akan terdiri dari satu set sifat yang menimbulkan karakter seseorang
seperti: cerdas, analitis, suka berfikir logis, suka debat, teliti, cekatan, mempunyai
strategi yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain dan suka keadilan. Skema
kita pasti akan menggambarkan pengalaman kita dengan para pengacara dan
mahasiswa hukum, begitu juga konsep kita tentang sifat apa yang dibutuhkan untuk
bisa sukses dalam profesi hukum. Begitu kita memegang skema ini tidak berarti kita
5. Fathul Lubabin Nuqul
Konsep dan Teori dalam Psikologi Sosial
54
percaya semua orang dengan karakter seperti ini adalah mahasiswa hukum atau
kemudian semua mahasiswa fakultas hukum akan mempunyai seluruh karakter-
karakter ini. Kita mungkin akan terkejut jika kita bertemu dengan seseorang yang
mengesankan pada kita sebagai seorang yang tidak logis, kurang cerdas, kurang
sensitif, sukar berkomunikasi, awut-awutan dalam berpakaian dan menarik diri dan
kemudian diketahui bahwa dia adalah seorang mahasiswa hukum.
Skema penting dalam interaksi sosial sebab skema membantu kita dalam
menginterpretasikan lingkungan secara efisien. Bilamana kita berjumpa dengan
orang untuk pertama kali, kita biasanya membentuk kesan siapa orang itu? (yang
kita temui tadi). Dalam hal ini kita tidak hanya melihat perilaku orang tersebut tetapi
kita juga menyamakan dengan orang yang kita ketahui sebelumnya. Untuk itu kita
menggunakan skema mengenai tipe orang ini. Skema membantu kita memproses
informasi yang memungkinkan kita mengenali karakteristik seseorang mana yang
penting dan mana yang tidak. Skema membuat struktur dan mengorganisasi
informasi tentang orang tertentu dan skema membantu kita mengingat informasi
lebih baik dan memproses informasi tersebut dengan lebih cepat. Kadang kala
skema membuat jarak pengetahuan dan memungkinkan kita mengambil kesimpulan
serta penilaian tentang seseorang.
Ilustrasi lebih lanjut, berkaitan dengan sebuah fakultas hukum, pegawai
pendaftaran yang menghadapi tugas untuk menentukan kandidat yang terdaftar
sebagai palajar. Untuk membantu pemrosesan surat lamaran, dia menggunakan
skema untuk Strong Law Student Candidate (memenuhi kreteria) yang didasarkan
pada trait atau sifat yang dipercaya membawa kesuksesan dalam belajar di fakultas
6. Fathul Lubabin Nuqul
Konsep dan Teori dalam Psikologi Sosial
55
hukum dan masa-masa setelahnya. Petugas pendaftaran tidak ragu memberikan
perhatian khusus terhadap informasi berkaitan dengan kandidat yang sesuai dengan
skema untuk mahasiswa hukum dan dia akan mengabaikan informasi yang lain.
Skor Tes Potensi Akademik dan nilai Rapor sangat mungkin diperhatikan,
sedangkan hasil tes warna dan kemampuan oleh raga diabaikan dan sebagainya.
Skema jarang sempurna sebagai keputusan untuk memprediksi, dan petugas
pendaftaran mungkin sekali akan membuat kesalahan, beberapa pendaftar akan
gagal dalam menyelesaikan kuliahnya dan yang lain akan sukses. Lalu petugas
pendaftaran yang lain mungkin menerima kandidat dengan skema yang berbeda.
Meskipun skema mempunyak kekurangan skema sering kali sungguh unggul
digunakan untuk kerangka yang non sistematis.
D. Cognitive Consistency
Salah satu cara untuk mempelajari struktur kognitif adalah dengan melihat
perubahan yang terjadi dalam kognisi seseorang jika orang tersebut berada dalam
tantangan atau dalam tekanan. Perubahan akan menunjukkan fakta tentang apa
yang mendasari struktur dan organisasi kognitif seseorang. Sebuah ide penting
muncul dari pendekatan ini adalah principle of consistency yang menyatakan bahwa
individu berusaha keras untuk memegang ide secara konsisten dan selaras dengan
orang lain. Jika seseorang memegang ide yang tidak konsisten dan tidak selaras
maka dia akan mengalami konflik internal. Akibatnya dia akan merubah satu atau
lebih ide-idenya tersebut. Sehingga membuat dia konsisten dan keluar dari konflik.
Sebagai contoh, bagaimana anda berfikir tentang teman anda yang bernama
Ahmad: a) Ahmad telah menjadi teman baik selama 8 tahun; b) anda sangat tidak
7. Fathul Lubabin Nuqul
Konsep dan Teori dalam Psikologi Sosial
56
suka pada obat-obatan terlarang dan orang-orang yang menggunakannya;
c). Ahmad baru-baru ini mulai menggunakan obat terlarang. Pemikiran seperti ini
dengan jelas saling berhubungan tetapi tidak selaras satu dengan yang lainnya.
Prinsip konsistensi kognitif memprediksi bahwa perubahan kognitif akan terjadi.
Yaitu anda akan merubah yang mana, sikap negative anda terhadap obat terlarang
atau sikap positif terhadap Ahmad, atau mungkin juga anda akan melakukan
intervensi dan mencoba merubah perilaku Ahmad
Ahli Psikologi sosial telah mengembangkan beberapa teori yang bermanfaat
berdasarkan gagasan konsistensi umum antara lain balance theory dan disonansi
kognisi. Cognitive Theory telah banyak menyumbangkan konstribusi besar dalam
Psikologi sosial. Cognitive Theory telah membicarakan beberapa fenomena seperti
konsep diri, persepsi dan atribusi, perubahan sikap, managemen kesan dan
stereotype kelompok. Dalam hal ini Cognitive Theory telah banyak menghasilkan
insight dan bantahan terhadap prediksi kaitannya dengan perilaku individual dan
perilaku sosial.
1. Balance Theory (Teori P-O-X.)
Balance Theory, pada awalnya di kemukakan oleh Fritz Heider (1958). Teori
ini berpangkal pada perasaan-perasaan seseorang (P) terhadap orang lain (O) dan
hal lain (X). X bisa berupa orang atau benda mati, makanya teori ini disebut juga
teori P-O-X. Ketiganya (P O X) membentuk kesatuan (Unity), jika unit tersebut
mempunyai sifat yang sama maka akan tercipta keseimbangan (Balance) dan tidak
ada dorongan untuk berubah. Keadaan seimbang (Balance) adalah keadaan dimana
unsur saling berhubungan sesara harmonis dan tidak ada kecenderungan untuk
8. Fathul Lubabin Nuqul
Konsep dan Teori dalam Psikologi Sosial
57
berubah. Tapi jika unit tersebut tidak punya sifat sama maka akan timbul tension dan
timbul tekanan untuk mengubah organisasi kognisi. Contoh sebut saja bapak Amir
(P) menyukai calon menantunya (O) maka hubungan keduanya akan seimbang
atau balance jika si bapak juga menyukai ayah dari calon menantunya tersebut (X).
sebaliknya hubungan antara Pak Amir dengan calon menantunya tidak akan
seimbang jika masing-masing kurang menyukai dengan latar belakang keluarganya.
Dari contoh tersebut dapat di aplikasikan bahwa menurut balance theory
dalam berinteraksi terjadi kenyamanan dan keseimbangan, perlu kita saling
memahami dan saling mengerti latar belakang dan hal-hal yang berkaitan (misalnya
pemikiran, ideologi, status sosial dan lain-lain) dengan siapa kita berinteraksi.
Akibat Dari Kecenderungan Menuju Keseimbangan
1. Keadaan seimbang (balance) umumnya lebih disukai, tetapi kadang kala
keadaan yang tidak seimbang (Imbalance) juga menyenangkan. Misalnya panjat
tebing, film horor dan lain-lain
2. Keadaan tidak seimbang menimbulkan desakan untuk merubah hubungan-
hubungan kognitif, pada poin inilaih umumnya yang terjadi pada beberapa teori
kognitif yang lain.
3. Keadaan seimbang menyebabkan P menginduksikan hubungan-hubungan lain.
Misalnya: P berhubungan dengan O induksinya P menyukai O, P memikili X
induksinya , P menyukai X.
Dalam eksperimen yang berdasarkan pada teori balance Lerner & Simons
(dalam West & Wiclund, 1980) menemukan bahwa subyek yang melihat temannya
mendapat hukuman setrum listrik, jika dia tertarik (menyenangi) teman tersebut
9. Fathul Lubabin Nuqul
Konsep dan Teori dalam Psikologi Sosial
58
maka dia akan membebaskannya dan jika dia tidak senang dengan temannya
tersebut maka dia akan memberikan menghukum lebih keras pada temannya
tersebut. Alasan kenapa ini bisa terjadi menurut Lerner bahwa individu menganggap
bahwa apa yang orang lain dapatkan berdasarkan apa yang dia perbuat (merit
system).
Eksperimen tersebut diatas bisa diaplikasikan dalam dunia hukum bahwa
seorang hakim sebagai membuat vonis atau masyarakat yang menilai hukuman,
potensial mempunyai bias daya tarik. Mereka yang berpenampilan menarik akan
cenderung dianggap baik dan ditoleransi kesalahannya sedangkan mereka yang
berpenampilan menarik akan cenderung dihukum lebih berat. Sebaliknya jika ada
orang jahat berpenampilan menarik maka akan muncul perasaan imbalance. Karena
dalam konsep balance theory kita (sebagai P) akan melihat perilaku atau kejahatan
orang lain sebagai obyek (O) juga memperharikan trait dan penampilan luar dari
orang tersebut (X) .
2. Cognitive Disonance
Teori ini dikemukakan oleh Leon Festinger pada tahun 1956, Disonansi selalu
terjadi dalam kaitan elemen-elemen kognitif yang saling berhubungan, elemen
kognitif yaitu hal-hal yang diketahui oleh seseorang tentang dirinya, tingkah lakunya
dan lingkungannya.
Faktor yang paling menentukan dalam elemen kognitif adalah realita. Elemen
kognitif berhubungan antara hal-hal yang dalam kejiwaan dan hal-hal yang ada
10. Fathul Lubabin Nuqul
Konsep dan Teori dalam Psikologi Sosial
59
dalam lingkungan. Pertama Hubungan yang tidak yaitu hubungan elemen kognitif
yang tidak saling terkait.
Kedua, Hubungan Disonan yaitu ketika hubungan antara elemen kognitif
terjadi suatu penyangkalan dari satu elemen yang diikuti oleh elemen yang lain.
Misalnya seorang kehujanan seharusnya basah tapi kenyataannya tidak basah,
hubungan disonan ini akan mengakibatkan perasaan tidak senang, janggal aneh,
yidak puas, penasaran yang membuat orang untuk bertindak mencapai hubungan
yang konsonan.
Ketiga, hubungan konsonan yaitu hubungan antara elemen-elemen kognitis
yang merupakan hubungan yang relevan antara dua elemen dan tidak terjadi
disonan. Misalnya; kena hujan maka basah. Hubungan konsonan ini akan
menimbulkan adanya perasaan puas senang, bahagia dan mengerti.
Disonan dapat terjadi karena beberapa sumber (Shaw & Costanzo, 1970):
1. Inkonsistensi logis. Contohnya keyakinan bahwa air membeku pada suhu 0
derajat celcius secara logis todak konsisten dengan keyakinan bahwa bahwa es
balok tidak akan mencair pada suhu 40 derajat celcius.
2. Nilai budaya. Kebudayaan seringkali menentukan apa yang disonansi dan
konsanan. Contoh makan dengan tangan di pesta di Eropa menimbulkan
disonansi, tetapi makan dengan tangan dalam suatu acara di Jawa dianggap
sebagai hal yang biasa (konsonan)
3. Pendapat umum. Disonansi dapat terjadi karena suatu pendapat yang dianut
orang banyak di paksakan kepada pendapat individu. Misalnya seorang remaja
yang senang bernyanyi lagu keroncong ini akan menimbulkan disonansi karena
11. Fathul Lubabin Nuqul
Konsep dan Teori dalam Psikologi Sosial
60
pendapat umum percaya bahwa keroncong hanya merupakan kegemaran orang-
orang tua
4. Pengalaman masa lalu. Contoh terdiri dari di bawah hujan tetapi tidak basah, hal
ini disonan karena tidak sesuai dengan pengalaman masa lalu.
Dari penyebab disonansi kognisi tersebut menunjukkan bahwa teori yang
dikemukakan oleh Festinger bukan teori merupakan teori kognitif murni, melainkan
teori yang eklektic (campuran). Misalnya disonansi karena pendapat umum dan
pengalaman masa lalu lebih condong kepada Behavioristik atau reinforcement
theory. Meskipun disonansi kognisi merupakan gejala yang universal tetapi, dalam
menjelaskan teori ini perlu kehati-hatian karena dimana disonansi kognisi dan taktik
apa yang digunakan untuk menguranginya tampaknya berbeda pada tiap budaya.
Dampak teori disonansi antara lain (West & Wiclund, 1980):
1. Pembuatan keputusan :
a. Mencari info baru yg mendukung keputusan
b. Adanya kepercayaan yang lebih mantap pada keputusan yang telah dibuat.
c. Arah keputusan sukar diubah.
2. Paksaan untuk mengalah, kalau perbuatan itu tak sesuai dengan kehendak
pribadi maka akan timbul disonan. Kadar disonan tergantung dari besar ganjaran
dan hukuman.
3. Ekspose info baru. Seseorang yang mengalami disonansi kognisi akan cenderung
mencari informasi baru sehingga disonan yang dia alami menjadi hilang.
12. Fathul Lubabin Nuqul
Konsep dan Teori dalam Psikologi Sosial
61
4. Dukungan sosial. Jika seseorang (A) beda pendapat dengan orang lain maka
akan timbul apa yang dimanakan lack of social support yg mengakibatkan
disonan pada diri A.
Seperti halnya kondisi tention dalam balance theory, Kondisi disonan yang
dialami seseorang umumnya tidak menyenangkan, sehingga orang harus
melakukan berbagai cara untuk mengurangi kejanggalan (disonance) tersebut.
Dengan berbagai cara seperti yang tersebut di atas. Kecenderungan melakukan
coping tersebut akan menguras energi tentunya. Orang yang terus menerus
mengalami disonansi kognisi akan terus menerus berusaha melakukan coping dan
lama-kelamaan jika dia kehabisan energi akan mengalami frustasi.
Seperti yang telah dikatakan di atas bahwa budaya berpengaruh terhadap
coping disonansi yang dilakukan oleh masyarakat. Misalnya orang Jawa (mewakili
bangsa tradisional) ketika menghadapi bencana dengan pasrah akan lebih wellfare
dibanding dengan bangsa lain (modern) yang menghadapi bencana dengan
memberontak. Karena mereka yang pasrah dengan gejala alam cenderung
konsistensi dalam berfikir tentang alam, berbeda dengan masyarakat modern yang
kurang aware dengan alam, sehingga kurang tanggap terhadap gejala alam.
F. Aplikasi Teori
Penerapan dari teori kognitif baiik balance theory maupun disonansi kognisi
dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku-perilaku beberapa kelompok orang
yang dianggap deviant oleh kelompok lain, misalnya pelaku Renternir, banyak
diantara mereka pelaku renternir mempunyai pengetahuan yang cukup tentang
13. Fathul Lubabin Nuqul
Konsep dan Teori dalam Psikologi Sosial
62
halal-haram apa yang mereka lakukan namun mereka tetap melakukan, meski
berlawanan dengan keyakinan.
Bagi para renternir hukum haram dari uang riba dan keluhan dari nasabah
yang merasa tercekik karena bunga pinjaman yang tinggi, merupakan keadaan
disonan (dalam konsep disonansi kognisi) atau tention (dalam konsep balance
theory). Beberapa hal yang membuat mereka para renternir bertahan adalah dengan
menurunkan keadaan disonan atau tention yang mereka alami, yaitu dengan
mencari dukungan social dan merekonstruksi sikap mereka terhadap nasabah, dari
orang yang menderita menjadi orang yang butuh uang. Bahkan bisa juga melakukan
pencucian uang dengan menyantuni anak yatim dan membangun masjid. Atau
mereka meninggalkan pekerjaan renternir tersebut.
Pola penurunan disonansi model di atas merupakan pola yang umum terjadi
tetapi sangat mungkin dari individu mempunyai cara yang khas dalam mengatasi
disosnansi kognisi dan tention tergantung dari bagaimana seseorang bersikap
terhadap perilaku renternir. Semakin negatiif sikap seseorang terhadap apa yang
dikakukan maka semakin tinggi disonan yang dialami dan akan semakin kuat usaha
untuk menurunkan tention atau disonansi kognisi.
G. Kritis Teori
Satu kelemahan dari Cognitive Theory adalah menyederhanaan (bahkan
mungkin terlalu sederhana) cara-cara dimana orang memproses informasi, sebuah
fenomana yang sebenarnya komplek. Dalam konsep psikologi kognitif pemrosesan
informasi hanya melalui proses sensasi, perhatian, persepsi dan mengingat kembali.
14. Fathul Lubabin Nuqul
Konsep dan Teori dalam Psikologi Sosial
63
Beberapa kasus perilaku manusia tidak melalui proses seperti yang kemukakan
dalam teori kognitif. Misalnya seseorang ayah yang menyelamatkan anaknya dari
kebakaran dia tidak mempunyai waktu untuk berfikir resiko dan bagaimana cara dia
menyelamatkan anaknya, dan ayah tersebut bukanlah pemadam kebakaran yang
profesional. Tetapi dengan nalurinya secepat kilat dia bergerak dan dia seakan
mempunyai power lebih untuk menyelamatkan anaknya.
Kekurangan lain adalah bahwa proses kognitif tidak bisa secara langsung
diobservasi secara langsung. Cognitive Theory harus menduga dari apa yang
dikatakan dan dilakukan oleh individu. Ini berarti menentukan pengetesan prediksi
teori dari Cognitive Theory terkadang sulit dilakukan.
Kekurangan yang lain dari konsep kognitif adalah pengabaian terhadap
pentingnya perkembangan emosi individu. Seperti diketahui bahwa emosi sangat
berpengaruh terhadap proses berfikir seseorang. Orang yang terlalu cemas akan
kehilangan kemampuan untuk berfikir sehat. Hal ini sejalan dengan proses kognitif
yang berpusat pada kinerja otak, begitu juga dengan kerja emosi berpusat pada otak,
sehingga psikologi kognitif hendaknya tidak mengesampingkan kerja emosi. Namun
secara umum Cognitive Theory merupakan pendekatan yang paling popular dan
paling produksi dalam Psikologi sosial.