2. Vaksin pentavalen tergolong program imunisasi dasar pemerintah dimana wajib diberikan kepada semua bayi di
Indonesia sesuai usia. Vaksin disediakan oleh pemerintah dan diberikan melalui puskesmas, posyandu, dokter
praktek, bidan, dan sarana kesehatan lainnya. Sealin pentavalen, imunisasi dasar yang lain meliputi BCG, polio, dan
campak.
Sejarah imunisasi di Indonesia diawali pada tahun 1956 dengan dimulainya imunisasi cacar (beda dengan cacar air
red) dimana berhasil mengeradikasi penyakit tersebut. DIlanjutkan dengan imunisasi BCG mulai tahun 1973 dan
DPT mulai tahun 1976. Imunisasi Polio mulai tahun 1981 dan campak 1982. Vaksin kombo (DPT-HB) mulai
digunakan tahun 2006 dan dilanjutkan dengan pentavalen tahun 2014. Jadi vaksin pentavalen kedudukannya
menggantikan vaksin kombo yang sekarang tidak ada lagi.
Pemberian vaksin pentavalen sama dengan vaksin kombo yaitu pada umur bayi 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan untuk
imunisasi dasar. Untuk imunisasi lanjutan vaksin pentavalen diberikan pada umur anak paling cepat 18 bulan sampai
3 tahun. Jadi total vaksin pentavalen diberikan sebanyak 4 kali dimana pemberian 1-3 di vastus lateralis (sisi luar
paha) kiri-kanan-kiri secara IM. Pemberian ke-4 diberikan di deltoid (lengan kanan atas) secara IM.
Vaksin pentavalen disimpan di lemari es bersuhu 2-8 derajat C da proses transportasi menggunakan cooling pack
(ingat cooling pack berisi air dingin, bukan berisi es). Vaksin tahan disimpan sampai tanggal kadaluarsanya atau
sepanjang indikator suhu pada vial (tanda kotak dikelilingi bulatan) warnanya masih aman (warna kotak tidak sama
atau lebih tua dari warna bulatan). Jika sudah dibuka sebaiknya digunakan dalam waktu 2 minggu.
Vaksin pentavalen hanya diberikan pada bayi yang belum pernah mendapat vaksin kombo. Apabila sudah
mendapatkan imunisasi kombo dosis pertama atau kedua, tetap dilanjutkan dengan pemberian vaksin kombo sampai
dosis ketiga. Bagi bayi dibawah 3 tahun yang belum mendapat vaksin kombo 3 dosis, dapat diberikan vaksin
pentavalen pada usia 18 bulan dan imunisasi lanjutan diberikan minimal 12 bulan dari vaksin pentavalen dosis
ketiga.
Kontraindikasi pemberian vaksin pentavalen meliputi adanya alergi atau hipersensitifitas terhadap komponen vaksin
(termasuk pengawetnya thimerosal), dan kejang atau kelainan saraf serius lainnya (kontraindikasi terhadap
komponen pertusis).
Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang dapat terjadi meliputi reaksi lokal seperti bengkak, nyeri, kemerahan,
dan demam.