2. Pendahulua
n
Tulang menjadi rentan infeksi ketika terjadi trauma (fraktur), ischemia atau adanya benda
asing pada tulang
Tulang sehat yang intact (tidak fraktur) kebal terhadap infeksi
Penanganan dengan tindakan bedah sebelum ditemukan obat antibiotic pada tahun
1940an (penicillin)
Terjadi peradangan akut maupun kronis yang memicu infeksi oleh organisme pyogenic
seperti mikrobakteri (staphylococcus aureua) dan jamur
Osteomyelitis merupakan infeksi serius pada tulang, diperkenalkan oleh Nelaton pada
tahun 1844
3. Epidemiolo
gi
Pada diabetes osteomyelitis sering disebabkan oleh kurangnya suplai darah (gangguan
imunitas lokal)
Osteomyelitis terjadi pada usia remaja sering diakibatkan oleh trauma dan pada usia
dewasa sering diakibatkan oleh decubitus ulcer dan infeksi joint arthroplasty
Osteomyelitis sering terjadi pada usia anak sampai dewasa, pada umumnya terjadi pada
tulang panjang
Lebih banyak terjadi pada pria, resiko meningkat seiring bertambahnya usia, penyakit
penyerta diabetes mellitus dan gangguan pembuluh darah perifer
Di Amerika terjadi 50.000 kasus osteomyelitis pada 675 Rumah Sakit per tahun
Insiden osteomyelitis 21.8 kasus per 100.000 orang per tahun
4. Patolo
gi
Bakteri staphylococcus aureus dapat
melekat pada tulang melewati
reseptor adhesin matrik tulang
seperti laminin, kolagen, fibronectin
dan sialoglycoprotein
Pada penelitian bakteri
staphylococcus juga dapat melekat
pada implant tulang
Bakteri staphylococcus mampu
menciptakan biofilm coating untuk
bertahan hidup pada intreselular
dan melindungi diri dari terapi
antibiotik
5. Metaphysis merupakan tempat yang paling
umum terjadi infeksi
Metaphysis adalah bagian akhir dari tulang
panjang dengan lapisan kortikal tipis dan
terdapat trabecular (spongy bone)
Suplai darah tulang melewati pertengahan
diaphysis menuju ke metaphyseal endplate
Menurunnya suplai darah pada metaphysis
dapat menimbulkan terbentuknya mikroba
dan terjadi infeksi
Infeksi memicu respon radang pada
jaringan tulang, radang menyebabkan
penumpukan nanah (bakteri, phagocytes
dan sel tulang yang rusak)
Penumpukan nanah menyebabkan
peningkatan tekanan intramedullary tulang
Peningkatan tekanan intramedullary dan
radang dapat merusak lapisan kortikal dan
periosteum
6. • Kerusakan pada lapisan periosteum dapat merusak pembuluh
darah menuntun kepada ischemia dan nekrosis
7. Perkembangan
Osteomyelitis
Tahap I : Terdapat tanda kerusakan
lokal/sistemik tanpa perubahan bentuk
tulang
Tahap II : terjadi kerusakan tulang
(suppuration) dan terbentuk nanah (pus)
ditunjukkan dengan subperiosteal abses
Tahap III : pada akhir minggu terjadi
nekrosis (kematian sel dan jaringan tulang)
dan terlepas (sequestra)
Tahap IV : pada akhir minggu ke 2 terjadi
kerusakan periosteum ditunjukkan dengan
terbentuknya involucrum (pembentukan
tulang baru tidak pada tempatnya)
Involucrum mengurung sequestra dan
nanah
Jika infeksi masih berlangsung maka terjadi
perforasi (lubang) sehingga sequestrum dan
nanah keluar dari tulang