3. NAFSU
NAFSU ada pada manusia setelah bercampur
JASAD dan RUH (7:172. 39:42)
JASAD + RUH = NAFSU
JASAD RUH (tidur) = TIDAK ADA NAFSU
RUH JASAD (mati) = TIDAK ADA NAFSU
Nafsu yang pertama ada adalah nafsu yang
mengakui Allah SWT sebagai Tuhan
7:172
惠愕悖 愕悖 惺 惆愆悖 愆 ル 悋ル ルルル惆
4. Fluktuatif
Kondisi jiwa manusia tidak pernah statik,
tapi dinamik (fluktuatif)
Saat dzikir menonjol nafsu akan tenang
13:28
Saat akal menonjol nafsu terombang-ambing
Saat syahwat menonjol nafsu tak terkawal
Mengawal jiwa sangat penting dalam
kehidupan muslim selamat dunia akhirat
5. RUH dan HAWA
Ruh
Allah SWT memuliakan ruh sehingga
menyandingkan ruh dengan DiriNya (32:9)
忰惘 (ruhNya)
Ini seperti pada kalimat 惡惠悋惠惺悋 (rumah
Allah Taala) dan 悋悸悋惠惺悋 (unta Allah
Taala)
Juga sebagai pemberitahuan bahwa ruh itu
adalah makhluk yang menakjubkan dan ciptaan
yang belum pernah ada sebelumnya
6. RUH dan HAWA
Hawa (悋 )
Berarti KEINGINAN: baik ataupun buruk
Mengikuti hawa berarti mengikuti apa saja
keinginannya, baik ataupun buruk, tanpa
batasan
Ia seperti BINATANG
Ada manusia yang menuhankan hawa-nya
(25:43, 45:23) 悋悒 (tidak ada yang sesuatu
yang diingini kecuali diikutinya)
7. Ruh Mendominasi Hawa (1)
Jika kondisi RUH kita dominan atas hawa:
Manusia akan ringan untuk beribadah,
berkorban, berjihad, dll
Hilanglah kemalasan untuk beribadah
Jiwanya menjadi tenang karena banyak
dzikrullah (13:28)
Mampu mencegah dari perbuatan keji dan
munkar (29:45)
8. Ruh Mendominasi Hawa (1)
Oleh karena itu, agar kondisi ini (ruh
dominan atas hawa) maka PERLU
MEMPERBANYAK DZIKRULLAH
Jiwa yang selalu tenang itu disebut dengan
悸悧愀悋 愕悋 (29:27-30)
9. 悸悧愀悋 愕悋
悋惺惠悋悒愕 惠悖愀悋悋忰悋惠 惘悖愕惺
(keadaan orang yang jiwanya tenang kepada Allah
Taala, sehingga ia menerima perintahNya dan
bertawakkal kepadaNya)
Jiwa yang tenang dan yakin: yakin bahwa Allah
adalah Tuhannya, maka ia tunduk kepadaNya
Jiwa yang meyakini dan tenang dengan pahala
Allah
Jiwa yang ridho dengan ketetapan Allah
10. 悸悧愀悋 愕悋
Jiwa ini, istiqamah di atas taubatnya hingga
akhir kehidupan, lalu menyusuli
kekurangannya dan tidak berkeinginan
untuk mengulangi dosa-dosanya, kecuali
ketergelinciran yang tidak dapat dihindari
kecuali oleh para Nabi
Ia dapat juga tidak terlepas dari perlawanan
hawa nafsu tetapi serius dalam melakukan
mujahadah dan menentangnya
11. Panggilan Mulia
Panggilan oleh malaikat dengan ungkapan seperti
pada ayat-ayat dilakukan 2 kali: menjelang ajal
dan saat dibangkitkan dari kubur
Allah memanggil dengan panggilan yang sangat lembut
dan mulia
Tempat kembali (rumahnya): di sisi Allah + kepuasan
Kawan-kawannya: hamba-hamba Allah
Masuk sorga
12. Wafatnya Ibnu Abbas
Saat Ibnu Abbas wafat di Thaif, terbanglah
makhluk yang tidak pernah terlihat sebelumnya
berbentuk seperti Ibnu Abbas. Makhluk itu masuk
ke dalam katilnya dan tidak pernah kelihatan lagi
keluar dari padanya. Ketika jenazah Ibnu Abbas
diletakkan di dalam liang kuburnya, terdengarlah
ada yang membaca ayat tersebut di pinggir
kurubnya tanpa ada yang mengetahui siapa yang
membacanya (Ibnu Abu Hatim)
13. Abu Hasyim
Dalam buku Kitabul Ajaib (Ibnul Mundzir al-Harawi)
disebutkan:
Abu Hisyam (Qabbats bin Razin) menceritakan: kami
ditawan di negeri Romawi dan mengumpulkan semua
tawanan, serta menawarkan agamanya. Siapa yang
menentang, dipenggal kepalanya. Sudah tiga yang murtad.
Saat dipenggal yang keempat, kepalanya dilempar ke
sungai. Semula tenggelam lalu mengambang, memandang
semua kawan yang telah murtad, memanggil satu per satu,
lalu membacakan ayat-ayat tersebut, lalu tenggelam lagi.
Hampir semua orang nasrani masuk Islam dan bertobatlah
ketiga temannya itu. Khalifah Abu Jafar al-Mansur
mengirim pasukan untuk membebaskan mereka
14. Doa Memohon Jiwa yang Tenang
惡 悋愕 悖リ鰍悖 悒 悋惡 悗惠 悸悧愀 悋悧
惡 惺惠 悋悧惷惡 惷惘惠悋悧愀惺
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon
kepadaMu jiwa yang tenang kepadaMu, yakin
dengan pertemuanMu, ridho dengan
ketetapanMu, dan qanaah dengan
pemberianMu
15. Dzikir dalam Semua Kondisi
3:191 mengarahkan agar dzikir dalam
segala kondisi (berdiri, duduk, berbaring)
Kedudukan dzikir
1. Bahan dan jalan untuk mencapai kebahagiaan
(悋惡愕 悸悋惆惺悋愕 悸悋惆)
2. Benteng dari godaan syaitan dan bisikannya
( 愕愕 悋愀ル悋愆 悋惠惺慍 惺 愕悋 惶忰惠 )
3. Senjata dan perisai mumin ( 悴 悗悋 忰悋愕惠 )
16. RUH HAWA Sama Dominan
Ada dua keadaan
1. Ia menempuh jalan istiqamah dan induk-induk ketaatan
dan meninggalkan semua dosa besar, tetapi tidak dapat
terlepas dari dosa-dosa yang membelitnya, meskipun dia
tidak sengaja melakukannya, lalu menyesalinya
2. Bertahan di atas istiqamah tapi beberapa saat kemudian
dikalahkan oleh syahwat dalam sebagian dosa sehingga
dia melakukannya secara sengaja dan dengan syahwat
karena ketidakmampuan mengalahkan syahwat, tapi ia
tetap tekun melakukan ketaatan
17. 悸悋愕悋悋
Keadaan 1 disebut NAFSU LAWWAMAH
(jiwa yang selalu mencela berbagai keadaan
tercela yang tidak disengaja) 75:2
Tingkatannya di bawah nafsu muthmainnah
Ia mesti memperbanyak kebaikan agar
memperberat timbangan amal baiknya
53:32 setiap dosa kecil yang tidak disengaja
disebut lamam yang dimaafkan
18. 悸悋愕悋悋
Allah tetap memuji jiwa ini sekalipun
mereka menganiaya diri sendiri (3:135)
Sabda Nabi SAW
悖 悄 悸惡悋愕悗悋悋悋リ悖 ル 悋悋忰
Mumin itu seperti benih, kadang kembali
lurus dan kadang condong (HR Ibnu Yala
dan Ibnu Hibban)
19. 悸悋愕 愕
Keadaan 2 disebut 悸悋愕 愕 (jiwa yang selalu
menggoda) 9:102
Ia berada di tepi antara nafsu yang di atas, dengan
nafsu yang di bawah (akan dijelaskan kemudian)
Ketekunannya dalam ketaatan dan kebenciannya
terhadap dosa menimbulkan harapan taubatnya diterima
Allah
Penundaan taubat akan sangat berbahaya, jika sebelum
bertaubat sudah dicabut nyawanya
Jika syahwatnya terus menguasainya, maka ia jatuh
nafsu yang rendah
20. HAWA Mendominasi RUH
Mungkin pernah bertaubat, tapi sesaat
kemudian kembali melakukan dosa atau
banyak dosa tanpa berhasrat untuk bertaubat,
tanpa menyesali perbuatannya, bahkan
tenggelam dalam dosa (25:43, 45:23)
Jiwa ini disebut 愕悋 悋惘悖悋 愕悋悄 (jiwa yang
selalu memerintahkan kejahatan), yang lari
dari kebaikan
21. Didustakan atau Dibunuh
Inilah perilaku Bani Israil:
Setiap datang seorang rasul kepada mereka
dengan membawa apa yang tidak diingini oleh
hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari
rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian
yang lain mereka bunuh (2:87, 5:70)
Hawa nafsu yang mendominasi mereka
membuat mereka sombong dan ingkar lalu
mendustakan atau membunuh
22. Potensi Suul Khatimah
Jiwa ini dikhawatirkan menemui suul-
khatimah dan urusannya terserah Allah
Jika diakhiri dengan keburukan maka menjadi
orang yang celaka selama-lamanya
Jika diakhiri dengan kebaikan hingga mati di
atas tauhid, maka masih punya penantian
dibebaskan dari neraka sekalipun setelah
beberapa waktu, dan tidak mustahil termasuk
dalam pengampunan umum disebabkan oleh
hal tersembunyi yang tidak kita ketahui
23. Mujahadah
Agar jiwa tetap berada dalam kondisi
muthmainnah, mesti ada kesadaran yang
terus-menerus (悧 惆 惡惠悒 )
Ini memerlukan dzikir yang juga terus-
menerus ( ル悵 悧 惆) dengan dibarengi
keyakinan akan dampak dan manfaat dzikir
Ini tidak mudah, mesti dengan
MUJAHADAH