Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VIIA dalam mengungkapkan monolog deskriptif secara lisan dengan menggunakan sistem pembelajaran ICARE. Sistem ini mencakup lima tahap yaitu memperkenalkan, menghubungkan, menerapkan, merefleksikan, dan memperluas. Hasilnya menunjukkan peningkatan kemampuan siswa dalam mengungkapkan monolog deskriptif secara lisan dengan pen
1 of 15
Downloaded 33 times
More Related Content
8. hartoyo
1. MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGUNGKAPKAN
MONOLOG DESCRIPTIVE LISAN SEDERHANA YANG BERTERIMA
SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 JABON
MENGGUNAKAN SISTIM ICARE
Hartoyo
Abstrak: Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan keterampilan mengungkapkan monolog Descriptive
sederhana yang berterima bagi siswa kelas VIIA di SMP Negeri 2 Jabon
Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini sebagai jawaban dari kesulitan guru bahasa
Inggris ketika membelajarkan siswa pada siklus lisan. Pelaksanaan (PTK) ini
menggunakan tiga siklus dengan menerapkan pembelajaran monolog
Descriptive lisan sederhana yang berterima menggunakan sistim ICARE. Sistim
ICARE dilaksanakan melalui lima tahap yaitu, Introduce (Kenalkan), Connect
(Hubungkan), Apply (Terapkan), Reflect (Refleksikan) dan Extend (Perluaslah)
pada bahasan Personal Descriptive untuk mendiskripsikan orang-orang
terkenal dengan kriteria penilaian meliputi permahaman kosa kata, pengucapan,
kelancaran dan ketepatan menggunakan struktur kalimat.
Hasil analisis data yang diperoleh secara kualitatif dan secara kuantitaif
menunjukkan bahwa dengan menggunakan sistim ICARE, dapat meningkatkan
keterampilan siswa mengungkapkan monolog descriptive lisan sederhana yang
berterima, hal ini ditandai dengan: (1) meningkatnya keterampilan siswa
mengungkapkan monolog descriptive sederhana, (2) meningkatnya kemampuan
siswa didalam menggunakan bahasa Inggris lisan yang beterima dengan
pengucapan yang relatif tepat, pada umumnya lancar dan menggunakan
struktur kalimat yang tepat, (3) meningkatnya keberanian siswa dalam
mengungkapkan monolog descriptive sederhana.
Abstract: The class action research is as an effort to increase the students skill
to express the simple descriptive monolog literally of the students class VIIA
SMP Negeri 2 Jabon, Sidoarjo region. This is as a solution of the difficulties of
the English teacher to teach the students in oral learning activity. It used three
cycles of the classroom action research. The ICARE system is used in this
learning activities, that consists of five components, Introduce, Connect, Apply,
Reflect and Extend. The learning topic is The Personal Description to describe
famous people using English literary proficiency.
The finding in qualitative approach and quantitative approach show that the
ICARE system could increase the students skill to express the simple
descriptive monolog orally in terms of: (1) increasing of the students skills to
express the simple descriptive monolog, (2) improving the students ability to
use spoken English literary proficiency dealing with the correct pronunciation,
structure and fluently and (3) increasing the students self confident.
Key words: Monolog Descriptive Lisan Sederhana yang berterima, Sistim
ICARE
Hartoyo, Kepala SMP Negeri 2 Jabon Kabupaten Sidoarjo 1
2. Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan upaya untuk menjawab kesulitan yang
penulis alami ketika membelajarkan siswa bahasa Inggris yaitu bagaimana cara
membelajarkan siswa mengungkapkan bahasa tersebut secara lisan dan berterima. Pada
umumnya siswa kurang mampu mengungkapkan bahasa lisan. Beberapa cara sudah
dilakukan penulis antara lain menambah waktu belajar khusus berbicara pada setiap hari
sabtu melalui ekstrakurikuler conversation, siswa diberi tugas untuk belajar menggunakan
bahasa lisan di sekolah atau di rumah secara berkelompok tetapi hasilnya masih kurang
memuaskan karena masih 40% siswa belum terampil mengungkapkan bahasa Inggris
secara lisan, sedangkan 60% lainnya mampu mengungkapkan dengan frekuensi rata-rata
dua sampai dengan tiga kalimat saja dan dengan cara menghafalkan tulisan.
Untuk itu penulis mencoba menerapkan sistim ICARE yang dianggap strategi ini akan
mampu membuat siswa aktif dan interaktif mengungkapkan bahasa Inggris secara lisan
yang berterima. Fenomena lain yang terkait didalam membelajarkan siswa adalah guru
belum terbiasa melakukan pembelajaran secara kreatif dan inovatif dengan menggunakan
sistim ICARE. Untuk itu selama proses pembelajaran cara-cara guru didalam menerapkan
aktivitas pembelajaran perlu juga dikaji. Sedangkan pokok bahasan yang diambil dari
Standar Isi Bahasa Inggris SMP adalah Monolog Descriptive tentang Personal Description
dan sub bahasan Humans Face yang terkait Possessive Pronoun, his dan her, Humans
Body yang terkait dengan Pronoun as Subject, He dan She, dan kata kerja wears yang
diikuti dengan kata benda tentang pakaian, sebagai fungsi sosial untuk mendiskripsikan
orang-orang terkenal.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: (1). Meningkatkan
keterampilan mengungkapkan monolog descriptive lisan sederhana yang berterima siswa
Hartoyo, Kepala SMP Negeri 2 Jabon Kabupaten Sidoarjo 2
3. kelas VIIA SMP Negeri 2 Jabon menggunakan sistim ICARE. (2). Meningkatnya
kemampuan siswa didalam menggunakan bahasa Inggris lisan yang beterima dengan
pengucapan yang relatif tepat, lancar dan menggunakan struktur kalimat yang tepat.
(3). Meningkatkan rasa percaya diri siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Jabon dalam
mengungkapkan bahasa Inggris lisan. (4). Meningkatkan keterampilan guru dalam
membelajarkan siswa mengungkapkan bahasa Inggris lisan khususnya monolog
descriptive lisan sederhana yang berterima menggunakan sistim ICARE.
Hasil penelitian ini setelah diterapkan akan bermanfaat bagi para guru yang ingin
mengembangkan teknik pembelajaran menggunakan sistim ICARE dalam upaya
meningkatkan keterampilan mengungkapkan bahasa Inggris secara lisan dan
berterima.Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian di
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris Kabupaten Sidoarjo sebagai
salah satu pembaruan model pembelajaran Bahasa Inggris lisan yang berterima.
Metode
Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pendekatan
kualitatif, sebab penelitian ini dilakukan terjadi permasalahan pembelajaran di kelas.
Permasalahan ini ditindak lanjuti dengan cara menguji coba sebuah model pembelajaran
yang kemudian direfleksi, dianalisis dan dilakukan uji coba kembali dari siklus ke siklus
berikutnya.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, model Stephen Kemmis dan Mc.
Taggart (1998), model ini menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dari
rencana, tindakan, pengamatan, refleksi dan perencanaan kembali yang merupakan dasar
untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah.
Hartoyo, Kepala SMP Negeri 2 Jabon Kabupaten Sidoarjo 3
4. Subyek yang dikenai tindakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMP
Negeri 2 Jabon Kabupaten Sidoarjo, dengan jumlah 36 siswa. Penelitian ini dilakukan
dalam waktu tiga bulan yang dibagi dalam 3 siklus dengan prosedur penelitian masing-
masing terdiri atas (1) rencana tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan (4)
refleksi. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui (1) observasi
partisipatif yang dilakukan oleh mitra kerja peneliti selama tindakan dilaksanakan untuk
mengetahui efektivitas dan eksistensi penerapan pembelajaran monolog descriptive
menggunakan sistim ICARE. (2) Angket siswa, dipergunakan untuk mengklarifikasi hasil
observasi dan untuk mengetahui peningkatan rasa percaya diri siswa secara pribadi.
(3) Dokumen Nilai selama proses pembelajaran dipergunakan untuk mengetahui
peningkatan keterampilan siswa selama proses pembelajaran dan (4) Dokumen Penilaian
Individu siswa. Nilai ini dipergunakan untuk mengetahui atau mengukur peningkatan
keterampilan siswa setelah mengikuti pembelajaran.
Analisis data dilakukan secara kualitatif diambil dari hasil pengamatan observer selama
pelaksanaan tindakan dan hasil angket siswa dipergunakan untuk klarifikasi hasil observasi
yang dilakukan guru sekaligus untuk mengetahui peningkatan rasa percaya diri siswa.
Sedangkan dokumen nilai proses pembelajaran dan penilaian individu dianalisa secara
kuantitatif berdasarkan kriteria penilaian berbicara.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam tiga siklus. Pada setiap tahapan siklus
diupayakan akan terjadi aktivitas pembelajaran menggunakan sistim ICARE secara efektif.
Dari hasil penelitian dapat membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan sistim ICARE
Hartoyo, Kepala SMP Negeri 2 Jabon Kabupaten Sidoarjo 4
5. dapat meningkatkan keterampilan siswa mengungkapkan monolog descriptive lisan
sederhana yang berterima siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Jabon. Langkah-langkah
pembelajaran dari setiap siklus terlihat sebagai berikut. Siklus 1, sebelum melaksanakan
tindakan guru menyusun rencana pembelajaran bersama tim peneliti yang terdiri dari
peneliti dan dua orang observer selaku anggota menyusun rencana pembelajaran monolog
descriptive lisan sederhana yang berterima menggunakan sistim ICARE. Pada tahap
pengenalan (Introduce) guru melakukan observasi kelas mengenai jumlah dan tatanan
ruang atau susunan bangku siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran dan keterkaitan
dengan fungsi sosial pembelajaran (life skills) untuk kehidupan sehari-hari, melakukan
pengecekan kehadiran siswa dan memberi semangat belajar siswa. Pada tahap kedua
(Connect) guru melakukan curah pendapat tentang warna dengan cara menanyakan
macam-macam warna melalui benda yang ditunjuk, kemudian melakukan klarifikasi
pengentahuan siswa tentang warna tersebut dengan cara bertanya kepada beberapa siswa
secara acak. Disamping itu guru juga melakukan penguatan pengetahuan siswa dengan
mengkondisikan siswa secara berpasangan saling bertanya tentang warna. Kemudian guru
melakukan curah pendapat tentang warna rambut, kulit dan mata dan mengkaitkan
Possessive Pronoun his and her dengan menyebutkan macam dan jenis rambut, kulit dan
mata berdasarkan siswa yang didiskripsikan. Tahap ke tiga (Apply), guru mendiskripsikan
seorang siswa dan siswa yang lain menirukan model guru dengan saling mendiskripsikan
satu sam lain. Untuk mempermudah siswa mendiskripsikan seseorang maka guru
mengajak siswa menyebutkan kembali hal-hal esensi untuk dideskripsikan dan ditulis
dalam clue-clue atau berupa peta konsep pada tahap refleksi (Reflect) pada tahap ini siswa
diberi kesempatan mencatat hal-hal yang penting dalam dokumen pribadi mereka. Pada
Hartoyo, Kepala SMP Negeri 2 Jabon Kabupaten Sidoarjo 5
6. tahap Extend, siswa belajar bersosial dalam kelompok empat orang, setiap kelompok
diberi gambar orang yang harus dideskripsikan dan diberi kriteria dan alat penilaian proses
untuk mengetahui seberapa jauh siswa sudah terampil mengungkapkan monolog
descriptive untuk mendeskripsikan orang selama proses pembelajaran, bagi siswa yang
belum mencapai kompetensi dalam penilaian proses ini mereka harus mengikuti
pembelajaran remedial dengan tutor sebaya yang dilanjutkan dengan penilaian individu.
Pembelajaran pada siklus II dilakukan sebagai berikut. Sebelum guru melakukan
pembelajaran di kelas, guru menyusun persiapan dengan berkolaborasi dengan tim
penelitian. Pada siklus II ini rencana pembelajaran mengambil topik tentang Humans
body description. Target kosakata/ kalimat yang harus diungkapkan dalam monolog
descriptive pada siklus ini sejumlah 5 kalimat dan perbaikan pengucapan pada kata
describe, kata jadian warna semu, penggunaan tobe are, dan penambahan kriteria
penilaian pada kompetensi linguistik. Pada awal pembelajaran guru melakukan observasi
kelas mengenai susunan bangku di kelas. Di siklus II ini siswa dibagi dalam kelompok
sepuluh agar mudah untuk dipantau selama proses pembelajaran. Peneliti juga mengajak
siswa berdoa, melakukan pengecekan kehadiran siswa, memberi semangat belajar siswa,
dan melakukan review pembelajaran berkaitan dengan deskripsi wajah seseorang, agar
siswa dapat merecall atau mengkaitkan kembali pengetahuan atau keterampilan yang
sudah didapatkan pada siklus I, dengan menggunakan poster/gambar yang cukup besar dan
dapat diamati siswa yang duduk dibagian bangku belakang. Beberapa siswa diminta untuk
mendemonstrasikan kembali keterampilan mengungkapkan monolog descriptive dengan
mendiskripsikan gambar wajah orang yang terkenal. Pada langkah pertama dalam
pembelajaran guru memperkenalkan (Introduce) tujuan pembelajaran dan keterkaitan
Hartoyo, Kepala SMP Negeri 2 Jabon Kabupaten Sidoarjo 6
7. dengan fungsi sosialnya. Langkah berikutnya (Connect) guru melakukan curah pendapat
tentang kata sifat yang dipergunakan untuk mendiskripsikan tubuh manusia misalnya,
short, tall, fat, thin dan sebagainya, dilanjutkan dengan melakukan klarifikasi pengetahuan
siswa tentang kata sifat yang dipergunakan untuk mendiskripsikan tubuh manusia, melalui
permainan tanya jawab, arti kata atau lawan kata. Pada langkah Apply guru memodelkan
kata ganti subyek He dan She dengan mengkaitkan beberapa kata sifat berdasarkan
siswa yang didiskripsikan, kemudian diikuti semua siswa melakukan model guru satu
sama lain saling mendiskripsikan postur tubuh mereka. Pada tahap refleksi (Reflect), guru
melakukan curah pendapat tentang hal-hal yang harus dideskripsikan dengan cara
menambahkan clues pada peta konsep, sehingga jumlah clue dari 5 (diskripsi wajah)
ditambah 3 (diskripsi postur tubuh) dan 2 kalimat menggunakan kata kerja wears
dikaitkan dengan kata benda yang berhubungan dengan pakaian maka jumlah clue menjadi
10. Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk mencatat hal-hal yang penting dalam
pembelajaran. Pada tahap Extend guru mengkondisikan siswa untuk berlatih dalam
kelompok untuk mendiskripsikan orang berdasarkan gambar dengan menggunakan 10
clues. dan memberi penjelasan ulang tentang kriteria penilaian. Guru melakukan penilaian
proses dengan memilih ketua kelompok sebagai koordinator penilai. Guru juga memberi
kesempatan siswa untuk berlatih mendiskripsikan orang-orang terkenal berdasarkan
gambar secara acak sebelum melakukan penilaian individu.
Pada siklus 3 ini, berdasarkan hasil paparan analisis dan refleksi pada siklus II bahwa
pada umumnya siswa telah mencapai Discourse Competence untuk aktivitas pembelajaran
bahasa Inggris lisan, dan menunjukkan kemampuan mengungkapkan monolog descriptive
lisan sederhana yang berterima meningkat, dimana unsur-unsur kompetensi pendukungnya
Hartoyo, Kepala SMP Negeri 2 Jabon Kabupaten Sidoarjo 7
8. pada umumnya telah dikuasai siswa, maka tim penelitian sepakat pada siklus III dirancang
untuk membelajarkan siswa 10 siswa yang tidak hadir dan 2 siswa yang belum siap diuji
secara individu pada siklus II. Agar seluruh siswa ikut belajar maka pembelajaran
monolog descriptive lisan sederhana yang berterima menggunakan sistim ICARE
dilakukan menggunakan tutor sebaya. Seperti pada siklus-siklus yang lalu, sebelum guru
melaksanakan tindakan guru dengan tim penelitian menyusun rencana pembelajaran.
Sebelum pembelajaran dimulai guru melakukan observasi kelas mengenai jumlah dan
tatanan ruang atau susunan bangku siswa, mengajak siswa berdoa kemudian melakukan
pengecekan kehadiran siswa, melakukan pembelajaran sikap dan memberi semangat
belajar siswa. Pada siklus III pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut. Sebelum pembelajaran dimulai guru membagi kelas menjadi empat kelompok
dengan mengkondisikan 10 siswa yang tidak hadir dan 2 siswa yang belum siap diuji pada
siklus II dibagi rata pada masing-masing kelompok, dan menentukan ketua kelompok dan
beberapa tutor sebaya yang bertanggung jawab tentang keberhasilan siswa yang tidak
hadir pada siklus II. Guru melakukan review pembelajaran yaitu mendeskripsikan wajah
seseorang, dengan menggunakan poster/gambar yang cukup besar dan dapat diamati siswa
yang duduk dibagian bangku belakang. Beberapa siswa diminta mendemonstrasikan
kembali mengungkapkan monolog descriptive dengan mendiskripsikan gambar wajah
beberapa orang terkenal seperti artis, pahlawan, pemimpin negara dan sebagainya. Pada
tahap Introduce, guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan fungsi sosialnya dan
menjelaskan bahwa pembelajaran ini masih berkaitan dengan monolog descriptive dengan
topik lanjutan The Humans Body description. Berikutnya guru melakukan curah pendapat
tentang kata sifat yang dipergunakan untuk mendiskripsikan tubuh manusia misalnya,
Hartoyo, Kepala SMP Negeri 2 Jabon Kabupaten Sidoarjo 8
9. short, tall, fat, thin dan sebagainya. Melalui tutor sebaya pada tahap Connect guru
melakukan klarifikasi pengetahuan siswa tentang kata sifat yang dipergunakan untuk
mendiskripsikan tubuh manusia, dengan permainan tanya jawab, arti kata atau lawan kata.
Pada tahap Apply Guru memodelkan kata ganti subyek He dan She dengan
mengkaitkan beberapa kata sifat berdasarkan siswa yang dideskripsikan. Yang diikuti para
siswa melakukan model guru satu sama lain saling mendiskripsikan postur tubuh mereka.
Pada tahap Reflect, guru melakukan curah pendapat tentang hal-hal esensi yang harus
didiskripsikan dengan cara menambahkan clues pada peta konsep, sehingga jumlah clue
dari 5 (diskripsi wajah) ditambah 3 (diskripsi postur tubuh) ditambah dengan dua kalimat
yang menggunakan kata kerja wears sehingga menjadi 10 clues. Di tahap extend, guru
mengkondisikan siswa untuk berlatih dalam kelompok yang dipandu oleh tutor sebaya,
untuk mendiskripsikan orang berdasarkan gambar dengan menggunakan 10 clues,
disamping itu tutor sebaya memberi penjelasan ulang tentang kriteria penilaian. Aktivitas
dilanjutkan dengan melakukan penilaian proses pembelajaran. Ketua kelompok sebagai
koordinator penilai dan melaporkan kepada guru tentang keberhasilan siswa dalam
kelompok dan penilaian individu. Agar siswa lebih bersemangat maka aktivitas ini
dilakukan di luar kelas dengan diberi motivasi diperbolehkan duduk bagi siswa yang sudah
siap diuji secara individu.
Penelitian ini telah membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan sistim ICARE
dapat meningkatkan keterampilan siswa SMP Negeri 2 Jabon untuk mengungkapkan
monolog descriptive lisan sederhana yang berterima. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan
observer sebagai berikut. Pada siklus 1 (a) diawal pembelajaran siswa terlihat sangat
senang dan antusias mendengarkan guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan manfaat
Hartoyo, Kepala SMP Negeri 2 Jabon Kabupaten Sidoarjo 9
10. pembelajaran monolog descriptive yang dapat dipergunakan untuk mendiskripsikan orang-
orang yang dicari atau orang-orang terkenal. Begitu juga selama proses pembelajaran
menggunakan sistim ICARE dan tanya jawab secara berpasangan, sehingga pada siklus I
kompetensi sikap siswa dapat dicapai. (b) Pada umumnya siswa mampu mengungkapkan 5
(lima) bagian wajah yang dideskripsikan. Hasil analisa angket siswa disimpulkan bahwa
selama proses pembelajaran sampai dengan penilaian, langkah-langkah yang dilakukan
guru sesuai dengan rencana pembelajaran. Hal ini dapat diperoleh dari 34 siswa memberi
centangan ya pada urutan proses pembelajaran sampai dengan penilaian. Pada hasil
pembelajaran seluruh siswa menyatakan pembelajaran tersebut menyenangkan, membuat
mereka percaya diri, mereka lebih sering mengungkapkan dengan bahasa mereka sendiri
dan siswa merasa keterampilan mengungkapkan bahasa Inggris lisan meningkat.
Sedangkan hasil penilaian keterampilan mengungkapkan monolog descriptive lisan secara
berterima didapatkan data dari dokumen nilai sebagai berikut. (1) Data penilaian proses
yang dilakukan siswa dalam kelompok. Jumlah siswa yang di kelas VIIA adalah 37 (tiga
puluh tujuh) siswa. Yang tidak hadir sejumlah 3 orang sehingga yang hadir dalam
penelitian ini sejumlah 34 (tiga puluh empat) siswa. Secara kuantitatif hasil belajar siswa
tentang monolog descriptive menggunakan sistim ICARE dapat dipaparkan sebagai
berikut. (a) Rata-rata skor pemahaman : 1266 : 34 = 37,2. Artinya bila dikonversikan
dengan kriteria penilaian monolog descriptive pada siklus I, maka siswa rata-rata terampil
mengungkapkan lebih dari 4 sampai dengan 5 kalimat. Sehingga pada pembelajaran yang
akan datang perlu ditingkatkan jumlah kosa kata/kalimatnya. (b) Rata-rata skor
pengucapan : 780 : 34 = 22,9. Perolehan nilai pada pengucapan bila dikonversikan dengan
kriteria penilaian monolog descriptive pada siklus I pada aspek pengucapan maka siswa
Hartoyo, Kepala SMP Negeri 2 Jabon Kabupaten Sidoarjo 10
11. cukup sering melakukan kesalahan pengucapan, untuk itu perlu perbaikan pada aktivitas
pembelajaran yang akan datang. (c) Rata-rata skor kelancaran : 535 : 34 = 15,73. Data
hasil penilaian kelancaran ini bila dikonversikan dengan kriteria penilaian monolog
descriptive pada siklus I, artinya siswa pada umumnya cukup lancar didalam
mengungkapkan monolog descriptive lisan. Untuk mencapai hasil yang optimal maka
siswa perlu latihan lebih intensif. (2) Data penilaian individu yang dilakukan guru
diperoleh data sebagai berikut. (a) Rata-rata skor pemahaman : 1295 : 34 = 38,08.
Terdapat selisih 0,88 dengan penilaian siswa tetapi hal ini tidak menimbulkan kesenjangan
karena bila dikonversikan dengan kriteria nilai maka kemampuan siswa mengungkapkan
rata-rata berkisar lebih dari 4 kalimat atau mendekati 5 kalimat. Sehingga pada
pembelajaran yang akan datang perlu ditingkatkan jumlah kosa kata/kalimatnya. Rata-rata
skor pengucapan : 726 : 34 = 21,35, terdapat selisih 1,54. Bila dikonversikan dengan
kriteria nilai artinya siswa cukup sering melakukan kesalahan pengucapan, untuk itu perlu
perbaikan pada aktivitas pembelajaran yang akan datang dan selisih angka ini tidak
menimbulkan perbedaan antara data siswa dibandingkan data guru. (c) Rata-rata skor
kelancaran : 690 : 34 = 20,2 terdapat selisih 4,56. Hasil penilaian pada aspek kelancaran
terdapat perbedaan antara hasil penilaian siswa dibanding penilaian guru. Menurut data
penilaian siswa diperoleh rata-rata nilai 15,73 bila dikonversikan dengan kriteria nilai
artinya siswa pada umumnya cukup lancar didalam mengungkapkan monolog descriptive
lisan, tetapi berdasarkan data penilaian guru diperoleh rata-rata nilai 20,2, artinya siswa
pada umumnya lancar didalam mengungkapkan monolog descriptive lisan. Pada siklus II
dan III hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
Hartoyo, Kepala SMP Negeri 2 Jabon Kabupaten Sidoarjo 11
12. Secara kualitatif seluruh siswa menyatakan bahwa selama pembelajaran
menggunakan sistim ICARE ini menyenangkan, membuat mereka percaya diri, siswa lebih
sering mengungkapkan dengan bahasa mereka sendiri dan siswa merasa keterampilan
mengungkapkan bahasa Inggris lisan mereka meningkat. Rekapitulasi penilaian
kompetensi siswa dijelaskan sebagai berikut:
Rekapitulasi Hasil Penilaian Siswa Selama Tiga Siklus
Penilaian Proses Pembelajaran Penilaian Individu
NO SIKLUS
A B C D A B C D
1 I 37,2 22,9 15,73 - 38,08 21,35 20,2 -
2 II 39,1 15,7 14,70 15,3 38,8 18,16 17,08 19,33
3 III 38,44 16,22 15,00 16,77 38,50 17,66 15,61 17,88
Rata-rata 38,24 18,27 15,14 16,03 38,46 19,05 17,63 18,60
Rekapitulasi Hasil Penilaian Siswa Selama Tiga Siklus
Berdasarkan Kriteria Penilaian
PENILAIAN PROSES PEMBELAJARAN PENILAIAN INDIVIDU
Aspek Nilai Diskripsi Aspek Nilai Diskripsi
A 38,24 Mampu mengungkapkan 9 s.d. A 38,46 Mampu mengungkapkan 9 s.d. 10
10 kalimat kalimat
B Kadang-kadang s.d. tidak pernah B 19,05 Kadang-kadang s.d. tidak pernah
18,27 salah dan pengucapannya jelas salah dan pengucapannya jelas
C 15,14 Cukup lancar s.d. sangat lancar C 17,63 Lancar s.d. sangat lancar
D 16,03 Kadang-kadang s.d. tidak pernah D 18,60 Kadang-kadang s.d. tidak pernah
salah salah
Catatan:
A= aspek pemahaman(Kosa kata)
B= aspek Pengucapan
C= aspek Kelancaran
D=aspek struktur
Kesimpulan dan saran
Pembelajaran bahasa Inggris mengungkapkan monolog descriptive lisan sederhana
yang berterima menggunakan sistim ICARE, dilakukan melalui lima tahapan pembelajaran
yaitu (1) Introduce (Perkenalkan), pada tahap ini guru memperkenalkan tujuan
pembelajaran dan fungsi-fungsi sosial (lifeskills) yang terkait dalam proses pembelajaran.
Guru memberikan permainan sederhana yang bertujuan untuk membangkitkan semangat
siswa dalam belajar. (2) Tahap kedua, Connect (Hubungkan), guru berupaya untuk
Hartoyo, Kepala SMP Negeri 2 Jabon Kabupaten Sidoarjo 12
13. menghubungkan tujuan dan topik bahasan dengan sesuatu yang bermakna dalam
kehidupan nyata. Pada pembelajaran monolog descriptive ini guru melakukan dengan cara
bertanya langsung kepada siswa tentang sifat, warna, keadaan, bentuk dan sebagainya
yang mendukung untuk mendiskripsikan sesuatu berkaitan dengan topik bahasan. (3) Pada
tahap Apply (Terapkan), siswa mencoba untuk menerapan pengetahuannya seperti
mengungkapkan bagian-bagian wajah, bagian tubuh dan sebagainya melalui tanya jawab,
atau bermain kuis. Pada aktivitas ini guru dapat memodelkan satu atau dua contoh wacana
descriptive. (4) Tahap berikutnya adalah Reflect (Refleksikan), langkah ini guru
membantu siswa menentukan hal-hal esensi yang diungkapkan seperti berupa clue-clue
yang menjadi bahan catatan atau dokumen siswa. (5) Melatih siswa mendiskripsikan
sesuatu dalam kelompok dan melakukan penilaian proses pembelajaran merupakan
tahapan Extend (Perluaskan), dalam tahapan ini memungkinkan siswa mengelaborasi
pengetahuannya dengan hal-hal yang bermakna dalam kehidupan, tahap ini sering
memunculkan ide-ide kreatif siswa
Pembelajaran menggunakan sistem ICARE mengkondisikan siswa belajar berpendapat
dan mengungkapkan pengetahuannya, mengaplikasikan, merefleksi dan memperluas
pengalaman belajar mereka maka akan membentuk sikap percaya diri siswa karena siswa
terlibat langsung mengaplikasikan pengetahuannya. Dengan model pembelajaran bahasa
Inggris mengungkapkan monolog descriptive lisan sederhana yang berterima
menggunakan sistim ICARE ini siswa merasa senang, membuat mereka percaya diri, siswa
mmapu menerapkan dengan bahasa mereka sendiri dan siswa merasa keterampilan
mengungkapkan bahasa Inggris lisan mereka meningkat.
Hartoyo, Kepala SMP Negeri 2 Jabon Kabupaten Sidoarjo 13
14. Untuk mengetahui keterampilan siswa dalam belajar maka dilakukan penilaian proses
dan penilaian individu. Pembelajaran kompetensi linguistik seperti struktur kalimat,
pengucapan, intonasi bisa dikaitkan atau disisipkan selama proses pembelajaran.
Sedangkan penilaian proses pembelajaran ataupun penilaian individu mengacu pada
bahasa Inggris yang berterima yaitu pencapaian Discourse Competence, dengan
kompetensi pendukungnya Actional Competence, Linguistic Competence, Sociocultural
Competence dan Strategic Competence sedangkan kompetensi tambahan yaitu Affective
Competence dipergunakan selama aktivitas pembelajaran.
Dari pengalaman melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti memberi
saran bagi yang akan menerapkan model pembelajaran ini yaitu: (a) Sebelum
pembelajaran dimulai guru perlu memotivasi siswa terlebih dahulu agar timbul rasa
percaya diri mereka, karena siswa akan mengungkapkan bahasa mereka sendiri berdasrkan
pengalamannya. Begitu juga situasi kelas yang kondusif perlu diciptakan. (b) Penilaian
proses pembelajaran dilakukan seefektif mungkin agar dapat menghemat waktu. (c)
Penjelasan tentang Kriteria Penilaian (Penilaian Acuan Patokan), perlu dijelaskan dan
dilatihkan kepada siswa, agar siswa memiliki sikap untuk mencapai skor maksimal dan
mampu menilai orang lain. (d) Peta konsep tentang hal-hal esensi yang perlu
didiskripsikan akan membantu siswa didalam belajar dan berlatih untuk mencapai
kompetensi. (e) Siswa diusahakan belajar dalam kelompok, karena dengan berkelompok
siswa akan belajar bersosial, saling memberi, mengasah dan mengasuh antar teman. Hal
ini memunculkan rasa percaya diri siswa, sikap saling menghormati, meminimalkan siswa
yang memiliki rasa minder atau kurang berani tampil.
Hartoyo, Kepala SMP Negeri 2 Jabon Kabupaten Sidoarjo 14
15. Daftar Pustaka
Azies,FS & Alwasilah CA. 1996. Penagajaran Bahasa Komunikatif Teori dan
Praktik. Bandung, Remaja Rosdakarya
Decentralized Based Education (DBE),2006. Integrasi Kecakapan Hidup dalam
Pembelajaran. USAID Indonesia.
Dirjendikdasmen. 2005. Landasan Filosofi Teoritis Pendidikan Bahasa Inggris.
Jakarta.
Mills,GE,2000. Action Research A Guide For The Teacher Researcher. Ohio, Shoutern
Oregon University.
Permen 22. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Jakarta.
Puskur. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP. Jakarta.
Sudjana,s. 2001. Metoda dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung. Falah
Production.
Suranto, Basowi, Sukidin,2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Insan Cendekia.
Surya,M. 2003. Percikan Perjuangan Guru. Semarang, Aneka Ilmu.
Suryadi,A, 1983. Membuat Siswa Aktif Belajar.Bandung, Binacipta.
Hartoyo, Kepala SMP Negeri 2 Jabon Kabupaten Sidoarjo 15