Rangkuman dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut membahas tentang rancang bangun weight feeder menggunakan sensor loadcell dan mikrokontroler ATmega16 agar dapat mengontrol kecepatan motor dan memantau berat beban secara real-time di layar komputer melalui program Visual Basic untuk meningkatkan efisiensi proses pengaturan produksi di pabrik semen. Pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa sistem mampu mengukur
1 of 8
Download to read offline
More Related Content
857
1. RANCANG BANGUN WEIGHT FEEDER
DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR LOADCELL
(SOFTWARE)
Dhiemas Aditya Pramana Putra 1, Indhana Sudiharto ST.MT2, Endro Wahjono S,ST2
1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri, 2 Dosen PENS-ITS
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
Telp (+62) 031-59447280 .Fax (+62) 031-5946114
e-mail:Dmas_brew@yahoo.com
ABSTRAK
Umumnya untuk melakukan proses pensetingan proses produksi pada penimbangan weight feeder hanya
bisa dilakukan didalam pabrik dan runag conrolnya hanya bisa memonitoring tanpa bisa melakukan set point dari
ruang control sehingga cukup memakan waktu bila harus merubah set point produksi karena harus terjun ke
lapangan untuk merubah set point pada pabrik-pabrik semen menggunakan weight feeder sehingga kami mencoba
melakukan studi dan penelitian dengan membuat alat weight feeder dengan mengunakan loadcell. Diharapkan alat
yang kami buat bukan hanya bisa dimonitoring tapi juga bisa bisa merubah set point produksi tanpa harus terjun ke
lapangan sehingga bisa mengefisiensikan waktu pensetingan. Weigt feeder yang telah kami buat ini menggunakan
mikrokontroller ATmega 16 sebagai pengontrol kecepatan motor yang digunakan untuk menggerakkan conveyor
sehingga pasir bisa melewati loadcell dan ditimbang. Alat yang kami buat bisa diset sesuai keinginan dengan batas
minimal set point adalah 40 kg/menit dan maksimalnya sebesar 114 kg/menit, kita bisa merubah set point sesuai
kehendak kita seperti 45 kg/menit, 58 kg/menit, 70 kg/menit dan seterusnya sesuai batas set point. Dengan % error
rata-rata disetiap percobaan yang dilakukan dalam 1 menit mencapai 3,86%.
Kata Kunci: loadcell, ATMega16, LCD (Liquid Crystal Display), visual Basic, keypad, ADC, PWM.
ABSTRACT
Generally, the process for the production process pensetingan weight on the weighing feeder can only be
done in the factory and can only runag conrolnya monitoring can do without the set point from the control room so
that enough time-change should be set when the point of production because they had to go to the field to change the
set point on cement factories use weight feeder, so we try to study and research with the tools to make the weight
feeder using loadcell. Expected to create a tool that we can not only dimonitoring but also can change the set point
of production without having to go to the field so that it can mengefisiensikan time pensetingan. Weigt feeder we've
made this using mikrokontroller ATmega 16 as the motor speed controller that is used to move the conveyor so that
the sand can be pondered and pass loadcell. Tool that we can make the set as you wish with the minimum set point
is 40 kg / minute and maximum of 114 kg / minute, we can change the set point according to our will as 45 kg / min,
58 kg / min, 70 kg / min and so within the limits set point. % Error with the average of every experiment conducted
in 1 minute to reach 3,86%.
Keywords: loadcell, ATMega16, LCD (Liquid Crystal Display), Visual Basic, keypad, ADC, PWM.
1
1. PENDAHULUAN
Dalam industri, weight feeder
memegang peranan yang penting dalam
menentukan kualitas produk yang dihasilkan.
Pada prinsipnya weight feeder dapat dianggap
sebagai suatu timbangan elektris-mekanis
berbentuk conveyor yang secara otomatis
menentukan berat material penyusun yang akan
diumpankan ke proses selanjutnya. Sebagai
contoh pada bagian pengolahan bahan mentah
dalam industri semen, weight feeder bertugas
mencampur komponen penyusun semen seperti:
batu kapur/limestone (80%), pasir silica (3%),
pasir besi (1%), dan tanah liat/clay(16%),
sebelum bahan-bahan itu diumpankan ke kiln
dan preheater untuk proses pemanasan lanjut.
Sedangkan pada bagian finish mill, weight feeder
bertugas mencampur material setengah jadi
2. 3
(clinker) (80%), trass (17%), gypsum (3%),
sebelum material tersebut digiling di finish mill
(tube mill).
Selain faktor penimbangan, waktu
juga sangat berpengaruh besar terhadap
kelangsungan proses produksi. Sebagai contoh
pada industri semen saat ini setting point pada
weight feeder dilakukan dalam pabrik sehingga
ketika ada perubahan set point maka operator
harus terjun ke lapangan sehingga waktu yang di
tempuh juga cukup lama. Oleh sebab itu kami
mencoba untuk membuat suatu rancang bangun
weight feeder dengan menggunakan sensor
loadcell yang tidak hanya menggunakan keypad
dan LCD untuk monitoring dan set point tapi juga
menggunakan PC sebagai monitoring dan set
point menggunkan visual basic sebagai
programnya sehingga akan mengefisiensikan
waktu
2. KONFIGURASI SISTEM
Secara umum konfigurasi dari sistem
yang dibuat terdiri dari sensor, ADC, DAC,
mikrokontroller, komunikasi dan PC. Pada sisi
sensor yang digunakan adalah sensor loadcell
dan sensor tegangan. Untuk ADC dan
mikrokontroler terdapat pada satu chip yaitu
AVR ATmega16. Sedangkan PWMnya
digunakan untuk menyulut MOSFET
danpengiriman data ke PC menggunakan
komunikasi serial RS-232.
Gambar 2.1 Blok diagram sistem
2.1 Pembuatan Perangkat Lunak (Software)
Pembuatan software pada proyek akhir
ini meliputi, bagian program ADCinternal untuk
sensor, PWM, Keypad, LCD (Liquid Crystal
Display) serta pembuatan program untuk
pengiriman & penerimaan data dari
mikrokontroller ATMega 16 dengan PC.
2.2 Cara Penulisan Program Code Vision
AVR
Penulis menggunakan tool atau program
CodeVision AVR untuk menuliskan program DAC
ke flash memori ATMega 16. Buka program Code
Vision AVR dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Buka program Code Vision AVR dengan
cara klik Start Menu All Programs
Code Vision AVR (namun program ini harus
diinstal terlebih dahulu ke komputer).
2. Membuat proyek baru dengan cara klik Create
New New Project.
3. Sebelum menuliskan program, terlebih dahulu
menentukan jenis mikrokontroler apa yang
akan dipergunakan dengan men-setting
fasilitas yang diberikan berupa Code Vision
Wizard (jenis mikrokontroler, serial, parallel,
clock, frekuensi kristal dsb).
4. Setelah itu menuliskan program.
Gambar 2.2 Proses menulis program ke
ATMega 16
Secara garis besar algoritma dari program utama
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Proses Inisialisasi
Dalam tahap ini meliputi proses inisialisasi
dari mikrokontroler ATMega16 yang meliputi
pin-pin ATMega16 untuk LCD, keypad, DAC
0808, komunikasi serial RS-232 dan alamat
input/output.
2. Proses input keypad
Dalam tahap ini meliputi proses scanning
keypad matrik dan alamat input/output.
3. Tampilan Menu LCD
3. 4
Setelah proses inisialisasi selesai, pada LCD
ditampilkan menu-menu yang memudahkan
untuk menginputkan set point produksi (P1)
dan melihat parameter-parameter produksi
seperti kecepatan motor dan berat beban
pada loadcell.
4. Proses Eksekusi
Setelah injeksi arus dilakukan melalui
keypad maka proses selanjutnya program di
compile sehingga dapat ditampilkan pada
LCD dan PC untuk semua parameter-parameternya.
Disini lebih difokuskan untuk
mendesain nilai C agar dapat
menghilangkan ripple factor sekecil mungkin.
2.3 Perencanaan Pembuatan programVisual
Basic
Pembuatan program pada Visual Basic
6.0 melalui eberapa tahap. Tahap tersebut
antara lain:
2.3.1 Desain Form Visual Basic 6.0
Form antar muka dibuat dengan
menggunakan program aplikasi Microsoft Visual
Basic 6.0 dengan sistem operasi Windows XP.
1. Langkah pertama adalah mendesain
form untuk login, seperti terlihat pada
Gambar 3.5
Gambar 2.3 Tampilan form login
2. Langkah kedua adalah membuat create
account seperti terlihat pada gambar 3.5
Gambar 2.4 Tampilan form create account
3. Langkah keempat adalah mendesain
form utama yaitu form monitoring motor
dan data base.Data hasil dari monitoring
langsung tersimpan di data base, seperti
terlihat pada Gambar 3.6 dan Gambar
3.7. pada form ini kita bisa melihat
beberapa pamameter yang digunakan
ada weight feeder seperti P1=set point,
P2=berat beban menuju set point , q=
berat beban pada loadcell, V=kecepatan
motor dan semua parameter-parameter
itu juga bisa dlihat pada shape-shape
yang berwana-warni. Data-data dari
parameter-parameter tersebut juga
tersimpan dalam data base dan akan
muncul ketika tombol push button di klik,
dan tampilan parameter tersebut akan
dotampilkan per sekon hingga P2
mencapai set point yang diinginkan.
Gambar 2.5 Tampilan form Utama
Gambar 2.6 Tampilan form data record
4. 5
Ini adalah program untuk mrnampilkan record
data yang bisa kita lihat perubahanya per sekon.
3 PENGUJIAN DAN ANALISA
Pengujian dilakukan dengan cara
pengukuran dan pengambilan bentuk
elombang. Selain itu kelinieran sensor juga di
uji untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
3.1 Pengujian ADC internal
Pengujian program ini merupakan
langkah awal sebelum pengujian alat secara
keseluruhan. Langkah pertama yang dilakukan
adalah pengujian terhadap ADC Mikrokontroller
AVR ATmega16 dengan menggunakan 10 bit.
Sebagai masukan ADC ini, digunakannya port.A
pin 0 s.d pin 7, digunakannya port.A karena pada
port ini mengijinkan untuk masukan analog. Dan
tegangan reference yang digunakan adalah
tegangan VREF, dimana tegangan VREF
merupakan supply tegangan pin untuk port.A dan
A/D converter. Untuk ADC ini digunakan clock
sebesar 4.000000 MHz dengan menggunakan
scan input secara otomatis.
Pada ADC ini digunakan tegangan
referensi (VREF) sebesar 5 Vdc. Sedangkan
untuk dapat mengetahui besarnya tegangan
yang diterima oleh mikrokontroler dapat
menggunakan persamaan dibawah ini:
VADC = (Vin/Vref)* 2103.1
Dimana
VADC =Tegangan terukur yang masuk
kemicrocontroller.
Vin = Tegangan analog yang masuk ke ADC
Vref = Tegangan referensi ADC sebesar 5 V
210 = ADC yang digunakan adalah 10 bit
Dalam pengujian ini untuk mencoba
program pengambilan data melalui ADC dan
ketepatan pembacaan ADC. Ketepatan
pembacaan ADC dipengaruhi waktu sampling
pengambilan data dan output dari penguat
instrumentasinya. Sehingga didapatkan hasil uji
ADC dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Hasil Pengujian ADC Microcontroller
AVR ATMega 16
No Beban
(gr)
Teg.
Sebelum
dikuatkan(V)
Teg.
Sesudah
dikuatkan(V)
1 0 3,6 1,26
2 100 3,8 1,33
3 200 4 1,4
4 300 4,2 1,47
5 400 4,4 1,54
6 500 4,6 1,61
7 600 4,8 1,68
8 700 5 1,75
9 800 5,2 1,82
10 900 5,4 1,89
11 1000 5,6 1,96
12 2000 7,6 2,66
13 3000 9,6 3,30
14 4000 11,6 4,02
15 5000 13,6 4,7
3.2. Pengujian Keypad
Tujuan dari pegujian keypad untuk
mengetahui apakah keypad sudah bekerja
dengan baik untuk menginputkan besarnya set
point produksi weight feeder yang diinginkan
sehingga dapat digunakan untuk mencapai
proses produksi yang dinginkan.
a. Hasil Pengujian
Gambar 3.1 Hasil Pengujian Keypad
5. 6
Gambar 3.2 Output tampilan di LCD
b. Analisa Pengujian
Keypad yang digunakan pada proyek
akhir ini merupakan keypad dengan konfigurasi
4x4 (8 bit) . Seperti pada gambar 3.1 dilakukan
proses input nilai set point sebesar 50 kg/mnt
maka di LCD akan ditampilkan nilai P1=60
kg/mnt, P2=59.84 Kg/mnt, q=01.987 Kg/s,
V=15.09 rpm yang diinjeksikan seperti pada
gambar 3.2.
Pada proses penekanan keypad
pembacaan data scanning dari kolom (output
data dari mikro 11101110) kemudian dibaca data
baris yang bernilai 0 (baris 1) dan kolom yang
bernilai 0 (kolom1), seperti terlihat pada gambar
3.3.
Gambar 3.3 Alur Scanning Keypad
3.3 Pengujian LCD
Tujuan dari pegujian LCD (Liquid Crystal
Display) untuk mengetahui apakah LCD sudah
bekerja sehingga dapat digunakan sebagai
tampilan untuk menampilkan nilai parameter-paramter
dari P1, P2, q, V, % Error
a. Hasil Pengujian
Gambar 3.4 Hasil Pengujian LCD
c. Analisa Pengujian
Listing Program Tampilan Nilai
Resistansi
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf(PROSES PRODUKSI);
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf(-WEIGHT FEEDER-);
LCD yang digunaka adalah 16x2
karakter, Berdasarkan listing program diatas
untuk menampilkan nilai resistansi karakter-karakter
diletakkan sesuai dengan baris dan
kolom yang telah ditentukan yaitu:
a. Data string PROSES PRODUKSI
diletakkan mulai baris 0 kolom 0.
b. Data string -WEIGHT FEEDER-
diletakkan mulai baris 1 kolom 0.
Hasil integrasi yang telah dilakukan LCD sudah
bekerja dengan baik untuk menampilkan nilai
SET POINT dan hasil penimbangan dari loadcell
dan kecepatan motor, hasil pengukuran
penimbagan ini dapat dilihat pada gambar yang
menampilkan nilai set point sebesar 60 Kg/mnt.
LCD juga menampilkan beberapa menu
diantaranya set point dengan menekan tombol 5,
dan tombol 28 untuk menu keatas-kebawah,
tombol 46 untuk kekanan dan kekiri tampilan
measurement, tombol 7 untuk cancel set point,
dan tombl 9 untuk untuk enter set point, %Error
apabila P2 sudah mencapai set point dari P1.
3.4 Pengujian PWM
Tujuan pengujian PWM adalah untuk
mengetahui respon output analog dari MOSFET
terhadap data digital yang diinputkan oleh
mikrokontroller.
6. 7
a. Hasil Pengujian
Tabel 3.2 Hasil Pengukuran PWM Secara Analog
No P1
(Kg/M)
P2 (Kg/M)
Penimbangan
% Error
1 40 37,5 6,67
2 40 40,51 1,25
3 40 43 6,97
4 40 38 6,67
5 40 36,5 9,59
6 45 46,7 3,64
7 45 47 4,25
8 45 46,2 2,67
9 45 47,5 5,26
10 45 46,2 2,67
11 50 50 0
12 50 51 2
13 50 51 1,96
14 50 51 1,96
15 50 51,2 2,34
Gambar 3.5 Hasil Pengujian PWM
saat data TON= 0.8 dan T=4.2 maka duty cycle =
80.95% dari data desimal sebesar 210 dan
mengeluarkan tegangan sebesar = (210/255)*20 volt
= 16.47 volt untuk menyulut mosfet dan
menggerakkan motor.
Vt 犁 楔0 P爿園爿
牆 3.3
Untuk menghitung waktu sampling berat beban saat
di conveyor adalah dengan menggunakan
perumpamaan f0=1 sekon
Maka
V0 犁 牆
爿 f0..3.4
l=lebar penampang loadcell (cm)
K= keliling idler (cm)
f sampling 犁 0 牆蹁
V爿 3.4
Pset 犁 牆爼
爼材 Kg/s ...3.5
Pset= P set point(kg/s)
P1= P set point(kg/mnt)
Vt= kecepatan motor yang harus dicapai (Rps)
Seperti contoh:
Bila diketahui P1=60 Kg/mnt, q=2kg/s maka dengan
l=18cm K=36cm
V0 犁 爼朽
爼劇 1=0,5 Rps
Pset 犁 爼材
爼材.=1 Kg/s
Maka Vt 犁 0.5 爼
爼 =0.25 Rps=15 Rpm
3.5 Pengujian Microsoft Visual Basic 6.0
Pengujian Microsoft visual basic pada
proyek Rancang Bangun Weight Feeder
Menggunakan Sensor Loadcell kali ini meliputi
beberapa bagian:
1. Pengujian akses menu
2. Pengujian database
3. Pengujian komunikasi serial
3.5.1 Pengujian Akses Menu
Pengujian akses menu meliputi form loin
yang dilengkapi dengan user name dan
password. Berikut ini adalah pengujian form login
ketika berhasil maka akan masuk pada menu
selanjutnya tetapi apabila ada salah satu atau
keduanya yang salah maka form tersebut akan
embali lagi ke form login dan tidak bisa masuk
pada menu selanjutnya seperti gambar 3.5 erikut
ini.
Gambar 3.6 form login
Sedangkan untuk pengujian create
account bisa dilakukan seperti berikut dengan
mengisi data sesuai identitas maka akan bisa
mengakses kembali sesuai data yang telah
tersimpan dalam database dengan no.NRP dan
password seperi gambar 3.6
7. 8
Gambar 3.7 form Create Account
Sedangkan pengujian menu bisa terlihat
dengan tampaknya menu dimana kita bisa
melihat beberapa parameter-parameter sebagai
monitoring dan juga perubaha set point dari
program tanpa hrus terjun kelapangan serta view
dari databasenya seperti gambar 3.7 pada menu
utama.
Gambar 3.8 form Menu Utama
3.5.2 Pengujian Database
Pengujiana database dilakukan untuk
mengetahui, apakah database dapat menyimpan
dengan baik atau tidak hasil monitoring proses
produksi weight feeder.cerdasarkan dari set point
yang dimasukkan. Seperti yang terlihat pada
gambar 4.7 apabila telah ada set point produksi
maka akan Nampak beberpa data sesuai
parameter yang ditentukan dalam produksi
weight feeder namun ketika tidak ada produksi
maka pada table database juga akan kosong
seerti gambar 3.8
Gambar 3.9 form Database
3.5.3 Pengujian Komunikasi Serial
Pengujian komunikasi serial diperlukan
untuk mengetahui, komunikasi serial antara Plan
dengan PC dapat berjalan dengan baik,
komunikasi serial menggunakan komunikasi
serial RS 232 dengan converter MAX 232, setting
properties pada komunikasi serial mikrokontroller
dengan microsft visual basic harus sama dan
disini diberikan nilai baut rate yaitu sebesar
9600bps, 8 bit, none parity, dan 1 stop bit.
Hardware none.
Program sederhana mikrokontroller
untik pengiriman data serial dari mikrkontroller ke
PC dan begitu juga sebaliknya.
Gambar 3.10 Properties dari komunikasi serial
dengan VB
8. 9
Sehinga apabila tombol connect ditekan maka
komunikasi serial antara VB dengan mikro akan
berlangsung.
3.6 PENGUJIAN RANGKAIAN DAN
SAMBUNGAN
Pengujian dilakukan mulai dari
pengecekan terhadap setiap rangkaian yang
telah dibuat apakah sudah sesuai dengan
gambar rangkaian yang dimaksud atau belum.
Kabel serta penyolderan juga perlu diperiksa
ulang apakah sudah terpasang dengan tepat.
4. KESIMPULAN
Setelah melalui tahap perencanaan
pembuatan dan pengujian sistem Rancang
Bangun Inverter Sebagai Pengerak Motor
Induksi Satu Phasa, ada beberapa hal yang
dapat disimpulkan yaitu:
1. Untuk membaca data sensor loadcell
yang telah dikuatkan kita butuh regresi
data input Karena datanya tidak selinier
seperti sebelum dikuatan sehinnga
proses ADC berjalan dengan baik.
2. Data hasil pengukuran dengan alat
berubah-ubah sebab program dari mikro
dengn ADC 10bit bisa melihat tiap
perubahan / 25gram.
3. Hasil pengukuran proses loadcell
dengan set pont terdapat perbedaan
ang tidak terlalu signfikan yang
disebabkan karena ketidak linieran data
input dari loadcell setelah dikuatkan
dengan P2=50.25 Kg/mnt dan P1=50
Kg/mnt.
4. Monitoring berjalan dengan baik apabila
komunikasi serial dengan plan berjalan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Aris, Sunaro Ir, Maman R.2001. Proses
Pembuatan Semen Di Pabrik Tuban.
Tuban.
[2] Atmel Corp. Application Note. Datasheet
of Atmega16.
[3] D. Petruzella, Frank, Elektro Industri,
Andi, yogyakarta 2001.
[4] Retna Prasetia, Interfacing Port Paralel
and serial computer with VB 6.0 ,
Penerbit Andi, 2004.
[5] The University of playmouth scholl of
computing, communication and electrics
UOP ATMega handbox
[6] Zuhal, 1991, Dasar Tenaga Listrik,
Bandung.
[7] www.datasheetcatalog.com
[8] www.ilmukomputer.com
[9] www.omegaengeenirind.com//loadcell
[10] www.tutorialized.com/Visualbasic/
[11] www.vbtutor.net
[12] www.wikipedia.org/wiki/serial.html
accessed on march 2009