1. Sulistiyati, Jurnal PROTEIN
Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan dengan Menggunakan Ekstraktor
Vakum terhadap Crude Albumin Ikan Gabus (Ophiocephalus Striatus)
The Influence of Temperature and Heating Time with Vacuum Extractor
Into Ophiocephalus Striatus Crude Albumin
Titik D. Sulistiyati
Staf Pengajar Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya
Jl. Veteran Malang, telp. 0341-553512
email: fapetrik@brawijaya.ac.id
Abstract
Background: Vacuum extractor as an extraction equipment has an advantage in make vacuum condition during
extraction so that exhaust air and make a low pressure and also inhale water from solvent. In this condition,
optimal heating temperature is reaching in shorter time so prevent albumin detorioration. The aim of the study is
to determined the effects both temperature and time of heating so produce best crude albumin quality with high
rendement. Despite of these, the study is to establish optimal temperature and time of extraction using vacuum
extractor.
Methods: Research has been conducted based on Rrandomized Completely Design Factorial. First factor are
temperature 30°C , 35°C, 40°C and the second are time of heating 7,5 minute, 10 minute, and 12,5 minute. Each
treatment was replicated three times. Data proccessed by MINITAB verse 14, if data are not normal distribusing
then Kruskall-Wallis used as extended test. Measured parameters incuded albumin, protein, Zinc (Zn) content
and total crude albumin. Best treatment was decided by De Garmo method and continued by HPLC for amino
acid profile test.
Result: Both treatments (temperature and time of heating) has non significant (P>0,05) effect into protein,
albumin, zinc contents, and rendement. The interaction also non significant effect to those parameters. The best
treatment for crude albumin extraction that use extractor vacuum is interaction between temperature 35°C and
12.5 minute, which produce albumin content 2.62 g/dL and rendement 23.26%. Extraction crude albumin
method using extractor vacuum is better than steaming method, because by steaming method the crude fish
albumin content is 0.6-1.4 g/dL .
Key words: Extraction crude albumin, heating and extractor vacuum
Abstrak
Latar Belakang: Ekstraktor vakum sebagai alat ekstraksi memiliki kelebihan yaitu pembangkitan kondisi vakum
selama ekstraksi yang mampu menghisap udara di dalam ruang dan menyebabkan tekanan menjadi rendah, serta
menghisap uap air dari pelarut. Pada kondisi ini suhu pemanasan optimal tercapai dalam waktu lebih singkat,
sehingga kerusakan albumin dapat dicegah, selain itu lebih efektif dan efisien. Penelitian bertujuan menentukan
pengaruh suhu, lama pemanasan serta interaksinya terhadap rendemen dan kualitas crude albumin dengan
menggunakan ekstraktor vakum sehingga diperoleh rendemen dan kualitas crude albumin terbaik.
Metode: Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan tiga kali ulangan
dengan 2 faktor perlakuan yaitu suhu 30°C , 35°C dan 40°C dan lama pemanasan 7,5 menit , 10 menit dan 12,5
menit. Pengolahan data menggunakan MINITAB verse 14. Bila data tidak menyebar normal maka uji lanjut
dilakukan dengan uji Kruskall-Wallis. Parameter uji yaitu kadar albumin, protein, Seng (Zn) dan rendemen
crude albumin total. Perlakuan terbaik ditentukan menggunakan metode De Garmo. Uji profil asam amino
metode HPLC dilakukan untuk hasil terbaik.
Hasil: Faktor perlakuan (suhu dan lama pemanasan) pada ekstraksi crude albumin ikan Gabus berpengaruh tidak
nyata (P> 0,05) terhadap kadar albumin, protein, Zinc dan rendemen. Interaksi suhu dan lama pemanasan juga
tidak memberi pengaruh nyata terhadap kadar albumin, kadar protein, kadar Zinc dan rendemen (H<X2 0,05).
Perlakuan dengan suhu pemanasan 35°C selama 12,5 menit adalah perlakuan terbaik, menghasilkan kadar
albumin sebesar 2,62 g/dL dan rendemen 23,26%. Sedangkan di pasaran crude albumin yang dihasilkan berkisar
antara 0,6-1,4 g/dL. Hasil ini menunjukkan bahwa crude albumin yang dihasilkan dengan menggunakan
ekstraktor vakum lebih baik dari pada sistem pengukusan.
Kata kunci: Ekstraksi crude albumin, pemanasan, crude albumin
166
2. Sulistiyati, Jurnal PROTEIN
PENDAHULUAN Sehingga kerusakan albumin dapat dicegah,
selain itu lebih efektif dan efisien.
Selama ini proses ekstraksi crude
albumin ikan Gabus menggunakan sistem Tujuan penelitian ini adalah (1)
pengukusan. Berdasarkan penelitian yang menentukan pengaruh suhu pemanasan dengan
dilakukan oleh Sugiono (2002) bahwa menggunakan ekstraktor vakum terhadap
perlakuan suhu dan lama pengukusan yang rendemen dan kualitas crude albumin. (2)
berbeda memberi pengaruh sangat nyata menentukan pengaruh lama pemanasan dengan
terhadap rendemen dan kadar albumin filtrate menggunakan ekstraktor vakum terhadap
ikan Gabus dalam bentuk serbuk. Rendemen rendemen dan kualitas crude albumin. (3)
filtrat tertinggi (45,46%) pada perlakuan suhu menentukan pengaruh suhu dan lama
85°C dan lama pengukusan pada suhu 35 menit. pemanasan dengan menggunakan ekstraktor
Sedangkan kadar albumin filtrat tertinggi vakum terhadap rendemen dan kualitas crude
(2,333 g/100g) pada perlakuan suhu 40°C dan albumin.(4) menentukan suhu dan lama
lama pengukusan 25 menit. Sedangkan menurut pemanasan optimal dengan menggunakan
Santoso (2001) pada suhu 50°C dengan lama ekstraktor vakum sehingga diperoleh rendemen
pemanasan 15 menit menghasilkan filtrat ikan dan kualitas crude albumin terbaik.
Gabus yang mengandung albumin sebesar 1,5
g/dL. Hal ini menunjukkan kelemahan dari Hasil penelitian ini diharapkan dapat
sistem pengukusan bahwa untuk mendapatkan memberikan kontribusi alternatif penyediaan
rendemen filtrat yang tinggi diperlukan waktu albumin dengan biaya yang terjangkau,
lebih lama dan suhu pemanasan yang lebih memberi informasi suhu dan lama pemanasan
tinggi pula. yang tepat untuk memperoleh crude albumin
ikan Gabus yang bagus dengan menggunakan
Ciptarini dan Diastuti (2006) ekstraktor vakum.
menambahkan, berdasarkan pengamatan di
pasaran kadar crude albumin dari ikan Gabus MATERI DAN METODE
yang diperoleh dengan sistem pengukusan
berkisar 0,6 – 1,4 g/dL dengan harga setiap 80 Materi
mL senilai Rp. 20.000,00. Bahan yang digunakan dalam
pembuatan crude albumin adalah ikan gabus
Albumin merupakan protein yang yang diperoleh dari sungai Umbulan Pasuruan
memiliki sifat larut air, akan tetapi pemanasan dalam keadaan hidup dan es batu. Sedangkan
pada suhu 50°C-70°C mulai menunjukkan bahan kimia yang digunakan adalah aquades
penurunan daya kelarutannya (Foegeding et al, (pa). Bahan baku untuk analisa kadar albumin
1986). Bahkan ditambahkan oleh dengan metode Brom Cresol Green adalah
Wirahadikusumah (1981) bahwa kebanyakan buffer succinate dengan konsentrasi 87
protein pada suhu diatas 40°C menjadi tidak mmol/L; pH 4,20, brom cresol green 0,2
mantap dan mengalami denaturasi. mmol/L, Brij 35 sebanyak 7,35 ml/L. larutan
standar (Bovine Serum Albumin) dan aquades.
Untuk memperoleh crude albumin Bahan yang digunakan dalam analisa Zn
dengan rendemen dan kualitas yang lebih baik menggunakan aquades (pa)
maka dilakukan penelitian dengan
menggunakan ekstraktor vakum untuk Alat yang digunakan dalam ekstraksi
mengekstraksi crude albumin dari ikan Gabus. crude albumin adalah ekstraktor vakum, pisau,
Ekstraktor vakum punya kelebihan yaitu baskom, talenan, timbangan digital dengan
pembangkitan kondisi vakum selama ekstraksi ketelitian 0,01 mg, cool box, kunci Inggris,
yang mampu menghisap udara di dalam ruang kunci no. 17, stopwatch, termos es, bola hisap,
dan menyebabkan tekanan menjadi rendah gelas ukur 100 ml, spatula, corong, beaker glass
(Anonymous, 2006a), serta menghisap uap air 500 ml. Alat yang digunakan untuk analisa
dari pelarut. Apabila tekanan dalam ekstraktor protein total dan albumin antara lain botol film
rendah maka diharapkan dapat tercapai suhu gelap, tabung reaksi, gelas ukur, kertas saring,
pemanasan optimal dalam waktu lebih singkat. mikropipet, spektrofotometer (Hitachi, Japan).
167
3. Vol. 15. No. 2 Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan dengan Menggunakan Ekstraktor Vakum
Alat yang digunakan untuk analisa Zn adalah ditentukan perlakuan terbaik dengan
botol film gelap, Erlenmeyer 250 mL, Atomic menggunakan metode De Garmo. Hasil terbaik
Absorption Spectrophotometry dan Hollow dilakukan uji profil asam amino metode HPLC.
Cathode Lamp dengan panjang gelombang
213,5 nm. Prosedur Penelitian
Pertama-tama yang dilakukan dalam
Metode proses ekstraksi crude albumin yaitu Ikan
Metode yang digunakan dalam Gabus hidup dimatikan dan disiangi (kepala, isi
penelitian ini adalah eksperimen. Rancangan perut, sirip dan duri), dicuci dengan air bersih,
Rancangan Percobaan yang digunakan adalah dipotong dengan ukuran 2-3 mm, selanjutnya
Acak Lengkap Faktorial dengan tiga kali potongan tersebut dihomogenkan kemudian
ulangan dengan 2 faktor perlakuan yaitu suhu ditimbang masing-masing 180g dan dikemas
30°C (A1), 35°C(A2) dan 40°C(A3) dan lama dalam plastik. Plastik berisi daging tersebut
pemanasan 7,5 menit (B1), 10 menit (B2) dan dimasukkan dalam termos es yang berisi es
12,5 menit (B3). Pengolahan data menggunakan curai. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
MINITAB verse 14. Apabila data penelitian supaya daging tidak mengalami perubahan
tidak menyebar normal maka uji lanjut secara fisik dan kimia. Hal yang perlu
dilakukan dengan uji Kruskall-Wallis. diperhatikan yaitu daging ikan Gabus selalu
diganti pada setiap variabel suhu dan waktu
Parameter uji yaitu kadar albumin yang berbeda. Selanjutnya disiapkan alat
(Elitech, 2005), kadar protein (Elitech, 2005), ekstraksi yaitu ekstraktor vakum yang dapat
kadar Seng (Zn) (Widjanarko, 1996) dan dilihat pada Gambar 1 dibawah ini.
rendemen crude albumin total. Kemudian
Gambar 1. Ekstraktor Vakum
Tabung ekstraksi diisi aquades dibuka, daging dimasukkan dalam tempat
melalui kran yang digunakan untuk umpan dan ditutup rapat dengan bantuan kunci
memasukkan pelarut, hingga mencapai no 17. Pompa vakum dinyalakan kemudian
ketinggian ½ dari batas selang indikator. Kain dihitung sesuai variabel suhu dan waktu yang
saring dipasang di tempat umpan dan tabung ditentukan. Pompa dimatikan, kran pengatur
ekstraksi ditutup. Suhu diatur sesuai kebutuhan tekanan dibuka sehingga tekanan naik kembali
dan heater dinyalakan hingga suhu yang (0 cmHg) dan heater dimatikan. Daging dari
diinginkan tercapai. Tutup tabung ekstraksi tempat umpan diangkat dan diperas, filtrat yang
168
4. Sulistiyati, Jurnal PROTEIN
diperoleh dicampur dengan filtrat dari tabung kadar albumin, total protein dan rendemen.
ekstraksi dan kondensat, selanjutnya ditimbang Diagram alir ekstraksi crude albumin ikan
dengan timbangan digital dan dilakukan analisa Gabus dapat dilihat pada Gambar 2.
169
5. Vol. 15. No. 2 Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan dengan Menggunakan Ekstraktor Vakum
Ikan Gabus Tabung ekstraksi
disiangi
Diisi Aquades
dicuci Diatur Suhu
pada thermocontrol
Dilakukan
Preparasi
dipotong bahan baku
dengan ukuran Pelarut dipanaskan
2 -3 mm
Daging ikan Gabus dimasukkan
ditimbang Tempat Umpan
Daging Pompa Vakum
dihidupkan
Ikan Gabus
Dihitung lama ekstraksi
Pompa vakum dimatikan
(ditunggu hingga P=0 cmHg)
Tutup tabung ekstraksi dibuka,
Daging Ekstrak Kondensat
Ikan Gabus
diperas
Filtrat
Analisis :
Rendemen, Kadar Albumin, Crude Albumin
HASIL DAN PEMBAHASAN
170
6. Sulistiyati, Jurnal PROTEIN
Data Hasil Penelitian
Tabel . Data Hasil Penelitian
KADAR
PERLAKUAN RENDEMEN
ALBUMIN KADAR Zn (ppm)
(%)
(g/dL)
SUHU WAKTU T K P T K P T
0.0
B1 2.45 1.52 12.13 5.28 13.4 1.48
4
A1
24.4
B2 2.50 0.05 1.73 18.15 17.21 1.78
4
40.0
B3 2.41 0.03 1.66 20.40 21.81 1.65
4
B1 2.48 0.03 2.26 27.18 8.65 13.25 1.26
A2
0.0
B2 2.69 1.73 15.15 1.68 10.3 1.22
4
B3 2.62 0.03 1.83 23.26 2.37 21.5 1.34
0.0 24.4
B1 2.46 2.12 2.48 21.5 1.21
4 4
A3
51.4
B2 2.38 0.03 1.90 32.38 23.12 1.25
7
0.0
B3 2.22 2.36 31.92 51.35 28.92 2.43
4
Keterangan:T=Total,K=Kondensat,P=Protein
Albumin value > 0,05) demikian pula interaksi suhu dan
Rerata kadar albumin campuran pada lama pemanasan tidak memberi pengaruh nyata
crude albumin ikan Gabus berkisar terhadap kadar albumin (H<X2 0,05).
2,22 – 2,69 g/dL. Hasil analisa Kruskal Wallis
menunjukkan bahwa perlakuan suhu pemanasan 1. Hubungan perlakuan terhadap kadar
serta lama pemanasan tidak memberi pengaruh albumin total ditunjukkan pada Gambar 6.
Kadar Albumin (g/dL)
nyata terhadap perubahan kadar albumin (P-
3
2.5
2
1.5
1 y = -0.0154x 2
+ 0.1364x + 2.2729
0.5 R2 = 0.638
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
P ku n
erla a
K ar A u in Total
ad lb m Poly. (K ar A u in Total)
ad lb m
Gambar 3. Grafik Hubungan PerlakuanTerhadap Kadar Albumin Total
Berdasarkan Gambar 3, dapat dilihat albumin pada kondensat. Sebab apabila volume
bahwa dengan semakin meningkatnya suhu dan cairan pada kondensat banyak dengan kadar
lama pemanasan grafik hubungan perlakuan albumin rendah, dicampurkan dengan hasil
terhadap kadar albumin total semakin menurun. perasan maupun filtrat akan mengakibatkan
Hal ini diduga terkait dengan penurunan kadar penurunan kadar albumin total atau terjadi
171
7. Vol. 15. No. 2 Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan dengan Menggunakan Ekstraktor Vakum
pengenceran. Menurut Winarno (1992) bahwa selama 7,5 – 12,5 menit tidak menunjukkan
protein globuler seperti albumin lebih mudah perubahan nyata baik secara mandiri maupun
berubah dibawah pengaruh suhu, dibandingkan interaksinya.
protein fibriler. Akan tetapi protein yang juga 2. Hubungan perlakuan terhadap kadar
dapat larut dalam air ini dapat dipertahankan albumin pada kondensat menunjukkan
dalam bentuk globular dengan menggulung atau kenaikan seperti yang ditunjukkan pada
melipat rantai peptida (Guyton and Hall, 1997). Gambar 4.
Akibatnya kadar albumin pada suhu 30-40°C
Kadar Albumin (g/dL)
0.06
0.05
0.04
0.03 2
y = 0.0005x - 0.0052x + 0.0483
0.02
R2 = 0.2258
0.01
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perla a
ku n
Kondensat Poly. (Kondensat)
Gambar 4. Grafik Hubungan Perlakuan Terhadap Kadar Albumin Kondensa
Apabila kecepatan kondensasi lebih besar terjadi aliran turbulen pada fluida pendorong.
daripada kecepatan penguapan pada tabung Efek aliran turbulen menurunkan kinerja ejector
sampel akibatnya protein (albumin) yang dalam melakukan penghisapan sehingga
terbawa oleh uap juga sedikit, akibatnya kadar perubahan tekanan di leher ejector tidak dapat
albumin menjadi rendah. Hal ini dapat berlangsung ideal (Argo et al, 2002).
dipengaruhi oleh jumlah ejektor apbila jumlah
ejector kurang maka kecenderungan laju Hubungan perlakuan terhadap kadar
penguapan menurun karena terjadi kelebihan albumin pada perasan menunjukkan kenaikan
debit yang mengalir di dalam ejektor sehingga seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5
.
Kadar Albumin (g/dL)
2.5
2
1.5
1 y = -0.0003x 2 + 0.0761x + 1.5314
0.5 R2 = 0.4843
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perlakuan
Perasan Poly. (Perasan)
Gambar 5. Grafik Hubungan Perlakuan Terhadap Kadar Albumin Perasan
Menurut Bernasconi et al (1995) pada perasan diduga sebagai akibat gaya adhesi
bahwa semakin meningkatnya kadar albumin setelah pemisahan larutan ekstrak, akan selalu
172
8. Sulistiyati, Jurnal PROTEIN
tertinggal larutan ekstrak dalam kuantitas diperas masih banyak cairan (filtrat) yang
tertentu didalam bahan ekstraksi. Karena tertinggal pada bahan.
perpindahan massa berlangsung pada bidang
kontak antara fase padat dan cair maka bahan
itu perlu sekali memiliki permukaan luas Rendemen
dengan memeperkecil ukuran bahan ekstraksi. Rerata rendemen campuran crude
Dimana lintasan kapiler yang harus dilewati albumin ikan Gabus berkisar 12,13 – 32,38 %.
dengan cara difusi menjadi lebih pendek Hasil analisa Kruskal Wallis menunjukkan
dengan mengurangi tahanan dan semakin bahwa perlakuan suhu pemanasan serta lama
meningkatnya variabel waktu dan suhu yang pemanasan tidak memberi pengaruh nyata
diberikan maka panas yang diterima oleh terhadap perubahan rendemen (P-value > 0,05)
daging ikan Gabus yang sudah dicincang demikian pula interaksi suhu dan lama
semakin tinggi akhirnya mempercepat pelarutan pemanasan tidak memberi pengaruh nyata
protein, dalam hal ini albumin yang juga terhadap rendemen crude albumin ikan Gabus
merupakan protein plasma. Akibatnya pada saat (H<X2 0,05). Hubungan perlakuan terhadap
rendemen ditunjukkan pada Gambar 6
Rendemen (%)
y =0.0739x 2
+1.2129x +12.347
40 R2 =0.6712
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perla a
ku n
Rendem T
en otal Poly. (Rendem T
en otal)
Gambar 6. Grafik Hubungan Perlakuan Terhadap Rendemen Total Crude Albumin
Suhu dan lama pemanasan yang antar jaring mengkerut dan berkurang
digunakan semakin meningkat maka rendemen volumenya, sehingga air dalam daging
crude albumin juga akan semakin tinggi. Hal ini menguap dan keluar sebagai cairan.
dipengaruhi oleh daya ikat air oleh protein pada
daging. Kenaikan ini diduga berkaitan dengan Hubungan perlakuan terhadap
menurunnya kemampuan menahan air oleh rendemen perasan ditunjukkan pada Gambar 7.
jaringan ikat daging ikan Gabus karena ruang
y = 0.3507x 2 - 2.0496x + 18.144
40
Rendemen (%)
R2 = 0.5923
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perlakuan
Perasan Poly. (Perasan)
Gambar 7. Grafik Hubungan Perlakuan Terhadap Rendemen Perasan
173
9. Vol. 15. No. 2 Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan dengan Menggunakan Ekstraktor Vakum
Trendline pada Gambar 7 penurunan daya ikat air oleh protein daging
menunjukkan kenaikan seriring kenaikan suhu karena daya solubilitas protein daging
dan lama pemanasan. Hal ini dipengaruhi oleh (Soeparno, 1994).
daya ikat air oleh protein pada daging. Sebab Hubungan perlakuan terhadap
temperatur yang tinggi akan meningkatkan rendemen perasan ditunjukkan pada Gambar 8.
Rendemen (%)
2
y = 1.6839x - 13.773x + 36.403
60 R2 = 0.3899
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perlakuan
Kondensat Poly. (Kondensat)
Gambar 8. Grafik Hubungan Perlakuan Terhadap Rendemen Kondensat
Pada kondensat, rendemen crude Seng
albumin meningkat sejalan dengan kenaikan Rerata kadar Zn campuran pada crude
suhu dan waktu pemanasan seperti terlihat pada albumin ikan Gabus berkisar 1,21–2,43 ppm.
Gambar 8 diatas. Hal ini disebabkan titik didih Hasil analisa Kruskal Wallis menunjukkan
selama proses ekstraksi lebih cepat tercapai bahwa perlakuan suhu pemanasan serta lama
karena kondisi vakum sehingga laju pengupan pemanasan tidak memberi pengaruh nyata
juga semakin cepat. Ditambahkan Earle (1969) terhadap perubahan kadar Zn (P-value > 0,05)
bahwa suhu udara mempunyai pengaruh yang demikian pula interaksi suhu dan lama
sangat besar dalam kecepatan perpindahan uap pemanasan tidak memberi pengaruh nyata
air, oleh karena suhu ini mengatur tekanan uap terhadap kadar Zn (H<X2 0,05). Hubungan
jenuh air dan melengkapi gaya tarik suhu yang perlakuan terhadap kadar Zinc disajikan pada
memindahkan panas untuk menguapkan air. Gambar 9.
Kadar Zn (ppm)
3 y = 0.0423x 2
- 0.4838x + 2.6124
2.5 R2 = 0.4588
2
1.5
1
0.5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perlakuan
Zn Total Poly. (Zn Total)
Gambar 9. Grafik Hubungan Perlakuan Terhadap Kadar Zinc Total
Berdasarkan Gambar 9, menunjukkan albumin dan globulin (Pudjiadi, 2000). Akan
kadar Zn total mengalami penurunan. Dalam tetapi seng dalam daging terikat kuat pada
darah, seng terdapat di plasma terikat pada myofibril dan diduga mempengaruhi daya ikat
174
10. Sulistiyati, Jurnal PROTEIN
daging (De Man, 1997). Diduga pada Menurut penelitian terdahulu dengan
pemanasan dengan suhu 30°C - 40°C selama mengunakan sistem pengukusan yang
7,5 – 12,5 menit Zn yang terikat pada albumin dilakukan oleh Santoso (2001) bahwa pada
masih terikat pada benang – benang daging ikan suhu 50C selama 15 menit merupakan hasil
Gabus sehingga tidak memberi pengaruh nyata terbaik yang menunjukkan kadar albumin
baik secara mandiri maupun interaksinya. sebesar 1,5 g/dL.
Meskipun hasil analisa menunjukkan
Perlakuan Terbaik bahwa kadar albumin maupun rendemen tidak
Penentuan perlakuan terbaik berbeda nyata, tetapi penggunaan ekstraktor
menggunakan metode indeks efektivitas (De vakum menunjukkan kadar albumin lebih besar
Garmo) ditentukan dari nilai Nh (Nilai Hasil) daripada sistem pengukusan.
menunjukkan bahwa perlakuan suhu pemanasan
35°C selama 12,5 menit dengan kadar albumin Profil Asam Amino
sebesar 2,62 g/dL, dan rendemen 23,26% Berdasarkan profil asam amino pada
merupakan perlakuan terbaik ekstraksi crude kromatogram, dapat terdeteksi bahwa asam
albumin Ikan Gabus dengan menggunakan amino penyusun crude albumin ikan Gabus
ekstraktor vakum dengan perlakuan suhu dan berjumlah 19 macam. Kadar penyusun asam
lama ekstrakasi yang berbeda, karena memiliki amino crude albumin dan serbuk albumin yang
nilai hasil terbesar yaitu 0,65. diekstraksi ikan Gabus dapat dilihat pada Tabel
2.
Tabel 2. Profil Asam Amino
Jenis Asam Amino Crude (μg/mg)
Fenilalanin 0,132
Isoleusin 0,098
Leusin 0,169
Valin 0,127
Treonin 0,084
Lisin 0,197
Histidin 0,062
Aspartat 0,072
Glutamat 0,286
Alanin 0,150
Prolin 0,082
Serin 0,081
Glisin 0,140
Sistein 0,017
Tirosin 0,025
Arginin 0,109
NH3 0,026
Dari sejumlah asam amino pada hasil
penelitian (perlakuan terbaik) terdiri atas asam
amino essensial maupun non essensial. Asam-
asam amino tertentu seperti triptofan, arginin,
trisin, fenilalanin, glutamin, alanin, treonin dan
prolin dapat merangsang proses sintesa KESIMPULAN
albumin. Albumin pada manusia terutama
banyak mengandung asam aspartat dan Kesimpulan
glutamat dan sangat sedikit triptofan (Tandra Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
dkk, 1988). bahwa 1) tidak ada pengaruh pada suhu
175
11. Vol. 15. No. 2 Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan dengan Menggunakan Ekstraktor Vakum
pemanasa 30, 35 dan 40°C dengan De Man, J. M. 1997. Kimia Makanan. Alih
menggunakan ekstraktor vakum terhadap bahasa: Kosasih P. Institut Teknologi
perubahan kadar albumin, kadar Zn dan Bandung. Bandung
rendemen (P-value > 0,05). 2) Tidak ada
Ellitech. 2005. Albumin. Seppim SAS. France
pengaruh pada lama pemanasan 7,5; 10 dan
12,5 menit dengan menggunakan ekstraktor Foegeding, E.A., C.E. Allen and W.R. Dayton.
vakum terhadap perubahan kadar albumin, 1986. Effect of Heating Rate on
kadar Zn dan rendemen (P-value > 0,05). 3) Thermally Formed Myosin, Fibrinogen
Tidak ada pengaruh pada interaksi suhu dan and Albumin Gels. Journal Food
lama pemanasan dengan menggunakan Science. Vol. 51. No.1
ekstraktor vakum terhadap perubahan kadar Guyton, A. C. dan John E. Hall. 1997. Fisiologi
albumin, kadar Zn dan rendemen (H<X2 0,05). 4) Kedokteran. Alih bahasa : Irawati
Perlakuan dengan suhu pemanasan 35°C selama Setiawan.. Penerbit Buku Kedokteran
12,5 menit adalah perlakuan terbaik ekstraksi EGC. Jakarta
crude albumin Ikan Gabus dengan
menggunakan ekstraktor vakum dimana kadar Santoso, A. H. 2001. Ekatraksi Crude
albumin sebesar 2,62 g/dL, kadar Zinc 1,34 Albumin Ikan Gabus (Ophiocephalus
ppm dan rendemen 23,26%. striatus) : Pengaruh Suhu dan Lama
Pemanasan Serta Fraksinasi Albumin
Saran Menggunakan Asam. Fakultas
Perlu adanya penelitian lebih lanjut Teknologi Pertanian. Universitas
tentang efisiensi alat maupun pengaruh tekanan Brawijaya. Malang
pada ekstraksi crude albumin dengan Sugiono. 2002. Pengaruh Suhu Dan Lama
menggunakan ekstraktor vakum terhadap Pengukusan Terhadap Kadar Albumin
perubahan kadar protein, kadar albumin, Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus).
rendemen maupun Seng (Zn) crude albumin Skripsi. Fakultas Perikanan Universitas
ikan Gabus (Ophiocephalus striatus). Selain itu Brawijaya Malang
selama proses ekstraksi, agar memperhitungkan
jeda waktu antara perlakuan satu dan Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi.
selanjutnya, bisa sama. Gramedia Pustaka Tama. Jakarta
Wirahadikusumah. M. 1981. Biokimia :
DAFTAR PUSTAKA Protein, Enzim dan Asam Nukleat.
Institut Teknologi Bandung
176