Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pendekatan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) untuk analisis data, meliputi penjelasan tentang PLS-SEM, langkah-langkah analisis data dengan PLS-SEM, serta contoh analisis mediasi dan moderasi menggunakan PLS-SEM.
1 of 31
Downloaded 15 times
More Related Content
A short introduction to Partial Least Squares Structural Equation Modeling
1. 11/25/2017
1
Bodhiya Wijaya Mulya, S.Sos., M.M.
Brief Profile
Expertise Area:
Research methodology
Private Sector Development
Social entrepreneurship
Social statistics
Sociology of religion
Contact info:
For consultation or detailed training,
contact: bodhiyawijaya@gmail.com
息Bodhiya Wijaya Mulya
2. 11/25/2017
2
息Bodhiya Wijaya Mulya
Bodhiya Wijaya Mulya, S.Sos., M.M.
Apa itu PLS-SEM ?
Partial Least Squares Structural Equation
Modeling (PLS-SEM) adalah salah satu cara
pendekatan SEM yang berfokus pada variance.
Secara sederhana PLS-SEM bisa dibilang
adalah versi non-parametric dari SEM
PLS-SEM merupakan pendekatan dari SEM
yang fleksibel tanpa terikat dengan asumsi
dari distribusi data
息Bodhiya Wijaya Mulya
3. 11/25/2017
3
Perkembangan PLS-SEM
Dibuat pada pertengahan tahun 1960
Sampai pertengahan tahun 2000an belum ada
perkembangan lebih lanjut agar PLS-SEM
dapat dipakai dengan mudah
Generasi pertama PLS-SEM yang biasa dipakai
ada di tahun 1980an adalah LVPLS 1.8 yang
masih berbasis program DOS
息Bodhiya Wijaya Mulya
Perkembangan PLS-SEM
Paket software PLS-SEM yang populer saat ini
adalah WarpPLS (software komersial) dan
SmartPLS (software freemium)
息Bodhiya Wijaya Mulya
4. 11/25/2017
4
PLS-SEM (vs) CB-SEM
Gunakan PLS-SEM:
Tujuan dari penelitian adalah memperkirakan
relasi antara variable-variable laten kunci atau
mencari variable laten yang menjadi penggerak
Terdapat indicator formatif
Terdapat banyak variable laten dan banyak
variable manifest atau model yang dihasilkan
rumit
Jumlah sample sedikit dan/atau tidak
berdistribusi normal
息Bodhiya Wijaya Mulya
PLS-SEM (vs) CB-SEM
Gunakan CB-SEM:
Tujuan penelitian adalah menguji atau
mengkonfirmasi teori serta
membandingkan antara beberapa
alternative teori
Terdapat hubungan dua-arah/ di dalam
model
Model relatif sederhana
息Bodhiya Wijaya Mulya
5. 11/25/2017
5
Karakteristik PLS-SEM
Hanya mengijinkan
hubungan searah atau
rekursif
Terdiri atas variable:
Variabel laten/unobserved
variable/konstruk
Variable manifest/observed
variable/indikator
息Bodhiya Wijaya Mulya
Karakteristik PLS-SEM
Hubungan antara konstruk dan indikator
dapat bersifat reflektif dan formatif
Satu manifest hanya bisa dihubungkan dengan
satu laten saja
息Bodhiya Wijaya Mulya
6. 11/25/2017
6
Karakteristik PLS-SEM
PLS SEM mewajibkan bebas multikolinearitas
antar variable-variable eksogen-nya
Tidak ada kriteria goodness of fit
Dapat digunakan untuk riset-riset eksploratif
Sangat berguna ketika sample sangat terbatas
dan distribusi data tidak normal
息Bodhiya Wijaya Mulya
Sample dalam PLS-SEM
息Bodhiya Wijaya Mulya
7. 11/25/2017
7
Langkah-Langkah Analisis Data Dengan
PLS-SEM
Spesifikasi model structural dan pengukuran
Pengumpulan data
Mengukur model pengukuran (Reflektif)
Mengukur model pengukuran (Formatif)
Mengukur model struktural
息Bodhiya Wijaya Mulya
Spesifikasi model structural dan
pengukuran
Proses penyusunan model structural harus
didasarkan pada teori yang ada
Jenis-jenis variable laten di dalam PLS-SEM
ada beberapa yakni:
Variabel Eksogen
Variabel Endogen
Variabel Mediator
Variabel Moderator
息Bodhiya Wijaya Mulya
8. 11/25/2017
8
Spesifikasi model structural dan
pengukuran
Penyusunan model pengukuran adalah proses
membuat indicator yang mengukur suatu
konstruk/laten.
Proses pembuatan ini dapat menggunakan
penelitian terdahulu ataupun disusun oleh
peneliti dengan mengacu pada beberapa
referensi teoritis yang ada
息Bodhiya Wijaya Mulya
Spesifikasi model structural dan
pengukuran
Terdapat dua bentuk model pengukuran yakni
Model reflektif atau Mode A: Indikator
merupakan suatu kemungkinan kumpulan
item yang digunakan untuk mengukur suatu
konstruk. Dalam model ini, indicator bisa
saling bertukar satu sama lain ataupun
dikurangi selama masih mempertahankan
reliabilitas. Indicator di dalam model reflektif
juga akan saling berkorelasi satu sama lain
息Bodhiya Wijaya Mulya
9. 11/25/2017
9
Spesifikasi model structural dan
pengukuran
Terdapat dua bentuk model pengukuran yakni
Model formatif atau Mode B: Indikator-
indicator lah yang menyusun suatu konsep.
Dalam model ini, indicator mewakili aspek
tertentu di dalam konstruk sehingga indikator
tidak bisa saling bertukar satu sama lain.
Pengurangan indicator akan berakibat pada
makna yang berbeda pada konstruk. Indicator
di dalam model formatif tidak diharapkan
saling berkorelasi satu sama lain
息Bodhiya Wijaya Mulya
Spesifikasi model structural dan
pengukuran
息Bodhiya Wijaya Mulya
10. 11/25/2017
10
Pengumpulan (Pembersihan) Data
Missing Data: PLS dapat secara otomatis
menggantikan data yang tidak terisi dengan
rata-rata kelompok.
Bila dalam satu responden terdapat lebih dari
15% missing data maka data seluruh
responden harus dihilangkan dari dataset
息Bodhiya Wijaya Mulya
Pengumpulan (Pembersihan) Data
Outliers harus dibersihkan dari data sebelum
dianalisis dengan PLS-SEM.
PLS-SEM tidak masalah dengan distribusi data
yang tidak normal namun kalau data tersebut
terlalu tidak normal, sebaiknya dilakukan
pemeriksaan terlebih dahulu. Misalnya jika
didapati skewness dan kurtosis lebih dari 1.
息Bodhiya Wijaya Mulya
11. 11/25/2017
11
Model Pengukuran Reflektif
Model pengukuran perupaya untuk melihat
apakah indicator sudah menjadi alat ukur
yang tepat bagi konstruk.
Bagian utama dalam analisis model
pengukuran adalah validitas dan reliabilitas
Tidak ada goodness of fit di dalam PLS-SEM
息Bodhiya Wijaya Mulya
Model Pengukuran Reflektif
Reliability:
Composite Reliability
Indicator Reliability
息Bodhiya Wijaya Mulya
12. 11/25/2017
12
Model Pengukuran Reflektif
Convergent Validity
Outer loading
Average Variance Extracted (AVE)
息Bodhiya Wijaya Mulya
Model Pengukuran Reflektif
Discriminant Validity
Cross-Loading
Fornell-Larcker criterion
息Bodhiya Wijaya Mulya
13. 11/25/2017
13
Model Pengukuran Formatif
Redundancy Analysis
息Bodhiya Wijaya Mulya
Model Pengukuran Formatif
Collinearity Analysis
Indikator-indikator dari model formatif
tidak boleh saling berkorelasi satu sama
lain
Diuji dengan SPSS untuk melihat nilai
tolerance dan VIF
息Bodhiya Wijaya Mulya
14. 11/25/2017
14
Model Pengukuran Formatif
Outer Weight
Uji Significance outer weight dengan
bootstrapping
Outer Loading
Uji Significance outer loading dengan
bootstrapping
息Bodhiya Wijaya Mulya
Model Struktural
Memeriksa multikolinearitas antar variable
laten
Variabel-variabel laten eksogenus yang
memengaruhi suatu variable laten
endogenus yang sama tidak boleh memiliki
korelasi satu sama lain
息Bodhiya Wijaya Mulya
15. 11/25/2017
15
Model Struktural
Menguji path coefficient beserta nilai
significance-nya
Path coefficient adalah nilai yang
menunjukkan kekuatan dan arah korelasi
antara satu variable dengan variable yang
lain
Nilai significance-nya didapatkan dari
prosedur bootstrapping
息Bodhiya Wijaya Mulya
Model Struktural
Melihat nilai coefficient of determinantion
(R2 value)
Menunjukkan seberapa besar suatu
variable endogen dipengaruhi oleh
variable-variable eksogen-nya
Berkisar antara 0 sampai 1
息Bodhiya Wijaya Mulya
16. 11/25/2017
16
Model Struktural
Menghitung effect size (f2 value)
Sebagai tambahan atas analisis R2 untuk
melihat apakah keberadaan suatu variable
eksogenus tertentu memiliki dampak yang
substansial terhadap variable endogen
息Bodhiya Wijaya Mulya
Model Struktural
Menghitung Q2
Nilai predictive relevance mengukur
seberapa tepat model tersebut
memprediksikan variable laten endogenus
Didapatkan melalui mekanisme
blindfolding
Tahap ini hanya perlu dilakukan untuk
variable endogen yang berindikator
reflektif saja
息Bodhiya Wijaya Mulya
17. 11/25/2017
17
Model Struktural
Menghitung q2
Nilai predictive relevance relatif
Mirip dengan f2 effect size
Tahap ini hanya perlu dilakukan untuk
variable endogen yang berindikator
reflektif saja
息Bodhiya Wijaya Mulya
Bodhiya Wijaya Mulya, S.Sos., M.M.
18. 11/25/2017
18
Analisis Mediasi
Variabel Mediasi adalah suatu variable yang
menjadi penghubung antara variable Eksogen
dan Endogen.
息Bodhiya Wijaya Mulya
Analisis Mediasi
息Bodhiya Wijaya Mulya
19. 11/25/2017
19
Analisis Mediasi
Langkah-Langkah Analisis Mediasi
1. Melihat hubungan langsung antara eksogen
dan endogen tanpa adanya mediasi
Mengeluarkan variable mediasi dari model
PLS
Bila path coefficient signifikan maka
lanjutkan
Bila hasilnya tidak signifikan maka tidak
ada efek mediasi
息Bodhiya Wijaya Mulya
Analisis Mediasi
Langkah-Langkah Analisis Mediasi
2. Melihat hubungan tidak langsung antara
eksogen dan endogen melalui variable
mediasi
Masukkan variable mediasi ke model PLS
Bila path coefficient hubungan tidak langsung
menunjukkan hasil yang signifikan maka
lanjutkan
Bila hasilnya tidak signifikan maka tidak ada
mediasi
息Bodhiya Wijaya Mulya
20. 11/25/2017
20
Analisis Mediasi
Langkah-Langkah Analisis Mediasi
3. Menghitung nilai Variance Accounted For
=
Total Effect adalah efek tidak langsung
ditambah efek langsung
息Bodhiya Wijaya Mulya
Analisis Mediasi
Langkah-Langkah Analisis Mediasi
4. Menginterpretasi hasil VAF
VAF > 80% Mediasi penuh
VAF = 20%-80% Mediasi sebagian
VAF < 20% Tidak ada mediasi
息Bodhiya Wijaya Mulya
21. 11/25/2017
21
Analisis Moderasi
Variabel moderator adalah variable yang
memperkuat atau memperlemah hubungan
antara variable eksogen dengan variable
endogen
Variabel moderator bahkan dapat mengubah
arah dari suatu hubungan antara eksogen dan
endogen
息Bodhiya Wijaya Mulya
Analisis Moderasi
Dalam hubungan antara kepuasan pelanggan
dan loyalitas pelanggan dapat dimoderasi oleh
income bulanan pelanggan
息Bodhiya Wijaya Mulya
22. 11/25/2017
22
Analisis Moderasi
Terdapat dua pendekatan dalam melakukan
analisis moderasi
1. Product Indicator Approach
2. Two Stages Approach
息Bodhiya Wijaya Mulya
Analisis Moderasi
Product Indicator Approach
Dilakukan dengan membuat sebuah
variable baru yang merupakan hasil
perkalian antara variable eksogen dan
moderator
Variabel ini bisa disebut sebagai variable
interaksi
Setiap indicator di masing-masing variabel
juga dikalikan
息Bodhiya Wijaya Mulya
23. 11/25/2017
23
Analisis Moderasi
Product Indicator Approach
息Bodhiya Wijaya Mulya
Analisis Moderasi
Two Stage Approach
Pendekatan ini harus digunakan apabila
ada indicator formatif dalam model
Akan tetapi model dengan indicator
reflektif juga bisa menggunakan
pendekatan ini
息Bodhiya Wijaya Mulya
24. 11/25/2017
24
Analisis Moderasi
Two Stage Approach
First Stage:
Model diestimasi tanpa melihat interaksi
antara variable eksogen dan moderator
Hasil Latent Variable Score disimpan dan
digunakan untuk Second Stage
息Bodhiya Wijaya Mulya
Analisis Moderasi
Two Stage Approach
First Stage:
息Bodhiya Wijaya Mulya
25. 11/25/2017
25
Analisis Moderasi
Two Stage Approach
Second Stage:
Buat variable interaksi yang merupakan
perkalian antara eksogen dengan
moderator
Latent Variable Score di stage 1 dari
masing-masing variable dijadikan indicator
reflektif untuk variable terkait
息Bodhiya Wijaya Mulya
Analisis Moderasi
Two Stage Approach
Second Stage:
Variabel perkalian antara eksogen dan
moderator menggunakan indicator yang
berasal dari perkalian LV score eksogen dan
moderator di stage 1
息Bodhiya Wijaya Mulya
26. 11/25/2017
26
Analisis Moderasi
Two Stage Approach
Second Stage:
息Bodhiya Wijaya Mulya
Analisis Moderasi
Interpretasi dilakukan dengan melihat path
coefficient dan p-value dari variable interaksi
Bila path coefficient menunjukkan hasil positif
maka berarti variable moderator memperkuat
hubungan antara eksogen dan endogen
Sebaliknya hasil negative menunjukkan
variable moderator justru memperlemah
hubungan
息Bodhiya Wijaya Mulya
27. 11/25/2017
27
Analisis Hierarchical Component Model
Dalam beberapa kasus, suatu variable laten
memiliki indicator yang juga berupa variable
laten.
息Bodhiya Wijaya Mulya
Analisis Hierarchical Component Model
Alasan menggunakan HCM
Mengurangi kompleksitas model structural
Mengatasi multikolinearitas antara variable
eksogen
Mengatasi indicator-indicator formative
yang saling berkorelasi
息Bodhiya Wijaya Mulya
28. 11/25/2017
28
Analisis Hierarchical Component Model
Empat jenis HCM
息Bodhiya Wijaya Mulya
Analisis Hierarchical Component Model
Terdapat dua pendekatan untuk melakukan
analisis hierarchical component model
Repeated Indicator Approach
Two Stage Approach
息Bodhiya Wijaya Mulya
29. 11/25/2017
29
Analisis Hierarchical Component Model
Repeated Indicator Approach
Menghubungkan ulang indicator dari dari
setiap LOC ke HOC
息Bodhiya Wijaya Mulya
Analisis Hierarchical Component Model
Two Stage Approach
Digunakan ketika sifat hubungan LOC-HOC
serta indicator-LOC berbeda
Saat hubungan LOC-HOC bersifat formatif di
mana HOC mendapat pengaruh dari
variable lain
息Bodhiya Wijaya Mulya
30. 11/25/2017
30
Analisis Hierarchical Component Model
Two Stage Approach
Lakukan uji repeated indicator untuk
mendapatkan Latent Variable Score dari LOC
Ubah LOC menjadi indicator dengan
menggunakan Latent Variable Score yang
didapat dari stage 1
Sifat hubungan tidak boleh diubah
息Bodhiya Wijaya Mulya
Analisis Hierarchical Component Model
Two Stage Approach
息Bodhiya Wijaya Mulya
31. 11/25/2017
31
Analisis Hierarchical Component Model
Two Stage Approach
息Bodhiya Wijaya Mulya
References
Hair Jr, J. F., Hult, G. T. M., Ringle, C., & Sarstedt, M. (2014). A
Primer on Partial Least Squares Structural Equation Modeling
(PLS-SEM). California: Sage Publications.
Hair, J.F., Black, W.C., Anderson, R.E., Babin, B.J. (2010).
Multivariate Data Analysis 7th Edition. New Jersey: Prentice
Hall
Sarwono, J. dan Narimawati, U. (2015). Membuat Skripsi,
Tesis, dan Disertasi dengan Partial Least Square SEM.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Ghozali, I. (2008). Structural Equation Modelling
Alternatif dengan Partial Least Square Edisi 2. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro
息Bodhiya Wijaya Mulya