Dokumen tersebut memberikan nasihat-nasihat berbicara yang bijak dan bertanggung jawab berdasarkan ajaran agama Islam. Beberapa poin penting yang disoroti adalah pentingnya ilmu dan adab bersamaan, berhati-hati dalam berbicara agar tidak merugikan diri sendiri atau orang lain, menghindari ghibah dan memuji orang secara berlebihan. Nasihat-nasihat tersebut didukung dengan beberapa hadis Nabi Muhammad SAW.
2. O you who have believed, fear Allah and speak
words of appropriate justice.
[Al Ahzab :70]
3. Abu Zakaria al-Anbari berkata:
Ilmu tanpa adab bagaikan api
tanpa kayu bakar. Adab tanpa
ilmu bagaikan ruh tanpa jasad
(Imam as-Samani, Adab al-Imla wa al-Istimla';
al-Khathib al-Baghdadi, Kitab al-Jami, juz I, hal
17)
Maka, ilmu dan adab harus
menyatu dalam diri Muslim, dan
semestinya semakin berilmu,
harus semakin beradab.
5. Lisan orang memiliki akal timbul dari hati
nuraninya. Maka saat ingin berbicara, lebih dahulu
dia kembalikan kepada nuraninya. Jika ada manfaat
bagi dirinya, dia berbicara dan jika berbahaya,
maka dia menahan diri. Sementara itu, hati orang
bodoh berada di mulutnya, dia berbicara sesuai apa
saja yang dia mau.
[HR. Bukhari-Muslim]
7. Sesungguhnya seorang hamba berkata satu kata
yang Allah SWT ridhai dan dia tidak mengira akan
mendapatkan demikian sehingga dicatat Allah SWT,
keridhoan-Nya bagi orang tersebut hingga nanti di
hari Kiamat.
Dan seorang lelaki berkata satu kata yang Allah
SWT murkai yang tidak dikiranya akan berkata
demikian, maka Allah SWT mencatat yang demikian
itu hingga hari Kiamat.
(HR. Tirmidzi)
8. Bukanlah seorang mukmin jika dia suka
mencela, melaknat serta mengucapkan kata-
kata keji.
(HR. Tirmidzi)
9. Dan sesungguhnya manusia yang paling aku
benci dan paling jauh dari aku nanti di hari Kiamat
adalah orang yang banyak bicara, orang pura-pura
fasih dan orang yang mutafaihiqun.
Para sahabat bertanya: Wahai Rasulllah, apa itu
mutafaihiqun?
Nabi menjawab: Orang-orang yang sombong.
(HR. At-Tirmidzi)
10. Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, jika dia
bicara berdusta, jika dia berjanji mengingkari dan
jika diberi amanah dia berkhianat.
(HR. Bukhari)
.... dan [Aku (Muhammad)] (penjamin) istana
di tengah-tengah surga bagi siapa saja yang
meninggalkan dusta sekalipun bercanda.
(HR. Abu Daud dan dinilai hasan oleh Al-Albani)
11. Ghibah adalah kamu menceritakan saudaramu tentang sesuatu yang
dibenci. Orang itu kembali bertanya, Wahai Rasulullah, bagaimana
pendapatmu jika sesuatu yang diceritakan tersebut memang benar ada
padanya ? Rasulullah SAW kemudian menjawab, Kalau memang
benar, itu namanya ghibah. Bila tidak benar, maka engkau telah berbuat
buhtan (mengada-ada).
(HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ahmad)
Janganlah kalian saling mendengki, dan janganlah kalian saling
membenci, dan janganlah kalian saling berkata-kata keji, dan
janganlah kalian saling menghindari, dan janganlah kalian saling
meng-ghibbah satu dengan yang lain, dan jadilah hamba-hamba
ALLAH yang bersaudara.
12. Sesungguhnya seburuk-buruk orang disisi
Allah SWT kelak di hari Kiamat adalah orang-
orang yang sering membuat manusia tertawa.
(HR. Bukhari)
13. Aku menjamin rumah di dasar surga untuk orang
yang menghindari berdebat walaupun dia
benar, dan aku menjamin rumah di tengah surga
untuk yang menghindari dusta sekalipun
bercanda, dan aku menjamin rumah di puncak
surga untuk yang akhlaknya baik.
(HR. Abu Daud)
14. Anas ra telah berkata : adalah Rasulullah SAW
bila berkata maka beliau mengulanginya hingga 3
kali sampai semua yang mendengarkan menjadi
paham,
dan jika Rasulullah SAW datang ke rumah
seseorang maka beliau pun mengucapkan salam 3
kali.
15. Dan dari Mujahid dari Abu Mamar berkata: Berdiri
seseorang memuji seorang pejabat di depan Miqdad
bin Aswad dengan berlebihan, maka Miqdad
mengambil pasir dan menaburkannya di wajah
orang tersebut, kemudian berkata: Nabi SAW
memerintahkan kepada kami untuk menaburkan pasir
di wajah orang yang suka memuji.
(HR. Muslim)
16. Aisyah ra berkata: Sesungguhnya Nabi SAW
jika membicarakan suatu perkataan, jika ada
orang yang menghitungnya, niscaya dia
dapat menghitungnya.
(Mutta-faqun alaih)
17. Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw telah
bersabda, Cukup menjadi sebuah dosa
untuk seseorang yaitu jika dia membicarakan
semua apa yang sudah didengar.
(HR. Muslim)
18. Berdasarkan QS 49/11
hadits nabi SAW:
Jika seorang menceritakan suatu hal
padamu lalu ia pergi, maka ceritanya itu
menjadi amanah bagimu untuk menjaganya.
(HR Abu Daud dan Tirmidzi dan ia menghasankannya)
*termasuk menceritakan aib orang lain dan memberi panggilan yg buruk kepada orang lain
Ini untuk menghindari kita membicarakan sesuatu yang masih belum pasti kebenarannya.
リжYルリ 悋リ為 悄リзル悋 悋 リ岳悽リ悦 ル ル 惺リ岳ル 悖ル ル悋 悽ル惘悋 ル悋 愕リж』 愕リж』 惺リ岳ル 悖ル ル 悽ル惘悋 ル悋 惠ル慍悋 悖ル莬ル ル悋 惠ルリжリ荷悋 惡悋悖ルリж 惡悧愕 悋悋愕 悋莬 惡リ郊惆 悋悒リз ルル ル リ莒 リYリ 悋惴リз
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokan), dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokan).(QS. Al-Hujurat [49]: 11).