2. ï‚— Lamun adalah komponen utama detritus dalam
makanan di setiap laut dangkal. Tumbuhan laut ini
menyediakan nutrient pada sejumlah hewan
invertebrata dan ikan (PHILLIPS & McROY 1980).
ï‚— Salah satu herbivora utama yang sering makan lamun
adalah penyu hijau dewasa, Chelonia mydas.
ï‚— Penyu hijau merupakan reptil herbivora yang dapat
ditemukan baik diperairan tropis maupun di daerah
subtropis. Penyu dewasa dapat mencapai berat sekitar
250 kg.
3. Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Testudines
Famili : Cheloniidae
Genus : Chelonia
Spesies : Chelonia mydas
5. Pembahasan
ï‚— Kebiasaan makan;
ï‚— Pencernaan yang berkaitan dengan dekomposisi
makanan;
ï‚— Interaksi penyu hijau dengan lamun dan
pengelolaan/perlindungan.
6. ï‚— Penyu hijau hidup tidak bergerombol, kecuali bila akan
kawin.
ï‚— Berkumpul pada suatu area bila terdapat makanan yang
melimpah.
ï‚— Makan setiap hari.
ï‚— Tidak punya hirarki sosial (BJORNDAL 1980).
ï‚— Memiliki sifat selektifitas dalam memakan semua jenis
lamun.
ï‚— Di Karibia, penyu hijau memakan daun muda dari lamun
Thalassia testudinum dengan membuang hewan-hewan
epifitik yang menempel (BJORNDAL 1980; MORTIMER
1981).
7. ï‚— Penyu hijau di Bahama tidak memakan secara acak
dari padang lamun Thalassia testudinum tetapi hanya
memakan plot-plot daun mudanya.
ï‚— Keuntungan dari memakan daun muda adalah bisa
memaksimalkan protein dan meminimalkan selulosa
dan lignin dari makan yang tersedia (BJORNDAL
1980), serta lebih sedikit memakan epifit yang
biasanya beasosiasi dengan daun tua.
8. ï‚— Penyu tidak mempunyai gigi, fungsi gigi ini diganti
oleh keratin yang berbentuk paruh yang akan
memotong seperti gunting.
ï‚— Bagian tanaman yang kasar tidak dihancurkan atau
digiling tetapi langsung dicerna oleh mikroba
fermentasi dalam usus
ï‚— Lambung dan usus dari penyu hijau relatif lebih besar
bila dibandingkan dengan penyu lainnya.
ï‚— Pencernaan pada penyu hijau akan sangat tergantung
pada kehadiran bakteri mikroflora selulosa dan pro-tozoa.
9. ï‚— Penyu hijau mempunyai tingkat pencernaan yang
tinggi untuk selulosa dan hemiselulosa (BJORNDAL
1979).
ï‚— Penyu hijau memakan lamun dengan dua cara yaitu :
1. Adanya mikroflora pemecah selulosa; dan
2. Menyeleksi makanan yang dicerna dengan memotong
daun muda lamun.
10. ï‚— "Grazing" penyu hijau mungkin mem- punyai
pengaruh bolak-balik yang posistif terhadap
komunitas lamun.
ï‚— Nitrogen yang dibebaskan pada proses pencernaan
lamun di lambung kemudian dikeluarkan ke alam
akan menjadi nutrisi bagi lamun.
ï‚— BJORNDAL (1980, 1985) memperkirakan bahwa
kecepatan tumbuh penyu hijau di alam lebih
dipengaruhi oleh nutrisi dibandingkan dengan kontrol
genetikanya.
11. ï‚— Dapat dikatakan bahwa keberadaan penyu hijau
mungkin ada hubungannya antara padang lamun
dengan sistem ekologi lainnya yang berhubungan
dengan produksi pencernaan pada area yang jauh dari
sumber makanan penyu hijau.