際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Agresi dan Altruisme
 Setiap perilaku fisik atau lisan yang disengaja dengan
maksud merugikan atau menimbulkan korban pada pihak
orang lain. Dalam hal ini, peran kognisi sangat besar dalam
menentukan apakah suatu perbuatan dianggap agresif (jika
diberi atribusi internal) atau tidak agresif (jika diberi
atribusi eksternal).
 Atribusi internal -> adanya niat, intensi, motif, atau
kesengajaan untuk menyakiti atau merugikan orang lain.
 Atribusi eksternal -> perbuatan dilakukan karena desakan
situasi, tidak ada pilihan lain, atau tidak sengaja.
Jenis2x agresi :
1. Agresi rasa benci atau emosi (hostile aggression) -> ungkapan
rasa kemarahan dan ditandai dengan emosi tinggi. Akibat dari
jenis ini tidak dipikirkan oleh pelaku dan pelaku memang tidak
peduli jika akibat perbuatannyal ebih banyak menimbulkan
kerugian daripada manfaat. Perilaku ini semata  mata untuk
melampiaskan emosi.
2. Agresi sebagai sarana untuk mencapai tujuan lain (instrumental
aggression) -> tidak disertai emosi bahkan antara pelaku dan
korban kadang2x tidak ada hubungan pribadi. Perilaku ini
dilakukan untuk mencapai tujuan lain.
Pengaruhdariagresivitas
 Luar diri sendiri -> kondisi lingkungan atau pengaruh kelompok.
Kondisi lingkungan misalkan temperature, crowding,
pornografi, televisi. Sedangkan pengaruh kelompok misalkan
menurunkan hambatan dari kendali moral, perancuan
tanggungjawab, desakan kelompok dan identitas kelompok, dan
deindividuasi.
1. Diri pelaku sendiri ->kondisi fisik dan kepribadian
 Kepribadian :
 Orang yang bersifat kompetitif, selalu terburu  buru, cepat
tersinggung -> lebih cepat menjadi agresif dibandingkan dengan
yang amibisinya tidak tinggi, sudah puas dengan keadaan yang
sekarang, tidak terburu  buru, dsb.
 Orang yang memiliki sifat pemalu (menilai rendah diri sendiri,
tidak menyukai orang lain, dan cenderung mencari kesalahan pada
orang lain) -> lebih agresif dibandingkan dengan yang tidak
pemalu.
 Orang yang memiliki harga diri yang tinggi (lebih percaya diri,
kalau berkonflik dengan orang lain ia akan berada dipihak yang
menang, dan bahwa selaku orang yang nilainya lebih tinggi dari
orang lain) -> akan lebih agresif dibandingkan dengan yang kurang
memiliki harga diri.
 Locus of Control -> orang yang mempunyai LC internal lebih bisa
mengendalikan dirinya sendiri daripad aorang dengan LC
eksternal (perilakunya lebih mudah dipengaruhi oleh factor2x
luar)
 Jenis Kelamin -> laki2x yang maskulin cenderung lebih agresif
dibandingkan dengan perempuan yang feminine. Hal ini
disebabkan oleh kebudayaan, perempuan harus dapat lebih
mengekang agresivitasnya
ALTRUISME
 Hasrat untuk menolong orang lain tanpa memikirkan
kepentingan sendiri.
Mengapa orang menolong
1. TeoriBehaviorisme -> Manusia menolong karena dibiasakan
oleh masyarakat untuk menolong dan untuk perbuatan itu
masyarakat menyediakan ganjaran yang positif.
2. Social Exchange Theory -> hasil yang diperoleh lebih besar
daripada usaha yang dikeluarkan disebut dengan keuntungan,
sedangkan jika hasil yang diperoleh lebih kecil daripada usaha
yang dikeluarkan maka disebut dengan rugi.
3. TeoriEmpati -> Ikut merasakan penderitaan orang lain
sebagai penderitaannya sendiri
Kapan orang menolong
1. Pengaruh situasi :
 Bystanders
 Menolong jika orang lain juga menolong
 Desakan waktu
 Kemampuan yang dimiliki
2. Pengaruh dari dalam diri :
 Perasaan
 Sifat -> orang yang perasa dan berempati tinggi, self 
monitoring tinggi karena dengan menjadi penolong ia memperoleh
penghargaan social yang lebih tinggi.
 Agama -> bagaimana kepercayaan atau keyakinan orang yang
bersangkutan tentang pentingnya menolong yang lemah seperti
yang diajarkan oleh agama
 Jenis kelamin -> laki  laki cenderung lebih menolong pada situasi
gawat darurat, sedangkan perempuan cenderung pada situasi
yang lebih aman
Siapa yang ditolong
Faktor2x dalam diri orang yang ditolong yang dapat berpengaruh
terhadap perilaku menolong yang diberikan
 Jenis kelamin
 Kesamaan
 Tanggungjawab korban
 Menarik

More Related Content

AGRESI DAN ALTRUISME.ppt

  • 2. Setiap perilaku fisik atau lisan yang disengaja dengan maksud merugikan atau menimbulkan korban pada pihak orang lain. Dalam hal ini, peran kognisi sangat besar dalam menentukan apakah suatu perbuatan dianggap agresif (jika diberi atribusi internal) atau tidak agresif (jika diberi atribusi eksternal). Atribusi internal -> adanya niat, intensi, motif, atau kesengajaan untuk menyakiti atau merugikan orang lain. Atribusi eksternal -> perbuatan dilakukan karena desakan situasi, tidak ada pilihan lain, atau tidak sengaja.
  • 3. Jenis2x agresi : 1. Agresi rasa benci atau emosi (hostile aggression) -> ungkapan rasa kemarahan dan ditandai dengan emosi tinggi. Akibat dari jenis ini tidak dipikirkan oleh pelaku dan pelaku memang tidak peduli jika akibat perbuatannyal ebih banyak menimbulkan kerugian daripada manfaat. Perilaku ini semata mata untuk melampiaskan emosi. 2. Agresi sebagai sarana untuk mencapai tujuan lain (instrumental aggression) -> tidak disertai emosi bahkan antara pelaku dan korban kadang2x tidak ada hubungan pribadi. Perilaku ini dilakukan untuk mencapai tujuan lain.
  • 4. Pengaruhdariagresivitas Luar diri sendiri -> kondisi lingkungan atau pengaruh kelompok. Kondisi lingkungan misalkan temperature, crowding, pornografi, televisi. Sedangkan pengaruh kelompok misalkan menurunkan hambatan dari kendali moral, perancuan tanggungjawab, desakan kelompok dan identitas kelompok, dan deindividuasi.
  • 5. 1. Diri pelaku sendiri ->kondisi fisik dan kepribadian Kepribadian : Orang yang bersifat kompetitif, selalu terburu buru, cepat tersinggung -> lebih cepat menjadi agresif dibandingkan dengan yang amibisinya tidak tinggi, sudah puas dengan keadaan yang sekarang, tidak terburu buru, dsb. Orang yang memiliki sifat pemalu (menilai rendah diri sendiri, tidak menyukai orang lain, dan cenderung mencari kesalahan pada orang lain) -> lebih agresif dibandingkan dengan yang tidak pemalu.
  • 6. Orang yang memiliki harga diri yang tinggi (lebih percaya diri, kalau berkonflik dengan orang lain ia akan berada dipihak yang menang, dan bahwa selaku orang yang nilainya lebih tinggi dari orang lain) -> akan lebih agresif dibandingkan dengan yang kurang memiliki harga diri. Locus of Control -> orang yang mempunyai LC internal lebih bisa mengendalikan dirinya sendiri daripad aorang dengan LC eksternal (perilakunya lebih mudah dipengaruhi oleh factor2x luar) Jenis Kelamin -> laki2x yang maskulin cenderung lebih agresif dibandingkan dengan perempuan yang feminine. Hal ini disebabkan oleh kebudayaan, perempuan harus dapat lebih mengekang agresivitasnya
  • 7. ALTRUISME Hasrat untuk menolong orang lain tanpa memikirkan kepentingan sendiri.
  • 8. Mengapa orang menolong 1. TeoriBehaviorisme -> Manusia menolong karena dibiasakan oleh masyarakat untuk menolong dan untuk perbuatan itu masyarakat menyediakan ganjaran yang positif. 2. Social Exchange Theory -> hasil yang diperoleh lebih besar daripada usaha yang dikeluarkan disebut dengan keuntungan, sedangkan jika hasil yang diperoleh lebih kecil daripada usaha yang dikeluarkan maka disebut dengan rugi. 3. TeoriEmpati -> Ikut merasakan penderitaan orang lain sebagai penderitaannya sendiri
  • 9. Kapan orang menolong 1. Pengaruh situasi : Bystanders Menolong jika orang lain juga menolong Desakan waktu Kemampuan yang dimiliki 2. Pengaruh dari dalam diri : Perasaan Sifat -> orang yang perasa dan berempati tinggi, self monitoring tinggi karena dengan menjadi penolong ia memperoleh penghargaan social yang lebih tinggi.
  • 10. Agama -> bagaimana kepercayaan atau keyakinan orang yang bersangkutan tentang pentingnya menolong yang lemah seperti yang diajarkan oleh agama Jenis kelamin -> laki laki cenderung lebih menolong pada situasi gawat darurat, sedangkan perempuan cenderung pada situasi yang lebih aman
  • 11. Siapa yang ditolong Faktor2x dalam diri orang yang ditolong yang dapat berpengaruh terhadap perilaku menolong yang diberikan Jenis kelamin Kesamaan Tanggungjawab korban Menarik