Pembibitan kelapa sawit dilakukan melalui tahap pre-nursery dan main nursery. Pada pre-nursery, kecambah sawit ditanam di polybag kecil selama 3-4 bulan sebelum dipindahkan ke polybag besar di main nursery. Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta seleksi.
1 of 10
Download to read offline
More Related Content
Agroteknologi tanaman perkebunan i
1. LAPORAN PRAKTIKUM
AGROTEKNOLOGI TANAMAN PERKEBUNAN I
PEMBIBITAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PRE NUSERY
DPP/DPJ : Ir. ROBERT SIAHAAN,M.Si
ASISTEN : 1. ROMA TUAH SITEPU
2. HENRY PASKAH GULTOM
OLEH :
FEBRINA SINAGA
130420017
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
2. I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembibitan merupakan awal kegiatan lapangan yang harus dimulai paling
lambat satu tahun sebelum penanaman di lapangan. Standar yang biasa dilakukan,
kapasitas pembibitan 1 ha kelapa sawit dapat menyediakan bibit tanaman untuk
kebun seluas 71 ha. Lokasi pembibitan harus mendapat perhatian, terutama hal-
hal sebagai berikut:
dekat dengan sumber air
bebas genangan air atau banjir
dekat dari pengawasan, mudah dikunjungi
tidak jauh dari areal yang akan ditanami
tidak terlalu jauh dengan sumber tanah (top soil) untuk mengisi polybag.
Untuk memperoleh bibit yang berasal dari biji dapat dilakukan dengan
mengusahakan sendiri atau memesan ke produsen resmi bibit kelapa sawit yang
telah ditunjuk pemerintah. Kegiatan mengusahakan bibit kelapa sawit dimulai
dengan melakukan seleksi biji, mengecambahkan, menyemai, dan
membibitkannya.
Pada dasarnya dikenal dua sistem pembibitan yaitu sistem pembibitan
ganda (double stage system) dan sistem pembibitan tunggal (single stage system).
Pada penerapan sistem tahap ganda, penanaman bibit dilakukan sebanyak dua
kali. Tahap pertama disebut pembibitan pendahuluan, yaitu kecambah ditanam
dengan menggunakan plastik polibag kecil sampai bibit berumur 3 bulan,
kemudian tahap kedua bibit tersebut ditanam ke pembibitan utama yang
menggunakan plastik polibag besar selama 9 bulan.
Pada sistem pembibitan tahap tunggal, bibit langsung di tanam di dalam
plastik polibag besar hingga berumur 12 bulan tanpa harus ditanam di dalam
plastik polibag kecil. Pada prinsipnya sistem manapun yang dipilih tujuannya
sama, yaitu untukmenghasilkan bibit yang berkualitas dengan daya tahan tinggi
dan kemampuan adaptasinya yang besar sehingga faktor kematian bibit di
pembibitan dan setelah dilapangan dapat ditekan.
3. 1.2 Tujuan
Mengetahui cara menyediakan bahan tanam sawit, mulai dari
pemeliharaan tandan, seleksi kecambah, pelaksanaan pre nursery hingga main
nursery.
4. II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan dan produktivitas kelapa sawit dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik faktor dalam maupun faktor luar tanaman kelapa sawit itu sendiri.
Faktor dalam terdiri dari bagian-bagian tanaman, seperti akar, batang, daun, dan
buah. Sedangkan faktor luar adalah faktor lingkungan seperti iklim, curah hujan,
suhu, kelembaban, jenis tanah, dan pH tanah (Mangoensoekarjo dan Semangun,
2005).
Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan
pembudidayaan pada tanaman kelapa sawit. Melalui tahap pembibitan ini
diharapkan akan menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas. Bibit kelapa sawit
yang baik adalah bibit yang memiliki kekuatan dan penampilan tumbuh yang
optimal serta berkemampuan dalam menghadapi kondisi cekaman lingkungan saat
pelaksanaan transplanting. Salah satu cekaman lingkungan adalah kekeringan.
Kekeringan akibat musim kemarau merupakan salah satu faktor yang nyata
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kelapa sawit (Siregar, dkk. 1995).
2. 1 SYARAT PERTUMBUHAN
Iklim
Lama penyinaran matahari ratarata 57 jam/hari. Curah hujan tahunan
1.5004.000 mm. Temperatur optimal 24280C. Ketinggian tempat yang ideal
antara 1500 m dpl. Kecepatan angin 56 km/jam untuk membantu proses
penyerbukan.
Media Tanam
Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur.
Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm),
pH tanah 46, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah
gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan
kelapa sawit (Anonim, 2001).
Pekerjaan yang dilakukan pada pembibitan ini meliputi:
5. 1. Pembuatan pembibitan awal (0 3 bulan), meliputi pekerjaan : persiapan
lahan dan perataan lahan, pengadaan alat dan bahan, pembuatan naungan,
pembuatan jaringan irigasi dan penanaman.
2. Pembuatan pembibitan utama (3 9 bulan), meliputi pekerjaan : persiapan
lahan dan perataan lahan, pengadaan alat dan bahan, pemindahan tanaman
dari plastik kecil ke plastik besar, pengaturan jarak, dll.
3. Bibit yang telah ditanam di polibag dipelihara dengan baik agar
pertumbuhannya sehat dan subur, sehingga bibit akan dapat dipindahkan ke
lapang sesuai dengan umur dan saat tanam yang tepat. Pemeliharaan bibit
meliputi penyiraman, penyiangan, pengawasan dan seleksi, serta pemupukan
(Anastasia, 2003).
2.2 PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
2.2.1 Pembibitan
Penyemaian
Sebelum disemai tanah di persemaian semprotkan dengan larutan pupuk
hayati MiG6PLUS pada media persemaian. Setelah berkecambah, masukkan
dalam polibag 12x23 atau 15x23 cm berisi 1,52,0 kg tanah lapisan atas yang telah
diayak. ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan
polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 34 bulan dan
berdaun 45 helai bibit dipindahtanamkan.
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40x50 cm setebal 0,11
mm yang berisi 1530 kg tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam,
tanah siram/semprotkan dengan larutan pupuk hayati MiG6PLUS.dengan dosis
10ml campur air 1 liter. Polibag diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan
jarak 90x90 cm.
Pemeliharaan Pembibitan
Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 23 kali sebulan atau
disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan
mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9
bulan.
6. (Anonim, 2016).
2.2.2 Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup
tanah (legume cover crop LCC) ada areal tanaman kelapa sawit sangat penting
karena dapat memperbaiki sifatsifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah
erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman
pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacangkacangan sebaiknya
dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50x40
cm sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah.
Jarak 9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak
1,5 m dari sisi lereng.
Cara Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur.
Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag dengan larutan MiG6PLUS
(10ml MiG6PLUS dengan air 1 liter, cukup untuk 1015 bibit tanaman).
Lepaskan plastik polybag hatihati dan masukkan bibit ke dalam lubang
2.2.3 Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman dan Penjarangan
Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 1014 bulan. Populasi 1
hektar + 135145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari.
7. Penyiangan
Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma (Anonim,2016).
Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua kali sehari, yakni pada pagi dan sore hari.
Penyiraman sebaiknya dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari
terbongkarnya kecambah atau akar bibit muda muncul ke permukaan. Setiap bibit
membutuhkan 100-250 ml air setiap penyiraman. Penyiraman dilakukan secara
manual dengan gembor dan hindari pancaran air yag terlalu deras. Jika curah
hujan lebih besar dari 8 mm/hari, penyiraman tidak perlu dilakukan.
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma dilakukan dengan cara manual dengan mencabut
gulma yang tumbuh dengan menggunakan tangan dengan rotasi dua minggu
sekali. Pelaksanaan penyiangan biasanya bersamaan dengan penambahan tanah ke
dalam polybag. Penyiangan gulma yang tumbuh di luar media tanam dilakukan
secara manual dengan rotasi yang sama.
Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah urea atau pupuk majemuk NPK dengan
konsentrasi 0,2% atau 2 gram/liter untuk 100 bibit, dilakukan pada saat bibit
berumur 4 minggu. Selain itu, pemupukan dilakukan secara foliar application
(melalui daun) dengan frekuensi seminggu sekali.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang menyerang saat pembibitan awal diantaranya semut, jangkrik,
belalang, tikus, dan cacing. Sementara itu, penyakit yang biasa terjadi diantaranya
helminthosporium, anthracnosa dan blast. Pengendalian hama dan penyakit yang
terbaik dengan cara mengatur kondisi lingkungan agar tidak lembab dan
menghilangkan sumber infeksi. Selain itu, dapat juga dengan mengurangi
naungan, memotong bagian bibit yang sakit, menggunakan bahan kimia,
membakar tanaman yang terserang, dan pengutipan hama.
8. Seleksi Bibit
Seleksi bibit dilakukan berdasarkan beberapa syarat utama, diantaranya
bibit tumbuh normal, sehat, dan tidak cacat. Seleksi bibit di tahap pembibitan
awal dilakukan saat pindah tanam dari pembibitan awal ke pembibitan utama.
Tujuannya untuk menghindari terbawanya bibit abnormal ke pembibitan utama
(main nursery). Ciri-ciri bibit abnormal diantaranya, anak daun memanjang dan
sempit, anak daun bergulung, anak daun menguncup, anak daun mengkerut, bibit
kerdil, dan bibit berputar. Bibit abnormal ini dapat disebabkan oleh faktor genetik,
kesalahan kultur teknis, dan serangan hama penyakit. Sementara itu, pemindahan
bibit dari pembibitan awal ke pembibitan utama dilakukan saat bibit berumur 2,5-
3 bulan dengan jumlah daun 3-4 helai (Anonim, 2014).
9. III
METODA PERCOBAAN
3.1 Waktu dan tempat
Praktikum Agroteknologi Tanman Perkebunan I ini, dilaksanakan mulai
dari Rabu, tanggal 27 Mei 2016 sampai dengan Rabu, 28 Juni 2016, pada pukul
15.00 wib 17.00 wib. Pengamatan dilaksanakan setiap hari Rabu. Bertempat di
lahan perkebunan kelapa sawit Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera
Utara, Medan.
3.2 Alat dab bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini
adalah diantaranya,
1. Kecambah sawit
2. Poly bag
3. Cangkul
4. Parang
5. Gembor
6. Label / Pamflet
3.3 Prosedur Percobaan
1. Bedengan disiapkan untuk ipukan atau pre nursery beserta atap bedengan
2. Disiapkan baby polybag, disusun didalam bedengan ipukan
3. Ditanam kecambah sawit jenis tenera, dan dipeliharadi PN selama 3-4
4. Disiapkan large polybag, diisi dengan top soil 2/3 bagian, disusun dengan
teratur di bibitan lapangan (MN) dengan sistem segitiga sama sisi (90 cm)
5. Dipindahkan bibit baby polybag bersama tanahnya bersama tanahnya
secara utuh ke large polybag, dipotong dan dibuang dengan hati hati baby
polybag tanpa merusak perakaran bibit
6. Dilakukan pemeliharaan bibit di PN dan MN yaitu : Penyiraman,
Penyiangan, Pemupukan, Pengendalian hama dan penyakit dan Seleksi
10. DAFTAR PUSTAKA
Anastasia. 2003. Petunjuk Praktis Pengolahan dan Budidaya Kelapa Sawit.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Anonim. 2001. http://klpswt.blogspot.co.id/2015/11/pembibitan-kelapa-sawit-pre-
nursery-dan.html, diakses pada 27 Juni 2016.
Anonim. 2014. http://pilinperkebunan.blogspot.co.id/,diakses pada 27 Juni 2016.
Anonim. 2016. http://jacq-planter.blogspot.co.id/2014/10/pembibitan-awa-pre-
nursery.html, diakses pada 27 Juni 2016.
Anonim. 2016. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/32249, diakses pada
27 Juni 2016.
Mangoensoekarjo dan Semangun. 2005. Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta.
Siregar, dkk. 1995. Kelapa sawit Upaya Peningkatan Produktivitas. Kanisius,
Yogyakarta.