際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Akuntansi Keuangan Lanjutan
Organisasi Nirlaba
Oleh :
Dita Andriani Pratiwi
11.03.3922
Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba atau organisasi non profit
adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok
untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam
menarik publik untuk suatu tujuan yang tidak
komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal
yang bersifat mencari laba (moneter).
organisasi nirlaba meliputi keagamaan, sekolah
negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik
publik, organisasi politis, bantuan masyarakat
dalam hal perundang-undangan, organisasi
sukarelawan, serikat buruh.
Perbedaan Organisasi Nirlaba dengan
Laba
Banyak hal yang membedakan antara organisasi nirlaba
dengan organisasi lainnya (laba).Dalam hal kepemilikan, tidak
jelas siapa sesungguhnya pemilik organisasi nirlaba, apakah
anggota, klien, atau donatur.Pada organisasi laba, pemilik jelas
memperoleh untung dari hasil usaha organisasinya.Dalam hal
donatur, organisasi nirlaba membutuhkannya sebagai sumber
pendanaan.Berbeda dengan organisasi laba yang telah
memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan
usahanya.Dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada
organisasi laba telah jelas siapa yang menjadi Dewan
Komisaris, yang kemudian memilih seorang Direktur
Pelaksana.Sedangkan pada organisasi nirlaba, hal ini tidak
mudah dilakukan.Anggota Dewan Komisaris bukanlah
pemilik organisasi.
Ciri-Ciri Organisasi Nirlaba
 Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang
tidak mengharapakan pembayaran kembali atas manfaat
ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang
diberikan.
 Menghasilkan barang dan/ atau jasa tanpa bertujuan
memupuk laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba,
maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para
pendiri atau pemilik entitas tersebut.
 Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi
bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi
nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali,
atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi
pembagian sumber daya entitas pada saat likuiditas atau
pembubaran entitas.
Konsep Dasar Pemikiran Akuntansi
Organisasi Nirlaba
 Di Amerika Serikat (AS), Financial Accounting Standard Board (FASB) telah menyusun tandar untuk
laporan keuangan yang ditujukan bagi para pemilik entitas atau pemegang saham, kreditor dan
pihak lain yang tidak secara aktif terlibat dalam manajemen entitas bersangkutan, namun
mempunyai kepentingan. FASB juga berwenang untuk menyusun standar akuntansi bagi entitas
nirlaba nonpemerintah, sementara US Government Accountingg Standard Board (GASB) menyusun
standar akuntansi dan pelaporan keuangan untuk pemerintah pusat dan federal AS.
 Di Indonesia, Departemen Keuangan RI membentuk Komite Standar Akuntansi Keuangan
Pemerintah Pusat dan Daerah. Organisasi penyusun standar untuk pemerintah itu dibangun
terpisah dari FASB di AS atau Komite Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia di
Indonesia karena karateristik entitasnya berbeda.Entitas pemerintah tidak mempunyai pemegang
saham atau semacamnya, memberikan pelayanan pada masyarakat tanpa mengharapkan laba, dan
mampu memaksa pembayar pajak untuk mendukung keuangan pemerintah tanpa peduli bahwa
imbalan bagi pembayar pajak tersebut memadai atau tidak memadai.
 International Federation og Accountant (IFAC) membentuk IFAC Public Sector Committee (PSC) yang
bertugas menyusun International Public Sector Accounting Standartd (IPSAS). Istilah Public Sector di
sini berarti pemerintah nasional, pemerintah regional (misalnya Negara bagian, daerah otonom,
provinsi, daerah istimewa), pemerintah local (misalnya kota mandiri), dan entitas pemerintah
terkait (misalnya perusahaan Negara, komisi khusus). Dengan demikian PSC tidak menyusun
standar akuntansi sector public nonpemerintah.
Pajak bagi organisasi nirlaba
 Banyak yang bertanya, apakah organisasi nirlaba, yang
mana mereka tidak mengambil keuntungan dari apapun,
akan dikenakan pajak? Sebagai entitas atau lembaga, maka
organisasi nirlaba merupakan subyek pajak.Artinya, seluruh
kewajiban subyek pajak harus dilakukan tanpa
terkecuali.Akan tetapi, tidak semua penghasilan yang
diperoleh yayasan merupakan obyek pajak.
 Pemerintah Indonesia memperhatikan bahwa badan sosial
bukan bergerak untuk mencari laba, sehingga
pendapatannya diklasifikasikan atas pendapatan yang
obyek pajak dan bukan obyek pajak. Namun di banyak
negara, organisasi nirlaba boleh melamar status sebagai
bebas pajak, sehingga dengan demikian mereka akan
terbebas dari pajak penghasilan dan jenis pajak lainnya
Organisasi nirlaba di beberapa negara
 Di Indonesia, organisasi nirlaba telah berkembang cukup pesat, terutama di bidang keagamaan
serta advokasi. Selain itu, dibidang pendidikan kini juga mulai berkembang, seperti yang dilakukan
oleh Internews Indonesia, dimana mereka melakukan bimbingan bagi para jurnalis.
 Amerika Serikat
Perkembangan organisasi nirlaba di Amerika Serikat telah sangat jauh lebih maju dibanding
Indonesia, terutama dalam bidang keagamaan.Amandemen Pertama Amerika Serikat menjamin
kebebasan beragama bagi masyarakatnya. Bagaimanapun, organisasi nirlaba relijius seperti gereja,
tunduk kepada lebih sedikit sistem pelaporan pemerintah pusat dibanding dengan banyak
organisasi lain.[3] Dalam hal perpajakan, organisasi nirlaba relijius di Amerika Serikat juga
dikecualikan dari beberapa pemeriksaan ataupun peraturan, yang membedakannya dengan
organisasi non relijius.[4]
 Kanada
Di Kanada, organisasi nirlaba yang mengambil format derma biasanya harus dicatatkan di dalam
Agen Pendapatan Kanada (Canada Revenue Agency).
 Kerajaan Inggris
Di Inggris dan Wales, organisasi nirlaba yang mengambil format derma biasanya harus dicatatkan di
dalam Komisi Pengawasan Derma. Di Skotlandia, Kantor Pengatur Derma Skotlandia juga melayani
fungsi yang sama. Berbeda dengan organisasi nirlaba di Amerika Serikat, seperti serikat buruh,
biasanya tunduk kepada peraturan yang terpisah, dan tidak begitu dihormati sebagaimana halnya
derma dalam hal pengertian teknis.
Laporan Posisi Keuangan
 Klasifikasi Aktiva dan Kewajiban
Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas laporan
keuangan, menyediakan informasi yang relevan mengenai likuiditas,
fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara aktiva dan kewajiban.
Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aktiva
dan kewajiban yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu
kelompok yang relatif homogen. Sebagai contoh, organisasi
biasanya melaporkan masing-masing
unsur aktiva dalam kelompok yang homogen, seperti:
a) kas dan setara kas;
b) piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain;
c) persediaan;
d) sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar di muka;
e) surat berharga/efek dan investasi jangka panjang;
f) tanah, gedung, peralatan, serta aktiva tetap lainnya yang
digunakan
Klasifikasi Aktiva Bersih Terikat atau
Tidak Terikat
 posisi keuangan menyajikan jumlah
masingmasing kelompok aktiva bersih
berdasarkan ada atau tidaknya oleh
penyumbang, yaitu: terikat secara permanen,
terikat secara temporer, dan tidak terikat.
 Informasi mengenai sifat dan jumlah dari
pembatasan permanen atau temporer
diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah
tersebut dalam laporan keuangan atau dalam
catatan atas laporan keuangan.
Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas difokuskan pada organisasi
secara keseluruhan dan menyajikan
perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu
periode. Perubahan aktiva bersih dalam
laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih
atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan.
Klasifikasi Pendapatan, Beban,
Keuntungan dan
Kerugian Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva
bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh
penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aktiva
bersih tidak terikat.
 Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat,
terikat permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada
tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat yang
pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat
disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan
secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
 Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui
dari investasi dan aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambah
atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika
penggunaannya dibatasi
Informasi Pendapatan dan Beban
 Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan
beban secara bruto. Namun demikian pendapatan investasi dapat
disajikan secara neto dengan syarat beban-beban terkait, seperti
beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan.
 Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan
kerugian yang berasal dari transaksi insidental atau peristiwa lain
yang
berada di luar pengendalian organisasi dan manajemen. Misalnya,
keuntungan
atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang tidak digunakan
lagi.
Informasi Pemberian Jasa
Laporan aktivitas atau catatan atas laporan
keuangan harus menyajikan informasi
mengenai beban menurut klasifikasi
fungsional, seperti menurut kelompok
program jasa utama dan aktivitas pendukung.
Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah
menyajikan informasi mengenai penerimaan
dan pengeluaran kas dalam suatu periode.
Klasifikasi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tantang Laporan Arus Kas dengan
tambahan berikut ini:
a) Aktivitas pendanaan:
 penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya
dibatasi untuk jangka panjang.
 penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang
penggunaanya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan
pemeliharaan aktiva tetap,atau peningkatan dana abadi (endowment).
 bunga dan dividen yang dibatasi penggunaanya untuk jangka panjang.
b) Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan
nonkas: sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.
ditaandrianipratiwi@gmail.com
ditaandrianipratiwi.wordpress.com
LinkedIn : dita andriani pratiwi
Facebook : Ditta Andriia
TERIMAKASIH

More Related Content

Akl 2 organisasi nirlaba

  • 1. Akuntansi Keuangan Lanjutan Organisasi Nirlaba Oleh : Dita Andriani Pratiwi 11.03.3922
  • 2. Organisasi Nirlaba Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik publik untuk suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). organisasi nirlaba meliputi keagamaan, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi sukarelawan, serikat buruh.
  • 3. Perbedaan Organisasi Nirlaba dengan Laba Banyak hal yang membedakan antara organisasi nirlaba dengan organisasi lainnya (laba).Dalam hal kepemilikan, tidak jelas siapa sesungguhnya pemilik organisasi nirlaba, apakah anggota, klien, atau donatur.Pada organisasi laba, pemilik jelas memperoleh untung dari hasil usaha organisasinya.Dalam hal donatur, organisasi nirlaba membutuhkannya sebagai sumber pendanaan.Berbeda dengan organisasi laba yang telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan usahanya.Dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada organisasi laba telah jelas siapa yang menjadi Dewan Komisaris, yang kemudian memilih seorang Direktur Pelaksana.Sedangkan pada organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah dilakukan.Anggota Dewan Komisaris bukanlah pemilik organisasi.
  • 4. Ciri-Ciri Organisasi Nirlaba Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapakan pembayaran kembali atas manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. Menghasilkan barang dan/ atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuiditas atau pembubaran entitas.
  • 5. Konsep Dasar Pemikiran Akuntansi Organisasi Nirlaba Di Amerika Serikat (AS), Financial Accounting Standard Board (FASB) telah menyusun tandar untuk laporan keuangan yang ditujukan bagi para pemilik entitas atau pemegang saham, kreditor dan pihak lain yang tidak secara aktif terlibat dalam manajemen entitas bersangkutan, namun mempunyai kepentingan. FASB juga berwenang untuk menyusun standar akuntansi bagi entitas nirlaba nonpemerintah, sementara US Government Accountingg Standard Board (GASB) menyusun standar akuntansi dan pelaporan keuangan untuk pemerintah pusat dan federal AS. Di Indonesia, Departemen Keuangan RI membentuk Komite Standar Akuntansi Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah. Organisasi penyusun standar untuk pemerintah itu dibangun terpisah dari FASB di AS atau Komite Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia di Indonesia karena karateristik entitasnya berbeda.Entitas pemerintah tidak mempunyai pemegang saham atau semacamnya, memberikan pelayanan pada masyarakat tanpa mengharapkan laba, dan mampu memaksa pembayar pajak untuk mendukung keuangan pemerintah tanpa peduli bahwa imbalan bagi pembayar pajak tersebut memadai atau tidak memadai. International Federation og Accountant (IFAC) membentuk IFAC Public Sector Committee (PSC) yang bertugas menyusun International Public Sector Accounting Standartd (IPSAS). Istilah Public Sector di sini berarti pemerintah nasional, pemerintah regional (misalnya Negara bagian, daerah otonom, provinsi, daerah istimewa), pemerintah local (misalnya kota mandiri), dan entitas pemerintah terkait (misalnya perusahaan Negara, komisi khusus). Dengan demikian PSC tidak menyusun standar akuntansi sector public nonpemerintah.
  • 6. Pajak bagi organisasi nirlaba Banyak yang bertanya, apakah organisasi nirlaba, yang mana mereka tidak mengambil keuntungan dari apapun, akan dikenakan pajak? Sebagai entitas atau lembaga, maka organisasi nirlaba merupakan subyek pajak.Artinya, seluruh kewajiban subyek pajak harus dilakukan tanpa terkecuali.Akan tetapi, tidak semua penghasilan yang diperoleh yayasan merupakan obyek pajak. Pemerintah Indonesia memperhatikan bahwa badan sosial bukan bergerak untuk mencari laba, sehingga pendapatannya diklasifikasikan atas pendapatan yang obyek pajak dan bukan obyek pajak. Namun di banyak negara, organisasi nirlaba boleh melamar status sebagai bebas pajak, sehingga dengan demikian mereka akan terbebas dari pajak penghasilan dan jenis pajak lainnya
  • 7. Organisasi nirlaba di beberapa negara Di Indonesia, organisasi nirlaba telah berkembang cukup pesat, terutama di bidang keagamaan serta advokasi. Selain itu, dibidang pendidikan kini juga mulai berkembang, seperti yang dilakukan oleh Internews Indonesia, dimana mereka melakukan bimbingan bagi para jurnalis. Amerika Serikat Perkembangan organisasi nirlaba di Amerika Serikat telah sangat jauh lebih maju dibanding Indonesia, terutama dalam bidang keagamaan.Amandemen Pertama Amerika Serikat menjamin kebebasan beragama bagi masyarakatnya. Bagaimanapun, organisasi nirlaba relijius seperti gereja, tunduk kepada lebih sedikit sistem pelaporan pemerintah pusat dibanding dengan banyak organisasi lain.[3] Dalam hal perpajakan, organisasi nirlaba relijius di Amerika Serikat juga dikecualikan dari beberapa pemeriksaan ataupun peraturan, yang membedakannya dengan organisasi non relijius.[4] Kanada Di Kanada, organisasi nirlaba yang mengambil format derma biasanya harus dicatatkan di dalam Agen Pendapatan Kanada (Canada Revenue Agency). Kerajaan Inggris Di Inggris dan Wales, organisasi nirlaba yang mengambil format derma biasanya harus dicatatkan di dalam Komisi Pengawasan Derma. Di Skotlandia, Kantor Pengatur Derma Skotlandia juga melayani fungsi yang sama. Berbeda dengan organisasi nirlaba di Amerika Serikat, seperti serikat buruh, biasanya tunduk kepada peraturan yang terpisah, dan tidak begitu dihormati sebagaimana halnya derma dalam hal pengertian teknis.
  • 8. Laporan Posisi Keuangan Klasifikasi Aktiva dan Kewajiban Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara aktiva dan kewajiban. Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aktiva dan kewajiban yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif homogen. Sebagai contoh, organisasi biasanya melaporkan masing-masing unsur aktiva dalam kelompok yang homogen, seperti: a) kas dan setara kas; b) piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain; c) persediaan; d) sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar di muka; e) surat berharga/efek dan investasi jangka panjang; f) tanah, gedung, peralatan, serta aktiva tetap lainnya yang digunakan
  • 9. Klasifikasi Aktiva Bersih Terikat atau Tidak Terikat posisi keuangan menyajikan jumlah masingmasing kelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya oleh penyumbang, yaitu: terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat. Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.
  • 10. Laporan Aktivitas Laporan aktivitas difokuskan pada organisasi secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan.
  • 11. Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat. Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi. Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi
  • 12. Informasi Pendapatan dan Beban Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Namun demikian pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang berasal dari transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian organisasi dan manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang tidak digunakan lagi.
  • 13. Informasi Pemberian Jasa Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung.
  • 14. Laporan Arus Kas Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.
  • 15. Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tantang Laporan Arus Kas dengan tambahan berikut ini: a) Aktivitas pendanaan: penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang. penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaanya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap,atau peningkatan dana abadi (endowment). bunga dan dividen yang dibatasi penggunaanya untuk jangka panjang. b) Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas: sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.
  • 16. ditaandrianipratiwi@gmail.com ditaandrianipratiwi.wordpress.com LinkedIn : dita andriani pratiwi Facebook : Ditta Andriia TERIMAKASIH