ݺߣ

ݺߣShare a Scribd company logo
AMBIGUITAS PADA IKLAN TOLAK
ANGIN
 
Nita Rohmatus Sholikhah
10410365
LATAR BELAKANG
Setiap orang tidak pernah luput dari komunikasi. Komunikasi
merupakan suatu cara bagi Manusia untuk berinteraksi dengan
manusia lainnya. Salah satunya dengan menggunakan media bahasa.
Meskipun bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional dan sudah
diresmikan secara nasional, tetapi masih ada penggunaan bahasa
Indonesia yang tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku, yaitu masih
ada kesalahan-kesalahan dalam penggunaan bahasa, baik itu dalam
pengucapan maupun pada penulisan.
Salah satu jenis kesalahan dalam berbahasa dan komunikasi
suatu tulisan atau tuturan ialah karena adanya ambiguitas atau
sering disebut ketaksaan. Salah satunya terdapat pada iklan “Tolak
Angin” karena begitu pentingnya bahasa Indonesia di negara kita ini
dan untuk memperbaiki paradigma terhadap bahasa iklan tersebut
maka penulis tertarik untuk menganalis bahasa iklan tersebut.
METODE PENELITIAN
Langkah-langkah dalam mengambil data yakni:
1. Kepustakaan
Peneliti mencari buku-buku tentang teori dan buku pendukung
lainya di perpustakaan untuk dijadikan referensi dalam
penelitiannya.
2. Observasi
Mengamati iklan tolak angin.
3. Analisis
Menganalisis tindak tutur yang ambigu tersebut dengan cara
menghubungkannya dengan tanggapan masyarakat terhadap bahasa
iklan tersebut.
Ambigu / ambiguitas adalah kata atau kalimat yang
mempunyai arti lebih dari satu atau bermakna ganda. Kalimat
ambigu secara struktural atau ketatabahasaan sudah tepat, tetapi
arti kalimat tersebut menimbulkan makna ganda atau lebih dari
satu makna. Dalam bahasa lisan, penafsiran kalimat ambigu ini
mungkin tidak akan terjadi karena adanya pembedaan didalam
cara pengucapannya. Namun, dalam bahasa tulis (dituliskan)
penafsiran ganda ini dapat saja terjadi jika penanda-penanda
ejakan tidak lengkap.
DATA
Tuturan Iklan
Agnes   : indonesia memang hebat
Ari        : memang hebat
Agnes : wahh,keren yah budaya Indonesia. Batik pekalongan, batiknya
halus dan indah. Buah-buahannya enak dan segar tetapi kenapa yah
dikasih nama Bangkok? Nanamnya disini, yang nanam petani kita.
Harusnya kasih nama aja pepaya Bogor, jambu Jakarta, belimbing
Depok, iya kan. Nah, yang ini pintar, ngasih nama durian Medan,
apel Malang, salak Bali, iya kan. Dan kalau sakit berobat di negri
sendiri.
Ari

: makanya kita yang muda-muda harus jadi pelopor.

Agnes : bangga dan gunakan produk negeri sendiri. Seperti “Tolak
Angin” obat asli Indonesia yang sudah dikembangkan dengan ilmu
dan teknologi.
Ari dan agnes : orang pintar yakin dan percaya ramuan bangsa sendiri.
“Orang Pintar Minum Tolak Angin”
ANALISIS
Iklan produk obat ini begitu dekat dengan masyarakat. Dari sabang
sampai merauke masyarakat Indonesia mengetahui iklan ini. Siapa
yang tak kenal iklan ini? Bahkan kata mujarab iklan ini yakni
“orang pintar minum tolak angin” sudah tidak asing lagi di telinga
masyarakat kita. Bahasanya yang ambigu dapat memutar balikkan
pikiran orang-orang yang mendengarnya. Ada 2 makna yang dapat
ditimbulkan oleh kalimat ini yakni :
1. Orang pintar minum tolak angin maksudnya semua orang bisa
minum tolak angin karena gampang mengkonsumsinya. Rasa dan
bentuk obatnya mungkin berbeda dengan  obat-obat lainnya yang
biasanya berbentuk tablet dan rasanya pahit.
2. Orang pintar minum tolak angin maksudnya orang yang minum
tolak angin adalah orang pintar atau dengan kata lain orang yang
minum obat selain tolak angin adalah orang bodoh.
Kedua makna di atas adalah makna yang dapat ditimbulkan oleh
ungkapan iklan tersebut. Maksud yang dituju oleh iklan tersebut
adalah makna yang ada dalam poin 1, namun hal itu hanya disadari
oleh para masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi.  Tapi
kenyataannya masyarakat yang tingkat pemikiran dan pendidikan
rendah akan berpikir makna yang ditimbulkan oleh ujaran dalam iklan
tolak angin tersebut adalah makna yang ada dalam poin ke 2.
Hal ini mungkin kelihatan sepele namun akan menimbulkan
dampak yang besar yakni rusaknya kaidah bahasa indonesia yang baik
dan benar, karena ambiguitas bahasa adalah salah satu kesalahan
dalam berbahasa. Banyak  masyarakat yang percaya terhadap tayangantayangan yang ada di televisi. Sehingga mereka akan percaya dan
meniru atau melaksanakan hal tersebut. Padahal, bukan hanya tolak
angin obat yang dapat menyembuhkan masuk angin pada manusia.
Masih banyak lagi obat yang dapat dikonsumsi untuk mengatasi masuk
angin. Namun inilah bahasa iklan, semua kata-kata ampuh digunakan
demi memikat masyarakat agar membeli dan menggunakan produk
mereka tanpa memikirkan efek yang dapat timbul akibat bahasa iklan
tersebut.
SOLUSI
Agar tidak terjadi kerusakan dalam citra bahasa Indonesia
maka perlu diajarkan kepada para masyarakat kita tentang apa itu
bahasa yang ambigu dan bagaimana itu bahasa iklan. Sekolah
adalah salah satu wadah untuk mendidik dan megajarkan mana
yang baik dan mana yang benar. Maka perlu diajarkan kepada
peserta didik apa itu ambiguitas bahasa dan apa itu iklan serta
bagaimana itu bahasa iklan. Hal ini dapat dilakukan melalui
pelajaran bahasa indonesia, karena semenjak Sekolah Dasar hingga
perguruan tinggi pasti mendapatkan mata pelajaran bahasa
Indonesia.
Iklan itu beraneka ragam jenisnya. Hampir setiap kebutuhan
barang dan jasa masyarakat diiklankan di media cetak ataupun
elektronik. Pemakaian bahasa iklan dalam bentuk-bentuk yang
terkesan janggal dan tidak bernalar seperti dalam contoh kalimat
iklan di atas perlu diperbaiki. Akan tetapi, kita mungkin
menerimanya sepanjang penggunaan kalimat iklan tersebut bisa
dipahami oleh masyarakat.

More Related Content

Ambiguitas bahasa iklan_nita rohmatus

  • 1. AMBIGUITAS PADA IKLAN TOLAK ANGIN   Nita Rohmatus Sholikhah 10410365
  • 2. LATAR BELAKANG Setiap orang tidak pernah luput dari komunikasi. Komunikasi merupakan suatu cara bagi Manusia untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Salah satunya dengan menggunakan media bahasa. Meskipun bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional dan sudah diresmikan secara nasional, tetapi masih ada penggunaan bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku, yaitu masih ada kesalahan-kesalahan dalam penggunaan bahasa, baik itu dalam pengucapan maupun pada penulisan. Salah satu jenis kesalahan dalam berbahasa dan komunikasi suatu tulisan atau tuturan ialah karena adanya ambiguitas atau sering disebut ketaksaan. Salah satunya terdapat pada iklan “Tolak Angin” karena begitu pentingnya bahasa Indonesia di negara kita ini dan untuk memperbaiki paradigma terhadap bahasa iklan tersebut maka penulis tertarik untuk menganalis bahasa iklan tersebut.
  • 3. METODE PENELITIAN Langkah-langkah dalam mengambil data yakni: 1. Kepustakaan Peneliti mencari buku-buku tentang teori dan buku pendukung lainya di perpustakaan untuk dijadikan referensi dalam penelitiannya. 2. Observasi Mengamati iklan tolak angin. 3. Analisis Menganalisis tindak tutur yang ambigu tersebut dengan cara menghubungkannya dengan tanggapan masyarakat terhadap bahasa iklan tersebut.
  • 4. Ambigu / ambiguitas adalah kata atau kalimat yang mempunyai arti lebih dari satu atau bermakna ganda. Kalimat ambigu secara struktural atau ketatabahasaan sudah tepat, tetapi arti kalimat tersebut menimbulkan makna ganda atau lebih dari satu makna. Dalam bahasa lisan, penafsiran kalimat ambigu ini mungkin tidak akan terjadi karena adanya pembedaan didalam cara pengucapannya. Namun, dalam bahasa tulis (dituliskan) penafsiran ganda ini dapat saja terjadi jika penanda-penanda ejakan tidak lengkap.
  • 5. DATA Tuturan Iklan Agnes   : indonesia memang hebat Ari        : memang hebat Agnes : wahh,keren yah budaya Indonesia. Batik pekalongan, batiknya halus dan indah. Buah-buahannya enak dan segar tetapi kenapa yah dikasih nama Bangkok? Nanamnya disini, yang nanam petani kita. Harusnya kasih nama aja pepaya Bogor, jambu Jakarta, belimbing Depok, iya kan. Nah, yang ini pintar, ngasih nama durian Medan, apel Malang, salak Bali, iya kan. Dan kalau sakit berobat di negri sendiri. Ari : makanya kita yang muda-muda harus jadi pelopor. Agnes : bangga dan gunakan produk negeri sendiri. Seperti “Tolak Angin” obat asli Indonesia yang sudah dikembangkan dengan ilmu dan teknologi. Ari dan agnes : orang pintar yakin dan percaya ramuan bangsa sendiri. “Orang Pintar Minum Tolak Angin”
  • 6. ANALISIS Iklan produk obat ini begitu dekat dengan masyarakat. Dari sabang sampai merauke masyarakat Indonesia mengetahui iklan ini. Siapa yang tak kenal iklan ini? Bahkan kata mujarab iklan ini yakni “orang pintar minum tolak angin” sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat kita. Bahasanya yang ambigu dapat memutar balikkan pikiran orang-orang yang mendengarnya. Ada 2 makna yang dapat ditimbulkan oleh kalimat ini yakni : 1. Orang pintar minum tolak angin maksudnya semua orang bisa minum tolak angin karena gampang mengkonsumsinya. Rasa dan bentuk obatnya mungkin berbeda dengan  obat-obat lainnya yang biasanya berbentuk tablet dan rasanya pahit. 2. Orang pintar minum tolak angin maksudnya orang yang minum tolak angin adalah orang pintar atau dengan kata lain orang yang minum obat selain tolak angin adalah orang bodoh.
  • 7. Kedua makna di atas adalah makna yang dapat ditimbulkan oleh ungkapan iklan tersebut. Maksud yang dituju oleh iklan tersebut adalah makna yang ada dalam poin 1, namun hal itu hanya disadari oleh para masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi.  Tapi kenyataannya masyarakat yang tingkat pemikiran dan pendidikan rendah akan berpikir makna yang ditimbulkan oleh ujaran dalam iklan tolak angin tersebut adalah makna yang ada dalam poin ke 2. Hal ini mungkin kelihatan sepele namun akan menimbulkan dampak yang besar yakni rusaknya kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar, karena ambiguitas bahasa adalah salah satu kesalahan dalam berbahasa. Banyak  masyarakat yang percaya terhadap tayangantayangan yang ada di televisi. Sehingga mereka akan percaya dan meniru atau melaksanakan hal tersebut. Padahal, bukan hanya tolak angin obat yang dapat menyembuhkan masuk angin pada manusia. Masih banyak lagi obat yang dapat dikonsumsi untuk mengatasi masuk angin. Namun inilah bahasa iklan, semua kata-kata ampuh digunakan demi memikat masyarakat agar membeli dan menggunakan produk mereka tanpa memikirkan efek yang dapat timbul akibat bahasa iklan tersebut.
  • 8. SOLUSI Agar tidak terjadi kerusakan dalam citra bahasa Indonesia maka perlu diajarkan kepada para masyarakat kita tentang apa itu bahasa yang ambigu dan bagaimana itu bahasa iklan. Sekolah adalah salah satu wadah untuk mendidik dan megajarkan mana yang baik dan mana yang benar. Maka perlu diajarkan kepada peserta didik apa itu ambiguitas bahasa dan apa itu iklan serta bagaimana itu bahasa iklan. Hal ini dapat dilakukan melalui pelajaran bahasa indonesia, karena semenjak Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi pasti mendapatkan mata pelajaran bahasa Indonesia. Iklan itu beraneka ragam jenisnya. Hampir setiap kebutuhan barang dan jasa masyarakat diiklankan di media cetak ataupun elektronik. Pemakaian bahasa iklan dalam bentuk-bentuk yang terkesan janggal dan tidak bernalar seperti dalam contoh kalimat iklan di atas perlu diperbaiki. Akan tetapi, kita mungkin menerimanya sepanjang penggunaan kalimat iklan tersebut bisa dipahami oleh masyarakat.