1. Analisis faktor yang mempengaruhi keputusan penggunaan sistem listrik prabayar rumah tangga di Semarang Selatan, dengan fokus pada faktor pribadi, psikologis, dan sosial.
2. Faktor pribadi dominan mempengaruhi keputusan, diikuti faktor psikologis dan sosial.
3. Saran meningkatkan layanan prabayar dengan kemudahan isi ulang dan informasi serta tempat pembelian pulsa.
1 of 5
Download to read offline
More Related Content
Analisis faktor
1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
PENGGUNAAN SISTEM LISTRIK PRABAYAR SEKTOR RUMAH
TANGGA DI
WILAYAH SEMARANG SELATAN
Puji Wibowo1, Nawazirul Lubis 2, & Naili Farida3
Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Diponegoro
Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang Semarang 50239, Phone: +622476486851
Email korespondensi : puji_wibowo@rocketmail.com
A. PENDAHULUAN
Salah satu jasa yang berperan penting bagi suatu negara ialah listrik. Listrik
merupakan salah satu kebutuhan yang amat penting bagi kehidupan manusia. Di
dalam rumah tangga, kantor, bisnis maupun industri, listrik menjadi prasyarat
utama agar semua aktivitas kehidupan manusia berjalan mudah, lancar, aman, dan
nyaman. Dikatakan juga bahwa sebuah kenyataan aktivitas kehidupan modern
sangat bergantung pada ketersediaan energi listrik.
Selama ini pelanggan PT PLN mendapat layanan listrik pascabayar, yaitu
pelanggan menggunakan energi listrik dulu dan membayar belakangan, pada
bulan berikutnya. Setiap bulan PT PLN harus mencatat meter, menghitung dan
menerbitkan rekening yang harus dibayar pelanggan, melakukan penagihan
kepada pelanggan yang terlambat atau tidak membayar, dan memutus aliran listrik
jika konsumen terlambat atau tidak membayar rekaning listrik setelah waktu
tertentu.
Mekanisme tersebut di atas tidak dilaksanakan pada sistem prabayar. Pada
sistem prabayar, pelanggan harus mengeluarkan uang atau membayar dulu energi
listrik yang akan dikonsumsinya. Besar energi listrik yang telah dibeli oleh
pelanggan dimasukkan ke dalam Meter PraBayar (MPB) yang terpasang dilokasi
pelanggan melalui sistem ‘token’ atau stroom. Meter PraBayar (MPB)
2. menyediakan informasi jumlah energi listrik (kWh) yang masih tersisa atau dapat
dikonsumsi.
B. Masalah
Berdasarkan uraian jumlah susut energi listrik atau kehilangan daya listrik di
atas maka PT PLN (Persero) berinovasi untuk meluncurkan produk listrik
prabayar agar kedepannya PLN tidak mengalami kerugian akibat jumlah susut
energi listrik atau kehilangan daya listrik yang dilakukan oleh pengguna
listriknya, juga dapat tercapainya target pelanggan listrik prabayar yang
ditentukan PLN. Oleh karena itu penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penggunaan sistem
listrik prabayar PT PLN (Persero) ?
2. Bagaimana persepsi konsumen tentang sistem listrik prabayar PT PLN
(Persero)
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor apa yang mempengaruhi keputusan penggunaan
sistem listrik prabayar PT PLN (Persero).
2. Untuk mengetahui persepsi konsumen tentang sistem listrik prabayar PT
PLN (Persero).
D. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan survei. Menurut
Gay (Umar, 2000: 87), metode ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang
menyangkut sesuatu pada saat berlangsungnya riset.Dalam penelitian ini data
dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1. Data Primer
3. Adalah data yang diperoleh dari sumber utama yaitu berupa jawaban
kuesioner yang diberikan oleh pelanggan sistem listrik prabayar PT PLN
(Persero) yang berlokasi di daerah Semarang Selatan.
2. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya. Data ini
diperoleh dari perusahaan berupa laporan-laporan dan data, serta literatur-
literatur yang diperoleh dari sumber-sumber perpustakaan yang mendukung
penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah pengguna sektor rumah tangga
aktif layanan PT. PLN (Persero) di Semarang Selatan yaitu pelanggan yang
pernah menggunakan sistem listrik prabayar serta masih menggunakan
sampai saat ini.
Sistem ini hanya akan difokuskan ke sektor rumah tangga. Populasi
penelitian ini adalah sebanyak 6110 pelanggan listrik prabayar yang
diperoleh dari data jumlah pelanggan PT PLN (Persero) UPJ Semarang
Selatan. Sampel yaitu bagian populasi yang menjadi sumber data sebenarnya
dalam suatu penelitian. Berdasarkan teknik Purposive sampling, ada
beberapa pengelompokkan untuk mendapatkan sampel di lapangan, yaitu :
1. Usia Minimal 17 tahun
2. Pelanggan PLN sistem listrik prabayar selama 3 bulan terakhir
3. Sektor Rumah Tangga
4. Pelanggan yang berpindah dari listrik pascabayar ke prabayar
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan kuesioner.
Pengukuran variable dilakukan dengan skala Likert dan metode scoring dan
tabulating. Setelah semua data terkumpul kemudian dilakukan analisis data berupa
uji validitas, reliabilitas, uji asumsi klasik serta di uji menggunakan teknik analisis
faktor.
4. E. HASIL PENELITIAN
Hasil dari uji component matrix dalam analisis faktor dapat diketahui
bahwa faktor yang terbentuk adalah satu faktor dengan loading faktor atau besar
korelasi antara variabel faktor psikologis dengan faktor yang terbentuk adalah
0,692, variabel faktor sosial sebesar 0,515 dan variabel faktor pribadi sebesar
0,766. Sehingga dapat disimpulkan ketiga variabel tidak ada perbedaan yang
nyata karena hanya terbentuk satu faktor dan yang paling dominan adalah variabel
faktor pribadi, faktor psikologis dan factor sosial. Hasil uji reproduced
correlations dalam analisis faktor menunjukkan bahwa besar korelasi/variable
yang paling dominan adalah pertama variabel faktor pribadi dengan nilai sebesar
0.587a , kedua variable faktor psikologis dengan nilai sebesar 0.479a
dan ketiga
atau terakhir variabel faktor sosial dengan nilai sebesar 0.265a
F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian mengenai faktor-faktor yang paling
mendominasi keputusan penggunaan, maka kesimpulan yang dapat diperoleh
adalah:
a. Variabel faktor pribadi/personal (X3) mempunyai dominasi yang sangat
kuat atas keputusan penggunaan sistem listrik prabayar (Y). Hasil
perhitungan menggunakan analisis faktor dapat diketahui bahwa faktor
personal (X3), memperoleh nilai sebesar 0.766. Hal ini membuktikan
bahwa faktor personal berpengaruh sangat kuat terhadap keputusan
penggunaan sistem listrik prabayar. Persepsi pribadi/personal responden
tentang sistem listrik prabayar berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
bahwa, dari pribadi/personal konsumen ini mempunyai persepsi yang baik
karena rata-rata responden dalam variabel penelitian sebanyak 81,6%
menyatakan setuju.
b. Variabel faktor psikologis (X1) mempunyai dominasi yang kuat atas
keputusan penggunaan sistem listrik prabayar (Y). Hasil perhitungan
menggunakan analisis faktor dapat diketahui bahwa faktor psikologis
5. (X1), memperoleh nilai sebesar 0.692. Hal ini membuktikan bahwa factor
psikologis berpengaruh kuat terhadap keputusan penggunaan sistem listrik
prabayar. Persepsi psikologis responden tentang sistem listrik prabayar
berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa, dari faktor psikologis
konsumen ini mempunyai persepsi yang baik karena rata-rata responden
dalam variabel penelitian sebanyak 77,3% menyatakan setuju.
c. Variabel faktor sosial (X2) mempunyai dominasi yang cukup kuat atas
keputusan penggunaan sistem listrik prabayar (Y). Hasil perhitungan
menggunakan analisis faktor dapat diketahui bahwa faktor sosial (X1),
memperoleh nilai sebesar 0.515. Hal ini membuktikan bahwa factor sosial
berpengaruh cukup kuat terhadap keputusan penggunaan. Persepsi faktor
sosial responden tentang sistem listrik prabayar berdasarkan hasil
penelitian dapat diketahui bahwa, dari factor sosial konsumen ini
mempunyai persepsi yang baik karena rata-rata responden dalam variable
penelitian sebanyak 71,5 % menyatakan setuju.
G. Saran
Saran dalam penelitian ini adalah masih perlunya memperhatikan faktor sosial
konsumen yang menghasilkan keputusan penggunaan sistem listrik PLN (Persero)
karena hasil penelitian dan pengujian lapangan diperoleh baha faktor sosial
(kelompok referensi, keluarga, peran) tersebut dominasinya kurang kuat dalam
keputusan penggunaan sistem listrik prabayar. Maka penulis menyarankan agar
pihak manajemen dapat meningkatkan prosedur-prosedur tentang listrik prabayar
yang diberikan kepada konsumen, misalnya kemudahan prosedur pengisian pulsa
listrik prabayar dimana/ kapan saja serta juga meningkatkan manajemen
pelayanan, misalnya dengan memberikan informasi yang lengkap mengenai
penggunaan sistem listrik prabayar, dan memberikan kemudahan dalam
penyediaan tempat pembelian pulsa listrik prabayar.