STRATEGI PEMULIHAN PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA PANDEMI COVID-19DhinnarMasyundra
油
Pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19 dilakukan dengan memberikan pelatihan ketrampilan dan bantuan finansial kepada masyarakat, serta menerapkan new normal untuk meningkatkan produksi secara perlahan.
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesiMonicaMagdalena5
油
Kebijakan fiskal berperan penting dalam mencegah resesi ekonomi di Indonesia. Tujuan kebijakan fiskal antara lain meningkatkan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan distribusi pendapatan nasional. Selama pandemi Covid-19, pemerintah melakukan stimulus fiskal besar-besaran untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong produktivitas sektor pangan agar dapat menghindari resesi dan krisis pangan.
1625594775562 evelyn agus priyanto 191500232Alif Qurnia
油
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan keuangan generasi Z di masa pandemi Covid-19 melalui penguatan literasi keuangan. Pandemi berdampak negatif pada perekonomian dan pengangguran. Upaya yang dilakukan antara lain memberikan edukasi literasi keuangan untuk meningkatkan pengelolaan keuangan masyarakat, khususnya generasi Z. Hasilnya menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengelolaan keuangan para
1625594775562 evelyn agus priyanto 191500232Alif Qurnia
油
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan keuangan generasi Z di masa pandemi Covid-19 melalui penguatan literasi keuangan. Pandemi Covid-19 berdampak negatif pada perekonomian dan tingkat pengangguran di Indonesia. Upaya yang dilakukan pemerintah antara lain memberikan edukasi literasi keuangan kepada generasi muda untuk mengelola keuangan dengan baik selama masa pandemi. Hasilnya, siswa yang mendapatkan edukasi mengal
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan keuangan generasi Z di masa pandemi Covid-19 melalui penguatan literasi keuangan. Pandemi berdampak negatif pada perekonomian dan pengangguran. Upaya yang dilakukan antara lain memberikan edukasi literasi keuangan untuk meningkatkan pengelolaan keuangan masyarakat, khususnya generasi Z. Hasilnya menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengelolaan keuangan para
Dampak covid 19 dan upaya pemerintah dalam menyelamatkan perekonomianHanifahFebriana
油
Dokumen tersebut membahas dampak pandemi Covid-19 terhadap ekonomi masyarakat Indonesia dan upaya pemerintah untuk menyelamatkan perekonomian, termasuk memberikan insentif pajak dan non-pajak serta program bantuan. Pandemi telah menurunkan pendapatan dan produksi yang berimbas pada pengangguran. Pemerintah berupaya menstabilkan ekonomi melalui berbagai kebijakan fiskal dan non-fiskal.
Edisi I 2020: Bertahan di Tengah Potensi Resesi Ekonomi GlobalAvida Virya
油
Tinjauan ekonomi, keuangan, dan fiskal bertahan di tengah potensi resesi ekonomi global. Elaborasi usaha pemerintah untuk terus mengimplementasikan kebijakan yang tepat di tengah penyebaran COVID-19.
Makalah ini membahas tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta kesenjangan ekonomi di Indonesia. Faktor-faktor yang dibahas antara lain sumber daya alam, tenaga kerja, modal, teknologi, sistem sosial, dan angka ketergantungan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas dampak pandemi Covid-19 terhadap kebijakan perpajakan dan wajib pajak di Indonesia; (2) Kebijakan perpajakan Indonesia selama pandemi meliputi relaksasi pajak penghasilan pasal 21, pembebasan impor pasal 22, pengurangan pasal 25, dan percepatan restitusi PPN; (3) Pandemi berdampak besar pada perekonomian dan menurunkan
Dokumen ini membahas tentang kondisi ekonomi Indonesia dan dampaknya terhadap bidang kesehatan. Krisis ekonomi 1997 menyebabkan penurunan pendapatan dan peningkatan jumlah penduduk miskin, berdampak negatif pada status gizi dan kesehatan masyarakat. Masalah gizi kurang dan kematian ibu serta balita masih tinggi akibat faktor kemiskinan, pendidikan, dan ketersediaan layanan kesehatan yang belum memadai
Dokumen tersebut membahas dampak pandemi Covid-19 terhadap tingkat pengangguran di Indonesia. PSBB yang diberlakukan pemerintah menyebabkan banyak perusahaan tidak beroperasi sehingga banyak pekerja yang di-PHK atau dirumahkan. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran meningkat hampir di seluruh provinsi Indonesia. Saran yang diberikan adalah mengoptimalkan program kartu pra-kerja, memberikan insentif kepada perusahaan agar tidak mel
Dokumen tersebut membahas tantangan pemerintah Indonesia dalam menghadapi globalisasi dan regionalisasi di kawasan Asia, terutama di bidang ekonomi. Pemerintah perlu meningkatkan daya saing ekonomi, ekspor, UMKM, dan infrastruktur untuk menghadapi persaingan global. Kerja sama bilateral dengan negara seperti Korea Selatan dalam bidang ekonomi dan kesehatan juga penting selama pandemi Covid-19.
Dampak Krisis Keuangan Global 2008 terhadap Sektor Keuangan di IndonesiaThufailah Mujahidah
油
Krisis keuangan global 2008 dipengaruhi oleh krisis subprime mortgage di Amerika Serikat yang menyebabkan banyak perusahaan pembiayaan perumahan bangkrut. Krisis ini menyebar ke seluruh dunia karena sistem keuangan global yang saling terintegrasi. Indonesia terkena dampak krisis ini meski tidak parah, terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang masih positif meski melambat.
Dokumen tersebut membahas sejarah krisis keuangan global dan nasional serta studi kasus mengenai krisis moneter Indonesia 1998. Indonesia pernah mengalami dampak buruk dari krisis keuangan global 1998 dan 2008 seperti pelemahan rupiah, inflasi tinggi, dan perlambatan ekonomi. Bank Indonesia kemudian menerbitkan kebijakan makroprudensial untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendukung stabilitas ekonomi.
Teks tersebut merupakan bagian dari makalah tentang ekonomi makro yang membahas pengertian ekonomi makro, indikator ekonomi makro seperti inflasi, pengangguran, neraca pembayaran, dan pertumbuhan penduduk, serta tujuan kebijakan ekonomi makro seperti tingkat kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi."
Artikel mk ii helma nurra oktaviana 181500027HelmaNurra
油
Dokumen tersebut membahas dampak pandemi COVID-19 terhadap pasar modal di Indonesia pada tahun 2020. Pandemi menyebabkan penurunan ekonomi dan aktivitas pasar modal. Pemerintah berupaya menjaga stabilitas pasar modal di tengah ketidakpastian akibat pandemi, namun diperkirakan pandemi akan mengurangi pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan angka pengangguran.
Perbedaan pertumbuhan dan pembangunan ekonomimayonknet
油
Makalah ini membahas perbedaan antara pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan output secara kuantitas, sementara pembangunan ekonomi lebih menekankan peningkatan taraf hidup masyarakat secara berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi keduanya antara lain investasi, SDM, teknologi, dan efisiensi; sedangkan faktor penghambatnya termasuk dualis
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...Dadang Solihin
油
Sejarah dan kajian empiris membuktikan bahwa dinamika geoekonomi dan geopolitik global berpengaruh kuat terhadap kondisi ekonomi dan politik suatu negara. Ketegangan Amerika Serikat dan Tiongkok di Laut Cina Selatan serta perang dagang antara kedua negara, konflik berkelanjutan di Timur Tengah, ketegangan politik Amerika Serikat dan Rusi a, isu climate change, sampai dengan merebaknya Covid-19 di berbagai belahan dunia dan ketidakberimbangan distribusi vaksin, merupakan contoh berbagai dinamika geoekonomi dan geopolitik. Bank Indonesia menyadari bahwa berbagai dinamika tersebut, secara langsung maupun tidak langsung, berpengaruh terhadap perekonomian dan politik di domestik. Untuk itu, pemahaman yang utuh dan mendalam mengenai dinamika geoekonomi dan geopolitik global sangat dibutuhkan, khususnya bagi para pengambil kebijakan publik, termasuk di bank sentral.
Makalah ini membahas tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta kesenjangan ekonomi di Indonesia. Faktor-faktor yang dibahas antara lain sumber daya alam, tenaga kerja, modal, teknologi, sistem sosial, dan angka ketergantungan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas dampak pandemi Covid-19 terhadap kebijakan perpajakan dan wajib pajak di Indonesia; (2) Kebijakan perpajakan Indonesia selama pandemi meliputi relaksasi pajak penghasilan pasal 21, pembebasan impor pasal 22, pengurangan pasal 25, dan percepatan restitusi PPN; (3) Pandemi berdampak besar pada perekonomian dan menurunkan
Dokumen ini membahas tentang kondisi ekonomi Indonesia dan dampaknya terhadap bidang kesehatan. Krisis ekonomi 1997 menyebabkan penurunan pendapatan dan peningkatan jumlah penduduk miskin, berdampak negatif pada status gizi dan kesehatan masyarakat. Masalah gizi kurang dan kematian ibu serta balita masih tinggi akibat faktor kemiskinan, pendidikan, dan ketersediaan layanan kesehatan yang belum memadai
Dokumen tersebut membahas dampak pandemi Covid-19 terhadap tingkat pengangguran di Indonesia. PSBB yang diberlakukan pemerintah menyebabkan banyak perusahaan tidak beroperasi sehingga banyak pekerja yang di-PHK atau dirumahkan. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran meningkat hampir di seluruh provinsi Indonesia. Saran yang diberikan adalah mengoptimalkan program kartu pra-kerja, memberikan insentif kepada perusahaan agar tidak mel
Dokumen tersebut membahas tantangan pemerintah Indonesia dalam menghadapi globalisasi dan regionalisasi di kawasan Asia, terutama di bidang ekonomi. Pemerintah perlu meningkatkan daya saing ekonomi, ekspor, UMKM, dan infrastruktur untuk menghadapi persaingan global. Kerja sama bilateral dengan negara seperti Korea Selatan dalam bidang ekonomi dan kesehatan juga penting selama pandemi Covid-19.
Dampak Krisis Keuangan Global 2008 terhadap Sektor Keuangan di IndonesiaThufailah Mujahidah
油
Krisis keuangan global 2008 dipengaruhi oleh krisis subprime mortgage di Amerika Serikat yang menyebabkan banyak perusahaan pembiayaan perumahan bangkrut. Krisis ini menyebar ke seluruh dunia karena sistem keuangan global yang saling terintegrasi. Indonesia terkena dampak krisis ini meski tidak parah, terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang masih positif meski melambat.
Dokumen tersebut membahas sejarah krisis keuangan global dan nasional serta studi kasus mengenai krisis moneter Indonesia 1998. Indonesia pernah mengalami dampak buruk dari krisis keuangan global 1998 dan 2008 seperti pelemahan rupiah, inflasi tinggi, dan perlambatan ekonomi. Bank Indonesia kemudian menerbitkan kebijakan makroprudensial untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendukung stabilitas ekonomi.
Teks tersebut merupakan bagian dari makalah tentang ekonomi makro yang membahas pengertian ekonomi makro, indikator ekonomi makro seperti inflasi, pengangguran, neraca pembayaran, dan pertumbuhan penduduk, serta tujuan kebijakan ekonomi makro seperti tingkat kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi."
Artikel mk ii helma nurra oktaviana 181500027HelmaNurra
油
Dokumen tersebut membahas dampak pandemi COVID-19 terhadap pasar modal di Indonesia pada tahun 2020. Pandemi menyebabkan penurunan ekonomi dan aktivitas pasar modal. Pemerintah berupaya menjaga stabilitas pasar modal di tengah ketidakpastian akibat pandemi, namun diperkirakan pandemi akan mengurangi pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan angka pengangguran.
Perbedaan pertumbuhan dan pembangunan ekonomimayonknet
油
Makalah ini membahas perbedaan antara pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan output secara kuantitas, sementara pembangunan ekonomi lebih menekankan peningkatan taraf hidup masyarakat secara berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi keduanya antara lain investasi, SDM, teknologi, dan efisiensi; sedangkan faktor penghambatnya termasuk dualis
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...Dadang Solihin
油
Sejarah dan kajian empiris membuktikan bahwa dinamika geoekonomi dan geopolitik global berpengaruh kuat terhadap kondisi ekonomi dan politik suatu negara. Ketegangan Amerika Serikat dan Tiongkok di Laut Cina Selatan serta perang dagang antara kedua negara, konflik berkelanjutan di Timur Tengah, ketegangan politik Amerika Serikat dan Rusi a, isu climate change, sampai dengan merebaknya Covid-19 di berbagai belahan dunia dan ketidakberimbangan distribusi vaksin, merupakan contoh berbagai dinamika geoekonomi dan geopolitik. Bank Indonesia menyadari bahwa berbagai dinamika tersebut, secara langsung maupun tidak langsung, berpengaruh terhadap perekonomian dan politik di domestik. Untuk itu, pemahaman yang utuh dan mendalam mengenai dinamika geoekonomi dan geopolitik global sangat dibutuhkan, khususnya bagi para pengambil kebijakan publik, termasuk di bank sentral.
ELTONMPO- DEPOSIT SEDIKIT KEMENANGAN SELANGIT.pdfELTONMPO88
油
Eltonmpo adalah agen taruhan online terbaik dant terpercaya se asia yang gampang menang dan mudah withdraw dengan sistem pembayaran yang cepat dan adil menang berapapun pasti dibayar tanpa cicil.
Daftar agen slot gacor anti rungkad eltonmpo merupakan situs terbesar se indonesia yang sudah menyediakan untuk anda bertransaski instan hanya hitungan detik melalui viqa qris.
Pelayanan online 24 jam non stop tanpa batas menampilkan platform permainan terbaik se asia .
Analisis krisis ekonomi era covid 19 terhadap makroekonomi Indonesia
1. Page | 1
MAKALAH
ANALISIS KRISIS EKONOMI ERA COVID 19 TERHADAP
MAKROEKONOMI INDONESIA
Dosen Pengampu: Dr. Sarma Panggabean, S.Pd., M.Si.
DISUSUN OLEH:
RIZAL TIWAN SILITONGA
23530008
PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN
MEDAN
2. Page | 2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
karuniaNya saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Ekonomi Makro ini dengan tepat
waktu.
Terimakasih saya sampaikan kepada dosen yang memberikan tugas ini kepada saya sehingga
saya dapat mengerti dan menambah wawasan saya dalam mata kuliah Ekonomi Makro.
Penulisan makalah ini bejudul "Analisis Dampak Krisis Ekonomi COVID-19 terhadap
Makroekonomi Indonesia" dapat terselesaikan dengan baik. Saya berharap makalah ini dapat
menjadi referensi. Selain itu, saya juga berharap pembaca mendapatkan sudut pandang baru
setelah membaca makalah ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bemanfaat serta
menambah wawasan bagi pembaca.
Medan, 24 Juni 2024
Penulis
Rizal Tiwan Silitonga
3. Page | 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN .....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................4
1.3 Tujuan dan Manfaat .........................................................................................................5
1.4 Metode Pengumpulan Data..............................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
LANDASAN TEORI.................................................................................................................6
2.1 Teori Siklus Bisnis ...........................................................................................................6
2.2 Teori Inflasi......................................................................................................................6
2.3 Teori Pengangguran .........................................................................................................7
BAB III ......................................................................................................................................8
PEMBAHASAN........................................................................................................................8
3.1 Analisis Penurunan Pertumbuhan Ekonomi Era Covid 19 ..............................................8
3.2 Analisis Dampak Inflasi pada saat Krisis Ekonomi Era Covid 19.................................11
3.3 Analisi Dampak Pengangguran di Krisis Ekonomi Covid 19........................................15
BAB IV....................................................................................................................................19
KESIMPULAN dan SARAN ..................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................20
4. Page | 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar terhadap perekonomian Indonesia,
mulai dari perubahan rantai pasokan global hingga berkurangnya investasi asing di Indonesia.
Penurunan ini dianggap sebagai perlambatan pertumbuhan ekonomi, turun dari 5,02% pada
tahun 2019 menjadi 2,97% pada tahun 2020. Melambatnya pertumbuhan ekonomi
menyebabkan peningkatan jumlah pengangguran dari 5,28% pada tahun 2019 menjadi 7,07%
pada tahun 2020, menurut ke data Bank Dunia. Komunitas jelas mengubah tatanan kehidupan
dan hubungan antar manusia. Masyarakat diimbau untuk selalu memakai masker, menjaga
jarak, dan menghindari kerumunan. Hal ini secara langsung membatasi aktivitas ekonomi
individu dan mempengaruhi, misalnya, produksi dan distribusi produk serta pemasaran barang
dan jasa di seluruh dunia.
Hubungan Hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi adalah salah satu topik
yang paling banyak dibicarakan dan adalah perdebatan makroekonomi paling penting di
kalangan ahli ekonomi makro, pembuat kebijakan, dan regulator mata uang di semua negara
(Wollie, 2018). Inflasi diperkirakan akan mencapai 3% tahun ini karena ketatnya pasokan
pangan dan depresiasi mata uang, namun hal ini sebagian akan diimbangi oleh harga bahan
bakar non-subsidi yang lebih rendah dan tambahan subsidi untuk listrik dan pangan. Namun,
inflasi diperkirakan akan kembali normal pada angka 2,8% pada tahun 2021. Biasanya, angka
ini bisa meningkat hingga 5,02%.
Pandemi krisis ekonomi COVID-19 telah mengurangi aktivitas perekonomian di banyak
sektor secara signifikan. Perekonomian Indonesia, seperti banyak negara lainnya, menghadapi
tantangan besar dalam menjaga pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Banyak perusahaan
berada di bawah tekanan keuangan yang sangat besar dan terpaksa memangkas biaya,
termasuk PHK dan PHK. Selain itu, banyak pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
yang terdampak karena tidak mampu bertahan dalam kondisi perekonomian yang sulit dan
terpaksa menghentikan usahanya. Tingkat pengangguran yang tinggi berdampak besar pada
perekonomian secara keseluruhan. Pengangguran yang tinggi tidak hanya menurunkan daya
beli individu tetapi juga dapat menyebabkan rendahnya produktivitas dan pertumbuhan
ekonomi jangka panjang. Selain itu, tingginya pengangguran dapat menyebabkan kerusuhan
sosial dan politik serta masalah lain seperti kemiskinan dan meningkatnya kejahatan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana dampak krisis ekonomi era COVID-19 terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia?
Apa dampak krisis ekonomi era COVID 19 terhadap inflasi dan apa kontribusi krisis
tersebut terhadap tingkat inflasi di Indonesia?
Bagaimana krisis ini mempengaruhi tingkat pengangguran di Indonesia?
5. Page | 5
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk menganalisis dampak penurunan
pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan pengangguran terhadap makroekonomi Indonesia.
Manfaatnya adalah memberikan pemahaman yang lebih baik tentang situasi ekonomi saat ini
dan membantu merumuskan kebijakan yang tepat untuk pemulihan ekonomi.
1.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ini diuraikan menjadi 3 yaitu:
1. Analisis Data Sekunder: Penggunaan data ekonomi makro dari Badan Pusat Statistik
(BPS), Bank Indonesia, dan lembaga ekonomi terkemuka lainnya untuk menganalisis tren
pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, dan tingkat pengangguran selama periode krisis.
2. Studi Kasus: Pemilihan tiga kasus spesifik yang mencerminkan dampak krisis ekonomi
global COVID-19 terhadap makroekonomi Indonesia, dengan memperhatikan sektor-
sektor yang berbeda-beda.
3. Analisis Literatur: Merujuk kepada penelitian dan analisis terdahulu yang relevan tentang
dampak krisis ekonomi global terhadap makroekonomi Indonesia untuk mendukung
temuan dalam makalah ini.
6. Page | 6
BAB II
LANDASAN TEORI
Corona virus merupakan virus yang menyerang saluran pernafasan pada manusia
dengan gejala awal flu hingga menyebabkan sindrom pernafasan akut berat (SARS), virus
tersebut dapat menyebar pada manusia maupun hewan. Penyebaran penyakit ini melalui tetesan
pernapasan dari batuk maupun bersin (Ren L et al., 2020). Penyebaran dan peningkatan jumlah
kasus COVID-19 terjadi dengan waktu yang sangat cepat dan telah menyebar antar Negara
termasuk Indonesia. Sampai dengan bulan Agustus 2020 terkonfirmasi sebanyak 165.887
dengan 7169 kematian di 34 provinsi di Indonesia (Kemenkes RI, 2020). WHO mengumumkan
bahwa wabah yang sedang terjadi merupakan Pandemic Global (Dong et al. 2020) Pemerintah
Indonesia memberlakukan berbagai kebijakan dalam merespon pandemi COVID 19 salah satu
kebijakannya yaitu pada awal bulan Maret 2020 telah diberlakukan social distancing, physical
distancing bagi masyarakat Indonesia (Hadiwardoyo,2020)
2.1 Teori Siklus Bisnis
Teori ini menjelaskan bahwa perekonomian mengalami fluktuasi yang berulang-ulang dalam
suatu periode waktu, dengan periode kontraksi (penurunan pertumbuhan ekonomi) diikuti oleh
periode ekspansi (peningkatan pertumbuhan ekonomi internasional). Pandemi COVID-19 dapat
dilihat sebagai penyebab perlambatan siklus bisnis yang berujung pada resesi ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi merupakan pilar utama pembangunan suatu negara dan dianggap sebagai
langkah maju yang penting untuk merangsang kesejahteraan sosial. Namun, kenyataannya sering kali
tidak sesuai harapan dan banyak negara kesulitan mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan. Dalam bidang teori bisnis, memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi merupakan hal yang penting.
Dalam perekonomian global yang penuh tantangan, krisis adalah masa yang menguji ketahanan
dan adaptasi sistem perekonomian suatu negara. Tidak ada yang bisa memperkirakan waktu atau
tingkat keparahan dampaknya. Krisis ekonomi yang dihadapi dunia pada tahun 2020, khususnya
krisis akibat pandemi COVID-19, memberikan tantangan yang sangat besar yang mempengaruhi
setiap aspek kehidupan manusia, mulai dari kesehatan hingga perekonomian.
2.2 Teori Inflasi
Teori ini menjelaskan faktor-faktor di balik inflasi, khususnya kenaikan harga barang dan
jasa secara umum dan berkelanjutan. Dalam konteks krisis ekonomi global yang disebabkan
oleh epidemi COVID-19, inflasi mungkin mengalami tekanan deflasi karena berkurangnya
permintaan dan melambatnya aktivitas ekonomi.
Dalam konteks dunia ekonomi yang sedang kesulitan, Perubahan terus berkembang,
terkadang dengan guncangan besar seperti pandemi COVID-19 yang dapat dengan cepat
mengubah laju peradaban. Krisis ini tidak hanya mengguncang kesehatan masyarakat global
namun juga menyebabkan gejolak ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada titik
ini, teori bisnis bukan sekadar kerangka akademis melainkan peta penting untuk mengarungi
lautan ketidakpastian..
7. Page | 7
2.3 Teori Pengangguran
Teori ini mempelajari penyebab dan akibat pengangguran dalam perekonomian. Krisis ekonomi
global dapat meningkatkan angka pengangguran karena berkurangnya aktivitas ekonomi, penutupan
usaha, dan pengurangan tenaga kerja.
Pengangguran adalah sekelompok pekerja yang tidak melakukan aktivitas apa pun untuk
menghasilkan uang. Pengangguran tidak hanya terbatas pada pengangguran saja. Orang yang sedang
mencari pekerjaan dan orang yang sudah bekerja tetapi pekerjaannya tidak produktif juga dapat
digolongkan sebagai pengangguran. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), dalam indikator
ketenagakerjaan, pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja namun sedang mencari pekerjaan
atau sedang mempersiapkan usaha baru, atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah
bekerja namun belum bekerja. belum menerima pekerjaan. belum mulai bekerja.
Menjadi pengangguran menurut para ahli mempunyai arti sebagai berikut:
1. Pengangguran adalah jumlah pekerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan
namun belum mendapatkan pekerjaan.
2. Pengangguran adalah keadaan dimana seseorang dalam angkatan kerja menganggur dan tidak aktif
mencari pekerjaan.
8. Page | 8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisis Penurunan Pertumbuhan Ekonomi Era Covid 19
Gambar 1 Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Perkembangan perekonomian pada saat pandemi, apalagi mendekati akhir kuartal
pertama tahun 2020, telah menjadi mimpi buruk bagi seluruh umat manusia di dunia. Betapa
tidak, organisasi keuangan internasional yaitu Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia
memperkirakan perekonomian dunia akan memasuki resesi pada akhir kuartal pertama tahun
2020 yang akan terkoreksi sangat tajam (Liu et al, 2020). Pertumbuhan ekonomi global bisa
saja melambat hingga negatif 2,8 persen, atau dengan kata lain turun menjadi 6 persen dari
pertumbuhan ekonomi global periode sebelumnya. Faktanya, kedua lembaga tersebut
sebelumnya memperkirakan bahwa perekonomian global akan tumbuh sebesar 3 persen pada
akhir kuartal pertama tahun 2020 (Carrillo-Larco dan Castillo-Cara, 2020). Fenomena
mengerikan ini disebabkan oleh munculnya virus baru yang sedang menjangkiti dunia, yaitu
virus corona (CoV). Organisasi kesehatan internasional yakni Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) mengumumkan bahwa virus corona (Cov) dapat menginfeksi saluran pernapasan
manusia. Nama ilmiah virus ini adalah COVID-19. Dampak yang ditimbulkan oleh COVID-
19 dapat bervariasi, mulai dari flu ringan hingga dampak yang sangat parah, sebanding atau
bahkan lebih parah dibandingkan MERS-CoV dan SARS-CoV (Kirigia dan Muthuri, 2020).
COVID-19 juga dikenal sebagai zoonosis, yang artinya menyebar melalui manusia dan/atau
hewan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengumumkan bahwa pandemi ini
pertama kali terdeteksi di Wuhan, Tiongkok, yaitu pada tanggal 30 Desember 2019, ketika
memberikan informasi berupa pemberitahuan segera tentang pengobatan pneumonia yang
tidak diketahui penyebabnya. COVID-19 menyebar begitu cepat ke seluruh dunia dan menjadi
pandemi yang mengerikan bagi masyarakat dunia. Sebelum penelitian ini ditulis, terdapat 93
negara yang ditemukan terinfeksi COVID-19. Meluasnya pandemi COVID-19 pada akhirnya
menimbulkan risiko yang sangat tinggi bagi perekonomian dunia, termasuk Indonesia,
khususnya terkait pariwisata, perdagangan, dan investasi.
9. Page | 9
Gambar 2 Ekspor dan Impor di Indonesia
Pandemi Covid-19 membawa pengaruh besar terhadap perdagangan internasional
Indonesia dan ekonomi global. Akibat pandemi, terjadi perubahan besar dalam pola
perdagangan dunia seperti, adanya sistem lockdown yang diterapkan oleh beberapa negara
yang mempengaruhi waktu dan biaya yang dibutuhkan dalam pengiriman barang, penerapan
protokol kesehatan yang mengakibatkan bertambahnya biaya pengiriman logistik, adanya
larangan ekspor dan impor beberapa komoditas tertentu seperti pangan dan kesehatan,
gangguan yang terjadi pada supply dan demand, juga perubahan pada pusat rantai pasokan
global dari beberapa negara seperti, China, Jerman, dan Amerika Serikat. China sendiri
merupakan partner dagang terbesar yang menjalin hubungan perdagangan internasional dengan
Indonesia. Indonesia mengimpor barang dari China sebesar 26% dan mengekspor barang ke
China sebesar 16,7%. Akibat pandemi, terjadi hambatan perdagangan internasional dengan
China terutama produk yang diimpor dari China seperti berbagai kebutuhan pangan contohnya
bawang putih yang hampir 100% diimpor langsung dari China, dan gula pasir. Akibat
hambatan impor tersebut, harga bawang putih dan gula pasir di Indonesia turut melonjak
dikarenakan kelangkaan komoditas yang disebabkan oleh ketidakstabilan dan
ketidakseimbangan supply.
Dampak COVID-19 tidak hanya mengganggu sektor ekspor dan impor Indonesia,
namun juga menyerang sektor dunia usaha yaitu penerimaan pajak yang juga semakin
menurun. Hal ini mempunyai dampak yang sangat penting, karena dari sisi penerimaan pajak,
dunia usaha mempunyai andil yang besar dalam pertumbuhan penerimaan negara, khususnya
yang terbesar kedua (Sugarda dan Rifky, 2017). Badan Pusat Statistik (BPS) Finlandia telah
merilis data ekspor migas dan nonmigas yang menunjukkan bahwa ekspor migas dan nonmigas
mengalami penurunan akibat pandemi ini. Hal ini tidak mengherankan karena Tiongkok
merupakan negara penghasil minyak dan gas terbesar. gas di dunia. eksportir eksportir gas.
minyak mentah Selain itu, pandemi COVID-19 juga menyebabkan penurunan produksi
Tiongkok, meskipun fokus barang dunia dan sentral produksi barang dunia terkonsentrasi di
Tiongkok. Jika terjadi koreksi negatif pada manufaktur Tiongkok, maka dunia akan mengalami
gangguan rantai pasok yang pada akhirnya dapat menurunkan manufaktur dunia yang bahan
bakunya diimpor dari Tiongkok. Indonesia sendiri membutuhkan bahan baku dari China untuk
melakukan proses pembuatannya, khususnya bahan baku komponen elektronik, furnitur,
plastik, tekstil, dan komputer.
10. Page | 10
Investasi juga sangat terdampak oleh pandemi COVID-19 yang membuat masyarakat
sangat berhati-hati dalam membeli dan bahkan berinvestasi. Pandemi ini juga berdampak
signifikan terhadap perkiraan pasar. Investor mungkin tidak berinvestasi karena perubahan
asumsi pasar dan rantai pasokan yang tidak jelas (Pepinsky dan Wihardja, 2011). Di bidang
investasi, Tiongkok merupakan salah satu negara yang memiliki dan menanamkan
modal di Indonesia. Pada tahun 2019, realisasi investasi langsung dari Tiongkok
menempati urutan kedua setelah Singapura
(Akhmad dkk, 2019). Misalnya, investasi Tiongkok sebesar 5 miliar dolardi
wilayah Sulawesi di Indonesia saat ini sedang dalam tahap implementasi, namun tenaga kerja
asal Tiongkok masih dilarang datang ke Indonesia, sehingga investasi tersebut masih
tertunda.
Indonesia sendiri memberlakukan pembatasan perjalanan ke negara-negara yang
berada di zona infeksi merah selama pandemi COVID-19, dengan tujuan memutus rantai
penularan COVID-19. Langkah ini mengikuti praktik yang sebelumnya diterapkan oleh
beberapa negara. Kebijakan pembatasan ini mempengaruhi jadwal penerbangan, menyebabkan
beberapa maskapai penerbangan membatalkan penerbangan dan beberapa maskapai terpaksa
melanjutkan penerbangan, meskipun sebagian besar bandara tetap ditutup untuk memenuhi hak
pelanggan. Sebagian besar pelanggan juga membatalkan tiket penerbangan karena penyebaran
COVID-19. Situasi ini memaksa pemerintah mengambil tindakan dengan memberikan diskon
kepada wisatawan ke Malang, Yogyakarta, Belitung, Manado, Batam, Labuan Bajo, Bintan,
Lombok, Denpasar, dan Danau Toba. Sebagian besar negara Eropa juga memiliki kebijakan
atau peraturan yang mengharuskan seluruh maskapai penerbangan menggunakan kurang lebih
80 persen kuotanya untuk penerbangan di luar benua Eropa, agar maskapai pesaing tidak
kehilangan kuota. Kebijakan pembatasan perjalanan ke negara-negara zona merah infeksi
COVID-19 tidak hanya diterapkan di Indonesia, tetapi juga di Australia, China, Rusia, Italia,
Singapura, dan negara lainnya.
Dampak COVID-19 terhadap sektor pariwisata juga tidak luput dari ancaman.
Berdasarkan data yang dihimpun Badan Pusat Statistik, jumlah wisman asal Tiongkok yang
berkunjung ke Indonesia pada tahun 2019 mencapai 2,07 juta jiwa, atau setara dengan 12,8%
dari total wisman pada tahun 2019. Jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia mengalami
penurunan karena adanya penurunan jumlah wisman asal Tiongkok. epidemi COVID-19.
Sektor pendukung pariwisata yaitu restoran, hotel, dan ritel terdampak pandemi COVID-19.
Keuntungan pelaku bisnis perhotelan turun 40%, mempengaruhi operasional hotel dan
mengancam kelangsungan bisnis. Penurunan pengunjung asing mempengaruhi pendapatan
restoran yang pelanggannya sebagian besar adalah pengunjung internasional (Block, 2017).
Pertumbuhan pariwisata yang lemah berdampak pada industri ritel. Wilayah dan sektor
perdagangan yang paling terkena dampaknya adalah Jakarta, Medan, Bangka Belitung,
Kepulauan Riau, Manado dan Bali. Pandemi COVID-19 akan berdampak pada sektor usaha
mikro, kecil, dan menengah karena pengunjung asing yang datang ke suatu tempat akan
membeli produk untuk dibawa pulang (Iswahyudi, 2016). Sebagaimana diketahui, jika jumlah
pengunjung asing menurun maka pendapatan usaha kecil dan menengah juga akan menurun
(Saidi et al, 2017). Bank Indonesia merilis data sektor usaha mikro, kecil dan menengah pada
tahun 2016 yang menunjukkan bahwa usaha mikro, kecil dan menengah merupakan sektor
usaha yang dominan di Indonesia dan kemampuan perusahaan rekayasa dalam menyerap
tenaga kerja dalam jumlah besar.
11. Page | 11
Gambar 3 Tourism Comprised Small Portion of ID GDP
Berdasarkan analisis dicatat bahwa untuk sektor pariwisata tercatat hanya menyumbang
1 % dari pendapatan domestik bruto negara Indonesia. Situasi tersebut sangat berbanding
terbalik dengan negara lain seperti Filipina memiliki sumbangsih sebesar 2 %, Malaysia 5 %,
Thailand 12 %, Singapura 6 %, dan Australia 3 %.
3.2 Analisis Dampak Inflasi pada saat Krisis Ekonomi Era Covid 19
Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan banyak keluarga di
Indonesia, namun juga kehidupan sosial ekonomi. Krisis kesehatan telah mengganggu banyak
aktivitas perekonomian di negara ini. Pembatasan mobilitas penduduk mempunyai dampak
yang luas terhadap permintaan dan penawaran agregat di berbagai saluran, yang kemudian
berinteraksi secara kompleks, sehingga mengakibatkan resesi yang tidak biasa. Akibat krisis
ini, banyak keluarga dan individu mengalami penurunan pendapatan, kehilangan pekerjaan,
dan jatuh miskin. Krisis COVID-19 juga telah mengubah kebiasaan konsumsi banyak rumah
tangga dan individu, sehingga berdampak signifikan terhadap perkembangan harga berbagai
barang dan jasa di Indonesia.
Perhatian terhadap perkembangan inflasiperubahan tingkat harga-harga umum
antarwaktu penting untuk dilakukan di tengah ketidakpastian ekonomi dan risiko perubahan
permintaan agregat, maupun di masa depan ketika pandemi COVID-19 ini masih terusberlanjut
ataupun telah selesai. Inflasi yang tinggi secara terus-menerus dapat berdampak burukbagi
kesejahteraan banyak rumah tangga di Indonesia, khususnya ketika hal tersebut tidak diimbangi
dengan kenaikan tingkat upah dan penghasilan yang memadai, sehinggamenurunkan daya
beli dan meningkatkan kemiskinan. Sebaliknya, tingkat inflasi yang rendahdan berlangsung
lama dapat menjadi sebuah tanda bahwa perekonomian berada di bawah kapasitas
potensialnya, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah, dan mempersempit
ruang dan batasan kebijakan moneter untuk mendukung perekonomian.
Keberhasilan program vaksinasi dan mulai terkendalinya tingkat kasus penyebaran
COVID-19 dapat menurunkan ketidakpastian ekonomi dan meningkatkan kepercayaan
konsumen dan bisnis, yang selanjutnya mengarah pada pemulihan permintaan konsumsi dan
pengeluaran investasi modal usaha sektor swasta. Berbagai kondisi tersebut menghadirkan
gejolak dan lonjakan permintaan secara singkat, yang dapat melebihi kapasitas ekonomi dalam
memproduksi barang dan jasa, sehingga mendorong terjadinya kenaikan harga-harga umum
atau inflasi. Sementara itu, pandemi COVID-19 telah mengubah pola konsumsi masyarakat
secara signifikan. Pembatasan sosial dan banyaknya aktivitas yang dilakukan di rumah telah
12. Page | 12
mengurangi konsumsi barang/jasa yang memerlukan kontak langsung, seperti kunjungan ke
restoran atau bioskop, berlibur ke tempat-tempat wisata, dan pembelian barang-barang tahan
lama (durable goods) yang tidak mendesak, seperti mobil dan properti. Sebaliknya, pandemi
mendorong peningkatan konsumsi barang/jasa terkait kesehatan dan kebersihan (e.g. obat-
obatan, vitamin, sabun, dan masker), telekomunikasi (e.g. pulsa) dan hiburan (e.g. paket
berlangganan Netflix).
Akibatnya, dampak sektoral dari pandemi ini pun akan berbeda-beda untuk tiap sektor,
tergantung dari seberapa intensif interaksi dan kontrak yang terjadi di tiap sektor dan apakah
para pekerja di sektor tersebut mampu bekerja dari rumah atau tidak. Industri perhotelan dan
pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat terdampak oleh pandemi ini,
sementara pertanian merupakan salah satu sektor yang paling tidak terpengaruh. Dampak
sektoral yang berbeda dari pandemi ini juga berimplikasi pada perbedaan dampak pandemi
yang dialami oleh tiap-tiap daerah di Indonesia, karena beberapa sektor tertentu mendominasi
perekonomian di daerah tertentu dan tidak di daerah lainnya. Perekonomian Bali sangat
tergantung sekali kepada sektor pariwisata dan oleh karenanya menjadi provinsi yang paling
terdampak oleh pandemi, sementara perekonomian Kalimantanyang lebih berorientasi pada
sektor pertambangandan DKI Jakarta memiliki proporsi sektor jasa yang besar.
Sebelum merebaknya pandemi COVID-19, inflasi Indonesia sudah cukup rendah dan
berada dalam tren menurun, mencerminkan perlambatan permintaan agregat dan
perekonomian yang melambat. Seperti terlihat pada Gambar 1, sebelum adanya pandemi
COVID-19, tingkat inflasi di Indonesia turun dari 3,1% pada bulan September 2019 menjadi
sekitar 2,6% pada bulan Januari 2020, sebelum sedikit meningkat lagi menjadi sekitar 3% pada
bulan Februari 2020. kami terhadap peningkatan komponen inflasi yang mudah menguap
(volatile food).
Pandemi COVID-19 dan pembatasan sosial terkait telah menambah tekanan terhadap
penurunan inflasi yang sebelumnya berkelanjutan. Krisis kesehatan masyarakat ini sangat
mengurangi permintaan secara keseluruhan dan menurunkan tingkat harga secara keseluruhan.
Meskipun pembatasan pergerakan juga menghambat produksi dan distribusi barang, namun
dampak dari sulitnya mengirimkan barang ke pasar tampaknya sangat kecil. Akibatnya, inflasi
IHK terus menurun sejak April 2020, ketika kebijakan PSBB diterapkan. Perlambatan inflasi
inti dan fluktuasi inflasi komponen pangan dapat mengimbangi dampak percepatan sementara
inflasi komponen harga yang diatur secara nasional (harga administratif) akibat kenaikan harga
transportasi selama periode kebijakan pembatasan pergerakan. Akibatnya, inflasi umum turun
dari 2,87% pada bulan April 2020 menjadi hanya 1,32% pada bulan Agustus 2020.
13. Page | 13
Sumber: CEIC Database (diolah oleh penulis)
Selain itu, dengan penerapan kebijakan pelonggaran pembatasan kegiatan sosial dan
kebijakan new normal secara bertahap mulai Juli 2020, permintaan agregat kembali
meningkat secara bertahap, meski belum mampu meredam penurunan perekonomian Indonesia
secara signifikan. Seiring dengan pulihnya aktivitas perekonomian, tekanan terhadap inflasi
mulai mereda secara bertahap, dan laju inflasi kembali meningkat, dari 1,03% pada Agustus
2020 menjadi sekitar 1,68% pada akhir tahun 2020. Dari sisi komponen, komponen waktu
inflasi juga mengalami peningkatan. volatil meningkat dari -1.09% menjadi 3.62%. Sementara
itu, laju inflasi pada bagian harga yang diatur oleh pemerintah (harga administratif) turun dari
1,03% menjadi 0,25% pada periode yang sama, dan laju inflasi inti turun lagi dari 2,03%
menjadi 1,6%.
Pada tahun 2021, pesatnya penyebaran infeksi virus corona baru yang disebabkan oleh
varian Delta memaksa pemerintah Indonesia untuk kembali memberlakukan pembatasan
pergerakan masyarakat darurat (PPKM) mulai awal Juli 2021. Pada awal tahun, situasi sudah
mereda namun juga melemah. Laju inflasi volafile food terus meningkat dari 1,52% pada
Februari 2021 menjadi 3,66% pada Mei 2021, sebelum kembali turun menjadi 1,60% pada Juni
2021, sedangkan laju inflasi umum meningkat dari 1,38% menjadi 1,68% dan kemudian
kembali ke 1,33.
Dampak Pandemi COVID-19 terhadap inflasi berbeda-beda untuk tiap sektor ekonomi.
Gambar 2 menunjukkan bahwa harga-harga bahan makanan merupakan penyumbang terbesar
dari penurunan harga di masa pandemi COVID-19. Lebih lanjut, sektor-sektor yang cenderung
memerlukan kontak yang intensif, seperti pendidikan, restoran, dan sektor jasa lainnya
mengalami penurunan permintaan yang besar, sehingga kontribusinya terhadap inflasi
mengalami penurunan yang signifikan. Sebaliknya, sektor-sektor yang terkait dengan
kesehatan dan produk-produk kebersihan dan perawatan personal, seperti sabun dan obat-
obatan mengalami peningkatan permintaan akibat kekhawatiran akan pandemi COVID-19.
Gambar 2 Konstribusi terhadap Inflasi
14. Page | 14
Sumber: CEIC Database (diolah oleh penulis)
Perbedaan dampak pandemi COVID-19 terhadap berbagai sektor perekonomian juga
tercermin pada inflasi Indeks Harga Produsen atau IHP (Inflasi Harga Produsen (PPI)), seperti
ditunjukkan pada Gambar 3. Mirip dengan inflasi CPI yang disebutkan di atas, inflasi PPI
Indonesia menurun dari 1,66% pada Q1 2019 menjadi 0,72% pada Q3 2019, seiring dengan
menyebarnya pandemi COVID-19 dan pemerintah menurunkannya menjadi -0,73% pada Q2
2020 karena diperkenalkannya pembatasan pergerakan yang ketat. Hal ini menegaskan kembali
bahwa tren penurunan inflasi yang sudah terjadi sebelum krisis kesehatan masyarakat di
Indonesia semakin diperburuk oleh pandemi COVID-19. Selain itu, angka PPI kembali
meningkat menjadi 0,34% pada kuartal ketiga tahun 2020 seiring dengan pelonggaran
pembatasan aktivitas masyarakat dalam rangka normal baru. Kenaikan PPI berlanjut pada
kuartal berikutnya hingga mencapai 6,18% pada Q2 2021.
Gambar 3 Inflasi Indeks Harga Produsen dan Komponen
Sumber: CEIC Database (diolah oleh penulis)
Secara regional, dampak pandemi COVID-19 terhadap penurunan inflasi harga
konsumen hampir dirasakan di seluruh wilayah Indonesia, meskipun besaran dampaknya
berbeda-beda antar wilayah. Seperti terlihat pada Gambar 4, hampir seluruh kota di Indonesia
mengalami tekanan inflasi pada masa pandemi COVID-19 pada tahun 2020. Namun terdapat
perbedaan dinamika inflasi antar daerah, dan kota-kota besar di Pulau Jawa seperti Jakarta,
15. Page | 15
Bandung dan Surabaya, merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam perhitungan CPI
dan cenderung memiliki inflasi yang lebih tinggi dibandingkan kota-kota kecil lainnya.
Gambar 4. Perkembangan Inflasi di Beberapa Kota Terpilih di Indonesia
Sumber: CEIC Database (diolah oleh penulis)
Selain itu, pada masa pandemi, kota-kota besar di Pulau Sumatera seperti Kota Medan
memiliki tingkat inflasi yang lebih rendah dibandingkan kota-kota lain di Indonesia karena
rendahnya biaya makanan dan minuman serta tarif pesawat. Sebaliknya kota-kota di kawasan
timur Indonesia seperti Kupang, Ambon, Jayapura, dan Sorong merupakan kota-kota yang
mengalami inflasi tinggi akibat tingginya harga pangan karena sebagian besar bahan pangan
berasal dari daerah lain di Indonesia. Sementara itu, di Kota Denpasar, Bali yang sangat
bergantung pada sektor pariwisata dan paling terkena dampak krisis COVID-19, tingkat inflasi
selama epidemi turun signifikan dari 3,50% pada Februari 2020 menjadi 0,38% pada tahun
2020.
Analisis laju inflasi di atas menunjukkan bahwa penurunan jumlah kasus COVID-19
dan pelonggaran pembatasan pergerakan yang terjadi sebelum masuknya varian Delta di
Indonesia mendorong peningkatan aktivitas perekonomian masyarakat sehingga mendorong
peningkatan perekonomian. kebangkitan. permintaan agregat dan peningkatan tekanan. Untuk
harga barang dan jasa. Selain itu, laju inflasi bagian atas menunjukkan tingginya harga bahan
baku di pasar dunia mempercepat kenaikan inflasi IHK sektor pertambangan pada saat
pengurangan kegiatan sosial.
3.3 Analisi Dampak Pengangguran di Krisis Ekonomi Covid 19
Pengangguran mengacu pada seseorang yang berada dalam angkatan kerja tetapi tidak
dapat mendapatkan pekerjaan. Penduduk yang bekerja adalah penduduk yang berumur antara
15 dan 65 tahun yang berhak dan ingin bekerja, namun mengalami kesulitan dalam mencari
pekerjaan karena kondisi tersebut. (Indayani dan Hartono 2020) Akibat situasi epidemi
COVID-19, banyak orang menjadi sulit mendapatkan pekerjaan karena banyak orang yang
kehilangan pekerjaan dan persaingan antar pekerja.
Tabel 1. Dampak Covid 19 Terhadap Penduduk Usia Kerja, Agustus 2020 Februari
2021
16. Page | 16
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk usia kerja terdampak
COVID-19 pada Februari 2021 sebanyak 10,02 juta jiwa, turun 34,41% dari Agustus 2020
hingga 19.10. Akibatnya, 1,62 juta orang kehilangan pekerjaan akibat COVID-19.650.000
orang menganggur akibat Covid-19 (BAK); 1,11 juta orang rela kehilangan pekerjaan untuk
sementara waktu akibat COVID-19. 15,72 juta pekerja mengurangi jam kerjanya karena
COVID-19. Keempat kategori tersebut mengalami penurunan per Agustus 2020. Penurunan
terbesar terjadi pada segmen angkatan kerja yang dikurangi jam kerjanya akibat COVID-19,
yaitu sebanyak 8,31 juta (Badan Pusat Statistik n.t.).
Dari hasil analisis pertumbuhan angka pengangguran di masa pandemi ini, sudah
seharusnya pemerintah mempersiapkan strategi jitu dalam menangani dampak pandemi yang
mempengaruhi berbagai sektor, terkhusus sektor ekonomi yang sesuai dengan kajian ini.
Pemerintah berkewajiban mengembalikan stabilitas ekonomi nasional agar pertumbuhan angka
pengangguran tidak lagi mengalami kenaikan.
Pengagguran di Indonesia dari tahun mengalami beberapa kondisi yang berbeda. Berikut
adalah datapengangguran dan kesempatan kerja di Indonesiadari tahun 2018 sampai tahun 202
Dari tabel1 diatas dapat diketahui pengangguran di Indonesia didominasi oleh laki-laki.
Pada tahun 2019 tingkat pengangguran laki-laki adalah sebesar 5,24% sementara
pengangguran perempuan sebesar 5,22%. Pada tahun 2020, pengangguran laki-laki adalah
sebesar 7,46% sementarapengangguran perempuan sebesar 6,46%.
Berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah pada
analisis krisis ekonomi COVID-19 dalam konteks makroekonomi di Indonesia:
1. Stimulus Fiskal dan Moneter: Pemerintah dapat melanjutkan atau memperluas stimulus
fiskal, seperti program bantuan sosial kepada masyarakat terdampak, serta stimulus
moneter, seperti pemotongan suku bunga dan keringanan pajak untuk mendorong konsumsi
dan investasi.
2. Reformasi Struktural: Melakukan reformasi struktural untuk meningkatkan daya saing
ekonomi, seperti penyederhanaan regulasi bisnis, perbaikan iklim investasi, dan investasi
dalam infrastruktur yang mendukung pertumbuhan jangka panjang.
3. Dukungan Terhadap Sektor Yang Terdampak: Memberikan dukungan khusus kepada
sektor-sektor yang paling terdampak, seperti pariwisata, perhotelan, dan ritel, melalui
insentif fiskal, pelatihan tenaga kerja, dan pembiayaan yang lebih mudah.
17. Page | 17
4. Penguatan Sektor Kesehatan: Investasi dalam infrastruktur kesehatan untuk memperkuat
sistem kesehatan nasional agar lebih siap menghadapi kemungkinan gelombang pandemi
selanjutnya serta memberikan kepercayaan kepada pelaku ekonomi untuk kembali
beraktivitas.
Setelah merdeka pada tahun 1945, Indonesia mengalami beberapa krisis besar. Krisis-krisis
ini menyebabkan meningkatnya pengangguran dan kemiskinan. Berakhirnya pemerintahan
Presiden pertama Sukarno ditandai dengan krisis ekonomi pada tahun 1960an. Krisis ini
disebabkan oleh inflasi yang sangat tinggi sehingga menyebabkan menurunnya daya beli
masyarakat dan meningkatnya angka kemiskinan. Hal serupa juga terjadi pada Soeharto,
presiden kedua. Berakhirnya masa kepemimpinannya juga dibarengi dengan krisis ekonomi.
Masyarakat juga mengalami nasib serupa, dengan meningkatnya pengangguran dankemiskinan
yang membuat kehidupan ekonomi menjadi sangat sulit.
Gambar 3. Jumlah dan Tingkat Pengangguran Indonesia (1998 - Feb 2019) Sumber: Badan
Pusat Statistik (BPS)
Dari grafik di atas terlihat bahwa tingkat pengangguran meningkat tajam setiap kali krisis
terjadi. Misalnya, pada krisis tahun 1998, terlihat bahwa tingkat pengangguran meningkat
cukup pesat pada tahun-tahun berikutnya dan diperlukan waktu yang cukup lama untuk
menurunkannya. Hal serupa juga terjadi pada tahun 2008, 2010, dan 2013. Pada tahun 2020,
dunia mengalami krisis baru akibat pandemi. Negara-negara di seluruh dunia berusaha
menyelamatkan masyarakatnya dengan membatasi berbagai kegiatan sosial ekonomi.
Akibatnya, permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa menurun dan sektor
perekonomian terpuruk. Sektor riil merupakan sektor pertama yang terkena dampak krisis ini.
Penutupan kegiatan ekonomi menyebabkan meningkatnya pengangguran dan kemiskinan.
Para ekonom memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebelum pandemi
adalah sebesar 5,3%. Proyeksi pascapandemi sebesar 2,3% dalam skenario parah dan -0,4%
dalam skenario sangat parah. Penurunan pertumbuhan ekonomi yang signifikan juga
diperkirakan terjadi. Hal ini menyebabkan PHK massal dan meningkatnya angka
pengangguran. Dampaknya, jumlah penduduk miskin semakin meningkat. Jumlah penduduk
miskin diperkirakan bertambah 1,89 juta orang pada skenario parah dan 4,86 juta orang pada
skenario sangat parah. Jumlah pengangguran juga akan meningkat sebesar 2,92 juta orang pada
skenario berat dan 5,23 juta orang pada skenario sangat berat.
18. Page | 18
Gambar 4. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 1995-2020 Sumber: BPS & Bank Indonesia
19. Page | 19
BAB IV
KESIMPULAN dan SARAN
1. Penurunan Pertumbuhan Ekonomi: Pandemi COVID-19 telah menyebabkan terjadinya
penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pembatasan aktivitas, penurunan permintaan
domestik dan global, serta ketidakpastian ekonomi telah menjadi faktor-faktor utama yang
menghambat pertumbuhan ekonomi.
2. Meningkatnya Tingkat Inflasi: Dalam situasi krisis ekonomi, terjadi peningkatan tingkat
inflasi sebagai dampak dari berbagai faktor, termasuk kenaikan harga barang kebutuhan pokok
dan perlambatan aktivitas ekonomi. Ini mengakibatkan beban tambahan bagi masyarakat,
terutama mereka yang berpenghasilan rendah.
3. Lonjakan Pengangguran: Krisis ekonomi COVID-19 telah menyebabkan lonjakan angka
pengangguran di Indonesia. Penurunan aktivitas ekonomi, pemutusan hubungan kerja (PHK),
dan penurunan investasi menjadi faktor utama yang menyebabkan meningkatnya tingkat
pengangguran.
Untuk mengatasi dampak krisis ekonomi, penurunan pertumbuhan ekonomi, inflasi yang
meningkat, dan pengangguran yang tinggi akibat pandemi COVID-19 di Indonesia, beberapa
saran dapat diusulkan:
1. Penguatan Stimulus Ekonomi: Pemerintah perlu terus mengimplementasikan stimulus
fiskal dan moneter untuk mendukung pemulihan ekonomi. Ini termasuk program bantuan
sosial, insentif fiskal untuk bisnis, dan kebijakan moneter yang akomodatif.
2. Prioritaskan Investasi Infrastruktur: Investasi dalam pembangunan infrastruktur dapat
menjadi salah satu kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan
menciptakan lapangan kerja. Pemerintah harus terus mendorong proyek-proyek
infrastruktur yang strategis.
3. Peningkatan Dukungan kepada UMKM: Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
perlu mendapatkan dukungan tambahan melalui akses pembiayaan yang mudah, pelatihan
keterampilan, dan promosi pasar untuk membantu mereka bertahan dan tumbuh di tengah
krisis.
4. Promosi Investasi dan Ekspor: Pemerintah perlu terus mempromosikan investasi danekspor
untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Ini melibatkan perbaikan iklim investasi,
fasilitasi perdagangan, dan pembukaan pasar baru.
5. Penguatan Sistem Kesehatan: Investasi dalam penguatan sistem kesehatan perlu menjadi
prioritas, tidak hanya untuk menangani pandemi saat ini, tetapi juga untuk mempersiapkan
diri menghadapi kemungkinan pandemi di masa depan.
6. Kolaborasi Internasional: Kerja sama internasional perlu diperkuat dalam menangani
pandemi dan pemulihan ekonomi. Indonesia harus terus berpartisipasi aktif dalam forum
internasional untuk bertukar informasi, sumber daya, dan pengalaman.
Krisis ekonomi yang dipicu oleh pandemi COVID-19 telah memberikan dampak serius
terhadap perekonomian Indonesia, terutama dalam hal penurunan pertumbuhan ekonomi,
meningkatnya tingkat inflasi, dan lonjakan pengangguran. Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan, beberapa kesimpulan dapat diambil:
20. Page | 20
DAFTAR PUSTAKA
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-banjarmasin/baca-artikel/14769/Pemulihan-
Perekonomian-Indonesia-Setelah-Kontraksi-Akibat-Pandemi-Covid-19.html
https://www.researchgate.net/publication/348797270_Krisis_Ekonomi_Di_Indonesia
_Disebabkan_Oleh_Pandemi_Covid-19
https://www.researchgate.net/publication/353235178_Pandemi_Global_Covid-
19_Dampak_dan_Masa_Depan_Ekonomi_Indonesia_Sebuah_Review_Konseptual_K
ontemporer
https://e-jurnal.nobel.ac.id/index.php/akmen/article/view/866/823
Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia Estro Dariatno Sihaloho, April 2020,
Departemen Ilmu Ekonomi Universitas Padjadjaran Helen, Sri Mintarti
chrome-
extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/https://www.researchgate.net/publicati
on/343354798_Dampak_Pandemi_COVID-
19_terhadap_Perekonomian_Indonesia/fulltext/5f24c17e458515b729f8b7e4/Dampak-
Pandemi-COVID-19-terhadap-Perekonomian-Indonesia.pdf
https://e-jurnal.staimuttaqien.ac.id/index.php/mtq/article/view/578/129
https://binus.ac.id/bandung/2021/09/dampak-pandemi-covid-19-terhadap-ekspor-
impor/
https://ejurnal.uij.ac.id/index.php/jebi/article/view/1027/947
https://tabloidmatahati.com/kondisi-inflasi-ihk-pada-masa-pandemi-covid19/
https://media.neliti.com/media/publications/357456-analisis-peningkatan-angka-
pengangguran-1626af32.pdf
file:///C:/Users/HP/Downloads/142-Article%20Text-219-1-10-20200621.pdf
https://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/jpeaku/article/view/16965/2472
https://journal.formosapublisher.org/index.php/ijba/article/view/19/28
https://www.ocbc.id/id/article/2023/02/02/upaya-pemerintah-dalam-mengatasi-krisis-
ekonomi
chrome-Dornbusch, Fisher, Startz. 2008. Makroekonomi. McGraw-hill Companies,
Inc. America, New York Hariyanto, Eri. 2018.,
Mewaspadai Terulangnya Krisis Ekonomi dan Upaya Pencegahannya. Trustco, Jakarta
Sukirno, Sadono. 2015. Makroekonomi Teori Pengantar. Rajawali Pers, Jakarta