際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
ANATOMI DAN FISIOLOGI
TELINGA,HIDUNG DAN
TENGGOROK  KEPALA
LEHER
Oleh :
M NURMAN HIKMALLAH
SMF THT RSUD TRIPAT GERUNG
LOMBOK BARAT
Anatomi Telinga
Telinga terdiri dari :
I. Telinga luar
II. Telinga tengah
III. Telinga dalam
I. Telinga luar :
1. aurikula
2. Kanalis auditorius eksterna
Anatomi dan fisiologi tht kl
I. Telinga Luar
1. Daun Telinga
1. Helix
2. Lobule
3. Anti Tragus
4. Tragus
5. concha
6. Can. Aud. Ext
7. Crus of Helix
8. Antihelix

Melekat di kepala oleh lig dan otot
Merupakan lipatan kulit yang membungkus
fibrokartilago kecuali lobulus dan antara
tragus  crus helix
II. Telinga Tengah :
1. membrana timpani
2. kavum timpani
3. tuba eustakhii
4. mastoid
III. Telinga dalam
1. Labirintus oseus
2. labirintus membranaseus
2. Liang Telinga Luar
- kanalis auditoris eksternus
- meatus akustikus eksternus
Terdiri :
1. Bagian Tulang rawan
- 1/3 bag. Lateral (+ 8 mm)
- lanjutan kartilago aurikula
- terdapat rambut, kel sebacea, kel. Sudorifera ( kel.
Seruminosa)
2. Bagian Tulang
- 2/3 bag. Medial (+ 16 mm)
- kulit melekat erat di tulang
- tidak ada rambut/ kelenjar
3. Penyempitan (isthmus)
- pada junctura cartilago-ossea
1. Membrana Timpani
Terdiri :
a. Pars flasida/ shrapnells membrane
2 lapis : stratum kutaneum
stratum mukosum
b. Pars tensa
3 lapis : stratum kutaneum
stratum fibrosum
stratum mukosum
stratum fibrosum : sirkuler dan radier
2. Kavum Timpani
- bentuk kubus ireguler
- volume : + 0,25 cc
- berhubungan dengan nasofaring
melalui tuba auditiva
- berhubungan dengan antrum mastoid
melalui aditus ad antrum
Pembagian :
 Epitimpani
 Meso timpani
 Hipotimpani
Isi kavum timpani ( viscera timpani ) :
1. Tulang pendengaran : maleus, inkus, stapes
2. Ligamen : malei lateralis, malei superior
3. Tendo otot : tensor timpani dan stapedius
4. Saraf : korda timpani , n stapedius
3. Tuba auditiva/ tuba eustakhii
- menghubungkan kavum timpani
dengan nasofaring
- Terdiri dari 2 bagian :
1. pars osseus :
- 1/3 bagian lateral (12 mm)
- Selalu terbuka

2. Pars Kartilaginosa :
- 2/3 bagian medial (+ 24 mm)
- Selalu tertutup, terbuka bila ada kontaksi m.
tensor veli palatini dan m. tensor timpani

- Tuba pada anak-anak : lebih pendek, lebih
lebar, lebih horisontal
Mastoid
-

Dibentuk oleh pars squamosa & pars petrosa
Disini melekat :
a. M sternokleido mastoideus
b. M. digatricus venter posterior

-

Terdiri dari antrum dan rongga-rongga udara
yang disebut selule
Antrum sudah ada sejak lahir, sedang selulae
terbentuk sejak kehisupan tahun-tahun
pertama sampai pada tahun ke 5-6
Antrum berhubungan dengan kavum timpani
melalui aditus ad antrum
Telinga Dalam = Auris Interna = Labirin
Terdiri 2 bagian :
1. Tulang : labirinthus osseus
2. Membran : labirinthus membranaceus
Lab. Membr. Terdapat di dalam lab. osseus
Diantara keduanya terdapat perilympe
Sedangkan di dalam lb. Membr. Terdapat
endolympe
Labirin Osseus
Terdiri 3 bagian :
 Cochlea
seperti rumah siput, terletak di depan,
bangunan 2 遜 lingkaran
2. Vestibulum : terletak di tengah
3. Kanalis Semisirkularis
- kanalis sem. Horisontal/ lateralis
- kanalis sem. Superior/ anterior
- kanalis sem. Inferior/ posterior
Hidung
Hidung luar

HIDUNG

Hidung dalam
HIDUNG LUAR
HIDUNG DALAM
 Septum Nasal
 Tulang
 Kartilago
vaskularisasi
Anatomi dan fisiologi tht kl
Septum Nasi
 Konka Nasalis dan
Meatus
Sinus Paranasal
4 SINUS PARA NASAL
1. Sinus Frontal
2. Sinus Sphenoid
3. Sinus Ethmoid
4. Sinus Maksila
Anatomi
Sinus
Sinus Maksila
 Terbesar, piramid
 Basis : dinding lateral rgg hidung
 Apek : proc Zygomatikus
Sinus Maksila
Batas2 :
 Anterior : permk fasial sinus maksila
 Posterior : fosa infra temporal &
Pterigomaksila
 Medial
: dinding lateral hidung
 Superior : dasar orbita
 Inferior : proc alveolaris & palatum
Sinus maksila
Anatomi  klinik
Dasar sinus dekat dengan
gigi PM 1 & 2
 Batas superior dekat mata
 Osteum sinus lebih tinggi
dari dasarnya
 Diameter ostium 1-3mm
Sinus maksila

 Terbentuk sejak lahir
 Pada anak : dasar sama / > tinggi dari
dasar rongga hidung
 Ukuran Sinus
Lahir : 7-8 x 4-6 mm
Dewasa : Medio lateral : 3-5 cm

Antero posterior : 2-5 cm
Volume
: 15-30 mL
Sinus maksila
 Vaskularisasi :





a. maksila interna
a. sphenopalatina
a. palatina mayor
a. alveolaris anterior - posterior
Sinus maksila
Histologi & fisiologi :
Mukosa : . lanjutan cavum nasi ( > tipis )
. epitel kolumner pseudokomplek bersilia
Sinus frontal
 Sempurna usia > 8 tahun
 Batas dengan orbita tipis
 Muara di meatus medius
( bersama dg sinus maksila & sinus
ethmoid )
Sinus Ethmoid
 3-16 Sel-sel ( sarang lebah )
volume total 3 ml
 Letak : bula ethmoid, diantara
konka media & ddng medial orbita
 Jumlah : 2 kelompok

 S. Ethmoid anterior muara 
meatus media
 S. Ethmoid posterior muara
 meatus superior
Sinus Ethmoid
 Batas  batasnya
 Lateral
 Superior
 Posterior

: Lamina papirasea ( mata)
: Lamina kribosa
: Sinus sphenoid
Sinus Sphenoid
 Letak : di dalam os sphenoid
 Batas  batas :
 Superior : fosa cerebri media
 Inferior
: atap nasofaring
 Lateral
: sinus cavernosus &
a. carotis interna
 Posterior : Pons / fosa cerebri
posterior
Komplek ostiomeatal
Celah sempit yg merupakan unit drainase
fungsional ta :
bula ethmoid,
prosesus uncinatus,
infundibulum ethmoid,
hiatus semilunaris,
ostium sinus maksila,
resesus frontalis
Fungsi sinus





Air conditioning
Keseimbangan kepala
Menjaga suhu
Resonansi

 Fungsi normal sinus tergantung pd
ventilasi & drainase yg baik
Fungsi hidung
Jalan nafas
Penciuman
Air conditioning
Penyaringan /proteksi
Resonansi
TENGGOROK
 Dibagi menjadi 3 (tiga ) bagian
I. Nasofaring :
- Tonsila nasofaring, Muara Tuba
Eustachii dan Fossa Rosenmuller
II. Orofaring :
- Tonsila palatina, Tonsila lingualis
III. Hipofaring ( laringofaring );
- Porta Esofagus dan laring
FARING
ANATOMI
I.
Nasofaring (Epifaring)
Batas :
Depan: Koana
Atas
: Basis kranii
Belakang
: Vertebra servikal
Lateral
: dinding med. leher
Bawah
: palatum mole
Bangunan :
1. Ostium tuba
2. Adenoid
3. Fosa Rosenmulleri
4. Ismus nasofaring
5. Torus tubarius
II. OROFARING (Mesofaring)
Batas :
Depan
Atas
Belakang
Lateral
Bawah
Bangunan :
1. Tonsila palatina
2. Fosa supra tonsil
3. Tonsila lingualis

: Kavum Oris
: Palatum Mole
: Vertebra servikal 2,3
: Dinding med. leher
: EPiglotid
III. LARINGOFARING (HIPOFARING)
Batas :
Depan
Atas

: Epiglotis
: Orofaring
(Tepi atas epiglotis)
Belakang : Vertebra servikal 3,4,5,6
Lateral
: Dinding med. leher
Bawah
: Bag. Depan : Kriko
Bag. Blk.
: Porta esofagus
Bangunan :
1. Laring (Depan)
2. Fosa (sinus) piriformis
3. Valekula
MUKOSA FARING
 Nasofaring :
Superior : kolumner pseudo-komplek +
silia.
Inferior : transisional / kolumner
kompleks.
 Orofaring
 Laringofaring

Skuamuskompleks.
OTOT-OTOT FARING
1. Ekternal : Konstriktor faring
- Superior
- Media
- Inferior
2. Internal
- Stilofaring
- Palatofaring
- Salfingofaring
- Palatoglosus
- Levator vili palatini
Jaringan Limfe


Adenoid :
- Tonsila Lushka
- Tonsila nasofaringea

2. Tonsila palatina
- Fausial tonsil
- Amandel
3. Tonsila lingualis.
1,2,3 : Cincin Waldeyer
- Dilapisi epitel
- Kripte  Tonsila palatine
 Banyak
 Dalam
 Bercabang
 Diisi debris (detritus)
 Epitel
 Lekosit
 Bakteri
 Sisa makanan
Fungsi faring
1.
2.
3.
4.

Saluran nafas
Saluran cerna
Pertahanan tubuh
Resonator
Anatomi dan fisiologi tht kl
LARINGOLOGI

LARING (LARYNG, LARYNX)
Bangunan dibatasi tepi atas trakhea & menonjol
masuk ke hipofaring
Terletak antara VC III-IV -- VC VI
Anak-anak ukuran & dewasa, anteropost. 2 X
Mukosa lanjutan dari faring & berlanjut s/d trakea.
Laring melekat dengan sekitar melalui otot-otot ;
 ekstrinsik, menggerakkan laring thd organ
sekitar
 intrinsik, menggerakkan bagian dari laring.
Embriologi
Terbentuk pd kehamilan mg ke 4 (arcus
pharyngeus 1 s/d 6)
ANATOMI

Laring --> ruang piramida terbalik (atas>luas dari bawah), basis di
posterior & puncak anteroinferior.
Pintu masuk ruang laring -> aditus laring dg batas :
 anterior epiglotis
 posterior puncak kartilago aritenoid, kornikulata & incisura
interaritenoid
 lateral, plika ariepiglotis dg tonjolan yg dibentuk ujung superior
kart.kuneiformis -> tuberkulum kuneiformis
Oleh rima glotis ruang laring dibagi :
 supraglotis
 sub/infraglotis
Rangka laring.
Pokok terdiri dari :
1. Kartilago tiroid, tunggal, dpt diraba, ada artikulasi krikotiroid
2. Kartilagi krikoid, tunggal, berbentuk cincin, facies post > lebar dari
facies ant.
3. Kartilago aritenoid, dua buah, memp ligamen krikoaritenoid
Anatomi dan fisiologi tht kl
Ketiganya merupakan kartilago hyalin, orang dewasa
mengalami klasifikasi kecuali sebagian aritenoid,
disebut pokok karena memberi bentuk laring &
berfungsi proteksi
Tambahan terdiri dari :
1. Kartilago epiglotis, tunggal, besar, ujung medial
dari
dlm kart.tiroid menonjol kedlam faring -> Petiole
2. Kartilago Kornikulata, dua buah, terletak superior
aritenoid.
3. Kartilago kuneiformis, dua buah terletak
superomedial
aritenoid.
Ketiganya merupakan kartilago fibroelastis, sampai
dewasa tetap elastis.
Kerangka yg lain adl tulang yaitu hioid, berbentuk U
OTOT LARING
Terdiri dari :
I. Otot Ekstrinsik :
1. Elevator (milohyoid, tirohyoid, stilohyoid, konstriktor
faring)
2. Depresor (omohyoid, sternohyoid, sternotyroid)
II. Otot Instrinsik :
1. Tensor plika vokalis, krikotiroid
2. Mengendurkan plika vokalis, tiroaritenoid
3. Abduktor, krikoaritenoid posterior (safety
muscle/posticus)
4. Adduktor, krikoaritenoid lateralis, interaritenoid obliq &
transversal
5. Membuka aditus laring, tiroepliglotis (bag.tiroaritenoid)
6. Menutup aditus laring, ariepiglotis (bag.Tiroaritenoid
Otot Ekstrinsik Laring

Anterior view
Otot Intrinsik Laring
Interior Laring.
Laring dibagi menjadi Supraglotis, glotis (setinggi rima glotis) dan
sub/infraglotis Plika vokalis mempunyai kemampuan :
 tensor (tegang)
 aproksimasi (membuka/menutup)
 vibasi (bergetar)
M. Krikoaritenoid tdk murni intrinsik, kontraksi -> tiroid turun -> plika
vokalis turun.
M. Krikoaritenoid posterior disebut sbg safety muscle, tetap terbuka
walau paralise.
Rima glotis dibentuk oleh :
 bag.anterior oleh plika vokalis
 bag. Posterior oleh kedua basis & prosesus vokalis kartilago
aritenoid
Rima glotis dibagi menjadi :
 glotis vokalis, bag.anterior (>besar), merupakan bag.membran
 glotis respirasi, bag.posterior, merupakan bag.interkartilago
Perbandingan keduanya 3 : 2 dewasa pria 2,5 cm : wanita 1,75 cm
LIGAMENTUM & MEMBRAN
Ekstrinsik : membran tirohiod & ligamen yang
merupakan
penebalan bag. Medial dan lateral dari
membran tirohiod
Intrinsik : membran quarangulare, conus elastikus.
Ligamen ventikularis vokalis,
krikoaritenoid
posterior, tiroepiglotis.
Kapsul sendi
krikotiroid,
krikoaritenoid.
Didaerah supra glotis terdapat 2 ligamen, lig. Vokalis
dan ventrikularis.
Memb.quadrangulare terbentang dari epiglotis s/d
kart.aritenoid.
Ligamentum vokalis adalah tepi atas dari conus
elasticus
INERVASI LARING
N. laringeus superior & inferior merupakan
cabang
dari nervus vagus, sifat motorik, sensorik,
otonom (parasimpatis dari kraniosakral dan
simpatis dari trunkus simpatikus kanan 
kiri
kolumna vertb).
N. laringeus sup. (sebelah bawah
gangl.nodusum 
-> karotid sheet) memp. 2 cab :
 ramus internus (sensorik daerah
supraglotik), menembus memb.tirohiod
 ramus eksternus (motorik), mensarafi
N. laringeus inferior,
 kanan, setinggi a.subclavia-> naik menembus membran
krikotiroid --> cab. 2 :
= ramus sensoris, daerah sub glotis
= ramus motorik, otot intrinsik, kecuali krikotiroid
 kiri, turun melingkari arcus aorta dari ventral --> distal dari
lig.arteriosum --> naik
VASKULARISASI
Arteri laringeus superior, cab.dari a.tiroidea sup, cab dari
a.karotis
Arteri laringeus inferior, cab dari a. tirooidea inf., cab dari
a.subclavia.
LIMFE
Supraglotis : dari daerah sinus piriformis, servikalprofunda
(anterior parotis)
Subglotis : dari daerah paratrakhea, trakheo esofagus
Arteri dan Vena Laring
Aliran Limfe Laring
MUKOSA
Lanjutan mukosa faring yaitu skuamosa dan terus
kearah trakhea serta bronkus yaitu kolumner.
Epitel skuamosa terdapat pada anterior epiglotis,
tepi medial plika vokalis dan tepi plika ariepiglotika.
Kelenjar mukosa terdapat pada setiap tempat
kecuali
di tepi bebas plika vokalis.
Diantara plika vokalis & ventrikularis (bag.lateral)
terdpt
Sinus Morgagni, anterosuperiornya terdapat Saccus
Laring (banyak kelenjar) --> lubrikasi plika vokalis
Ruang POTENSIAL
# Reinke
antara subepitel dan lig.vokalis, batas linea
arkuata (2 mm sup. - inf. tepi bebas plika vokalis,
infeksi masuk ke ruang ini.
# antara kart.tiroid (bag dalam) & m. tiroaritenoid,
batas medial : memb. quadrangularis, ventikel &
conus elastikus
batas anterolateral, bag. dalam kart.tiroid
# Pre epiglotik
batas anterior, kart tiroid
batas medial, epiglotis, lig.glossoepiglotik
batas superior, valekula
FISIOLOGI
Fungsi laring :
1. Fonasi, terjadinya suara harus ada :
a. Tekanan udara yg cukup dari paru/otot nafas --> amplitudo
b. Tension, aproksimasi & vibrasi plika vokalis --> frekuensi
c. Resonansi (organ resonator)
2. Respirasi, rima glotis adl celah paling sempit, gangguan fungsi --> stridor.

Monitor dg perasat Jackson ( I s/d IV)
3. Proteksi, thd benda asing :
 sadar, mekanisme spincter (aditus laring, plika ventrikularis, plika
vokalis)
 tak sadar, refleks

Gangguan fungsi -> batuk & tersedak
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Tusif
Ekspektoran
Deglutasi, elevasi laring-epiglotis tertahan dipangkal lidah, bolus masuk
Fiksasi, penutupan rima glotis -> menambah tenaga/kekuatan
Sirkulasi, dg fiksasi, aliran darah ke jantungmeningkat
Emosi suara keras (marah) & suara lembut (senang)
PEMERIKSAAN LARING
1. Anamnesis, serak dan sesak (stridor)
2. Inspeksi tanpa alat, struktur laring (deformitras,
ketegangan)
3. Palpasi, bisa dirasakan deformitas dan ketegangan
otot pernafasan






Laringoskopi indirek
Inspeksi laring dg kaca laring 70属
Laringoskopi direk
Inspeksi dengan laringoskop Kleisesser (melihat
langsung)
Stroboskopi
Rontgen
Kenematografi
Anatomi dan fisiologi tht kl

More Related Content

Anatomi dan fisiologi tht kl

  • 1. ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA,HIDUNG DAN TENGGOROK KEPALA LEHER Oleh : M NURMAN HIKMALLAH SMF THT RSUD TRIPAT GERUNG LOMBOK BARAT
  • 2. Anatomi Telinga Telinga terdiri dari : I. Telinga luar II. Telinga tengah III. Telinga dalam I. Telinga luar : 1. aurikula 2. Kanalis auditorius eksterna
  • 4. I. Telinga Luar 1. Daun Telinga 1. Helix 2. Lobule 3. Anti Tragus 4. Tragus 5. concha 6. Can. Aud. Ext 7. Crus of Helix 8. Antihelix Melekat di kepala oleh lig dan otot Merupakan lipatan kulit yang membungkus fibrokartilago kecuali lobulus dan antara tragus crus helix
  • 5. II. Telinga Tengah : 1. membrana timpani 2. kavum timpani 3. tuba eustakhii 4. mastoid III. Telinga dalam 1. Labirintus oseus 2. labirintus membranaseus
  • 6. 2. Liang Telinga Luar - kanalis auditoris eksternus - meatus akustikus eksternus Terdiri : 1. Bagian Tulang rawan - 1/3 bag. Lateral (+ 8 mm) - lanjutan kartilago aurikula - terdapat rambut, kel sebacea, kel. Sudorifera ( kel. Seruminosa) 2. Bagian Tulang - 2/3 bag. Medial (+ 16 mm) - kulit melekat erat di tulang - tidak ada rambut/ kelenjar 3. Penyempitan (isthmus) - pada junctura cartilago-ossea
  • 7. 1. Membrana Timpani Terdiri : a. Pars flasida/ shrapnells membrane 2 lapis : stratum kutaneum stratum mukosum b. Pars tensa 3 lapis : stratum kutaneum stratum fibrosum stratum mukosum stratum fibrosum : sirkuler dan radier
  • 8. 2. Kavum Timpani - bentuk kubus ireguler - volume : + 0,25 cc - berhubungan dengan nasofaring melalui tuba auditiva - berhubungan dengan antrum mastoid melalui aditus ad antrum Pembagian : Epitimpani Meso timpani Hipotimpani Isi kavum timpani ( viscera timpani ) : 1. Tulang pendengaran : maleus, inkus, stapes 2. Ligamen : malei lateralis, malei superior 3. Tendo otot : tensor timpani dan stapedius 4. Saraf : korda timpani , n stapedius
  • 9. 3. Tuba auditiva/ tuba eustakhii - menghubungkan kavum timpani dengan nasofaring - Terdiri dari 2 bagian : 1. pars osseus : - 1/3 bagian lateral (12 mm) - Selalu terbuka 2. Pars Kartilaginosa : - 2/3 bagian medial (+ 24 mm) - Selalu tertutup, terbuka bila ada kontaksi m. tensor veli palatini dan m. tensor timpani - Tuba pada anak-anak : lebih pendek, lebih lebar, lebih horisontal
  • 10. Mastoid - Dibentuk oleh pars squamosa & pars petrosa Disini melekat : a. M sternokleido mastoideus b. M. digatricus venter posterior - Terdiri dari antrum dan rongga-rongga udara yang disebut selule Antrum sudah ada sejak lahir, sedang selulae terbentuk sejak kehisupan tahun-tahun pertama sampai pada tahun ke 5-6 Antrum berhubungan dengan kavum timpani melalui aditus ad antrum
  • 11. Telinga Dalam = Auris Interna = Labirin Terdiri 2 bagian : 1. Tulang : labirinthus osseus 2. Membran : labirinthus membranaceus Lab. Membr. Terdapat di dalam lab. osseus Diantara keduanya terdapat perilympe Sedangkan di dalam lb. Membr. Terdapat endolympe
  • 12. Labirin Osseus Terdiri 3 bagian : Cochlea seperti rumah siput, terletak di depan, bangunan 2 遜 lingkaran 2. Vestibulum : terletak di tengah 3. Kanalis Semisirkularis - kanalis sem. Horisontal/ lateralis - kanalis sem. Superior/ anterior - kanalis sem. Inferior/ posterior
  • 15. HIDUNG DALAM Septum Nasal Tulang Kartilago
  • 19. Konka Nasalis dan Meatus
  • 20. Sinus Paranasal 4 SINUS PARA NASAL 1. Sinus Frontal 2. Sinus Sphenoid 3. Sinus Ethmoid 4. Sinus Maksila
  • 22. Sinus Maksila Terbesar, piramid Basis : dinding lateral rgg hidung Apek : proc Zygomatikus
  • 23. Sinus Maksila Batas2 : Anterior : permk fasial sinus maksila Posterior : fosa infra temporal & Pterigomaksila Medial : dinding lateral hidung Superior : dasar orbita Inferior : proc alveolaris & palatum
  • 24. Sinus maksila Anatomi klinik Dasar sinus dekat dengan gigi PM 1 & 2 Batas superior dekat mata Osteum sinus lebih tinggi dari dasarnya Diameter ostium 1-3mm
  • 25. Sinus maksila Terbentuk sejak lahir Pada anak : dasar sama / > tinggi dari dasar rongga hidung Ukuran Sinus Lahir : 7-8 x 4-6 mm Dewasa : Medio lateral : 3-5 cm Antero posterior : 2-5 cm Volume : 15-30 mL
  • 26. Sinus maksila Vaskularisasi : a. maksila interna a. sphenopalatina a. palatina mayor a. alveolaris anterior - posterior
  • 27. Sinus maksila Histologi & fisiologi : Mukosa : . lanjutan cavum nasi ( > tipis ) . epitel kolumner pseudokomplek bersilia
  • 28. Sinus frontal Sempurna usia > 8 tahun Batas dengan orbita tipis Muara di meatus medius ( bersama dg sinus maksila & sinus ethmoid )
  • 29. Sinus Ethmoid 3-16 Sel-sel ( sarang lebah ) volume total 3 ml Letak : bula ethmoid, diantara konka media & ddng medial orbita Jumlah : 2 kelompok S. Ethmoid anterior muara meatus media S. Ethmoid posterior muara meatus superior
  • 30. Sinus Ethmoid Batas batasnya Lateral Superior Posterior : Lamina papirasea ( mata) : Lamina kribosa : Sinus sphenoid
  • 31. Sinus Sphenoid Letak : di dalam os sphenoid Batas batas : Superior : fosa cerebri media Inferior : atap nasofaring Lateral : sinus cavernosus & a. carotis interna Posterior : Pons / fosa cerebri posterior
  • 32. Komplek ostiomeatal Celah sempit yg merupakan unit drainase fungsional ta : bula ethmoid, prosesus uncinatus, infundibulum ethmoid, hiatus semilunaris, ostium sinus maksila, resesus frontalis
  • 33. Fungsi sinus Air conditioning Keseimbangan kepala Menjaga suhu Resonansi Fungsi normal sinus tergantung pd ventilasi & drainase yg baik
  • 34. Fungsi hidung Jalan nafas Penciuman Air conditioning Penyaringan /proteksi Resonansi
  • 35. TENGGOROK Dibagi menjadi 3 (tiga ) bagian I. Nasofaring : - Tonsila nasofaring, Muara Tuba Eustachii dan Fossa Rosenmuller II. Orofaring : - Tonsila palatina, Tonsila lingualis III. Hipofaring ( laringofaring ); - Porta Esofagus dan laring
  • 36. FARING ANATOMI I. Nasofaring (Epifaring) Batas : Depan: Koana Atas : Basis kranii Belakang : Vertebra servikal Lateral : dinding med. leher Bawah : palatum mole Bangunan : 1. Ostium tuba 2. Adenoid 3. Fosa Rosenmulleri 4. Ismus nasofaring 5. Torus tubarius
  • 37. II. OROFARING (Mesofaring) Batas : Depan Atas Belakang Lateral Bawah Bangunan : 1. Tonsila palatina 2. Fosa supra tonsil 3. Tonsila lingualis : Kavum Oris : Palatum Mole : Vertebra servikal 2,3 : Dinding med. leher : EPiglotid
  • 38. III. LARINGOFARING (HIPOFARING) Batas : Depan Atas : Epiglotis : Orofaring (Tepi atas epiglotis) Belakang : Vertebra servikal 3,4,5,6 Lateral : Dinding med. leher Bawah : Bag. Depan : Kriko Bag. Blk. : Porta esofagus Bangunan : 1. Laring (Depan) 2. Fosa (sinus) piriformis 3. Valekula
  • 39. MUKOSA FARING Nasofaring : Superior : kolumner pseudo-komplek + silia. Inferior : transisional / kolumner kompleks. Orofaring Laringofaring Skuamuskompleks.
  • 40. OTOT-OTOT FARING 1. Ekternal : Konstriktor faring - Superior - Media - Inferior 2. Internal - Stilofaring - Palatofaring - Salfingofaring - Palatoglosus - Levator vili palatini
  • 41. Jaringan Limfe Adenoid : - Tonsila Lushka - Tonsila nasofaringea 2. Tonsila palatina - Fausial tonsil - Amandel 3. Tonsila lingualis.
  • 42. 1,2,3 : Cincin Waldeyer - Dilapisi epitel - Kripte Tonsila palatine Banyak Dalam Bercabang Diisi debris (detritus) Epitel Lekosit Bakteri Sisa makanan
  • 43. Fungsi faring 1. 2. 3. 4. Saluran nafas Saluran cerna Pertahanan tubuh Resonator
  • 45. LARINGOLOGI LARING (LARYNG, LARYNX) Bangunan dibatasi tepi atas trakhea & menonjol masuk ke hipofaring Terletak antara VC III-IV -- VC VI Anak-anak ukuran & dewasa, anteropost. 2 X Mukosa lanjutan dari faring & berlanjut s/d trakea. Laring melekat dengan sekitar melalui otot-otot ; ekstrinsik, menggerakkan laring thd organ sekitar intrinsik, menggerakkan bagian dari laring. Embriologi Terbentuk pd kehamilan mg ke 4 (arcus pharyngeus 1 s/d 6)
  • 46. ANATOMI Laring --> ruang piramida terbalik (atas>luas dari bawah), basis di posterior & puncak anteroinferior. Pintu masuk ruang laring -> aditus laring dg batas : anterior epiglotis posterior puncak kartilago aritenoid, kornikulata & incisura interaritenoid lateral, plika ariepiglotis dg tonjolan yg dibentuk ujung superior kart.kuneiformis -> tuberkulum kuneiformis Oleh rima glotis ruang laring dibagi : supraglotis sub/infraglotis Rangka laring. Pokok terdiri dari : 1. Kartilago tiroid, tunggal, dpt diraba, ada artikulasi krikotiroid 2. Kartilagi krikoid, tunggal, berbentuk cincin, facies post > lebar dari facies ant. 3. Kartilago aritenoid, dua buah, memp ligamen krikoaritenoid
  • 48. Ketiganya merupakan kartilago hyalin, orang dewasa mengalami klasifikasi kecuali sebagian aritenoid, disebut pokok karena memberi bentuk laring & berfungsi proteksi Tambahan terdiri dari : 1. Kartilago epiglotis, tunggal, besar, ujung medial dari dlm kart.tiroid menonjol kedlam faring -> Petiole 2. Kartilago Kornikulata, dua buah, terletak superior aritenoid. 3. Kartilago kuneiformis, dua buah terletak superomedial aritenoid. Ketiganya merupakan kartilago fibroelastis, sampai dewasa tetap elastis. Kerangka yg lain adl tulang yaitu hioid, berbentuk U
  • 49. OTOT LARING Terdiri dari : I. Otot Ekstrinsik : 1. Elevator (milohyoid, tirohyoid, stilohyoid, konstriktor faring) 2. Depresor (omohyoid, sternohyoid, sternotyroid) II. Otot Instrinsik : 1. Tensor plika vokalis, krikotiroid 2. Mengendurkan plika vokalis, tiroaritenoid 3. Abduktor, krikoaritenoid posterior (safety muscle/posticus) 4. Adduktor, krikoaritenoid lateralis, interaritenoid obliq & transversal 5. Membuka aditus laring, tiroepliglotis (bag.tiroaritenoid) 6. Menutup aditus laring, ariepiglotis (bag.Tiroaritenoid
  • 52. Interior Laring. Laring dibagi menjadi Supraglotis, glotis (setinggi rima glotis) dan sub/infraglotis Plika vokalis mempunyai kemampuan : tensor (tegang) aproksimasi (membuka/menutup) vibasi (bergetar) M. Krikoaritenoid tdk murni intrinsik, kontraksi -> tiroid turun -> plika vokalis turun. M. Krikoaritenoid posterior disebut sbg safety muscle, tetap terbuka walau paralise. Rima glotis dibentuk oleh : bag.anterior oleh plika vokalis bag. Posterior oleh kedua basis & prosesus vokalis kartilago aritenoid Rima glotis dibagi menjadi : glotis vokalis, bag.anterior (>besar), merupakan bag.membran glotis respirasi, bag.posterior, merupakan bag.interkartilago Perbandingan keduanya 3 : 2 dewasa pria 2,5 cm : wanita 1,75 cm
  • 53. LIGAMENTUM & MEMBRAN Ekstrinsik : membran tirohiod & ligamen yang merupakan penebalan bag. Medial dan lateral dari membran tirohiod Intrinsik : membran quarangulare, conus elastikus. Ligamen ventikularis vokalis, krikoaritenoid posterior, tiroepiglotis. Kapsul sendi krikotiroid, krikoaritenoid. Didaerah supra glotis terdapat 2 ligamen, lig. Vokalis dan ventrikularis. Memb.quadrangulare terbentang dari epiglotis s/d kart.aritenoid. Ligamentum vokalis adalah tepi atas dari conus elasticus
  • 54. INERVASI LARING N. laringeus superior & inferior merupakan cabang dari nervus vagus, sifat motorik, sensorik, otonom (parasimpatis dari kraniosakral dan simpatis dari trunkus simpatikus kanan kiri kolumna vertb). N. laringeus sup. (sebelah bawah gangl.nodusum -> karotid sheet) memp. 2 cab : ramus internus (sensorik daerah supraglotik), menembus memb.tirohiod ramus eksternus (motorik), mensarafi
  • 55. N. laringeus inferior, kanan, setinggi a.subclavia-> naik menembus membran krikotiroid --> cab. 2 : = ramus sensoris, daerah sub glotis = ramus motorik, otot intrinsik, kecuali krikotiroid kiri, turun melingkari arcus aorta dari ventral --> distal dari lig.arteriosum --> naik VASKULARISASI Arteri laringeus superior, cab.dari a.tiroidea sup, cab dari a.karotis Arteri laringeus inferior, cab dari a. tirooidea inf., cab dari a.subclavia. LIMFE Supraglotis : dari daerah sinus piriformis, servikalprofunda (anterior parotis) Subglotis : dari daerah paratrakhea, trakheo esofagus
  • 56. Arteri dan Vena Laring
  • 58. MUKOSA Lanjutan mukosa faring yaitu skuamosa dan terus kearah trakhea serta bronkus yaitu kolumner. Epitel skuamosa terdapat pada anterior epiglotis, tepi medial plika vokalis dan tepi plika ariepiglotika. Kelenjar mukosa terdapat pada setiap tempat kecuali di tepi bebas plika vokalis. Diantara plika vokalis & ventrikularis (bag.lateral) terdpt Sinus Morgagni, anterosuperiornya terdapat Saccus Laring (banyak kelenjar) --> lubrikasi plika vokalis
  • 59. Ruang POTENSIAL # Reinke antara subepitel dan lig.vokalis, batas linea arkuata (2 mm sup. - inf. tepi bebas plika vokalis, infeksi masuk ke ruang ini. # antara kart.tiroid (bag dalam) & m. tiroaritenoid, batas medial : memb. quadrangularis, ventikel & conus elastikus batas anterolateral, bag. dalam kart.tiroid # Pre epiglotik batas anterior, kart tiroid batas medial, epiglotis, lig.glossoepiglotik batas superior, valekula
  • 60. FISIOLOGI Fungsi laring : 1. Fonasi, terjadinya suara harus ada : a. Tekanan udara yg cukup dari paru/otot nafas --> amplitudo b. Tension, aproksimasi & vibrasi plika vokalis --> frekuensi c. Resonansi (organ resonator) 2. Respirasi, rima glotis adl celah paling sempit, gangguan fungsi --> stridor. Monitor dg perasat Jackson ( I s/d IV) 3. Proteksi, thd benda asing : sadar, mekanisme spincter (aditus laring, plika ventrikularis, plika vokalis) tak sadar, refleks Gangguan fungsi -> batuk & tersedak 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tusif Ekspektoran Deglutasi, elevasi laring-epiglotis tertahan dipangkal lidah, bolus masuk Fiksasi, penutupan rima glotis -> menambah tenaga/kekuatan Sirkulasi, dg fiksasi, aliran darah ke jantungmeningkat Emosi suara keras (marah) & suara lembut (senang)
  • 61. PEMERIKSAAN LARING 1. Anamnesis, serak dan sesak (stridor) 2. Inspeksi tanpa alat, struktur laring (deformitras, ketegangan) 3. Palpasi, bisa dirasakan deformitas dan ketegangan otot pernafasan Laringoskopi indirek Inspeksi laring dg kaca laring 70属 Laringoskopi direk Inspeksi dengan laringoskop Kleisesser (melihat langsung) Stroboskopi Rontgen Kenematografi