Sistem pengelolaan jasa notaris dan PPAT akan dibangun menggunakan model Rapid Application Development (RAD) karena memungkinkan penciptaan sistem fungsional utuh dalam waktu singkat. Model ini menekankan siklus pengembangan cepat dengan menggunakan pendekatan berbasis komponen yang dapat digunakan kembali.
1 of 4
Download to read offline
More Related Content
Angga kusuma uts_rpl20172
1. JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2018/2019
Mata Kuliah : Rekayasa Perangkat Lunak
Dosen : Agus Sumaryanto, M.Kom
Nama : Angga Kusuma
Nim : 1555201065
Prodi : S1 / Teknik Informatika
Kelas : Pagi
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Soal :
1) Jelaskan pentingnya tahapan spesifikasi sistem sebelum merancang sistem ! Apa saja yang harus
dilakukan serta kendala apa saja dihadapi dalam tahapan ini ?
Jawaban :
Tahapan spesifikasi sangat penting sebelum merancang sebuah sistem, karena tahapan ini biasanya
terdapat dalam analisa kebutuhan yang berpedoman kepada permintaan klien dari proyek yang sedang
dikerjakan. Tahapan ini merupakan salah satu tahapan yang kritis dalam merancang sebuah sistem.
Untuk itu tahapan ini harus memenuhi 3 faktor yaitu :
Lengkap : Semua yang diharapkan klien harus telah dianalisa oleh analisis proyek.
Detail : Berhasil mengumpulkan informasi terperinci dari sumber data.
Benar : Benar yang dimaksud disini merupakan spesifikasi yang diinginkanberdasarkan klien bukan
analisis proyek.
Tahapan ini sangat penting dilakukan sebelum merancang sistem. Tahapan yang pertama yaitu :
1. Tahap perencanaan
Tahap ini adalah tahap pertama yang dilakukan sebelum membuat sebuah sistem atau bisa disebut ide
pertama yang melatarbelakangi pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Keuntungan
yang di peroleh jika proyek pengembangan sistem ini di rencanakan secara matang yaitu :
Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas.
Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial.
Dapat mengatur urutan kegiatan.
Tersedianya sarana pengendalian.
2. Tahap analisis
Tujuanya adalah untuk mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan
relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang
akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi dan implementasi.
3. Tahap perencanaan/Desain
Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen melakukan
perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan melakukan perancangan
teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti system basis data, jaringan computer, teknik
koversi data, metode migrasi sistem, dsb.
4. Tahap pembangunan fisik/ konstruksi
Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangansistem yang sesungguhnya (secara
fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksanaan tahap ini, mengingat semua hal
yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu konstruksi teknologi informasi dalam skala yang
lebih detail.
2. 5. Tahap implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna kalinya sistem informasi
akan dipergunakan di dalam organisasi.
Pekerjaan utama dalam implementasi sistem biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut :
Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi
Mengumumkan rencana implementasi
Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
Menyiapkan database
Menyiapkan fasilitas fisik
Memberikan pelatihan dan workshop
Menyiapkan saat yang tepat untuk cutover (peralihan sistem)
Penggunaan sistem baru
6. Tahap pasca Implementasi
Pengembangan sistem informasi biasanya diakhiri setelah tahap implementasi dilakukan. Namun, ada
satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh manajemen, yaitu tahap pasca implementasi.
Kegiatan yang dilakukan di tahap pasca implementasi adalah bagaimana pemeliharaan sistem akan
dikelola.
Kendala yang dihadapi dalam tahapan tersebut :
1. Kurangnya informasi dari user
2. Tidak lengkapnya kebutuhan dan spesifikasi yang diperlukan
3. Terdapatnya perubahan kebutuhan dan spesifikasi ketika project berjalan
4. Kurangnya dukungan dari pihak eksekutif
5. Kurangnya kemampuan skill dari user.
3. 2) Kasus :
Sebuah kantor notaris dan PPAT, selama ini dalam memberikan jasanya masih menggunakan pencatatan
manual. Untuk meningkatkan produktivitas, kantor ini akan membangun sistem pengelolaan jasa notaris
dan PPAT. Tenggat waktu yang disediakan adalah 3 bulan, untuk membangun sistem ini.
Diantara model proses software dibawah ini mana yang paling sesuai untuk membangun
sistem akademik tersebut (pilih salah satu).
waterfall
evolusioner
spiral
rapid application development
extreme programming
Berikan penjelasan, alasan serta kelebihan dari model proses software yang dipilih.
Jawaban :
Untuk membangun sistem pengelolaan jasa notaris dan PPAT tersebut saya memilih Rapid Application
Development. Rapid Application Development (RAD) adalah sebuah model proses perkembangan
software sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yang pendek.
Model RAD ini merupakan sebuah adaptasi kecepatan tinggi dari model sekuensial linier dimana
perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan kontruksi berbasis komponen. Jika
kebutuhan dipahami dengan baik, proses RAD memungkinkan tim pengembangan menciptakan sistem
fungsional yang utuh dalam periode waktu yang pendek. Karena dipakai terutama pada aplikasi sistem
kontruksi, pendekatan RAD melingkupi fase-fase sebagai berikut :
1) Bussines modeling
Aliran informasi di antara fungsi-fungsi bisnis dimodelkan dengan suatu cara untuk menjawab
pertanyaan berikut : informasi apa yang mengendalikan proses bisnis? Dll.
2) Data modeling
Aliran informasi yang didefinisikan sebagai bagian dari fase bussines modeling disaring kedalam
serangkaian objek data yang dibutuhkan untuk menopang bisnis tersebut.
3) Prosess modeling
Aliran informasi yang didefinisikan didalam fase data modeling ditransformasikan untuk mencapai
aliran informasi yang perlu bagi implementasi sebuah fungsi bisnis.
4) Aplication generation
RAD mengasumsikan pemakaian teknik generasi ke empat
5) Testing and turnover
Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali, banyak komponen program telah diuji.
Alasan memilih model RAD ini ada dua alasan yaitu alasan yang baik dan alasan yang buruk.
4. Alasan baiknya yaitu :
1. Apabila menggunakan RAD untuk mendapatkan suatu desain yang dapat diterima oleh konsumen
dan dapat dikembangkan dengan mudah.
2. Apabila menggunakan RAD untuk memberikan batasan-batasan pada suatu system supaya tidak
mengalami perubahan.
3. Apabila menggunakan RAD untuk menghemat waktu, dan kalau memungkinkan bisa menghemat
biaya serta menghasilkan produk yang berkualitas.
Alasan buruknya yaitu :
1. Apabila menggunakan RAD hanya untuk menghemat biaya pengembangan suatu sistem. Hal ini
disebabkan karena dengan menggunakan metode RAD membutuhkan suatu tim yang mengerti betul
mengenai manajemen biaya. Sebab bila tidak, maka biaya yang dikeluarkan akan menjadi lebih
besar.
2. Apabila menggunakan RAD hanya untuk menghemat waktu pengembangan suatu sistem. Hal ini
disebabkan karena dengan menggunakan metode RAD membutuhkan suatu tim yang mengerti betul
mengenai manajemen waktu. Sebab bila tidak maka waktu yang dibutuhkan akan menjadi lebih
lama.
Adapun Kelebihan pada model Rapid Application Development (RAD) ini antara lain adalah :
1. Lebih efektif dari pendekatan waterfall/sequential linear dalam menghasilkan sistem yang memenuhi
kebutuhan langsung dari pelanggan.
2. Cocok untuk proyek yang memerlukan waktu yang singkat.
3. RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan
untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object) sehingga pengembang tidak perlu
membuat dari awal lagi dan waktu yang lebih singkat.
4. Setiap fungsi mayor dapat dimodulkan dalam waktu tertentu kurang dari 3 bulan dan dapat
dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih
efisien.