Dokumen tersebut membahas tentang anestesi untuk bedah mata. Secara singkat, dibahas mengenai tiga jenis obat anti-inflamasi yang digunakan untuk mata yaitu kortikosteroid, NSAID, dan kombinasi keduanya. Kortikosteroid bekerja dengan menghambat pelepasan asam arakidonat, sedangkan NSAID menghambat sintesis prostaglandin. Kedua jenis obat ini digunakan untuk mengurangi inflamasi pasca operasi mata
1 of 62
Downloaded 165 times
More Related Content
Antiinflamasi pada Oftalmologi
1. Anesthesia For Ophthalmic Surgery DR.FATMA ALDAMMAS Aditia Retno Fitri
3. RADANG ADALAH RESPON VASCULER DAN SELULER DARI JARINGAN HIDUP TERHADAP CIDERA Inflamasi
4. Tujuan radang : dalam rangka menghancurkan dan mengeliminasi agen penyebab Perbaikan jaringan yang cidera
5. Penyebab Radang Keberadaan Benda Asing Dalam Jaringan: - Jaringan donor - Agen Biologis - Benda mati Kerusakan Jaringan yang menimbulkan Nekrosa; Infark; Hemoragi; Thrombus Terkait infeksi : Trauma fisik, Radiasi, Racun, Suhu Ekstrim, Respon Imun.
6. CIRI CIRI RADANG Rubor ( Redness ) = Kemerahan Kalor ( Heat ) = Panas Tumor ( Swelling ) = Bengkak Dolor ( Pain ) = rasa Sakit Fungsio laesa ( Loss Of Function ) = Fungsi jaringan / organ terganggu
7. PROSES INFLAMASI Agen k ausatif, respon jaringan sekitar agen serta sel nekrotik di daerah radang akan menghasilkan mediator inflamasi Mediator Inflamasi menginduksi vascula , aliran darah, dan mengaktifkan leukosit Terjadinya vaso dilatasi arterioli maupun kapiler disekitar daerah radang menimbulkan perlambanan aliran darah dan leukosit mengalir ditepi lumen vasculer. ( Aliran non axial )
8. Endothel kapiler meregang , timbul rongga, permiabilitas meningkat, plasma darah keluar terakumulasi di jaringan perivasculer. Endothel menjadi lengket, leukosit menggelinding dan melekat ( adhesi ) pada permukaan endothel Leukosit masuk ruang antar endothel (diapedesis) dan keluar dari vasculer (ekstravasasi) Leukosit akan bergerak ( migrasi ) menuju agen causatif inflamasi PROSES INFLAMASI
9. Leu ko sit memfagosit baik agen asing, sel inang terinfeksi, maupun jaringan inang yang nekrotik degradasi agen secara enzymati k . PROSES INFLAMASI
11. Respon Radang Respon Vas k uler Cidera aktivasi media inflamasi vasodilatasi kapiler -------------------------------------------------------------- Respon Seluler Aktivasi Leucosit fagositosis
12. CIRI CIRI RADANG Rubor ( Redness ) = Kemerahan Kalor ( Heat ) = Panas Tumor ( Swelling ) = Bengkak Dolor ( Pain ) = rasa Sakit Fungsio laesa ( Loss Of Function ) = Fungsi jaringan / organ terganggu
13. CIRI CIRI RADANG Rubor ( Redness ) = Kemerahan Kalor ( Heat ) = Panas Tumor ( Swelling ) = Bengkak Dolor ( Pain ) = rasa Sakit Fungsio laesa ( Loss Of Function ) = Fungsi jaringan / organ terganggu
15. Non Steroid Antiinflammation Drugs Pembagian Antiinflamasi Anti-inflammatory corticosteroid NSAID
16. Non Steroid Antiinflammation Drugs Pembagian Antiinflamasi Anti-inflammatory corticosteroid NSAID
17. Kortikosteroid Bersifat kurang spesifik , dan telah digunakan bertahun-tahun untuk terapi inflamasi dan penyakit imunologis pada mata . Untuk mencegah efek inflamasi: pembentukan jaringan ikat &neovaskularisasi Lebih efektif pada fase akut Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006
18. Kortikosteroid: Mekanisme Kerja Peran pada hampir semua aspek inflamasi : Vaskular: Permiabilitas pembuluh darah Selular : Penghambatan proliferasi limfosit (limfosit T), dengan imunitas selular Penekanan kerja limfokin dalam migrasi makrofag dan produksi faktor pertumbuhan I nhibisi degranulasi netrofil granulosit, makrofag, sel mast, dan basofil supresi sintesis asam arakidonat produksi prostaglandin Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006
21. Kortikosteroid: Preparat Prednisolone Studi menunjukkan bahwa Prednisolone memiliki efektivitas anti-inflamasi terbesar dibanding steroid topikal mata lainnya. Prednisolone acetate 1% merupakan steroid topikal mata yang paling efektif untuk terapi uveitis dan inflamasi kornea. Dapat digunakan pada inflamasi berat mata seperti episkleritis, iritis, luka bakar kimiawi atau thermal pada kornea. Reveiw of optamometry; June 2006
22. Kortikosteroid: Preparat Dexamethasone Pada konsentrasi yang sesuai, Dexamethasone secara klinis kurang efektif dibanding prednisolone dan berpotensi lebih besar dalam menaikkan Tekanan Intra Okular drug of second choi c e. Reveiw of optamometry; June 2006
23. Kortikosteroid: Preparat Fluorometholones Memiliki sifat antiinflamasi yang cukup baik, tetapi juga menyebabkan peningkatan TIO sekunder. Terdapat dalam dua bentuk formulasi: fluorometholone al koho l dan asetat . Reveiw of optamometry; June 2006
24. Kortikosteroid: Preparat Fluorometholone al kohol Digunakan untuk menangani kondisi inflamasi sedang pada permukaan mata, memerlukan lama terapi yang panjang (hingga 3-4 minggu) seperti pada iridosiklitis kronik dan alergi. Bermanfaat pada kondisi kronis o.k. Kurang menimbulkan peningkatan TIO Reveiw of optamometry; June 2006
25. Kortikosteroid: Preparat Fluorometholone acetate Merupakan bentuk klinis yang lebih aktif. Menimbulkan efektivitas yang lebih besar. Indikasi: bila terdapat efek samping dengan preparat kortikosteroid yang lain Reveiw of optamometry; June 2006
26. Kortikosteroid: Preparat Rimexolone Cukup poten dan relatif aman, tapi tidak seefektif prednisolone acetate1% ; pengaruh pada TIO menyerupai fluorometholones. Reveiw of optamometry; June 2006
28. Kortikosteroid Topikal Keuntungan: Dapat diberikan didekat lokasi yang memerlukan indikasi untuk inflamasi segmen anterior Dapat digunakan untuk salah satu mata saja Menghindari efek sistemik Kerugian : Terkadang dapat terjadi supresi adrenal Ulkus dendritik Menimbulkan residu keputihan Keratopati epitel bila penggunaan terlalu sering Terkadang menimbulkan infeksi konjungtiva
29. Efek Samping Steroid Topikal Peningkatan TIO Dapat menimbulkan kebutaan permanen bila tidak terdeteksi/diterapi Meningkatkan kerawanan terhadap infeksi virus atau jamur Berpotensi menimbulkan kebutaan Penipisan sklera/kornea Berpotensi menimbulkan kebutaan Penundaan atau gangguan penyembuhan luka Katarak
30. Digunakan pasca operasi untuk inflamasi pada mata Hanya boleh digunakan dibawah panduan dokter spesialis mata Dosis diturunkan bertahap sebelum dihentikan sepenuhnya Dihentikan mendadak: rebound effect Menimbulkan relaps Tetes Mata Kortikosteroid
31. Kortikosteroid Topikal: Ringkasan Topi k al Preparat: prednisolone, dexamethasone , fluorometholone, remixolone Mekanisme: menghambat pelepasan asam arakidonat dari fospolipid dengan cara menghambat fosfolipase A2 Indikasi kegunaan inflamasi segmen anterior pasca operasi, uveitis anterior, konjungitvitis alergi berat, konjungtivitis vernal, pencegahan reaksi penolakan graft kornea, episkleritis, skleritis Efek samping: rawan terhadap infeksi, glaukoma, katarak, ptosis, midriasis, pelunakan sklera, atrofi kulit Prednisolone dan Dexamethasone paling poten menimbulkan tekanan intraokular (TIO)
32. Kortikosteroid Sistemik Keuntungan: Mudah pemberiannya: dengan tablet Dapat mencapai seluruh mata dengan lebih baik Kerugian : Terkadang dapat terjadi supresi adrenal Efek sistemik
33. Kortikosteroid Sistemik: Efek Samping Peningkatan TIO Hipertensi Gula darah >> Berat badan > /edema Gangguan sal cerna Gangguan psikiatrik Infeksi oportunistik Osteoporosis Katarak Supresi adrenal
34. K orti k osteroid S i stemi k : Preparat: prednisolone, cortisone , triamcinolone, depomedrol Indikasi : inflamasi segmen posterior Uveitis posterior, neuritis opti kus , arteritis temporal anterior dengan neuropathy iskemik Efek samping : Lo k al: posterior subcapsular cataract , glau k oma, central serous retinopathy S i stemi k : sup resi aksis hipofisis-adrenal , hypergl ik emia, osteoporosis, ulkus peptikum, psikosis
35. Kortikosteroid : Kontraindikasi Pada pasien DM, gagal ginjal, hipertensi Sistemik: KI pada ulkus peptikum, osteoporosis, psikosis Topikal: KI pada glaukoma KI pada sebagian besar infeksi , oleh karena: Tidak membunuh bakteri Menurunkan resistensi terhadap mikroorganisme Menyamarkan progresivitas infeksi
36. Non Steroid Antiinflammation Drugs Pembagian Antiinflamasi Anti-inflammatory corticosteroid NSAID
37. Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) Merupakan inhibitor sintesis prostaglandin dan berperan sebagai antiinflamasi dan analgesik Keuntungan NSAID dibanding KS adalah bahwa NSAID tidak memicu penurunan aktivitas sistem pertahanan tubuh dan tidak meningkatkan TIO NSAID tidak berinteraksi dengan sistem hemodinamik
38. Tissue Damage or Inflammatory pain Stimulus Chemical mediator inflammatory soup
39. Tissue Damage or Inflammatory pain Stimulus Chemical mediator inflammatory soup
41. Mekanisme kerja: menghambat cyclooxygenase (COX) m enghambat produksi prostaglandin Terdapat 2 jenis COX: COX-1 penting dalam kondisi non inflamasi penghambatan COX1 dapat menghindari ESO (misal ESO lambung) COX-2 diinduksi pada kondisi inflamasi inhibisi COX-2 berperan dalam antiinflamasi Aspirin, ibuprofen menghambat COX-1 & COX-2 NSAID: Mekanisme Kerja
43. NSAID: Mekanisme Kerja Sebagian besar NSAID menghambat COX-1 dan COX-2 Penghambatan jalur sintetik dari asam arakidonat menjadi prostaglandin dapat menimbulkan peningkatan leukotrien yang dapat menimbulkan inflamasi Hal ini dapat menimbulkan konsekuensi serius pada beberapa pasien mis. Serangan asthma Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006
45. - Efek Penghambatan Prostaglandin Efek Antiinflamasi Prostaglandins merupakan mediator utama inflamasi . Efek Analgesik Penurunan inflamasi penurunan nyeri . Prostaglandin juga merupakan mediator nyeri pada jaringan perifer inhibisi PG menimbulkan analgesi
46. Efek antipiretik (= penurunan panas ) Saat inflamasi, endotoksin bakteri merangsang makrofag untuk melepaskan IL-1, suatu pyrogen (= agen yang menimbulkan demam) yang menstimulasi pembentukan prostaglandin E di hipotalamus dan meningkatkan set-point pengatur temperatur tubuh.
47. NSAID: Indikasi Saat ini digunakan pada kondisi intra- dan pasca-operasi untuk menurunkan miosis pada saat operasi dan inflamasi yang mengikut operasi katarak dan laser trabeculoplasty . Juga digunakan pada terapi dan pencegahan cystoid macular oedema dan konjungtivitis alergika. Vale J; Ophthalm Physiol Opt 1998
48. NSAID: Indikasi Inflam asi segmen anterior mata, yang belum dapat ditentukan penyebabnya apakah dari virus atau bakteri, seperti pada edema kornea, edema konjungtiva dan skleritis . Reaksi inflamasi oleh karena trauma Neovaskularisasi kornea karena penggunaan lensa kontak dan peradangan yang ditimbulkan Vale J; Ophthalm Physiol Opt 1998
53. Pada mata, preparat NSAID topikal lebih disukai daripada sistemik, oleh karena NSAID topikal memberikan konsentrasi obat yang lebih besar dengan kurang menimbulkan efek samping sistemik. NSAID digunakan sebagai antiinflamasi dan antinyeri pada kondisi inflamasi non infeksi atau pasca trauma operasi.
59. NSAIDs: Indikasi Inflam asi (perioperati f ) CME (cystoid macular edema) Nyeri ( operasi refraktif) Alergi pada mata (jarang) Antiinflamasi pre-operatif dan Pasca operatif
60. Efek Samping NSAID (topi k al) Reaksi lokal (rasa terbakar) Tidak menimbulkan peningkatan TIO Tidak menimbulkan potensiasi infeksi HSV dan jamur Dapat menimulkan regresi pada operasi refraktif Jarang: kerusakan kornea (diklofenak)
61. NSAID : Ringkasan E.g. ketorolac, diclofenac, flurbiprofen Mekanisme : i naktivasi of cyclo-oxygenase Indikasi: pasca operasi , konjungtivitis alergika ringan, episkleritis, uveitis rignan, cystoid macular edema, pr a operasi untuk mencegah miosis pada saat operasi. Efek Samping : reaksi lokal
#30: Katarak: o.k glukokortikoid masuk ke serabut lensa, berinteraksi dengan protein, menimbulkan agregasi protein kekeruhan TIO >> o.k peningkatan resistensi terhadap humor akuous
#31: Digunakan pasca operasi untuk inflamasi pada mata Hanya boleh digunakan dibawah panduan dokter spesialis mata Dosis diturunkan bertahap sebelum dihentikan sepenuhnya Suspensi: kocok sebelum digunakan Efek samping: kenaikan tekanan intra okular, efek sistemik Dapat menimbulkan katarak prematur
#42: COX1 hambat produksi tromboksan dan agregasi trombosit menimbulkan ulkus lambung