際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Anesthesia For  Ophthalmic Surgery DR.FATMA ALDAMMAS Aditia Retno Fitri
INFLAMASI
RADANG ADALAH  RESPON VASCULER  DAN  SELULER  DARI JARINGAN HIDUP TERHADAP CIDERA Inflamasi
Tujuan radang : dalam rangka menghancurkan dan mengeliminasi agen penyebab Perbaikan jaringan yang cidera
Penyebab Radang Keberadaan  Benda Asing  Dalam Jaringan: - Jaringan donor - Agen Biologis - Benda mati Kerusakan Jaringan  yang menimbulkan Nekrosa; Infark; Hemoragi; Thrombus Terkait infeksi : Trauma fisik, Radiasi, Racun, Suhu Ekstrim, Respon Imun.
CIRI  CIRI RADANG Rubor  ( Redness ) = Kemerahan Kalor  ( Heat ) = Panas Tumor  ( Swelling ) = Bengkak Dolor  ( Pain ) = rasa Sakit Fungsio laesa  ( Loss Of Function ) = Fungsi jaringan / organ terganggu
PROSES INFLAMASI Agen  k ausatif, respon jaringan sekitar agen serta sel nekrotik di daerah radang akan  menghasilkan mediator inflamasi Mediator Inflamasi  menginduksi vascula , aliran darah, dan mengaktifkan leukosit Terjadinya  vaso dilatasi  arterioli maupun kapiler disekitar daerah radang menimbulkan perlambanan aliran darah dan leukosit mengalir ditepi lumen vasculer. ( Aliran non axial )
Endothel kapiler meregang , timbul rongga, permiabilitas meningkat, plasma darah keluar terakumulasi di jaringan perivasculer. Endothel menjadi lengket,  leukosit menggelinding  dan  melekat ( adhesi  )   pada permukaan endothel Leukosit  masuk ruang antar endothel  (diapedesis) dan keluar dari vasculer (ekstravasasi)  Leukosit akan bergerak ( migrasi ) menuju agen causatif inflamasi PROSES INFLAMASI
Leu ko sit  memfagosit  baik agen asing, sel inang terinfeksi, maupun jaringan inang yang nekrotik      degradasi agen secara enzymati k .  PROSES INFLAMASI
PROSES INFLAMASI
Respon Radang Respon Vas k uler Cidera  aktivasi media inflamasi vasodilatasi kapiler -------------------------------------------------------------- Respon Seluler Aktivasi Leucosit fagositosis
CIRI  CIRI RADANG Rubor  ( Redness ) = Kemerahan Kalor  ( Heat ) = Panas Tumor  ( Swelling ) = Bengkak Dolor  ( Pain ) = rasa Sakit Fungsio laesa  ( Loss Of Function ) = Fungsi jaringan / organ terganggu
CIRI  CIRI RADANG Rubor  ( Redness ) = Kemerahan Kalor  ( Heat ) = Panas Tumor  ( Swelling ) = Bengkak Dolor  ( Pain ) = rasa Sakit Fungsio laesa  ( Loss Of Function ) = Fungsi jaringan / organ terganggu
ANTI-INFLAMASI
Non Steroid  Antiinflammation Drugs Pembagian Antiinflamasi Anti-inflammatory corticosteroid NSAID
Non Steroid  Antiinflammation Drugs Pembagian Antiinflamasi Anti-inflammatory corticosteroid NSAID
Kortikosteroid Bersifat  kurang spesifik , dan telah digunakan bertahun-tahun untuk terapi  inflamasi  dan penyakit  imunologis  pada mata . Untuk mencegah efek inflamasi: pembentukan jaringan ikat &neovaskularisasi Lebih efektif pada fase akut Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006
Kortikosteroid: Mekanisme Kerja Peran pada  hampir semua aspek inflamasi : Vaskular: Permiabilitas pembuluh darah   Selular  : Penghambatan proliferasi limfosit (limfosit T), dengan imunitas selular   Penekanan kerja limfokin dalam migrasi makrofag dan produksi faktor pertumbuhan  I nhibisi degranulasi netrofil granulosit, makrofag, sel mast, dan basofil supresi sintesis asam arakidonat   produksi prostaglandin   Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006
油
Kortikosteroid: Indikasi Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006
Kortikosteroid: Preparat Prednisolone Studi menunjukkan bahwa Prednisolone memiliki  efektivitas anti-inflamasi terbesar  dibanding steroid topikal mata lainnya.  Prednisolone acetate 1%  merupakan steroid topikal mata yang paling efektif untuk terapi uveitis dan inflamasi kornea.  Dapat digunakan pada inflamasi berat mata seperti episkleritis, iritis, luka bakar kimiawi atau thermal pada kornea.  Reveiw of optamometry; June 2006
Kortikosteroid: Preparat Dexamethasone Pada konsentrasi yang sesuai,  Dexamethasone  secara klinis kurang efektif dibanding  prednisolone  dan berpotensi lebih besar dalam menaikkan Tekanan Intra Okular     drug of second choi c e. Reveiw of optamometry; June 2006
Kortikosteroid: Preparat Fluorometholones Memiliki sifat antiinflamasi yang cukup baik, tetapi juga menyebabkan peningkatan TIO sekunder.  Terdapat dalam dua bentuk formulasi:  fluorometholone   al koho l  dan asetat . Reveiw of optamometry; June 2006
Kortikosteroid: Preparat Fluorometholone al kohol Digunakan untuk menangani kondisi inflamasi sedang pada permukaan mata, memerlukan lama terapi yang panjang  (hingga 3-4 minggu) seperti pada iridosiklitis kronik dan alergi.  Bermanfaat pada kondisi kronis o.k. Kurang menimbulkan peningkatan TIO  Reveiw of optamometry; June 2006
Kortikosteroid: Preparat Fluorometholone acetate Merupakan bentuk klinis yang lebih aktif. Menimbulkan efektivitas yang lebih besar.  Indikasi: bila terdapat efek samping dengan preparat kortikosteroid yang lain  Reveiw of optamometry; June 2006
Kortikosteroid: Preparat Rimexolone Cukup poten dan relatif aman, tapi tidak seefektif  prednisolone acetate1% ;  pengaruh pada TIO menyerupai  fluorometholones.  Reveiw of optamometry; June 2006
Kortikosteroid Bentuk Sediaan: Topikal Sistemik Periokular
Kortikosteroid Topikal Keuntungan:  Dapat diberikan didekat lokasi yang memerlukan    indikasi untuk inflamasi segmen anterior Dapat digunakan untuk salah satu mata saja Menghindari efek sistemik Kerugian : Terkadang dapat terjadi supresi adrenal Ulkus dendritik Menimbulkan residu keputihan Keratopati epitel bila penggunaan terlalu sering Terkadang menimbulkan infeksi konjungtiva
Efek Samping Steroid Topikal Peningkatan TIO  Dapat menimbulkan kebutaan permanen bila tidak terdeteksi/diterapi  Meningkatkan kerawanan terhadap infeksi virus atau jamur Berpotensi menimbulkan kebutaan  Penipisan sklera/kornea Berpotensi menimbulkan kebutaan  Penundaan atau gangguan penyembuhan luka  Katarak
Digunakan pasca operasi untuk inflamasi pada mata Hanya boleh digunakan dibawah panduan dokter spesialis mata Dosis diturunkan bertahap sebelum dihentikan sepenuhnya Dihentikan mendadak: rebound effect Menimbulkan relaps Tetes Mata Kortikosteroid
Kortikosteroid Topikal: Ringkasan Topi k al Preparat: prednisolone, dexamethasone ,  fluorometholone, remixolone   Mekanisme:  menghambat pelepasan asam arakidonat dari fospolipid dengan cara menghambat fosfolipase A2 Indikasi kegunaan   inflamasi segmen anterior pasca operasi, uveitis anterior, konjungitvitis alergi berat, konjungtivitis vernal, pencegahan reaksi penolakan graft kornea, episkleritis, skleritis Efek samping:  rawan terhadap infeksi, glaukoma, katarak, ptosis, midriasis, pelunakan sklera, atrofi kulit Prednisolone  dan  Dexamethasone    paling poten menimbulkan tekanan intraokular (TIO)
Kortikosteroid  Sistemik Keuntungan:  Mudah pemberiannya: dengan tablet Dapat mencapai seluruh mata dengan lebih baik Kerugian : Terkadang dapat terjadi supresi adrenal Efek sistemik
Kortikosteroid Sistemik: Efek Samping Peningkatan TIO Hipertensi Gula darah >> Berat badan > /edema Gangguan sal cerna Gangguan psikiatrik Infeksi oportunistik Osteoporosis Katarak Supresi adrenal
K orti k osteroid S i stemi k : Preparat: prednisolone, cortisone , triamcinolone, depomedrol Indikasi : inflamasi segmen posterior Uveitis   posterior, neuritis   opti kus , arteritis temporal  anterior dengan  neuropathy  iskemik Efek samping :  Lo k al:  posterior subcapsular cataract , glau k oma, central serous retinopathy S i stemi k : sup resi aksis hipofisis-adrenal , hypergl ik emia, osteoporosis,  ulkus peptikum, psikosis
Kortikosteroid : Kontraindikasi Pada pasien DM, gagal ginjal, hipertensi Sistemik: KI pada ulkus peptikum, osteoporosis, psikosis Topikal: KI pada glaukoma KI pada sebagian besar infeksi , oleh karena: Tidak membunuh bakteri Menurunkan resistensi terhadap mikroorganisme Menyamarkan progresivitas infeksi
Non Steroid  Antiinflammation Drugs Pembagian Antiinflamasi Anti-inflammatory corticosteroid NSAID
Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) Merupakan inhibitor sintesis prostaglandin dan berperan sebagai antiinflamasi dan analgesik Keuntungan NSAID  dibanding KS adalah bahwa NSAID  tidak memicu penurunan aktivitas sistem pertahanan tubuh  dan  tidak meningkatkan TIO NSAID tidak berinteraksi dengan sistem hemodinamik
Tissue Damage or Inflammatory pain Stimulus Chemical mediator inflammatory soup
Tissue Damage or Inflammatory pain Stimulus Chemical mediator inflammatory soup
油
Mekanisme kerja: menghambat cyclooxygenase  (COX)    m enghambat produksi prostaglandin Terdapat 2 jenis COX: COX-1   penting dalam kondisi non inflamasi    penghambatan COX1 dapat menghindari ESO (misal ESO lambung)  COX-2   diinduksi pada kondisi inflamasi    inhibisi COX-2 berperan dalam antiinflamasi Aspirin, ibuprofen  menghambat COX-1 & COX-2  NSAID: Mekanisme Kerja
油
NSAID: Mekanisme Kerja Sebagian besar NSAID menghambat COX-1 dan COX-2 Penghambatan jalur sintetik dari asam arakidonat menjadi prostaglandin dapat menimbulkan peningkatan leukotrien yang dapat menimbulkan inflamasi Hal ini dapat menimbulkan konsekuensi serius pada beberapa pasien mis. Serangan asthma   Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006
油
-  Efek Penghambatan Prostaglandin Efek Antiinflamasi Prostaglandins  merupakan mediator utama inflamasi . Efek Analgesik Penurunan inflamasi    penurunan nyeri .  Prostaglandin juga merupakan mediator nyeri pada jaringan perifer    inhibisi PG menimbulkan analgesi
Efek antipiretik (= penurunan panas ) Saat inflamasi, endotoksin bakteri merangsang makrofag untuk melepaskan  IL-1,  suatu  pyrogen (= agen yang menimbulkan demam) yang menstimulasi pembentukan  prostaglandin E  di hipotalamus dan meningkatkan set-point pengatur temperatur tubuh.
NSAID: Indikasi Saat ini digunakan pada kondisi intra- dan pasca-operasi untuk menurunkan miosis pada saat operasi dan inflamasi yang mengikut operasi katarak dan  laser trabeculoplasty . Juga digunakan pada terapi dan pencegahan  cystoid macular oedema  dan konjungtivitis alergika.  Vale J; Ophthalm Physiol Opt 1998
NSAID: Indikasi Inflam asi segmen anterior mata, yang belum dapat ditentukan penyebabnya apakah dari virus atau bakteri, seperti pada edema kornea, edema konjungtiva dan skleritis . Reaksi inflamasi oleh karena trauma Neovaskularisasi kornea karena penggunaan lensa kontak dan peradangan yang ditimbulkan  Vale J; Ophthalm Physiol Opt 1998
NSAID: Preparat Preparat topikal NSAID yang dikenal: Diclofenac sodico Flubiprofene sodico Ketorolac trometamina Piroxicam Indometacina Suprofene  Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006
油
油
油
Pada mata, preparat NSAID topikal lebih disukai daripada sistemik, oleh karena NSAID topikal memberikan konsentrasi obat yang lebih besar dengan kurang menimbulkan efek samping sistemik. NSAID  digunakan sebagai antiinflamasi dan antinyeri pada kondisi inflamasi non infeksi   atau pasca trauma operasi.
NSAID: Keamanan Topikal NSAID: jarang menimbulkan toksisitas sistemik Toksisitas lokal:  sensasi terbakar, tersengat, iritasi dan hiperemia konjungtiva    kerusakan epital, penipisan kornea    perforasi Komplikasi kornea: pelunakan kornea (Diklofenak)
NSAID: Precaution
NSAID : Kontraindikasi
NSAID: Interaksi Obat
油
NSAIDs:  Indikasi Inflam asi  (perioperati f ) CME (cystoid macular edema) Nyeri  ( operasi refraktif)  Alergi pada mata (jarang)  Antiinflamasi pre-operatif dan  Pasca operatif
Efek Samping  NSAID (topi k al) Reaksi lokal (rasa terbakar)  Tidak menimbulkan peningkatan TIO  Tidak menimbulkan potensiasi infeksi HSV dan jamur  Dapat menimulkan regresi pada operasi refraktif Jarang: kerusakan kornea (diklofenak)
NSAID : Ringkasan E.g. ketorolac, diclofenac, flurbiprofen Mekanisme :  i naktivasi  of cyclo-oxygenase  Indikasi:   pasca operasi ,  konjungtivitis alergika ringan, episkleritis, uveitis rignan,  cystoid macular edema, pr a operasi untuk mencegah miosis pada saat operasi.  Efek Samping :   reaksi lokal
Terima Kasih

More Related Content

Antiinflamasi pada Oftalmologi

  • 1. Anesthesia For Ophthalmic Surgery DR.FATMA ALDAMMAS Aditia Retno Fitri
  • 3. RADANG ADALAH RESPON VASCULER DAN SELULER DARI JARINGAN HIDUP TERHADAP CIDERA Inflamasi
  • 4. Tujuan radang : dalam rangka menghancurkan dan mengeliminasi agen penyebab Perbaikan jaringan yang cidera
  • 5. Penyebab Radang Keberadaan Benda Asing Dalam Jaringan: - Jaringan donor - Agen Biologis - Benda mati Kerusakan Jaringan yang menimbulkan Nekrosa; Infark; Hemoragi; Thrombus Terkait infeksi : Trauma fisik, Radiasi, Racun, Suhu Ekstrim, Respon Imun.
  • 6. CIRI CIRI RADANG Rubor ( Redness ) = Kemerahan Kalor ( Heat ) = Panas Tumor ( Swelling ) = Bengkak Dolor ( Pain ) = rasa Sakit Fungsio laesa ( Loss Of Function ) = Fungsi jaringan / organ terganggu
  • 7. PROSES INFLAMASI Agen k ausatif, respon jaringan sekitar agen serta sel nekrotik di daerah radang akan menghasilkan mediator inflamasi Mediator Inflamasi menginduksi vascula , aliran darah, dan mengaktifkan leukosit Terjadinya vaso dilatasi arterioli maupun kapiler disekitar daerah radang menimbulkan perlambanan aliran darah dan leukosit mengalir ditepi lumen vasculer. ( Aliran non axial )
  • 8. Endothel kapiler meregang , timbul rongga, permiabilitas meningkat, plasma darah keluar terakumulasi di jaringan perivasculer. Endothel menjadi lengket, leukosit menggelinding dan melekat ( adhesi ) pada permukaan endothel Leukosit masuk ruang antar endothel (diapedesis) dan keluar dari vasculer (ekstravasasi) Leukosit akan bergerak ( migrasi ) menuju agen causatif inflamasi PROSES INFLAMASI
  • 9. Leu ko sit memfagosit baik agen asing, sel inang terinfeksi, maupun jaringan inang yang nekrotik degradasi agen secara enzymati k . PROSES INFLAMASI
  • 11. Respon Radang Respon Vas k uler Cidera aktivasi media inflamasi vasodilatasi kapiler -------------------------------------------------------------- Respon Seluler Aktivasi Leucosit fagositosis
  • 12. CIRI CIRI RADANG Rubor ( Redness ) = Kemerahan Kalor ( Heat ) = Panas Tumor ( Swelling ) = Bengkak Dolor ( Pain ) = rasa Sakit Fungsio laesa ( Loss Of Function ) = Fungsi jaringan / organ terganggu
  • 13. CIRI CIRI RADANG Rubor ( Redness ) = Kemerahan Kalor ( Heat ) = Panas Tumor ( Swelling ) = Bengkak Dolor ( Pain ) = rasa Sakit Fungsio laesa ( Loss Of Function ) = Fungsi jaringan / organ terganggu
  • 15. Non Steroid Antiinflammation Drugs Pembagian Antiinflamasi Anti-inflammatory corticosteroid NSAID
  • 16. Non Steroid Antiinflammation Drugs Pembagian Antiinflamasi Anti-inflammatory corticosteroid NSAID
  • 17. Kortikosteroid Bersifat kurang spesifik , dan telah digunakan bertahun-tahun untuk terapi inflamasi dan penyakit imunologis pada mata . Untuk mencegah efek inflamasi: pembentukan jaringan ikat &neovaskularisasi Lebih efektif pada fase akut Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006
  • 18. Kortikosteroid: Mekanisme Kerja Peran pada hampir semua aspek inflamasi : Vaskular: Permiabilitas pembuluh darah Selular : Penghambatan proliferasi limfosit (limfosit T), dengan imunitas selular Penekanan kerja limfokin dalam migrasi makrofag dan produksi faktor pertumbuhan I nhibisi degranulasi netrofil granulosit, makrofag, sel mast, dan basofil supresi sintesis asam arakidonat produksi prostaglandin Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006
  • 19.
  • 20. Kortikosteroid: Indikasi Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006
  • 21. Kortikosteroid: Preparat Prednisolone Studi menunjukkan bahwa Prednisolone memiliki efektivitas anti-inflamasi terbesar dibanding steroid topikal mata lainnya. Prednisolone acetate 1% merupakan steroid topikal mata yang paling efektif untuk terapi uveitis dan inflamasi kornea. Dapat digunakan pada inflamasi berat mata seperti episkleritis, iritis, luka bakar kimiawi atau thermal pada kornea. Reveiw of optamometry; June 2006
  • 22. Kortikosteroid: Preparat Dexamethasone Pada konsentrasi yang sesuai, Dexamethasone secara klinis kurang efektif dibanding prednisolone dan berpotensi lebih besar dalam menaikkan Tekanan Intra Okular drug of second choi c e. Reveiw of optamometry; June 2006
  • 23. Kortikosteroid: Preparat Fluorometholones Memiliki sifat antiinflamasi yang cukup baik, tetapi juga menyebabkan peningkatan TIO sekunder. Terdapat dalam dua bentuk formulasi: fluorometholone al koho l dan asetat . Reveiw of optamometry; June 2006
  • 24. Kortikosteroid: Preparat Fluorometholone al kohol Digunakan untuk menangani kondisi inflamasi sedang pada permukaan mata, memerlukan lama terapi yang panjang (hingga 3-4 minggu) seperti pada iridosiklitis kronik dan alergi. Bermanfaat pada kondisi kronis o.k. Kurang menimbulkan peningkatan TIO Reveiw of optamometry; June 2006
  • 25. Kortikosteroid: Preparat Fluorometholone acetate Merupakan bentuk klinis yang lebih aktif. Menimbulkan efektivitas yang lebih besar. Indikasi: bila terdapat efek samping dengan preparat kortikosteroid yang lain Reveiw of optamometry; June 2006
  • 26. Kortikosteroid: Preparat Rimexolone Cukup poten dan relatif aman, tapi tidak seefektif prednisolone acetate1% ; pengaruh pada TIO menyerupai fluorometholones. Reveiw of optamometry; June 2006
  • 27. Kortikosteroid Bentuk Sediaan: Topikal Sistemik Periokular
  • 28. Kortikosteroid Topikal Keuntungan: Dapat diberikan didekat lokasi yang memerlukan indikasi untuk inflamasi segmen anterior Dapat digunakan untuk salah satu mata saja Menghindari efek sistemik Kerugian : Terkadang dapat terjadi supresi adrenal Ulkus dendritik Menimbulkan residu keputihan Keratopati epitel bila penggunaan terlalu sering Terkadang menimbulkan infeksi konjungtiva
  • 29. Efek Samping Steroid Topikal Peningkatan TIO Dapat menimbulkan kebutaan permanen bila tidak terdeteksi/diterapi Meningkatkan kerawanan terhadap infeksi virus atau jamur Berpotensi menimbulkan kebutaan Penipisan sklera/kornea Berpotensi menimbulkan kebutaan Penundaan atau gangguan penyembuhan luka Katarak
  • 30. Digunakan pasca operasi untuk inflamasi pada mata Hanya boleh digunakan dibawah panduan dokter spesialis mata Dosis diturunkan bertahap sebelum dihentikan sepenuhnya Dihentikan mendadak: rebound effect Menimbulkan relaps Tetes Mata Kortikosteroid
  • 31. Kortikosteroid Topikal: Ringkasan Topi k al Preparat: prednisolone, dexamethasone , fluorometholone, remixolone Mekanisme: menghambat pelepasan asam arakidonat dari fospolipid dengan cara menghambat fosfolipase A2 Indikasi kegunaan inflamasi segmen anterior pasca operasi, uveitis anterior, konjungitvitis alergi berat, konjungtivitis vernal, pencegahan reaksi penolakan graft kornea, episkleritis, skleritis Efek samping: rawan terhadap infeksi, glaukoma, katarak, ptosis, midriasis, pelunakan sklera, atrofi kulit Prednisolone dan Dexamethasone paling poten menimbulkan tekanan intraokular (TIO)
  • 32. Kortikosteroid Sistemik Keuntungan: Mudah pemberiannya: dengan tablet Dapat mencapai seluruh mata dengan lebih baik Kerugian : Terkadang dapat terjadi supresi adrenal Efek sistemik
  • 33. Kortikosteroid Sistemik: Efek Samping Peningkatan TIO Hipertensi Gula darah >> Berat badan > /edema Gangguan sal cerna Gangguan psikiatrik Infeksi oportunistik Osteoporosis Katarak Supresi adrenal
  • 34. K orti k osteroid S i stemi k : Preparat: prednisolone, cortisone , triamcinolone, depomedrol Indikasi : inflamasi segmen posterior Uveitis posterior, neuritis opti kus , arteritis temporal anterior dengan neuropathy iskemik Efek samping : Lo k al: posterior subcapsular cataract , glau k oma, central serous retinopathy S i stemi k : sup resi aksis hipofisis-adrenal , hypergl ik emia, osteoporosis, ulkus peptikum, psikosis
  • 35. Kortikosteroid : Kontraindikasi Pada pasien DM, gagal ginjal, hipertensi Sistemik: KI pada ulkus peptikum, osteoporosis, psikosis Topikal: KI pada glaukoma KI pada sebagian besar infeksi , oleh karena: Tidak membunuh bakteri Menurunkan resistensi terhadap mikroorganisme Menyamarkan progresivitas infeksi
  • 36. Non Steroid Antiinflammation Drugs Pembagian Antiinflamasi Anti-inflammatory corticosteroid NSAID
  • 37. Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) Merupakan inhibitor sintesis prostaglandin dan berperan sebagai antiinflamasi dan analgesik Keuntungan NSAID dibanding KS adalah bahwa NSAID tidak memicu penurunan aktivitas sistem pertahanan tubuh dan tidak meningkatkan TIO NSAID tidak berinteraksi dengan sistem hemodinamik
  • 38. Tissue Damage or Inflammatory pain Stimulus Chemical mediator inflammatory soup
  • 39. Tissue Damage or Inflammatory pain Stimulus Chemical mediator inflammatory soup
  • 40.
  • 41. Mekanisme kerja: menghambat cyclooxygenase (COX) m enghambat produksi prostaglandin Terdapat 2 jenis COX: COX-1 penting dalam kondisi non inflamasi penghambatan COX1 dapat menghindari ESO (misal ESO lambung) COX-2 diinduksi pada kondisi inflamasi inhibisi COX-2 berperan dalam antiinflamasi Aspirin, ibuprofen menghambat COX-1 & COX-2 NSAID: Mekanisme Kerja
  • 42.
  • 43. NSAID: Mekanisme Kerja Sebagian besar NSAID menghambat COX-1 dan COX-2 Penghambatan jalur sintetik dari asam arakidonat menjadi prostaglandin dapat menimbulkan peningkatan leukotrien yang dapat menimbulkan inflamasi Hal ini dapat menimbulkan konsekuensi serius pada beberapa pasien mis. Serangan asthma Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006
  • 44.
  • 45. - Efek Penghambatan Prostaglandin Efek Antiinflamasi Prostaglandins merupakan mediator utama inflamasi . Efek Analgesik Penurunan inflamasi penurunan nyeri . Prostaglandin juga merupakan mediator nyeri pada jaringan perifer inhibisi PG menimbulkan analgesi
  • 46. Efek antipiretik (= penurunan panas ) Saat inflamasi, endotoksin bakteri merangsang makrofag untuk melepaskan IL-1, suatu pyrogen (= agen yang menimbulkan demam) yang menstimulasi pembentukan prostaglandin E di hipotalamus dan meningkatkan set-point pengatur temperatur tubuh.
  • 47. NSAID: Indikasi Saat ini digunakan pada kondisi intra- dan pasca-operasi untuk menurunkan miosis pada saat operasi dan inflamasi yang mengikut operasi katarak dan laser trabeculoplasty . Juga digunakan pada terapi dan pencegahan cystoid macular oedema dan konjungtivitis alergika. Vale J; Ophthalm Physiol Opt 1998
  • 48. NSAID: Indikasi Inflam asi segmen anterior mata, yang belum dapat ditentukan penyebabnya apakah dari virus atau bakteri, seperti pada edema kornea, edema konjungtiva dan skleritis . Reaksi inflamasi oleh karena trauma Neovaskularisasi kornea karena penggunaan lensa kontak dan peradangan yang ditimbulkan Vale J; Ophthalm Physiol Opt 1998
  • 49. NSAID: Preparat Preparat topikal NSAID yang dikenal: Diclofenac sodico Flubiprofene sodico Ketorolac trometamina Piroxicam Indometacina Suprofene Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006
  • 50.
  • 51.
  • 52.
  • 53. Pada mata, preparat NSAID topikal lebih disukai daripada sistemik, oleh karena NSAID topikal memberikan konsentrasi obat yang lebih besar dengan kurang menimbulkan efek samping sistemik. NSAID digunakan sebagai antiinflamasi dan antinyeri pada kondisi inflamasi non infeksi atau pasca trauma operasi.
  • 54. NSAID: Keamanan Topikal NSAID: jarang menimbulkan toksisitas sistemik Toksisitas lokal: sensasi terbakar, tersengat, iritasi dan hiperemia konjungtiva kerusakan epital, penipisan kornea perforasi Komplikasi kornea: pelunakan kornea (Diklofenak)
  • 58.
  • 59. NSAIDs: Indikasi Inflam asi (perioperati f ) CME (cystoid macular edema) Nyeri ( operasi refraktif) Alergi pada mata (jarang) Antiinflamasi pre-operatif dan Pasca operatif
  • 60. Efek Samping NSAID (topi k al) Reaksi lokal (rasa terbakar) Tidak menimbulkan peningkatan TIO Tidak menimbulkan potensiasi infeksi HSV dan jamur Dapat menimulkan regresi pada operasi refraktif Jarang: kerusakan kornea (diklofenak)
  • 61. NSAID : Ringkasan E.g. ketorolac, diclofenac, flurbiprofen Mekanisme : i naktivasi of cyclo-oxygenase Indikasi: pasca operasi , konjungtivitis alergika ringan, episkleritis, uveitis rignan, cystoid macular edema, pr a operasi untuk mencegah miosis pada saat operasi. Efek Samping : reaksi lokal

Editor's Notes

  • #30: Katarak: o.k glukokortikoid masuk ke serabut lensa, berinteraksi dengan protein, menimbulkan agregasi protein kekeruhan TIO >> o.k peningkatan resistensi terhadap humor akuous
  • #31: Digunakan pasca operasi untuk inflamasi pada mata Hanya boleh digunakan dibawah panduan dokter spesialis mata Dosis diturunkan bertahap sebelum dihentikan sepenuhnya Suspensi: kocok sebelum digunakan Efek samping: kenaikan tekanan intra okular, efek sistemik Dapat menimbulkan katarak prematur
  • #42: COX1 hambat produksi tromboksan dan agregasi trombosit menimbulkan ulkus lambung