Dokumen tersebut membahas tentang antiinflamasi, yang didefinisikan sebagai obat yang dapat menekan atau mengurangi peradangan. Antiinflamasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu antiinflamasi nonsteroid dan steroid, dengan mekanisme kerja masing-masing golongan yang berbeda dalam menghambat produksi prostaglandin. Dokumen ini juga membahas indikasi, kontraindikasi, dan efek samping beberapa contoh obat antiinflamasi
Dokumen tersebut membahas tentang formulasi teknologi sediaan suppositoria non steril yang berisi parasetamol. Secara ringkas, dibahas tentang indikasi, farmakokinetik, mekanisme kerja, efek samping, kontraindikasi, peringatan, dan interaksi obat parasetamol. Juga dibahas sifat fisika kimia zat aktif dan bahan tambahan seperti oleum cacao dan cetaceum yang digunakan dalam pembuatan suppositoria. Terakhir
Mata kuliah Farmakognosi membahas tentang obat-obatan yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Mata kuliah ini memberikan pengetahuan tentang definisi dan sejarah Farmakognosi, tatanama tumbuhan dan hewan obat, aktivitas farmakologi bahan alami, serta identifikasi dan pengembangan obat baru dari sumber alam."
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi formulasi sediaan steril. Secara singkat, dibahas mengenai definisi steril dan sterilisasi untuk membuat suatu bahan atau sediaan bebas dari mikroorganisme. Jenis-jenis sediaan steril dan eksipien yang digunakan dalam pembuatan sediaan steril pun dibahas secara ringkas.
Dokumen tersebut membahas tentang creaming pada emulsi. Creaming adalah proses terpecahnya emulsi menjadi dua lapisan akibat perbedaan densitas antara dua fase pada emulsi dan pengaruh gravitasi. Creaming bersifat reversibel dimana emulsi dapat terdispersi kembali menjadi satu apabila diaduk. Laju terjadinya creaming dapat dipengaruhi oleh ukuran partikel, viskositas medium, dan perbedaan berat jenis antara
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Interaksi obat dan reseptor melibatkan reseptor seluler yang mengikat obat, hormon, atau neurotransmiter untuk memicu sinyal kimia di dalam dan antar sel dan menghasilkan efek. Reseptor dapat mengenali dan mengikat ligan dengan spesifisitas tinggi serta meneruskan sinyal ke dalam sel melalui perubahan permeabilitas membran, pembentukan second messenger, atau mempengaruhi transkripsi gen. Interaksi obat dapat me
Dokumen tersebut membahas tentang eliksir sebagai sediaan farmasi cair yang mengandung alkohol sebagai pelarut utama. Eliksir biasanya mengandung 5-10% alkohol dan digunakan untuk menghantarkan obat dalam tubuh. Dokumen ini juga menjelaskan cara pembuatan eliksir dan contoh perhitungan konstanta dielektrik untuk campuran pelarut eliksir.
Emulsi adalah sediaan farmasi yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat yang terdispersi dalam cairan pembawa. Emulsi dibedakan menjadi emulsi tipe O/W dan W/O, bergantung pada fase kontinu apakah air atau minyak. Emulgator diperlukan untuk menstabilkan emulsi dengan membentuk lapisan film antara fase dispers dan kontinu.
Dokumen tersebut membahas tentang pengobatan penyakit saluran pernafasan seperti batuk, asma, influenza, faringitis, dan bronkitis. Beberapa obat yang disebutkan meliputi antitusif, ekspektoran, mukolitik, analgetik, antibiotik, antihistamin, dan obat-obat lainnya untuk mengobati gejala dan menurunkan peradangan.
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
Ìý
BAB 1 PENDAHULUAN memberikan tujuan percobaan untuk membantu mahasiswa mempelajari prinsip farmakologi secara praktis dan menghargai peran hewan percobaan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang penanganan hewan percobaan seperti mencit dan tikus serta cara-cara pemberian obat secara oral, subkutan, intravena, intramuscular, dan intraperitoneal.
Dokumen tersebut membahas tentang antiinflamasi, termasuk pengertian inflamasi, jenis-jenis inflamasi, tanda-tanda inflamasi, peran inflamasi, mekanisme antiinflamasi, dan jenis obat antiinflamasi seperti steroid, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), dan indometasin.
Interaksi obat dan reseptor melibatkan reseptor seluler yang mengikat obat, hormon, atau neurotransmiter untuk memicu sinyal kimia di dalam dan antar sel dan menghasilkan efek. Reseptor dapat mengenali dan mengikat ligan dengan spesifisitas tinggi serta meneruskan sinyal ke dalam sel melalui perubahan permeabilitas membran, pembentukan second messenger, atau mempengaruhi transkripsi gen. Interaksi obat dapat me
Dokumen tersebut membahas tentang eliksir sebagai sediaan farmasi cair yang mengandung alkohol sebagai pelarut utama. Eliksir biasanya mengandung 5-10% alkohol dan digunakan untuk menghantarkan obat dalam tubuh. Dokumen ini juga menjelaskan cara pembuatan eliksir dan contoh perhitungan konstanta dielektrik untuk campuran pelarut eliksir.
Emulsi adalah sediaan farmasi yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat yang terdispersi dalam cairan pembawa. Emulsi dibedakan menjadi emulsi tipe O/W dan W/O, bergantung pada fase kontinu apakah air atau minyak. Emulgator diperlukan untuk menstabilkan emulsi dengan membentuk lapisan film antara fase dispers dan kontinu.
Dokumen tersebut membahas tentang pengobatan penyakit saluran pernafasan seperti batuk, asma, influenza, faringitis, dan bronkitis. Beberapa obat yang disebutkan meliputi antitusif, ekspektoran, mukolitik, analgetik, antibiotik, antihistamin, dan obat-obat lainnya untuk mengobati gejala dan menurunkan peradangan.
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
Ìý
BAB 1 PENDAHULUAN memberikan tujuan percobaan untuk membantu mahasiswa mempelajari prinsip farmakologi secara praktis dan menghargai peran hewan percobaan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang penanganan hewan percobaan seperti mencit dan tikus serta cara-cara pemberian obat secara oral, subkutan, intravena, intramuscular, dan intraperitoneal.
Dokumen tersebut membahas tentang antiinflamasi, termasuk pengertian inflamasi, jenis-jenis inflamasi, tanda-tanda inflamasi, peran inflamasi, mekanisme antiinflamasi, dan jenis obat antiinflamasi seperti steroid, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), dan indometasin.
Dokumen tersebut membahas tentang ibuprofen, obat antiperadangan nonsteroid. Ibuprofen bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin untuk mengurangi rasa nyeri dan demam. Ibuprofen digunakan untuk mengobati berbagai kondisi inflamasi dan nyeri seperti artritis, cedera otot dan tulang, sakit haid, dan sakit kepala ringan hingga sedang. Efek samping ibuprofen jarang terjadi namun d
Rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun yang menyerang sendi, ditandai dengan peradangan kronis dan kerusakan sendi permanen. Prevalensinya lebih tinggi pada wanita dan usia 50-54 tahun. Penyebabnya kompleks antara genetik dan lingkungan seperti rokok. Pengobatannya meliputi non-farmakologi seperti olahraga dan farmakologi seperti DMARDs, NSAID, dan kortikosteroid untuk mengontrol gejala dan mence
Makalah ini membahas tiga topik utama: obat anti inflamasi, obat sistem endokrin, dan obat depresan sistem saraf pusat. Beberapa jenis obat anti inflamasi dan contohnya dijelaskan, termasuk obat untuk mengobati hipertiroidisme dan hiperlipidemia. Jenis obat depresan sistem saraf pusat dan cara kerjanya pada sistem saraf juga dibahas.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit asma, termasuk gejalanya, penyebabnya, diagnosis, dan pengobatannya. Asma dapat diobati dengan dua cara, yaitu non-obat dan obat, baik untuk jangka pendek maupun panjang, dengan mempertimbangkan efek sampingnya terutama bagi ibu hamil dan anak-anak.
Tindak pidana korupsi di Indonesia meliputi penggunaan jabatan untuk kepentingan pribadi, penyalahgunaan kekuasaan, penerimaan suap, dan penyelewengan dana negara. Pelaku korupsi dapat dihukum pidana penjara dan denda, pencabutan hak politik, serta kewajiban pengembalian aset negara. Pemerintah terus berupaya memerangi korupsi melalui undang-undang khusus, lembaga seperti KPK,
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang teknik pemberian obat secara subkutan, yang meliputi lokasi yang ideal untuk injeksi (lengan atas, paha, perut), cara melakukan injeksi dengan menyuntikkan jarum menyudut 45 derajat, serta indikasi dan kontraindikasinya seperti tidak alergi lokasi injeksi.
Injeksi subkutan merupakan metode administrasi obat melalui jaringan subkutan dengan jarum kecil untuk menyuntikkan obat secara lambat dan bertahap ke sistem sirkulasi. Metode ini digunakan untuk memberikan insulin, vaksin, dan obat-obatan lainnya seperti morfin dan fentanyl.
Tahapan hubungan interpersonal terdiri dari kontak, keterlibatan, keakraban, kemunduran hubungan, perbaikan, dan pemutusan hubungan. Pergerakan antartahapan bergantung pada keterampilan komunikasi dan kecocokan dalam berbagi informasi pribadi. Peristiwa penting dapat mempercepat atau memperlambat perkembangan hubungan. Semakin dekat hubungan, izin untuk melanggar aturan menjadi lebih besar.
This document lists various medical tools and equipment used in anatomy and surgery, including korentang, artery clamps, forceps, a reflect hammer, anatomical and surgical pinsets, scalpels and scalpel holders, nalpuder, bayonets, stethoscopes, disposable syringes, kidney trays, nose speculums, male and female bedpans, needles, scissors, and urinals.
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
Ìý
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
2. A. PENGERTIAN
 Antiinflamasi didefinisikan sebagai obat-obat atau
golongan obat yang memiliki aktivitas menekan atau
mengurangi peradangan. Radang atau inflamasi dapat
disebabkan oleh berbagai rangsangan yang mencakup
luka-luka fisik, infeksi, panas dan interaksi antigen-
antibodi (Houglum et al, 2005).
 Antiinflamasi (anti radang) adalah obat yang dapat
menghilangkan radang yang disebabkan bukan karena
mikroorganisme (non infeksi).
 biasanya gejalanya diikuti dengan panas, kemerahan,
bengkak dan bengkak yang disertai dengan nyeri.
3. B. PENGGOLONGAN OBAT
Antiinflamasi digolongkan menjadi 2 yaitu:
I. Anti inflamasi Non-Steroid (AINS) merupakan pengobatan dasar
untuk mengatasi peradangan didalam dan sekitar sendi. Contohnya
lumbago, artralgia, osteoartritis, artritis reumatoid, dan gout artritis.
Obat AINS ini memiliki beberapa golongan dintaranya:
a. Golongan salisilat (aspirin, metil salisilat, magnesium salisilat)
b. Golongan asam arilalkanoat (diklofenak, indometasin,
proglumetasin)
c. Golongan profen (ibuprofen, alminprofen, fenbufen)
d. Golongan asam fenamat (asam mefenamat, asam flufenamat, asam
tolfenamat
e. Golongan turuna pirazolidin (fenibutazon, ampiron, metamizol)
f. Golonga oksikam (piroksikam, meloksikam)
g. Golongan penghambat COX-2 (celecoxib, lumiracoxib)
4. h. Golongan silfananilida (nimesulide)
i. Golongan lain (;icofelone, asam lemak omega 3)
Obat AINS ini mempunyai waktu paruh yang berbeda-beda. Ada
yang pempunyai waktu paruh pendek, sedang, tengah, panjang, dan
sangat panjang.
II Anti Inflamasi Steroid (AIS)
Anti inflamasi steroid adalah antiinflamasi yang sangat kuat, karena
obat ini menghambat enzim phospholipase A2 sehingga tidak
terbentuk asam arakidonat hal ini berarti prostaglandin juga tidak
akan terbentuk.
Senyawa teroid adalah senyawa golongan lipid yang memiliki
struktur kimia tertentu yang mempunyai tiga cincin sikloheksana
dan satu cinci siklopentana.
Kortikosteroid sendiri digolongkan menjadi dua berdasarkan
aktifitasnya, yaitu glukokortikoid dan mineralokortikoid.
5. c. MEKANISME KERJA
• Mekanisme kerja obat antiinflamasi terbagi dalam dua
golongan, yaitu obat antiinflamasi golongan steroid dan obat
antiinflamasi non steroid. Mekanisme kerja obat antiinflamasi
golongan steroid dan non-steroid terutama bekerja
menghambat pelepasan prostaglandin ke jaringan yang
mengalami cedera (Gunawan, 2007).
Golongan Anti Inflamasi Non-Steroid
• Aspirin bekerja sebagai penghambat enzim siklooksigenase
( enzim yang membuat prostaglandin yang menyebabkan
peradangan dan rasa sakit serta demam) yang mengakibatkan
penghambatan sintesi senyawa endoperoksida siklik.
• Metil salisilat bekerja sebagai anti iritan lokal dan mampu
berpenetrasi menghasilkan efek analgesik serta berfungsi
sebagai penghantar hormon.
6. • Ibuprofen bekerja melalui penghambatan enzim sikloogsigenase pada
biosintesi prostaglandin konversi asam arakidonat menjadi PG-G 2
terganggu.
• Naproxen bekerja dengan cara menurunkan hormon yang dapat
menyebabkan pembengkakan dan rasa nyeri ditubuh.
Golongan Anti Inflamasi Steroid
• Metil prednisolon
• Deksametason adalah suatu glukokortikoid sinteis yang memiliki efek
antiinflamasi, anti alergi dan anti shok yang sangat kuat disamping
sebagai anti rematik.
• Adrenokortikoid berdifusi melewati membran dan membentuk
stimulasi rekaman messenger RNA dan sintesis protein dari berbagai
enzim akan bertanggung jawab pada efek sistemik adrenokortikoid.
• Prednison bekerja untuk mengurangi gejala seperti pembengkakan dan
reaksi alergi serta mengobati kondisi seperti radang sendi ,masalah
pernafasan ,kanker,masalah mata ,penyakit sistem kekebalan tubuh dan
penyakit kulit.
7. Golongan Anti Inflamasi
Steroid
Kortikosteroid
Berdasarkan masa kerjanya golongan kortikosteroid dibagi
enjadi :
Kortikosteroid kerja singkat dengan masa paruh < 12 jam, yang
termasuk golongan ini adalah kortisol/hidrokortison, kortison,
kortikosteron, fludrokortison.
Kortikosteroid kerja sedang dengan masa paruh 12 – 36 jam,
yaitu metilprednisolon, prednison, prednisolon, dan triamsinolon
Kortikosteroid kerja lama dengan masa paruh >36 jam,
adalah parametason, betametason dan deksametason.
8. D. INDIKASI DAN KONTRAINDIKAS
• Contoh obatnya
• Asam Tiaprofenat indikasinya: nyeri dan radang pada penyaki
reumatoid dan gangguan otot skelet lainnya. Sedangkan kontr
indikasinya yaitu nyeri dan radang pada penyakit reumatoid d
gangguan otot skelet lainnya.
• Deksketoprefen Trometamol nyeri dan radang pada penyakit
reumatoid dan gangguan otot skelet lainnya. Kontra indikasin
riwayat hipersensitivitas terhadap deksketoprofen; pasien yan
mengalami serangan asma, bronkospasme, rhinitis akut, atau p
nasal, urtikaria atau edema angioneuritik yang diinduksi obat
dengan cara kerja yang serupa; lihat keterangan di atas.
• Piroksikam : terapi simtomatik pada rematoid artritis, osteoart
ankilosing spondilitis, gangguan muskuloskeletal akut dan go
Sedangkan kontra indikasinya yaitu riwayat tukak lambung at
pendarahan lambung, pasien yang mengalami bronkospasme,
hidung dan angioedema atau urtikaria apabila diberikan asetos
9. • Deksketoprofen trometamol : yang paling sering te
mual, muntah, nyeri pada tempat injeksi.
• Etorikoksib : mulut kering, gangguan pengecapan, u
pada mulut, flatulen, konstipasi, perubahan nafsu ma
berat badan, nyeri dada, paraestesia, influenza like sy
mialgia.
• Ibuprofen : pusing, sakit kepala, dispepsia, diare, m
muntah, nyeri abdomen, konstipasi, hematemesis, m
perdarahan lambung, ruam.
• Piroksikam : gangguan gastrointestinal seperti stom
anoreksia, epigastric distress, mual, konstipasi, rasa
nyaman pada abdomen, kembung, diare, nyeri abdom
perdarahan lambung, perforasi dan tukak lambung, e
pusing, sakit kepala, ruam kulit, pruritus, somnolenc
penurunan hemoglobin dan hematokrit.
E. EFEK SAMPING