1. APA ARTI KEHIDUPAN INI? ::.
悋 惘忰 悋 惘忰 悋 惡 愕
Sebagian orang mungkin bertanya; apa arti kehidupan ini? Kalau kita cermati akan banyak sekali jawaban
untuk satu pertanyaan ini. Sebagian menjawab, bahwa kehidupan adalah uang. Sehingga setiap detik
hidup ini yang dicari adalah uang. Artinya apabila dia tidak memiliki uang, seolah-olah kehidupannya
telah hilang. Sebagian lagi menjawab, bahwa kehidupan adalah kedudukan. Sehingga setiap detik yang
dicari adalah kedudukan. Sebagian lagi memandang bahwa kehidupan adalah kesempatan untuk
bersenang-senang. Maka bagi golongan ini kesenangan duniawi adalah tujuan utama yang dicari-cari.
Saudaraku -semoga Allah merahmatimu- kehidupan ini adalah sebuah kesempatan yang sangat berharga
untuk kita. Jangan sampai kita sia-siakan kehidupan di dunia ini untuk sesuatu yang tidak jelas dan akan
sirna. Kenikmatan dunia ini pun kalau mau kita pikirkan dengan baik, maka tidaklah lama. Sebentar saja,
bukankah demikian? Allah taala berfirman (yang artinya), Seolah-olah tatkala melihat hari kiamat itu,
mereka tidaklah hidup (di dunia) kecuali hanya sesaat saja di waktu siang atau sesaat di waktu dhuha.
(QS. an-Naziat: 46)
Lalu apa yang harus kita lakukan di dunia ini? Sebuah pertanyaan menarik. Sebuah pertanyaan yang
akan kita temukan jawabannya di dalam al-Quran. Allah taala berfirman (yang artinya), Tidaklah Aku
ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. (QS. adz-Dzariyat: 56).
Jangan salah paham dulu Jangan dikira bahwa itu artinya setiap detik kita harus berada di masjid, atau
setiap detik kita harus membaca al-Quran, atau setiap hari kita harus berpuasa, sama sekali bukan
demikian Ibadah, mencakup segala ucapan dan perbuatan yang dicintai oleh Allah. Allah tidak
menghendaki kita setiap detik berada di masjid. Allah juga tidak menghendaki kita setiap detik membaca
al-Quran. Semua ibadah itu ada waktunya. Yang terpenting bagi kita adalah melakukan apa yang Allah
cintai bagaimana pun keadaan kita dan di mana pun kita berada.
Di antara perkara yang dituntut pada diri kita adalah senantiasa mengingat Allah, sebagaimana
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang banyak berdzikir dan mengingat Allah dalam
segala kondisi. Ibnu Taimiyah pernah mengungkapkan, Dzikir bagi hati laksana air bagi ikan. Lantas apa
yang akan terjadi pada seekor ikan jika ia dikeluarkan dari air?. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bahkan mengatakan, Perumpamaan orang yang mengingat Allah dengan orang yang tidak mengingat
Allah adalah seperti perumpamaan orang yang hidup dengan orang yang mati. (HR. Bukhari)
Dengan mengingat Allah, maka kita akan berhati-hati dalam menjalani hidup ini. Karena Allah senantiasa
mengawasi kita dan mengetahui apa yang kita ucapkan, apa yang kita lakukan, di mana pun dan kapan
pun. Tidak ada yang tersembunyi dari-Nya perkara sekecil apapun. Inilah yang semestinya senantiasa
kita tanamkan di dalam hati kita. Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallamberpesan,
Bertakwalah kepada Allah dimana pun kamu berada. (HR. Tirmidzi). Kita harus bertakwa kepada Allah
baik ketika berada di rumah, di jalan, di kampus, di pasar atau di mana pun kita berada, ketika bersama
orang maupun ketika bersendirian.
Menjadi orang yang bertakwa itu bagaimana? Saudaraku -semoga Allah menunjuki kita- ketakwaan itu
akan diraih manakala kita senantiasa mengingat adanya hari pembalasan dan bersiap-siap untuk
menghadapinya dengan menjalankan ajaran-ajaran-Nya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ali bin Abi
2. Thalib radhiyallahuanhu bahwa takwa adalah, Rasa takut kepada Allah, beramal dengan wahyu yang
diturunkan, dan bersiap-siap menyambut hari kiamat.
Allahu alam.
Dari artikel Apa Arti Kehidupan Ini? Muslim.Or.Id by null bersama Zulkarnain Nain dan 11 lainnya.