2. APA ITU ETIKA
Etika sbg cabang filsafat juga disebut filsafat moral
(moral philosophy). Secara etimologis, etika berasal dari
kata Yunani=Ethos: watak.Sedangkan moral berasal
dari kata Latin: Mos (tunggal), moris (jamak) artinya
kebiasaan. Jadi etika atau moral dalam bahasa Indonesia
diartikan sebagai kesusilaan. Obyek material dari etika
adalah tingkah laku atau perbuatan manusia. Perbuatan
dimaksudkan di sini adalah yang dilakukan secara bebas
dan sadar. Obyek formal dari etika adalah kebaikan dan
keburukan atau bermoral dan tidak bermoral dari
tingkah laku tersebut.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Persoalan2 dalam etika di antaranya adalah:
Apa yg dimaksud baik atau buruk secara moral.
Apa syarat2 sesuatu perbuatan dikatakan baik secara
moral?
Bagaimana hubungan antara kebebasan kehendak
dengan perbuatan susila.
Apa yg dimaksud kesadaran moral?
Bagaimana peranan hati nurani dalam setiap
perbuatan manusia?
Bagaimana pertimbangan moral berbeda dari dalam
bergantung pada suatu pertimbangan yang bukan
moral.
4. Aliran-Aliran dalam Persoalan Etika
Eudemonisme: (Yunani= eu+daimon= roh atau
semangat yang baik). Pandangan aliran ini
menekankan bahwa kebaikan tertinggi manusia
terletak pada kebahagiaan atau situasi yang secara
umum baik. Mereka meyakini hal2 berikut:
a.adanya suatu skala nilai-nilai, asas-asas moral atau
aturan2 bertindak (code of conduct)
b.lebih menguntungkan hal2 yg bersifat spiritual atau
mental daripada yg bersifat inderawi/ kebendaan
c.lebih mengutamakan kebebasan moral daripada
ketentuan kejiwaan atau alami.
d.lebih mengutamakan hal yg umum daripada yang
khusus.
5. Aliran Pemikiran Etika (cont.)
Hedonisme (Yunani = hedone: kenikmatan atau yang
menyenangkan). Kebaikan manusia menurut kaum
hedonis terletak dalam kenikmatan dan kesenangan yang
menjadi tujuan hidup manusia. Aliran ini menganjurkan
manusia untuk mencapai kebahagiaan yang didasarkan
pada kenikmatan, kesenangan. Aliran hedonisme
menyatakan bahwa kesenangan/ kebahagiaan adalah
tujuan hidup manusia oleh karena itu reguklah
kenikmatan selama masih bisa direguk. Padahal mereka
lupa bahwa kegembiraan pikiran lebih tinggi daripada
kenikmatan jasmani.
6. Aliran Pemikiran Etika (cont)
Egoisme: kesenangan dan kebaikan diri sendiri menjadi
target usaha seseorang dan bukan kebaikan orang lain.
Sebaliknya aliran yang menekankan dan melihat
kesenangan atau kebahagiaan orang lain menjadi tujuan
segala usaha manusia disebut: altruisme (Latin: alter=
yang lain atau orang lain)
Utilitarianisme: (Latin: uti, usus sum= menggunakan
atau utilis= yang berguna). Ini merupakan bentuk
hedonisme yang digeneralisir. Kesenangan atau
kenikmatan manusia dilihat sebagai seusuatu yang baik
dalam dirinya, sedangkan penderitaan dan sakit adalah
buruk dalam dirinya. Aliran ini menyatakan bahwa
tindakan yg baik adalah tindakan yg sebesar-besarnya
bagi manusia yang sebanyak-banyaknya. Dengan kata
lain segala sesuatu yang berguna selalu dianggap baik.
7.
Aliran Pemikiran Etika
Deontologisme (Yunani: deon+logos= ilmu tentang
kewajiban moral). Adalah etika kewajiban yang
didasarkan pada intuisi manusia tentang prinsipprinsip moral. Sikap dan intensi pelaku lebih
diutamakan daripada apa yang dilakukan secara
konsekuensi perbuatan itu. Deontologisme Etis:
berpendirian bahwa sesuatu tindakan dianggap baik
tanpa disangkutkan dengan nilai kebaikan suatu hal.
Yang menjadi dasar moralitas adalah kewajiban.
Etika situasi: kebenaran suatu tindakan ditemukan
dalam situasi konkret individual atau bagaimana
situasi itu mempengaruhi kesadaran individual.
8. ETIKA
Apa itu etika?
Sistematika etika
Etika profesi
Etika profesi dalam bidang komunikasi
Kebebasan dan tanggung jawab
media/pers
9. APA ITU ETIKA?
Arti Etika
Objek Etika
Etika sebagai cabang filsafat
Etika dan Moral
Amoral dan Immoral
Etika dan Etiket
Etika dan Hukum
Etika dan Agama
10. APA ITU ETIKA?
Dalam dunia bisnis etika merosot terus
Etika dan moral perlu ditegaskan kembali
Adalah tidak etis, jika
Di televisi akhir-akhir ini banyak iklan yang
kurang etis
Moral Pancasila
Etika Pembangunan
11. ARTI ETIKA
Etika sebagai ilmu
Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk
dan tentang hak dan kewajiban moral.
Etika sebagai kode etik
Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak.
Etika sebagai sistem nilai
Nilai mengenai benar-salah yang dianut oleh suatu
golongan atau masyarakat.
12. OBYEK MATERIAL &
OBYEK FORMAL ETIKA
Objek material = suatu hal yang dijadikan
sasaran pemikiran, suatu hal yang diselidiki,
atau suatu hal yang dipelajari. Objek material
bisa bersifat konkret atau abstrak.
Objek formal = cara memandang atau meninjau
yang dilakukan seorang peneliti/ ilmuwan
terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip
yang digunakannya.
13.
Objek material etika = tingkah laku atau
perbuatan
manusia
(perbuatan
yang
dilakukan secara sadar dan bebas).
Objek formal etika = kebaikan dan keburukan,
bermoral tidak bermoral dari tingkah laku
tersebut. (Perbuatan yang dilakukan secara
tidak sadar atau tidak bebas, tidak dapat
dikenakan penilaian bermoral atau tidak
bermoral).
14. ETIKA SEBAGAI CABANG FILSAFAT
Etika merupakan cabang filsafat yang mengenakan
refleksi dan metode tugas manusia dalam upaya
menggali nilai-nilai moral, atau menerjemahkan
pelbagai nilai itu ke dalam norma-norma, lalu
menerapkannya pada situasi kehidupan konkret.
Sebagai ilmu, etika mencari kebenaran; sebagai
filsafat, etika mencari keterangan (dan kebenaran)
yang sedalam-dalamnya. Sebagai tugas, etika
mencari ukuran tentang baik-buruknya tingkah laku
manusia.
15. BEDA ETIKA DAN MORAL
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos,
artinya adat kebiasaan, (jamaknya ta etha),.
Moral berasal dari bahasa Latin mos, artinya
adat kebiasaan (jamaknya mores). Jadi,
keduanya memiliki kesamaan arti. Hanya asal
bahasanya yang berbeda.
Ada sedikit perbedaan dalam penggunaannya
sehari-hari: moral/moralitas digunakan untuk
perbuatan yang sedang dinilai; etika digunakan
untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.
16. AMORAL DAN IMORAL
Kamus Umum Bahasa Indonesia
(Poerwadarminta):
Tidak terdapat kata amoral ataupun immoral.
Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Amoral dijelaskan sebagai tidak bermoral,
tidak berakhlak (contoh: Memeras para
pensiunan adalah tindakan amoral); tidak
terdapat kata immoral.
17. AMORAL DAN IMMORAL
Concise Oxford Dictionary:
Amoral = unconcerned with, out of the
sphere of moral, non moral.
Immoral = opposed to morality; morally evil
18. AMORAL DAN IMMORAL
Amoral:
tidak berhubungan dengan konteks moral
di luar suasana etis
non-moral
Immoral:
bertentangan dengan moralitas yang baik
secara moral buruk
tidak etis
20. Kata amoral sebaiknya diartikan sebagai:
netral dari sudut moral
atau
tidak mempunyai relevansi etis
21. BEDA ETIKA DAN ETIKET
Etiket menyangkut cara suatu perbuatan
harus dilakukan. Etika tidak terbatas pada
cara dilakukannya suatu perbuatan; etika
memberi norma tentang perbuatan itu
sendiri.
Etiket hanya berlaku dalam pergaulan; etika
tidak tergantung pada hadir tidaknya orang
lain.
22.
Etiket bersifat relatif; etika jauh lebih
bersifat absolut.
Etiket hanya memandang manusia
dari segi lahiriah saja; etika
menyangkut manusia dari segi dalam.
23. BEDA ETIKA DAN HUKUM
Hukum lebih dikodifikasi daripada etika; etika tidak
dikodifikasi.
Hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah
saja; etika menyangkut juga sikap batin seseorang.
Sanksi yang berkaitan dengan hukum berlainan
dengan sanksi yang berkaitan dengan etika (sanksi
hukum bisa dipaksakan, etika tidak bisa dipaksakan).
Hukum didasarkan pada kehendak masyarakat dan
akhirnya atas kehendak negara; etika melebihi para
individu dan masyarakat.
Jika hukum memberikan putusan hukumnya
perbuatan, etika memberikan penilaian baik buruknya.
Etika ditujukan kepada manusia sebagai individu;
hukum ditujukan kepada manusia sebagai makhluk
sosial.
24. BEDA ETIKA DAN AGAMA
Etika sebagai cabang filsafat bertitik tolak
pada akal pikiran, bukan agama. Etika
mendasarkan diri hanya pada argumentasi
rasional. Agama bertitik tolak dari wahyu
Tuhan melalui Kitab Suci.