ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Anis Mardhiyah
Ayu Wulandari
Dina Kamalia
Elsi Kurnia Milah
Faiz Maulida
Maulana Achsan
Nanik Maningrum
Novia Uswatun H.
Umu Habibah
Group 5: ART
Arjuna
Arjuna, Raden juga banyak memiliki nama dan
julukan, antara lain Partha (pahlawan perang),
Janaka (memiliki banyak istri), Permadi
(tampan), dan Dananjaya. Dia adalah putra
Prabu Pandudewanata, raja Negara Astinapura
yang menikah dengan Dewi Kunti/Dewi Prita.
Ia merupakan putra ketiga dari kelima
Pandawa. Yang pertama ialah Puntadewa,
kedua Bima/Werkudara, keempat dan kelima
adalah Nakula dan Sadewa.
Raden Arjuna has many names and epithets
too, such as, Partha (man of war), Janaka
(having many wives), Permadi (handsome),
and Dhananjaya (one who has gained
wealth). He is the son of Prabu
Pandudewanata, King of Astinapura
kingdom who married to Queen Kunti /
Pritha. He is the third son of the five
Pandavas. The first is Puntadeva, the
second is Bheema / Werkudara, the fourth
and the fifth are Nakula and Sahadeva.
Raden: title of Java nobility.
Book Source:
Rupa & Karakter Wayang Purwa (Dewa - Ramayana - Mahabhrata)
By Heru S Sudjarwo, Sumari, Undung Wiyono
Jakarta: Kakilangit Kencana, 2010
Dalam jagat pewayangan Arjuna adalah tokoh
paling tampan. Ketampanan ini adalah gambaran
ideal dari kebudayaan Jawa tentang citra seorang
kesatria. Ketampanan bukan saja ketampanan
dalam arti fisik, tetapi ketampanan dalam arti
batiniah dan spiritualnya. Arjuna adalah protoype
ideal kesatria jawa. Tokoh ini selalu mengalami
transformasi sebagai prototipe tokoh kesatria yang
tampil dalam karya sastra maupun seni pertunjukan
sebagai tokoh protogonis. Prototipe tokoh ini selalu
berulang setiap zaman. Misalnya tokoh Panji,
Erlangga, Raden Wijaya, Damarwulan,
Anglingdarma, Jaka Tingkir, dan Panembahan
Senapati. Bahkan tokoh-tokoh masa kini
digambarkan baagaikan Arjuna.
In the world of puppetry, Arjuna is the most
handsome character. This beauty is the ideal
description of Javanese culture about the
image of hero. The beauty is not only good
looks in the physical sense, but also in the
sense of inner beauty and spirituality. Arjuna
is an ideal protoype of Javanese hero. This
character always transforms as prototype of
hero, which appears in belles-lettres and
performance art as protagonist. Prototype of
this character always recurs every age for
example the character of Panji, Erlangga,
Raden Wijaya, Damarwulan, Anglingdarma,
Jaka Tingkir, and Panembahan Senapati. Even
the recent characters are portrayed as
Arjuna.
Arjuna versi India digambarkan digambarkan dengan badan
kekar, gagah perkasa, dan lengannya yang berotot. Ketika
bertanding, Arjuna versi India ini kelihatan mengandalkan
kekuatan fisik dan ketangkasannya. Berbeda dengan persepsi
pencitraan Arjuna dalam kebudayaan Jawa. Arjuna digambarkan
sebagai seorang yang tampan, lemah gemulai, tubuhnya
ramping dengan tutur kata yang halus. Bahkan dalam khazanah
wayang orang, sering diperankan oleh seorang perempuan.
Namun dibalik kelemahlembutannya ia memiliki kekuatan yang
mahadahsyat, sehingga mampu melumpuhkan raksasa atau
musuhnya yang perkasa hanya dengan gerakan yang lembut
dan sederhana. Di saat adegan perang kembang,yaitu perang
antara Arjuna dan raksasa Cakil, hal itu tergambar dengan jelas.
Dalam perang kembang gerakan Arjuna itu tidak lagi gerakan
fisik namun gerakan simbolis yang penuh dengan makna
filosofis. Arjuna adalah gambaran ketangguhan, ketakwaan, dan
simbol nur ilahi yang mampu mengalahkan nafsu setan yang
digambarkan dengan gerakan yang serba kasar dan brutal
raksasa.
• Arjuna in India version is portrayed through
firm body, strong, and muscled arm. When
he was fighting, Arjuna –India version- looks
relying on brute force and his adroitness. It
differs from the perception of Arjuna’s
character in Javanese culture. Arjuna is
described as a handsome man, supple, slim
body and well-spoken. Even in human’s
puppet (wayang orang) treasury, he is
often acted by a woman. Yet behind of his
graceful, he has a mighty power, so he can
paralyze a giant or his strong enemy only
with a soft and simple movement. At
Kembang war scene, that is a war between
Arjuna and the giant Cakil, it is portrayed
clearly. In Kembang war, Arjuna’s
movement is not physical movements
anymore but it is a symbolic movement
which full of philosophical meaning. Arjuna
is a figure of sturdy, belief and a symbol of
light divine that is able to defeat the lust of
devil that portrayed with rude movement
and brutal giant. Wayang orang is a
traditional theatrical performance by a
group of people who wear specific
costumes.
Arjuna, seorang ksatria yang gemar berkelana, bertapa,
dan berguru menuntut ilmu. Selain menjadi murid Resi
Drona di Padepokan Sukalima, ia juga menjadi murid
Resi Padmanaba dari Pertapaan Untarayana. Arjuna
pernah menjadi pendeta di Goa Mintaraga, bergelar
Begawan Ciptaning/ Mintaraga. Ia dijadikan jago
kadewatan membinasakan Prabu Niwatakawaca, raja
raksasa dari Negara Manimantaka. Atas jasanya itu,
Arjuna dinobatkan sebagai raja di Kahyangan Kaindran
bergelar Prabu Kiritin. Ia mendapatkan anugrah
sejumlah pusaka sakti dari para dewa, antara lain:
Gendewa (dari Batara Indra), Panah Ardadedali (dari
Batara Kuwera), dan Panah Cundamanik (dari Batara
Narada). Arjuna juga memiliki pusaka lainnya, antara
lain: Keris Kyai Kalanada, Panah Sengkali (dari Resi
Durna), Panah Candranila, dan Panah Sirsha.
• Arjuna is a knight who likes to wander, live in
asceticism, and seek knowledge. Besides being a
student of Resi Drona at Sukalima Hermitage, he
also became student of Resi Padmanaba at
Untarayana Hermitage. Arjuna had been ever a
priest in Mintaraga Cave, titled Begawan
Ciptaning/Mintaraga. He is become charismatic
leader of kadewatan to destroy Prabu
Niwatakawaca, the giant king of the Manimantaka
kingdom. For his turn, Arjuna was acknowledged
as a King in Kahyangan Kaindran named Prabu
Kiritin. He got gifted of Deity, they are a number
of sacred heirloom from Deity such as : Gendewa
(from Batara Indra), Ardadedali arrow (from
Batara Kuwera), and Cundamanik arrow (from
Batara Narada). Arjuna also had other sacred
heirlooms such as: Kyai Kala Nadah Keris, Sengkali
arrow (from Resi Durna), Candranila arrow and
Sirsha arrow.
Panah Ardadedali adalah salah satu senjata
yang sangat istimewa. Bermata panah seperti
kepala burung dengan paruh yang runcing
sebagai mata panah. Mempunyai kesaktian
untuk mendeteksi gen. Misalnya, ada
seseorang yang mengaku sebagai anak
Arjuna, dan meminta pengakuan, maka panah
ini bisa membuktikan apakah secara genetik
orang itu mempunyai hubungan darah
dengan Arjuna. Caranya dengan melepaskan
panah mengenai seseorang yang mengaku
sebagai kerabat tadi. Jika benar anak Arjuna
atau masih ada hubungan kekerabatan, maka
panah tersebut tidak akan melukainya.
Ardadedali Arrow is one of very
special weapon. It has an arrow head
like a head of bird with a pointed
beak as arrowhead. It has a power to
detect gen. For example, there is
someone who claimed a son of Arjuna
and requested an admission then the
arrow could prove whether the
person genetically has a blood
relation with Arjuna. It was used by
shooting an arrow on someone who
claimed to be the family. If the person
is genetically children of Arjuna, the
arrow will not hurt.
Arjuna juga mempunyai keahlian teknik
memanah naracabala atau pacar wutah.
Jika melepaskan naracabala, satu batang
panah akan berlipat seperti deret ukur.
Satu menjadi dua, dua menjadi empat,
empat menjadi delapan, begitu
seterusnya. Arjuna juga mahir memanah
untuk membentuk formasi. Misalnya,
panah yang membentuk formasi naga
atau garuda yang melayang di udara.
Panah hujan, dan panah api. Sungguh
fantastic dan imajinatif nenek moyang
kita. Wayang sungguh salah satu kearifan
local yang jenius.
Arjuna also had the technical expertise
in archery named naracabala or pacar
wutah. If naracabala is shot, a rod will
be double arrows like geometrical
progression. One becomes two, two
become four, four become eight, and so
on. Arjuna is also expert in archery to be
formation. For example, an arrow
formatted dragon formation or eagle
flying in the air. Rain arrow, and fire
arrows. It is really fantastic and
imaginative from our ancestors. Puppet
is truly one of the genius local wisdom.
• Raden: title of Java nobility
• Prabu: The Sovereign
• Pandavas are the five acknowledged sons of Pandu, by
his two wives Kunti and Madri in Mahabrata epic
• Wayang orang is a traditional theatrical performance by
a group of people who wear specific costumes
• Kadewatan: attribute of Deity
• Kahyangan: a place of Deity
• Keris: wavy double-bladed dagger
• Resi: a holy person.
Glossary

More Related Content

Arjuna's character indonesian to english translation

  • 1. Anis Mardhiyah Ayu Wulandari Dina Kamalia Elsi Kurnia Milah Faiz Maulida Maulana Achsan Nanik Maningrum Novia Uswatun H. Umu Habibah Group 5: ART
  • 2. Arjuna Arjuna, Raden juga banyak memiliki nama dan julukan, antara lain Partha (pahlawan perang), Janaka (memiliki banyak istri), Permadi (tampan), dan Dananjaya. Dia adalah putra Prabu Pandudewanata, raja Negara Astinapura yang menikah dengan Dewi Kunti/Dewi Prita. Ia merupakan putra ketiga dari kelima Pandawa. Yang pertama ialah Puntadewa, kedua Bima/Werkudara, keempat dan kelima adalah Nakula dan Sadewa. Raden Arjuna has many names and epithets too, such as, Partha (man of war), Janaka (having many wives), Permadi (handsome), and Dhananjaya (one who has gained wealth). He is the son of Prabu Pandudewanata, King of Astinapura kingdom who married to Queen Kunti / Pritha. He is the third son of the five Pandavas. The first is Puntadeva, the second is Bheema / Werkudara, the fourth and the fifth are Nakula and Sahadeva. Raden: title of Java nobility. Book Source: Rupa & Karakter Wayang Purwa (Dewa - Ramayana - Mahabhrata) By Heru S Sudjarwo, Sumari, Undung Wiyono Jakarta: Kakilangit Kencana, 2010
  • 3. Dalam jagat pewayangan Arjuna adalah tokoh paling tampan. Ketampanan ini adalah gambaran ideal dari kebudayaan Jawa tentang citra seorang kesatria. Ketampanan bukan saja ketampanan dalam arti fisik, tetapi ketampanan dalam arti batiniah dan spiritualnya. Arjuna adalah protoype ideal kesatria jawa. Tokoh ini selalu mengalami transformasi sebagai prototipe tokoh kesatria yang tampil dalam karya sastra maupun seni pertunjukan sebagai tokoh protogonis. Prototipe tokoh ini selalu berulang setiap zaman. Misalnya tokoh Panji, Erlangga, Raden Wijaya, Damarwulan, Anglingdarma, Jaka Tingkir, dan Panembahan Senapati. Bahkan tokoh-tokoh masa kini digambarkan baagaikan Arjuna. In the world of puppetry, Arjuna is the most handsome character. This beauty is the ideal description of Javanese culture about the image of hero. The beauty is not only good looks in the physical sense, but also in the sense of inner beauty and spirituality. Arjuna is an ideal protoype of Javanese hero. This character always transforms as prototype of hero, which appears in belles-lettres and performance art as protagonist. Prototype of this character always recurs every age for example the character of Panji, Erlangga, Raden Wijaya, Damarwulan, Anglingdarma, Jaka Tingkir, and Panembahan Senapati. Even the recent characters are portrayed as Arjuna.
  • 4. Arjuna versi India digambarkan digambarkan dengan badan kekar, gagah perkasa, dan lengannya yang berotot. Ketika bertanding, Arjuna versi India ini kelihatan mengandalkan kekuatan fisik dan ketangkasannya. Berbeda dengan persepsi pencitraan Arjuna dalam kebudayaan Jawa. Arjuna digambarkan sebagai seorang yang tampan, lemah gemulai, tubuhnya ramping dengan tutur kata yang halus. Bahkan dalam khazanah wayang orang, sering diperankan oleh seorang perempuan. Namun dibalik kelemahlembutannya ia memiliki kekuatan yang mahadahsyat, sehingga mampu melumpuhkan raksasa atau musuhnya yang perkasa hanya dengan gerakan yang lembut dan sederhana. Di saat adegan perang kembang,yaitu perang antara Arjuna dan raksasa Cakil, hal itu tergambar dengan jelas. Dalam perang kembang gerakan Arjuna itu tidak lagi gerakan fisik namun gerakan simbolis yang penuh dengan makna filosofis. Arjuna adalah gambaran ketangguhan, ketakwaan, dan simbol nur ilahi yang mampu mengalahkan nafsu setan yang digambarkan dengan gerakan yang serba kasar dan brutal raksasa. • Arjuna in India version is portrayed through firm body, strong, and muscled arm. When he was fighting, Arjuna –India version- looks relying on brute force and his adroitness. It differs from the perception of Arjuna’s character in Javanese culture. Arjuna is described as a handsome man, supple, slim body and well-spoken. Even in human’s puppet (wayang orang) treasury, he is often acted by a woman. Yet behind of his graceful, he has a mighty power, so he can paralyze a giant or his strong enemy only with a soft and simple movement. At Kembang war scene, that is a war between Arjuna and the giant Cakil, it is portrayed clearly. In Kembang war, Arjuna’s movement is not physical movements anymore but it is a symbolic movement which full of philosophical meaning. Arjuna is a figure of sturdy, belief and a symbol of light divine that is able to defeat the lust of devil that portrayed with rude movement and brutal giant. Wayang orang is a traditional theatrical performance by a group of people who wear specific costumes.
  • 5. Arjuna, seorang ksatria yang gemar berkelana, bertapa, dan berguru menuntut ilmu. Selain menjadi murid Resi Drona di Padepokan Sukalima, ia juga menjadi murid Resi Padmanaba dari Pertapaan Untarayana. Arjuna pernah menjadi pendeta di Goa Mintaraga, bergelar Begawan Ciptaning/ Mintaraga. Ia dijadikan jago kadewatan membinasakan Prabu Niwatakawaca, raja raksasa dari Negara Manimantaka. Atas jasanya itu, Arjuna dinobatkan sebagai raja di Kahyangan Kaindran bergelar Prabu Kiritin. Ia mendapatkan anugrah sejumlah pusaka sakti dari para dewa, antara lain: Gendewa (dari Batara Indra), Panah Ardadedali (dari Batara Kuwera), dan Panah Cundamanik (dari Batara Narada). Arjuna juga memiliki pusaka lainnya, antara lain: Keris Kyai Kalanada, Panah Sengkali (dari Resi Durna), Panah Candranila, dan Panah Sirsha. • Arjuna is a knight who likes to wander, live in asceticism, and seek knowledge. Besides being a student of Resi Drona at Sukalima Hermitage, he also became student of Resi Padmanaba at Untarayana Hermitage. Arjuna had been ever a priest in Mintaraga Cave, titled Begawan Ciptaning/Mintaraga. He is become charismatic leader of kadewatan to destroy Prabu Niwatakawaca, the giant king of the Manimantaka kingdom. For his turn, Arjuna was acknowledged as a King in Kahyangan Kaindran named Prabu Kiritin. He got gifted of Deity, they are a number of sacred heirloom from Deity such as : Gendewa (from Batara Indra), Ardadedali arrow (from Batara Kuwera), and Cundamanik arrow (from Batara Narada). Arjuna also had other sacred heirlooms such as: Kyai Kala Nadah Keris, Sengkali arrow (from Resi Durna), Candranila arrow and Sirsha arrow.
  • 6. Panah Ardadedali adalah salah satu senjata yang sangat istimewa. Bermata panah seperti kepala burung dengan paruh yang runcing sebagai mata panah. Mempunyai kesaktian untuk mendeteksi gen. Misalnya, ada seseorang yang mengaku sebagai anak Arjuna, dan meminta pengakuan, maka panah ini bisa membuktikan apakah secara genetik orang itu mempunyai hubungan darah dengan Arjuna. Caranya dengan melepaskan panah mengenai seseorang yang mengaku sebagai kerabat tadi. Jika benar anak Arjuna atau masih ada hubungan kekerabatan, maka panah tersebut tidak akan melukainya. Ardadedali Arrow is one of very special weapon. It has an arrow head like a head of bird with a pointed beak as arrowhead. It has a power to detect gen. For example, there is someone who claimed a son of Arjuna and requested an admission then the arrow could prove whether the person genetically has a blood relation with Arjuna. It was used by shooting an arrow on someone who claimed to be the family. If the person is genetically children of Arjuna, the arrow will not hurt.
  • 7. Arjuna juga mempunyai keahlian teknik memanah naracabala atau pacar wutah. Jika melepaskan naracabala, satu batang panah akan berlipat seperti deret ukur. Satu menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan, begitu seterusnya. Arjuna juga mahir memanah untuk membentuk formasi. Misalnya, panah yang membentuk formasi naga atau garuda yang melayang di udara. Panah hujan, dan panah api. Sungguh fantastic dan imajinatif nenek moyang kita. Wayang sungguh salah satu kearifan local yang jenius. Arjuna also had the technical expertise in archery named naracabala or pacar wutah. If naracabala is shot, a rod will be double arrows like geometrical progression. One becomes two, two become four, four become eight, and so on. Arjuna is also expert in archery to be formation. For example, an arrow formatted dragon formation or eagle flying in the air. Rain arrow, and fire arrows. It is really fantastic and imaginative from our ancestors. Puppet is truly one of the genius local wisdom.
  • 8. • Raden: title of Java nobility • Prabu: The Sovereign • Pandavas are the five acknowledged sons of Pandu, by his two wives Kunti and Madri in Mahabrata epic • Wayang orang is a traditional theatrical performance by a group of people who wear specific costumes • Kadewatan: attribute of Deity • Kahyangan: a place of Deity • Keris: wavy double-bladed dagger • Resi: a holy person. Glossary