際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
1

PEMODELAN SIMPLISIA LIMBAH KULIT JERUK SEBAGAI
BIOPESTISIDA UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT PETANI
Penulis: Halifatur Rasidah, Bahrul Amin, Aisyah Wardani
Jurusan Biologi Lingkungan
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Islam Malang
Jl. MT.Haryono 193 Malang 65144
ABSTRAK
Pemberantasan hama jeruk yang ramah lingkungan jarang dilakukan oleh
petani. Salah satu usaha untuk mengendalikan populasi lalat buah dengan cara
ramah lingkungan yaitu dengan memanfaatkan limbah kulit jeruk manis. Sehingga
mampu meningkatkan kesehatan tanaman jeruk, meningkatkan pendapatan petani
jeruk serta mengurangi pencemaran jeruk yang busuk dan limbah kulit jeruk.
Kegiatan ini mendesiminasikan model simplisia dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat petani, mengetahui cara memulai pemberian contoh
model simplisia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani,
mengetahui cara mengatur keberlanjutan program simplisia dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani. Dengan menggunakan metode
Eksplorasi yakni melalui cara Rapid Rural Appraisal (RRA) agar dapat
memahami situasi masyarakat Dusun Selokerto Desa Selorejo Kecamatan Dau
Malang secara menyeluruh dengan cepat. Metode Problem Solving dalam rangka
melakukan pemilihan sasaran dengan tepat. Feedback (umpan balik) berupa
kuesioner dan metode Ceramah dan Diskusi. Respon masyarakat sangat baik
terbukti dari hasil kuesioner posttest 100% setuju dengan program. PKMM telah
berhasil mendiseminasikan model simplisia dengan cara mensosialisasikan dan
memasukkan ke dalam program yang ada di desa. Memulai pemberian contoh
model simplisia dengan cara melakukan pendampingan dan pemodelan. Mengatur
kesinambungan program model simplisia dengan mengadakan evaluasi dan kerja
sama dengan hasil olahan lain. Mendiseminasikan model simplisia dengan cara
mensosialisasikan dan memasukkan ke dalam program yang ada di desa, memulai
pemberian contoh model simplisia dengan cara melakukan pendampingan dan
pemodelan, mengatur kesinambungan program model simplisia dengan
mengadakan evaluasi dan kerja sama dengan hasil olahan lain.
Eradication of citrus pests that are environmentally friendly is rarely done
by farmers. One attempt to control the fruit fly population in a way that is
environmentally friendly by using sweet orange peel waste. So as to improve the
health of citrus crops, citrus farmers increase income and reduce pollution and
waste rotting orange peels. These activities disseminate simplicia model in order
to improve the welfare of farmers, know how to start setting the example model in
order to improve the welfare simplicia farming community, find out how to set
sustainability simplicia program in order to improve farmers' welfare. By using
the method of exploration through Rapid Rural Appraisal (RRA) in order to
understand the situation of the village of Dusun Selokerto Selorejo Dau Malang
district as a whole quickly. Problem Solving Methods in order to target the
2

appropriate selection. Feedback (feedback) in the form of questionnaires and
methods of lecture and discussion. Very good public response is evident from the
results of posttest questionnaires 100% agree with the program. PKMM has
managed to disseminate the model simplicia by socializing and incorporating it
into existing programs in the village. Start giving examples simplicia model by
mentoring and modeling. Set the sustainability of the program by conducting an
evaluation model simplicia and cooperation with other processed products.
Disseminating the model Simplicia by socializing and incorporating it into
existing programs in the village, start setting the example model simplicia by
mentoring and modeling, set the sustainability of the program by conducting an
evaluation model simplicia and cooperation with other processed products.
Kata kunci : Pemodelan simplisia, petani jeruk, limbah jeruk, dan lalat buah
PENDAHULUAN
Komoditi Jeruk Keprok Batu 55 terus dikembangkan khususnya di
daerah Desa Selorejo Kecamatan Dau, terus mengalami perluasan lahan sebagai
bentuk pemenuhan yang semakin meningkat. Komiditi Jeruk Keprok Batu 55
ada tiga jenis yaitu jeruk keprok, jeruk manis dan baby orange yang diproduksi
besar-besaran. Satu kali panen bisa menghasilkan kurang lebih 390.000 kilogram
dengan luas areal lahan 300 hektar (wawancara dengan petani desa, 2010).
Prospek pengembangan jeruk keprok yang begitu pesat dan melimpah
ruah ini juga banyak mengalami hambatan. Diantaranya timbul berbagai macam
penyakit sehingga menyebabkan kerugian yang tidak sedikit, bisa mencapai
seperempat dari hasil.
Pada umumnya hama yang sering menimpa tanaman jeruk adalah lalat
buah, dikenal sebagai serangga hama pada tanaman hortikultura. Serangga ini
bertelur pada jaringan kulit buah yang masih muda, sehingga pada saat buah
tersebut masak banyak sekali larva lalat buah atau belatung yang menyebabkan
buah-buahan tersebut tidak bernilai ekonomis lagi. Banyaknya jenis lalat buah dan
banyaknya jenis buah-buahan yang diserang merupakan kendala bagi
pengembangan hortikultura terutama buah-buahan.(Pratiwi3,2010).
Pemberantas hama jeruk yang ramah lingkungannya jarang dilakukan oleh
petani. Salah satu usaha untuk mengendalikan populasi lalat buah dengan cara
ramah lingkungan yaitu dengan memanfaatkan limbah kulit jeruk manis. Selama
ini kulit jeruk tidak dimanfaatkan oleh banyak orang (merupakan limbah),
sehingga perlu untuk diplikasikan kepada para petani. Penelitian Santoso, dkk
(2009), ternyata ekstrak kulit jeruk manis (Citrus aurantinum) mempunyai daya
toksisitas terhadap mortalitas lalat buah (Zonosemata sp). Semakin tinggi
konsentrasi ekstrak kulit jeruk manis, maka semakin cepat waktu daya
toksisitasnya terhadap mortalitas lalat buah. Konsentrasi yang mampu untuk
menunjukkan waktu optimal terhadap mortalitas adalah konsentrasi 30 ppm.
Menurut Pradarma A (2010) menyatakan bahwa pada kulit jeruk manis
mengandung flavonoid. Flavonoid adalah salah satu jenis senyawa yang bersifat
racun (aleopati) yang terdapat pada kulit jeruk manis. Flavonoid merupakan
persenyawaan glucoside yang terdiri dari gula yang terikat dengan flavon.
Flavonoid inilah yang mempunyai sifat pestisida. Oleh karena itu, kulit jeruk
manis ini apabila diolah secara tepat dapat digunakan sebagai racun serangga.
3

Sebagai pestisida nabati, flavonoid masuk ke dalam mulut serangga (lalat buah)
melalui sistem pernapasan berupa spirakel yang terdapat di permukaan tubuh dan
menimbulkan kelayuan pada saraf, serta kerusakan pada spirakel akibatnya tidak
bisa bernapas dan akhirnya mati.
Berdasarkan uraian di atas, maka kami tertarik mengkaji manfaat kulit
jeruk manis (citrus aurantinum) untuk menekan populasi lalat buah (Zonosemata
sp). Perkebunan jeruk di Desa Selorejo mengalami perluasan sekitar 15 hektar
dengan begitu berbanding lurus dengan jumlah limbah jeruk yang kemudian bisa
dimanfaatkan sebagai Biopestisida.
Berdasarkan temuan di atas, maka kami ingin mengaplikasikan hasil
penelitian untuk diabdikan pada masyarakat petani. Dengan demikian program
PKMM ini dapat diseminasikan kepada masyarakat petani di sekitar Desa
Selorejo Kecamatan Dau Malang, dengan harapan akan mampu meningkatkan
kesehatan tanaman jeruk, meningkatkan pendapatan petani jeruk serta mengurangi
pencemaran jeruk yang busuk dan limbah kulit jeruk. Selama ini masyarakat
tersebut belum mengoptimalkan limbah kulit jeruk dan belum memahami hasil
temuan ini. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kesehatan masyarakat pada umumnya dengan simplisia. Praktik ini merupakan
suatu perpaduan antara budidaya tanaman dan biopestisida yang saling
menguntungkan. Petani jeruk yang membudidayakan jeruk secara tidak langsung
mendapat hasil ganda. Adapun manfaat bagi limbah kulit jeruk dapat digunakan
sebagai biopestisida yang murah dan ramah lingkungan. Sehinga jeruk dapat
tumbuh dan bertambah bobotnya.
TUJUAN
Untuk mendesiminasikan model simplisia dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat petani. Untuk mengetahui cara memulai pemberian
contoh model simplisia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
petani. Untuk mengetahui cara mengatur keberlanjutan program simplisia dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani
METODE PENDEKATAN
Sebelum dilakukan waktu dan lokasi penelitian, terlebih dahulu dilakukan
survey.
Metode pendekatan ini menggunakan 5 macam metode, yaitu:
a. Metode Eksplorasi yaitu melalui cara Rapid Rural Appraisal (RRA) agar dapat
memahami situasi masyarakat Dusun Selokerto Desa Selorejo Kecamatan Dau
Malang secara menyeluruh dengan cepat
b. Metode Problem Solving dalam rangka melakukan pemilihan sasaran dengan
tepat
c. Feedback (umpan balik) berupa kuesioner
d. Metode Ceramah dan Diskusi. Yang bertujuan untuk (1) memberi motivasi
pentingnya penerapan simplisia (2) menyampaikan teori usaha mengurangi
populasi lalat buah (3) Memberi motivasi dalam memulai usaha sehingga dapat
mengatur keberlanjutan program perkebunan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
4

e. Metode Praktik pada saat pelaksanaan yaitu dengan menggunakan lahan jeruk,
secara partisipatif antara tutor dan peserta latihan
f. Metode Pendampingan melalui cara berkunjung ke lokasi dengan memberi
pengarahan, menjelaskan kepada masyarakat.
Kegiatan Pengabdian yang dilakukan oleh tim PKMM meliputi
Penyuluhan & Pendampingan Waktu penyuluhan yang dilakukan pada tanggal
2011. Penyuluhan bertempat di Balai Desa Selorejo dengan cara pemberian teori
tentang pengertian dan pemodelan Simplisia kepada ibu-ibu arisan PKK.
Sedangkan pendampingan bertempat di Dusun Gumuk Desa Selorejo Kecamatan
Dau Malang dengan cara menjelaskan kepada ibu-ibu secara langsung tentang
penerapan dan pemodelan Simplisia (turun lapangan). Setiap kegiatan baik
penyuluhan maupun pendampingan dilakukan pengisian kuesioner.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner yang berupa umpan balik
kepada warga. Jumlah responden ada 20 orang. Hasil kuesioner dianalisis dengan
rumus solvin. Berdasarkan kriteria, indikator pencapaian tujuan dan tolok ukur
untuk menyatakan keberhasilan kegiatan PKMM ada empat variabel antara lain:
G1 : Responden yang menyatakan mengerti terhadap simplisia
G2 : Responden yang menyatakan setuju terhadap penerapan simplisia
G3 : Responden yang menyatakan penting terhadap praktik pembuatan simplisia
G4 : Responden yang menyatakan mampu terhadap keberlanjutan simplisia
G5 : Responden yang menyatakan setuju terhadap manfaat simplisia
Hasil analisis kuesioner seperti pada histogram berikut ini:
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%

100%

85%

pretest
0%
tidak
mengerti

0% 0%
mengerti

15%

postest

sangat
mengerti

Gambar 1. Histogram yang Menyatakan Responden Mengerti terhadap Simplisia
Pernyataan peserta menyatakan mengerti diadakannya pelatihan pemodelan
simplisia. Pretest menunjukkan 85% tidak mengerti, 0% mengerti dan 15%
sangat mengerti. Posttest menunjukkan hasilnya 100% peserta menyatakan
sangat mengerti, 0% mengerti dan 0% menyatakan tidak mengerti.
5

55%
50%

60%

50%
45%

40%
20%

pretest
0% 0%

postest

0%
tidak setuju

setuju

sangat
setuju

Gambar 2. Histogram yang Menyatakan Setuju terhadap Penerapan Simplisia
Pernyataan peserta menyatakan setuju diadakannya penerapan simplisia.
Pretest menunjukkan 0% tidak setuju, 55 % setuju, 45% dan sangat setuju.
Posttest menunjukkan 0% menyatakan tidak setuju, 50% peserta
menyatakan setuju dan 50% peserta menyatakan sangat setuju.

100%
80%
60%
40%
20%
0%

90%
45%

10%

0% 5%
tidak
penting

50%
pretest
postest

penting

sangat
penting

Gambar 3. Histogram yang Menyatakan Penting terhadap Praktik Pembuatan
Simplisia
Pernyataan peserta menyatakan Penting terhadap praktik pembuatan
Simplisia. Pretest menunjukkan 0% tidak penting, 90% penting dan 10%
sangat penting. posttest menunjukkan 5% menyatakan tidak penting, 45%
peserta menyatakan penting dan 50% peserta menyatakan sangat penting.
150%
100%
75%

100%

50%

25%
0%

pretest
0% 0%

postest

0%
tidak mampu

mampu

sangat
mampu

Gambar 4. Histogram yang Menyatakan Mampu terhadap Keberlanjutan
Simplisia
Pernyataan peserta yang menyatakan mampu terhadap keberlanjutan
simplisia. Pretest menunjukkan 25% tidak mampu, 75% mampu dan 0%
sangat mampu. posttest menunjukkan 0% menyatakan tidak mampu, 100
% peserta menyatakan mampu dan 0% peserta menyatakan sangat mampu .
6

150%
100%
80%

100%
50%
0% 0%

20%

pretest
0%

postest

0%
tidak setuju

setuju

sangat
setuju

Gambar 5. Histogram yang Menyatakan Setuju terhadap Manfaat Simplisia
Pernyataan peserta yang menyatakan setuju terhadap manfaat simplisa.
Pretest menunjukkan 0% tidak setuju, 20% setuju dan 80% sangat setuju.
Posttest menunjukkan 0% menyatakan tidak setuju, 0% menyatakan setuju
dan 100 % peserta menyatakan sangat setuju.
Pembahasan
Pengabdian yang dilakukan meliputi sosialisasi, penyuluhan dan
pendampingan oleh tim PKMM di Desa Selorejo Kecamatan Dau Malang.
Langkah awal tim PKMM melakukan kunjungan ke Kepala Desa, menentukan
jumlah peserta dan menentukan jadwal penyuluhan. Langkah ke dua tim PKMM
melakukan penyuluhan. Penyuluhan yang dihadiri oleh Ibu-Ibu PKK diawali
dengan pengisian pretest, menyampaikan teori, praktik dan diakhiri dengan
pengisian posttest. Keberhasilan penyuluhan kami evaluasi dengan melihat hasil
perbandingan pretest dan posttest.(Pratiwi1,2010)
Data kuesioner berasal dari metode yang dilakukan. Metode Eksplorasi
yaitu melalui cara Rapid Rural Appraisal (RRA). Tim berkunjung ke kepala Desa
Desa Selorejo Kecamatan Dau Malang untuk menggali potensi yang ada pada
masyarakat. setelah dilakukan eksplorasi yang berupa survey, maka kami
melakukan pemetaan (mapping). Selanjutnya metode Problem Solving dalam
rangka melakukan pemilihan sasaran dengan tepat. Metode ini akan diketahui
berbagai macam permasalahan yang ada pada warga. Berdasarkan observasi
ternyata Desa Selorejo belum pernah mengetahui tentang simplisia. Fenomena
yang ada pada Desa tersebut banyak limbah kulit jeruk yang tidak
dimanfaatkan.(Pratiwi2,2010)
Metode sebelumnya masih sebatas teori untuk lebih memberikan
pemahaman kepada warga, maka perlu diimplementasikan Metode praktik pada
saat pelaksanaan yaitu dengan cara membuat simplisia, secara partisipatif antara
tutor dan peserta latihan. Setelah peserta latihan melihat secara langsung praktik
pemodelan simplisia, maka tutor memberikan kuesioner dan peserta diharuskan
mengisi kuesioner tersebut. Warga lebih mengetahui dan memahami cara
mempraktikan pembuatan model simplisia. Metode praktik ini harus senantiasa
berkelanjutan, tim PKMM melakukan pendampingan melalui cara berkunjung ke
lokasi
dengan
memberi
pengarahan
dan
menjelaskan
kepada
masyarakat.(Pratiwi1,2010).
7

Pada umumnya responden menyatakan penting mengerti, setuju, penting,
mampu dan manfaat diatas 50%. Dengan demikian model simplisia bisa diterima
oleh responden (warga). Namun, berdasarkan analisis data tidak semua responden
menyatakan tidak penting diadakannya simplisia (5%), dan 45% peserta
menyatakan penting, dan 55% peserta menyatakan sangat penting.(Pratiwi1,2010)
KESIMPULAN
Mendiseminasikan model simplisia dengan cara mensosialisasikan dan
memasukkan ke dalam program yang ada di desa, memulai pemberian contoh
model simplisia dengan cara melakukan pendampingan dan pemodelan, mengatur
keberlanjutan program model simplisia dengan mengadakan evaluasi dan kerja
sama dengan hasil olahan lain.
UCAPAN TERIMA KASIH
Saya mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok yang sudah
bersedia untuk kerja samanya dalam menyelesaikan proposal PKM-AI ini dengan
cepat dan tepat tanpa hambatan yang berarti. kepada Endang Pratiwi dan
anggotanya PKMM pada tahun 2010, berkat proposal yang telah di ajukan kami
bisa menulis proposal PKM-AI ini serta dosen yang yang telah membimbingnya.
Untuk keluarga yang tidak pernah lelah mengasuh kami hingga menjadi
manusia yang memiliki cahaya, maka ibu kami adalah cahaya yang menerangi
hidup kami, tanpanya kami bukan apa-apa. Untuk bapak yang telah membanting
tulangnya agar menjadi serpih-serpih kehidupan yang mengalir disetiap inci kami.
Serta untuk anggota tim PKM-AI, yang pada suatu masa pernah
merasakan kehilangan cahaya, ingnatlah redup cahayamu kan terpancar terang
kembali sebagaimana semula, sebab Allah menciptakan gelap bersama dengan
terang.
Kepada mereka yang merasa suci, berhati-hatilah. Sebab itu bisa menjadi
benih kesombongan.
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi,E1.2010.Pemodelan Simplisia Limbah Kulit Jeruk sebagai Biopestisida
untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Petani.Artikel PKMM
UNISMA:Malang
Pratiwi,E2.2010.Pemodelan Simplisia Limbah Kulit Jeruk sebagai Biopestisida
untuk

Meningkatkan

Kesejahteraan

Masyarakat

Petani.Laporan

Kemajuan PKMM UNISMA:Malang
Pratiwi,E3.2010.Pemodelan Simplisia Limbah Kulit Jeruk sebagai Biopestisida
untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Petani.Proposal PKMM
UNISMA:Malang
8

Pradarma A.2010.Vlavonoid Kulit jeruk sebagai biopestisida.Abstrak Journal
farmasains.UMM.Malang
Santoso,dkk.2009.Simplisia Limbah kulit Jeruk Sebagai Biopestisida.Proposal
PKMP UNISMA:Malang

More Related Content

Artikel

  • 1. 1 PEMODELAN SIMPLISIA LIMBAH KULIT JERUK SEBAGAI BIOPESTISIDA UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PETANI Penulis: Halifatur Rasidah, Bahrul Amin, Aisyah Wardani Jurusan Biologi Lingkungan Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Malang Jl. MT.Haryono 193 Malang 65144 ABSTRAK Pemberantasan hama jeruk yang ramah lingkungan jarang dilakukan oleh petani. Salah satu usaha untuk mengendalikan populasi lalat buah dengan cara ramah lingkungan yaitu dengan memanfaatkan limbah kulit jeruk manis. Sehingga mampu meningkatkan kesehatan tanaman jeruk, meningkatkan pendapatan petani jeruk serta mengurangi pencemaran jeruk yang busuk dan limbah kulit jeruk. Kegiatan ini mendesiminasikan model simplisia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani, mengetahui cara memulai pemberian contoh model simplisia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani, mengetahui cara mengatur keberlanjutan program simplisia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani. Dengan menggunakan metode Eksplorasi yakni melalui cara Rapid Rural Appraisal (RRA) agar dapat memahami situasi masyarakat Dusun Selokerto Desa Selorejo Kecamatan Dau Malang secara menyeluruh dengan cepat. Metode Problem Solving dalam rangka melakukan pemilihan sasaran dengan tepat. Feedback (umpan balik) berupa kuesioner dan metode Ceramah dan Diskusi. Respon masyarakat sangat baik terbukti dari hasil kuesioner posttest 100% setuju dengan program. PKMM telah berhasil mendiseminasikan model simplisia dengan cara mensosialisasikan dan memasukkan ke dalam program yang ada di desa. Memulai pemberian contoh model simplisia dengan cara melakukan pendampingan dan pemodelan. Mengatur kesinambungan program model simplisia dengan mengadakan evaluasi dan kerja sama dengan hasil olahan lain. Mendiseminasikan model simplisia dengan cara mensosialisasikan dan memasukkan ke dalam program yang ada di desa, memulai pemberian contoh model simplisia dengan cara melakukan pendampingan dan pemodelan, mengatur kesinambungan program model simplisia dengan mengadakan evaluasi dan kerja sama dengan hasil olahan lain. Eradication of citrus pests that are environmentally friendly is rarely done by farmers. One attempt to control the fruit fly population in a way that is environmentally friendly by using sweet orange peel waste. So as to improve the health of citrus crops, citrus farmers increase income and reduce pollution and waste rotting orange peels. These activities disseminate simplicia model in order to improve the welfare of farmers, know how to start setting the example model in order to improve the welfare simplicia farming community, find out how to set sustainability simplicia program in order to improve farmers' welfare. By using the method of exploration through Rapid Rural Appraisal (RRA) in order to understand the situation of the village of Dusun Selokerto Selorejo Dau Malang district as a whole quickly. Problem Solving Methods in order to target the
  • 2. 2 appropriate selection. Feedback (feedback) in the form of questionnaires and methods of lecture and discussion. Very good public response is evident from the results of posttest questionnaires 100% agree with the program. PKMM has managed to disseminate the model simplicia by socializing and incorporating it into existing programs in the village. Start giving examples simplicia model by mentoring and modeling. Set the sustainability of the program by conducting an evaluation model simplicia and cooperation with other processed products. Disseminating the model Simplicia by socializing and incorporating it into existing programs in the village, start setting the example model simplicia by mentoring and modeling, set the sustainability of the program by conducting an evaluation model simplicia and cooperation with other processed products. Kata kunci : Pemodelan simplisia, petani jeruk, limbah jeruk, dan lalat buah PENDAHULUAN Komoditi Jeruk Keprok Batu 55 terus dikembangkan khususnya di daerah Desa Selorejo Kecamatan Dau, terus mengalami perluasan lahan sebagai bentuk pemenuhan yang semakin meningkat. Komiditi Jeruk Keprok Batu 55 ada tiga jenis yaitu jeruk keprok, jeruk manis dan baby orange yang diproduksi besar-besaran. Satu kali panen bisa menghasilkan kurang lebih 390.000 kilogram dengan luas areal lahan 300 hektar (wawancara dengan petani desa, 2010). Prospek pengembangan jeruk keprok yang begitu pesat dan melimpah ruah ini juga banyak mengalami hambatan. Diantaranya timbul berbagai macam penyakit sehingga menyebabkan kerugian yang tidak sedikit, bisa mencapai seperempat dari hasil. Pada umumnya hama yang sering menimpa tanaman jeruk adalah lalat buah, dikenal sebagai serangga hama pada tanaman hortikultura. Serangga ini bertelur pada jaringan kulit buah yang masih muda, sehingga pada saat buah tersebut masak banyak sekali larva lalat buah atau belatung yang menyebabkan buah-buahan tersebut tidak bernilai ekonomis lagi. Banyaknya jenis lalat buah dan banyaknya jenis buah-buahan yang diserang merupakan kendala bagi pengembangan hortikultura terutama buah-buahan.(Pratiwi3,2010). Pemberantas hama jeruk yang ramah lingkungannya jarang dilakukan oleh petani. Salah satu usaha untuk mengendalikan populasi lalat buah dengan cara ramah lingkungan yaitu dengan memanfaatkan limbah kulit jeruk manis. Selama ini kulit jeruk tidak dimanfaatkan oleh banyak orang (merupakan limbah), sehingga perlu untuk diplikasikan kepada para petani. Penelitian Santoso, dkk (2009), ternyata ekstrak kulit jeruk manis (Citrus aurantinum) mempunyai daya toksisitas terhadap mortalitas lalat buah (Zonosemata sp). Semakin tinggi konsentrasi ekstrak kulit jeruk manis, maka semakin cepat waktu daya toksisitasnya terhadap mortalitas lalat buah. Konsentrasi yang mampu untuk menunjukkan waktu optimal terhadap mortalitas adalah konsentrasi 30 ppm. Menurut Pradarma A (2010) menyatakan bahwa pada kulit jeruk manis mengandung flavonoid. Flavonoid adalah salah satu jenis senyawa yang bersifat racun (aleopati) yang terdapat pada kulit jeruk manis. Flavonoid merupakan persenyawaan glucoside yang terdiri dari gula yang terikat dengan flavon. Flavonoid inilah yang mempunyai sifat pestisida. Oleh karena itu, kulit jeruk manis ini apabila diolah secara tepat dapat digunakan sebagai racun serangga.
  • 3. 3 Sebagai pestisida nabati, flavonoid masuk ke dalam mulut serangga (lalat buah) melalui sistem pernapasan berupa spirakel yang terdapat di permukaan tubuh dan menimbulkan kelayuan pada saraf, serta kerusakan pada spirakel akibatnya tidak bisa bernapas dan akhirnya mati. Berdasarkan uraian di atas, maka kami tertarik mengkaji manfaat kulit jeruk manis (citrus aurantinum) untuk menekan populasi lalat buah (Zonosemata sp). Perkebunan jeruk di Desa Selorejo mengalami perluasan sekitar 15 hektar dengan begitu berbanding lurus dengan jumlah limbah jeruk yang kemudian bisa dimanfaatkan sebagai Biopestisida. Berdasarkan temuan di atas, maka kami ingin mengaplikasikan hasil penelitian untuk diabdikan pada masyarakat petani. Dengan demikian program PKMM ini dapat diseminasikan kepada masyarakat petani di sekitar Desa Selorejo Kecamatan Dau Malang, dengan harapan akan mampu meningkatkan kesehatan tanaman jeruk, meningkatkan pendapatan petani jeruk serta mengurangi pencemaran jeruk yang busuk dan limbah kulit jeruk. Selama ini masyarakat tersebut belum mengoptimalkan limbah kulit jeruk dan belum memahami hasil temuan ini. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat pada umumnya dengan simplisia. Praktik ini merupakan suatu perpaduan antara budidaya tanaman dan biopestisida yang saling menguntungkan. Petani jeruk yang membudidayakan jeruk secara tidak langsung mendapat hasil ganda. Adapun manfaat bagi limbah kulit jeruk dapat digunakan sebagai biopestisida yang murah dan ramah lingkungan. Sehinga jeruk dapat tumbuh dan bertambah bobotnya. TUJUAN Untuk mendesiminasikan model simplisia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani. Untuk mengetahui cara memulai pemberian contoh model simplisia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani. Untuk mengetahui cara mengatur keberlanjutan program simplisia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani METODE PENDEKATAN Sebelum dilakukan waktu dan lokasi penelitian, terlebih dahulu dilakukan survey. Metode pendekatan ini menggunakan 5 macam metode, yaitu: a. Metode Eksplorasi yaitu melalui cara Rapid Rural Appraisal (RRA) agar dapat memahami situasi masyarakat Dusun Selokerto Desa Selorejo Kecamatan Dau Malang secara menyeluruh dengan cepat b. Metode Problem Solving dalam rangka melakukan pemilihan sasaran dengan tepat c. Feedback (umpan balik) berupa kuesioner d. Metode Ceramah dan Diskusi. Yang bertujuan untuk (1) memberi motivasi pentingnya penerapan simplisia (2) menyampaikan teori usaha mengurangi populasi lalat buah (3) Memberi motivasi dalam memulai usaha sehingga dapat mengatur keberlanjutan program perkebunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
  • 4. 4 e. Metode Praktik pada saat pelaksanaan yaitu dengan menggunakan lahan jeruk, secara partisipatif antara tutor dan peserta latihan f. Metode Pendampingan melalui cara berkunjung ke lokasi dengan memberi pengarahan, menjelaskan kepada masyarakat. Kegiatan Pengabdian yang dilakukan oleh tim PKMM meliputi Penyuluhan & Pendampingan Waktu penyuluhan yang dilakukan pada tanggal 2011. Penyuluhan bertempat di Balai Desa Selorejo dengan cara pemberian teori tentang pengertian dan pemodelan Simplisia kepada ibu-ibu arisan PKK. Sedangkan pendampingan bertempat di Dusun Gumuk Desa Selorejo Kecamatan Dau Malang dengan cara menjelaskan kepada ibu-ibu secara langsung tentang penerapan dan pemodelan Simplisia (turun lapangan). Setiap kegiatan baik penyuluhan maupun pendampingan dilakukan pengisian kuesioner. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner yang berupa umpan balik kepada warga. Jumlah responden ada 20 orang. Hasil kuesioner dianalisis dengan rumus solvin. Berdasarkan kriteria, indikator pencapaian tujuan dan tolok ukur untuk menyatakan keberhasilan kegiatan PKMM ada empat variabel antara lain: G1 : Responden yang menyatakan mengerti terhadap simplisia G2 : Responden yang menyatakan setuju terhadap penerapan simplisia G3 : Responden yang menyatakan penting terhadap praktik pembuatan simplisia G4 : Responden yang menyatakan mampu terhadap keberlanjutan simplisia G5 : Responden yang menyatakan setuju terhadap manfaat simplisia Hasil analisis kuesioner seperti pada histogram berikut ini: 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% 100% 85% pretest 0% tidak mengerti 0% 0% mengerti 15% postest sangat mengerti Gambar 1. Histogram yang Menyatakan Responden Mengerti terhadap Simplisia Pernyataan peserta menyatakan mengerti diadakannya pelatihan pemodelan simplisia. Pretest menunjukkan 85% tidak mengerti, 0% mengerti dan 15% sangat mengerti. Posttest menunjukkan hasilnya 100% peserta menyatakan sangat mengerti, 0% mengerti dan 0% menyatakan tidak mengerti.
  • 5. 5 55% 50% 60% 50% 45% 40% 20% pretest 0% 0% postest 0% tidak setuju setuju sangat setuju Gambar 2. Histogram yang Menyatakan Setuju terhadap Penerapan Simplisia Pernyataan peserta menyatakan setuju diadakannya penerapan simplisia. Pretest menunjukkan 0% tidak setuju, 55 % setuju, 45% dan sangat setuju. Posttest menunjukkan 0% menyatakan tidak setuju, 50% peserta menyatakan setuju dan 50% peserta menyatakan sangat setuju. 100% 80% 60% 40% 20% 0% 90% 45% 10% 0% 5% tidak penting 50% pretest postest penting sangat penting Gambar 3. Histogram yang Menyatakan Penting terhadap Praktik Pembuatan Simplisia Pernyataan peserta menyatakan Penting terhadap praktik pembuatan Simplisia. Pretest menunjukkan 0% tidak penting, 90% penting dan 10% sangat penting. posttest menunjukkan 5% menyatakan tidak penting, 45% peserta menyatakan penting dan 50% peserta menyatakan sangat penting. 150% 100% 75% 100% 50% 25% 0% pretest 0% 0% postest 0% tidak mampu mampu sangat mampu Gambar 4. Histogram yang Menyatakan Mampu terhadap Keberlanjutan Simplisia Pernyataan peserta yang menyatakan mampu terhadap keberlanjutan simplisia. Pretest menunjukkan 25% tidak mampu, 75% mampu dan 0% sangat mampu. posttest menunjukkan 0% menyatakan tidak mampu, 100 % peserta menyatakan mampu dan 0% peserta menyatakan sangat mampu .
  • 6. 6 150% 100% 80% 100% 50% 0% 0% 20% pretest 0% postest 0% tidak setuju setuju sangat setuju Gambar 5. Histogram yang Menyatakan Setuju terhadap Manfaat Simplisia Pernyataan peserta yang menyatakan setuju terhadap manfaat simplisa. Pretest menunjukkan 0% tidak setuju, 20% setuju dan 80% sangat setuju. Posttest menunjukkan 0% menyatakan tidak setuju, 0% menyatakan setuju dan 100 % peserta menyatakan sangat setuju. Pembahasan Pengabdian yang dilakukan meliputi sosialisasi, penyuluhan dan pendampingan oleh tim PKMM di Desa Selorejo Kecamatan Dau Malang. Langkah awal tim PKMM melakukan kunjungan ke Kepala Desa, menentukan jumlah peserta dan menentukan jadwal penyuluhan. Langkah ke dua tim PKMM melakukan penyuluhan. Penyuluhan yang dihadiri oleh Ibu-Ibu PKK diawali dengan pengisian pretest, menyampaikan teori, praktik dan diakhiri dengan pengisian posttest. Keberhasilan penyuluhan kami evaluasi dengan melihat hasil perbandingan pretest dan posttest.(Pratiwi1,2010) Data kuesioner berasal dari metode yang dilakukan. Metode Eksplorasi yaitu melalui cara Rapid Rural Appraisal (RRA). Tim berkunjung ke kepala Desa Desa Selorejo Kecamatan Dau Malang untuk menggali potensi yang ada pada masyarakat. setelah dilakukan eksplorasi yang berupa survey, maka kami melakukan pemetaan (mapping). Selanjutnya metode Problem Solving dalam rangka melakukan pemilihan sasaran dengan tepat. Metode ini akan diketahui berbagai macam permasalahan yang ada pada warga. Berdasarkan observasi ternyata Desa Selorejo belum pernah mengetahui tentang simplisia. Fenomena yang ada pada Desa tersebut banyak limbah kulit jeruk yang tidak dimanfaatkan.(Pratiwi2,2010) Metode sebelumnya masih sebatas teori untuk lebih memberikan pemahaman kepada warga, maka perlu diimplementasikan Metode praktik pada saat pelaksanaan yaitu dengan cara membuat simplisia, secara partisipatif antara tutor dan peserta latihan. Setelah peserta latihan melihat secara langsung praktik pemodelan simplisia, maka tutor memberikan kuesioner dan peserta diharuskan mengisi kuesioner tersebut. Warga lebih mengetahui dan memahami cara mempraktikan pembuatan model simplisia. Metode praktik ini harus senantiasa berkelanjutan, tim PKMM melakukan pendampingan melalui cara berkunjung ke lokasi dengan memberi pengarahan dan menjelaskan kepada masyarakat.(Pratiwi1,2010).
  • 7. 7 Pada umumnya responden menyatakan penting mengerti, setuju, penting, mampu dan manfaat diatas 50%. Dengan demikian model simplisia bisa diterima oleh responden (warga). Namun, berdasarkan analisis data tidak semua responden menyatakan tidak penting diadakannya simplisia (5%), dan 45% peserta menyatakan penting, dan 55% peserta menyatakan sangat penting.(Pratiwi1,2010) KESIMPULAN Mendiseminasikan model simplisia dengan cara mensosialisasikan dan memasukkan ke dalam program yang ada di desa, memulai pemberian contoh model simplisia dengan cara melakukan pendampingan dan pemodelan, mengatur keberlanjutan program model simplisia dengan mengadakan evaluasi dan kerja sama dengan hasil olahan lain. UCAPAN TERIMA KASIH Saya mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok yang sudah bersedia untuk kerja samanya dalam menyelesaikan proposal PKM-AI ini dengan cepat dan tepat tanpa hambatan yang berarti. kepada Endang Pratiwi dan anggotanya PKMM pada tahun 2010, berkat proposal yang telah di ajukan kami bisa menulis proposal PKM-AI ini serta dosen yang yang telah membimbingnya. Untuk keluarga yang tidak pernah lelah mengasuh kami hingga menjadi manusia yang memiliki cahaya, maka ibu kami adalah cahaya yang menerangi hidup kami, tanpanya kami bukan apa-apa. Untuk bapak yang telah membanting tulangnya agar menjadi serpih-serpih kehidupan yang mengalir disetiap inci kami. Serta untuk anggota tim PKM-AI, yang pada suatu masa pernah merasakan kehilangan cahaya, ingnatlah redup cahayamu kan terpancar terang kembali sebagaimana semula, sebab Allah menciptakan gelap bersama dengan terang. Kepada mereka yang merasa suci, berhati-hatilah. Sebab itu bisa menjadi benih kesombongan. DAFTAR PUSTAKA Pratiwi,E1.2010.Pemodelan Simplisia Limbah Kulit Jeruk sebagai Biopestisida untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Petani.Artikel PKMM UNISMA:Malang Pratiwi,E2.2010.Pemodelan Simplisia Limbah Kulit Jeruk sebagai Biopestisida untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Petani.Laporan Kemajuan PKMM UNISMA:Malang Pratiwi,E3.2010.Pemodelan Simplisia Limbah Kulit Jeruk sebagai Biopestisida untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Petani.Proposal PKMM UNISMA:Malang
  • 8. 8 Pradarma A.2010.Vlavonoid Kulit jeruk sebagai biopestisida.Abstrak Journal farmasains.UMM.Malang Santoso,dkk.2009.Simplisia Limbah kulit Jeruk Sebagai Biopestisida.Proposal PKMP UNISMA:Malang