Otonomi vol13no1jan2013-04. sri pancawatiAGUS SETIYONO
Ìý
Dokumen ini membahas pengaruh iklim organisasi, motivasi, dan kompetensi terhadap kinerja pegawai di Bagian Pembangunan Pemerintah Kabupaten Kediri. Penelitian ini menemukan bahwa ketiga variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, dengan motivasi memberikan pengaruh dominan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh ketiga variabel terhadap kinerja dan mengetahui variabel mana yang paling memp
9, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, dasar manajemen dan fung...Desikoes
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang dasar manajemen dan fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa manajemen adalah proses pengaturan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi, dan terdiri atas empat fungsi utama yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengimplementasian, dan pengawasan.
Makalah ini membahas tentang manajemen sumber daya manusia dan pengukuran kinerja. Ia menjelaskan pengertian MSDM, tujuan pengukuran kinerja, sistem pengukuran kinerja, dan prinsip-prinsip pengukuran kinerja. Makalah ini bertujuan untuk memahami pentingnya pengelolaan SDM dan pengukuran kinerja yang tepat guna mencapai tujuan perusahaan.
Siti nurmilah 11150258-7 imsdm-tugas makalah 1-evaluasi kinerja dan kompensasiSitiNurmilah1
Ìý
Makalah ini membahas tentang evaluasi kinerja dan kompensasi, human resources scorecard sebagai model pengukuran kinerja sumber daya manusia, motivasi kerja, kecerdasan emosional, membangun kapabilitas dan kompetensi SDM, serta audit SDM. Beberapa poin pembahasan meliputi pengertian, tujuan, manfaat, dan cara-cara penerapannya dalam konteks pengelolaan SDM perusahaan.
MAKALAH ASPEK-ASPEK PENTING DALAM PERENCANAAN SDM (Kel. 4).pdfmonicaoctavianti
Ìý
Perencanaan merupakan proses untuk memutuskan tujuan apa yang akan dikerjakan
selama priode mendatang dan apa yang akan dilakukan agar mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan merupakan hal yang paling utama dalam proses manajerial sebagai
penentu tujuan dari suatu organisasi, sebagai strategi dalam pencapaian tujuan, dan
sebagai bahan evaluasi bagi kegiatan manajerial organisasi. Perencanaan berperan
besar dalam menekan resiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan
perencanaan kita dapat memprediksi hal-hal yang tidak diinginkan yang mungkin akan
terjadi di masa depan dan melakukan tindakan antisipasi sejak dini.
Makalah ini membahas mengenai evaluasi kinerja dan kompensasi, meliputi pengertian evaluasi kinerja, proses evaluasi kinerja, hubungan evaluasi kinerja dengan kompensasi, dan teori-teori motivasi yang mempengaruhi kinerja. Evaluasi kinerja digunakan untuk menilai kinerja karyawan sebagai dasar pemberian reward dan pengembangan karir, sedangkan kompensasi berperan meningkatkan motivasi karyawan.
Salah satu persoalan penting dalam pengelolaan sumber daya manusia (dalam tulisan ini disebut juga dengan istilah pegawai) dalam organisasi adalah evaluasi kinerja pegawai dan pemberian kompensasi.
Dokumen tersebut membahas tentang evaluasi kinerja sumber daya manusia, termasuk pengertian evaluasi kinerja, fungsi evaluasi, pengukuran kinerja (HR scorecard), dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja. Secara khusus, dokumen tersebut menjelaskan bahwa evaluasi kinerja digunakan untuk menilai kinerja karyawan, menentukan kebutuhan pelatihan, dan sebagai dasar untuk kebijakan promosi dan kompens
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat membantu dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku, dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut dengan manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leadership) (Siagian, 1980).
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya. Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika organisasi, kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan memberi motivasi, kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang efektif, kemampuan memahami relasi antar konsep kepemimpinan kekuasaan politik dalam organisasi kemampuan memahami genealogi konflik dan negosiasinya, serta kemampuan mengkonstruksikan budaya organisasi yang ideal.
1.2 Rumusan Masalah
Pada makalah kali ini penulis akan membahas masalah :
1. Bagaimana pengertian kepemimpinan?
2. Bagaimana kepemimpinan versi manajemen?
3. Bagaimana gaya kepemimpinan?
4. Bagaimana kerja sama tim dalam manajemen konflik?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Pengertian Kepemimpinan
2. Untuk mengetahui Kepemimpinan Versi Manajemen
3. Untuk mengetahui Gaya Kepemimpinan
4. Untuk mengetahui kerjasama tim dalam manajemen konflik
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mangerjakan sesuatu. Seseorang dikatakan apabila dia mempunyai pengikut atau bawahan.Bawahan pemimpin ini dapat disuruh untuk mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu dalam mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Semakin tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi maka semakin dituntut daripadanya kemampuan berfikir secara konsopsional strategis dan makro. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia akan
semakin generalist, sedang semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia menjadi spesialis.
3.2 Saran
Jadi hendaklah kita yang merupakan calon-calon pemimpin ini menggunakan hati, pikiran dan segala usaha untuk memajukan apa yang kita pimpin dan bukan untuk kepentingan pribadi semata.
Dokumen tersebut membahas penelitian mengenai pengaruh gaya kepemimpinan, kompetensi, dan budaya organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai di Sekretariat Daerah Kabupaten Takalar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ketiga variabel tersebut secara parsial dan simultan, serta mengetahui variabel mana yang paling berpengaruh. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik survei, w
Perencanaan Pengintegrasian dan SDM Organisasi_Kelompok 6.pdflyradhinih
Ìý
Kami, mahasiswa dari Universitas Darma Persada, dengan bangga mempersembahkan dokumen ini yang membahas pentingnya pengintegrasian perencanaan sumber daya manusia (SDM) dengan perencanaan organisasi. Dalam era yang semakin kompetitif, organisasi dituntut untuk memiliki strategi yang terintegrasi agar dapat mencapai tujuan strategis secara efektif. Melalui pendekatan holistik yang kami sajikan, kami berharap dapat memberikan wawasan yang mendalam mengenai bagaimana pengelolaan SDM yang baik dapat berkontribusi pada pencapaian visi dan misi organisasi. Dengan menganalisis kebutuhan SDM, menyusun strategi pengembangan, serta melakukan evaluasi berkala, organisasi dapat memastikan bahwa mereka memiliki tenaga kerja yang kompeten dan siap menghadapi tantangan di masa depan.
Dokumen ini tidak hanya ditujukan untuk para praktisi di dunia industri, tetapi juga sebagai referensi bagi akademisi dan mahasiswa yang ingin memahami lebih dalam tentang hubungan antara perencanaan SDM dan organisasi. Kami percaya bahwa pengintegrasian kedua aspek ini akan menciptakan sinergi yang positif, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi pertumbuhan individu dan organisasi. Dengan demikian, kami berharap hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan praktik manajemen SDM di Indonesia.
Makalah ini membahas tentang HR Scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja SDM yang strategis. HR Scorecard mengukur kontribusi SDM terhadap pencapaian visi dan misi perusahaan dengan mengkaitkan antara strategi, kinerja, dan perilaku karyawan. Terdiri dari tiga dimensi yaitu fungsi SDM, sistem SDM, dan perilaku karyawan strategis. Tujuannya adalah menjadikan SDM sebagai aset strategis bagi perusahaan.
Dokumen tersebut membahas pengaruh kompetensi, kepemimpinan, dan motivasi terhadap kinerja pegawai di Inspektorat Provinsi Sulawesi Barat. Penelitian ini menggunakan metode survei pada 50 responden untuk menguji pengaruh ketiga variabel tersebut secara parsial dan simultan, serta menentukan variabel mana yang paling berpengaruh. Hasilnya menunjukkan ketiga variabel berpengaruh positif dan signifikan secara parsial maupun simultan
Makalah ini membahas tentang manajemen sumber daya manusia, termasuk pengukuran kinerja, motivasi, pengembangan kapabilitas, dan audit sumber daya manusia."
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
Makalah ini membahas tentang manajemen sumber daya manusia dan pengukuran kinerja. Ia menjelaskan pengertian MSDM, tujuan pengukuran kinerja, sistem pengukuran kinerja, dan prinsip-prinsip pengukuran kinerja. Makalah ini bertujuan untuk memahami pentingnya pengelolaan SDM dan pengukuran kinerja yang tepat guna mencapai tujuan perusahaan.
Siti nurmilah 11150258-7 imsdm-tugas makalah 1-evaluasi kinerja dan kompensasiSitiNurmilah1
Ìý
Makalah ini membahas tentang evaluasi kinerja dan kompensasi, human resources scorecard sebagai model pengukuran kinerja sumber daya manusia, motivasi kerja, kecerdasan emosional, membangun kapabilitas dan kompetensi SDM, serta audit SDM. Beberapa poin pembahasan meliputi pengertian, tujuan, manfaat, dan cara-cara penerapannya dalam konteks pengelolaan SDM perusahaan.
MAKALAH ASPEK-ASPEK PENTING DALAM PERENCANAAN SDM (Kel. 4).pdfmonicaoctavianti
Ìý
Perencanaan merupakan proses untuk memutuskan tujuan apa yang akan dikerjakan
selama priode mendatang dan apa yang akan dilakukan agar mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan merupakan hal yang paling utama dalam proses manajerial sebagai
penentu tujuan dari suatu organisasi, sebagai strategi dalam pencapaian tujuan, dan
sebagai bahan evaluasi bagi kegiatan manajerial organisasi. Perencanaan berperan
besar dalam menekan resiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan
perencanaan kita dapat memprediksi hal-hal yang tidak diinginkan yang mungkin akan
terjadi di masa depan dan melakukan tindakan antisipasi sejak dini.
Makalah ini membahas mengenai evaluasi kinerja dan kompensasi, meliputi pengertian evaluasi kinerja, proses evaluasi kinerja, hubungan evaluasi kinerja dengan kompensasi, dan teori-teori motivasi yang mempengaruhi kinerja. Evaluasi kinerja digunakan untuk menilai kinerja karyawan sebagai dasar pemberian reward dan pengembangan karir, sedangkan kompensasi berperan meningkatkan motivasi karyawan.
Salah satu persoalan penting dalam pengelolaan sumber daya manusia (dalam tulisan ini disebut juga dengan istilah pegawai) dalam organisasi adalah evaluasi kinerja pegawai dan pemberian kompensasi.
Dokumen tersebut membahas tentang evaluasi kinerja sumber daya manusia, termasuk pengertian evaluasi kinerja, fungsi evaluasi, pengukuran kinerja (HR scorecard), dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja. Secara khusus, dokumen tersebut menjelaskan bahwa evaluasi kinerja digunakan untuk menilai kinerja karyawan, menentukan kebutuhan pelatihan, dan sebagai dasar untuk kebijakan promosi dan kompens
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat membantu dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku, dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut dengan manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leadership) (Siagian, 1980).
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya. Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika organisasi, kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan memberi motivasi, kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang efektif, kemampuan memahami relasi antar konsep kepemimpinan kekuasaan politik dalam organisasi kemampuan memahami genealogi konflik dan negosiasinya, serta kemampuan mengkonstruksikan budaya organisasi yang ideal.
1.2 Rumusan Masalah
Pada makalah kali ini penulis akan membahas masalah :
1. Bagaimana pengertian kepemimpinan?
2. Bagaimana kepemimpinan versi manajemen?
3. Bagaimana gaya kepemimpinan?
4. Bagaimana kerja sama tim dalam manajemen konflik?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Pengertian Kepemimpinan
2. Untuk mengetahui Kepemimpinan Versi Manajemen
3. Untuk mengetahui Gaya Kepemimpinan
4. Untuk mengetahui kerjasama tim dalam manajemen konflik
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mangerjakan sesuatu. Seseorang dikatakan apabila dia mempunyai pengikut atau bawahan.Bawahan pemimpin ini dapat disuruh untuk mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu dalam mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Semakin tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi maka semakin dituntut daripadanya kemampuan berfikir secara konsopsional strategis dan makro. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia akan
semakin generalist, sedang semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia menjadi spesialis.
3.2 Saran
Jadi hendaklah kita yang merupakan calon-calon pemimpin ini menggunakan hati, pikiran dan segala usaha untuk memajukan apa yang kita pimpin dan bukan untuk kepentingan pribadi semata.
Dokumen tersebut membahas penelitian mengenai pengaruh gaya kepemimpinan, kompetensi, dan budaya organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai di Sekretariat Daerah Kabupaten Takalar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ketiga variabel tersebut secara parsial dan simultan, serta mengetahui variabel mana yang paling berpengaruh. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik survei, w
Perencanaan Pengintegrasian dan SDM Organisasi_Kelompok 6.pdflyradhinih
Ìý
Kami, mahasiswa dari Universitas Darma Persada, dengan bangga mempersembahkan dokumen ini yang membahas pentingnya pengintegrasian perencanaan sumber daya manusia (SDM) dengan perencanaan organisasi. Dalam era yang semakin kompetitif, organisasi dituntut untuk memiliki strategi yang terintegrasi agar dapat mencapai tujuan strategis secara efektif. Melalui pendekatan holistik yang kami sajikan, kami berharap dapat memberikan wawasan yang mendalam mengenai bagaimana pengelolaan SDM yang baik dapat berkontribusi pada pencapaian visi dan misi organisasi. Dengan menganalisis kebutuhan SDM, menyusun strategi pengembangan, serta melakukan evaluasi berkala, organisasi dapat memastikan bahwa mereka memiliki tenaga kerja yang kompeten dan siap menghadapi tantangan di masa depan.
Dokumen ini tidak hanya ditujukan untuk para praktisi di dunia industri, tetapi juga sebagai referensi bagi akademisi dan mahasiswa yang ingin memahami lebih dalam tentang hubungan antara perencanaan SDM dan organisasi. Kami percaya bahwa pengintegrasian kedua aspek ini akan menciptakan sinergi yang positif, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi pertumbuhan individu dan organisasi. Dengan demikian, kami berharap hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan praktik manajemen SDM di Indonesia.
Makalah ini membahas tentang HR Scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja SDM yang strategis. HR Scorecard mengukur kontribusi SDM terhadap pencapaian visi dan misi perusahaan dengan mengkaitkan antara strategi, kinerja, dan perilaku karyawan. Terdiri dari tiga dimensi yaitu fungsi SDM, sistem SDM, dan perilaku karyawan strategis. Tujuannya adalah menjadikan SDM sebagai aset strategis bagi perusahaan.
Dokumen tersebut membahas pengaruh kompetensi, kepemimpinan, dan motivasi terhadap kinerja pegawai di Inspektorat Provinsi Sulawesi Barat. Penelitian ini menggunakan metode survei pada 50 responden untuk menguji pengaruh ketiga variabel tersebut secara parsial dan simultan, serta menentukan variabel mana yang paling berpengaruh. Hasilnya menunjukkan ketiga variabel berpengaruh positif dan signifikan secara parsial maupun simultan
Makalah ini membahas tentang manajemen sumber daya manusia, termasuk pengukuran kinerja, motivasi, pengembangan kapabilitas, dan audit sumber daya manusia."
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
✅ Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
✅ Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
✅ Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
✅ Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
✅ Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
✅ Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
📌 Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
artikel pengaruh gaya kepemimpinan terhadap karayawan
1. Vol.1 No.9 Februari 2021 1897
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA
PT MELZER GLOBAL SEJAHTERA JAKARTA
Oleh
Dirgahayu Erri1)
, Ajeng Puji Lestari2)
& Hasta Herlan Asymar3)
1,2,3
Universitas Bina Sarana Informatika
1,2,3
Jl. Kramat Raya No. 98 Jakarta Pusat, (021) 8000063
Email: 1
dirgahayu.dge@.bsi.ac.id, 2
ajengpujilestari356@gmail.com & 3
hasta.hsh@bsi.ac.id
Abstrak
Setiap institusi perusahaan pasti memiliki figure pemimpin yang mempunyai ciri khas gaya
kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan merupakan proses di mana seseorang mempengaruhi
orang lain atau suatu kelompok dalam usahanya untuk mencapai tujuan tertentu yang sudah
ditetapkan. Dengan menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat maka seorang pemimpin dapat
memotivasi karyawannya untuk bekerja secara maksimal, sehingga kinerja karyawan bisa lebih
baik lagi. Perusahaan akan meningkat kinerjanya bila ada kerjasama dan hubungan yang baik
antara pemimpin dengan karyawannya. Upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan
merupakan sebuah tugas bagi pimpinan untuk memilah gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan
pada sebuah organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karayawan pada PT Melzer Global Sejahtera, Jakarta. Metode
penelitian yang digunakan adalah observasi, wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Sampel
dalam penelitian adalah seluruh karyawan PT Melzer Global Sejahtera, yang berjumlah 35
responden. Hasil penelitian menggunakan perhitungan uji koefisien korelasi sebesar 0,703
menunjukkan hubungan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan memiliki pengaruh yang
kuat. Hasil koefisien determinasi sebesar 49,5%. Pengaruh gaya kepemimpinan diketahui sebesar
49,5% sedangkan sisanya 50,5% dipengaruhi faktor lain yang mungkin bisa jadi bahan penelitian
mendatang. Persamaan regresi dalam penelitian ini diperoleh hasil sebesar Y= 14,943+0,557X.
Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Karyawan
PENDAHULUAN
Organisasi atau perusahaan pasti
memiliki figure pemimpin yang mempunyai
ciri khas gaya kepemimpinannya. Gaya
kepemimpinan dapat di ilustrasikan sebagai
proses di mana seseorang mempengaruhi orang
lain atau suatu kelompok dalam usahanya untuk
mencapai tujuan tertentu. Pemimpin yang baik
sangat bergantung pada kemampuan pemimpin
tersebut dalam menyesuaikan gaya
kepemimpinan pada situasi kerja yang
dihadapinya. Dengan menerapkan gaya
kepemimpinan yang tepat maka seorang
pemimpin dapat memotivasi karyawannya
untuk bekerja secara maksimal, sehingga
kinerja karyawan pun bisa lebih baik lagi.
Karyawan dianggap merupakan bagian asset
perusahaan yang penting dalam memberikan
kontribusi kepada perusahaan untuk
memperoleh kinerja yang optimal serta mampu
berkompetisi. Perusahaan akan meningkat
kinerjanya bila adanya kerjasama dan
hubungan yang baik antara pemimpin dengan
karyawannya.
Peningkatan kinerja karyawan akan
membawa kemajuan bagi perusahaan, oleh
karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan
kinerja karyawan merupakan sebuah tugas bagi
pimpinan untuk memilah gaya kepemimpinan
yang dapat diterapkan pada organisasi.
PT Melzer Global Sejahtera merupakan
sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
distributor seperti mesin gerinda, mesin las,
mesin serut, mesin potong, kompresor, dan alat-
alat tehnik lainnya, perusahaan yang berdiri
pada tahun 2009 ini sedang mengalami
2. 1898 Vol.1 No.9 Februari 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
perkembangan yang bertahap mulai pemesanan
datang dari toko-toko dalam kota maupun luar
kota maka dari itu sangat dibutuhkan
pengawasan serta arahan dari pimpinan agar
operasional tetap berjalan dengan baik dan
sesuai dengan prosedur perusahaan.
Terkait hal tersebut maka yang menjadi
perhatian peneliti adalah apakah gaya
kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja
karyawan. Peneliti tertarik untuk meneliti
seberapa besar pengaruh, kontribusi dan
persamaan fungsi dari variabel gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di
PT Melzer Global Sejahtera Jakarta.
LANDASAN TEORI
A. Gaya Kepemimpinan
Menurut Nawawi dalam (Fahtras, 2017)
gaya kepemimpinan dapat diartikan sebagai
perilaku atau cara yang dipilih dan
dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi
pikiran, perasaan, sikap, dan perilaku para
anggota organisasi atau bawahannya.
Menurut Rivai dalam (Ginting, 2018)
menyatakan gaya kepemimpinan adalah
sekumpulan ciri yang sudah digunakan
pemimpin untuk mempengaruhi bawahan agar
sasaran organisasi tercapai atau dapat dikatakan
pula bahwa gaya kepemimpinan adalah pola
perilaku yang disukai dan sering diterapkan
oleh seorang pemimpin.
Sedangkan menurut Kumala & Agustina
dalam (Pusparini, 2018) Gaya kepemimpinan
adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil
kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat,
sikap yang sering diterapkan seorang pemimpin
ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja
bawahannya.
Sementara itu menurut Sutarto dalam
(Sutrisno, 2016), pendekatan perilaku
berlandaskan pemikiran bahwa keberhasilan
atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh gaya
bersikap dan bertindak seorang pemimpin yang
bersangkutan. Gaya bersikap dan bertindak
akan tampak dari: Cara memberi perintah, Cara
memberikan tugas, Cara berkomunikasi, Cara
membuat keputusan, Cara mendorong
semangat bawahan, Cara memberikan
bimbingan, Cara menegakan disiplin, Cara
mengawasi pekerjaan bawahan, Cara meminta
laporan dari bawahan, Cara memimpin rapat,
Cara menegur kesalahan bawahan, dan lain-
lain.
Menurut Thoha, Miftah dalam (Kabir,
2016) Gaya kepemimpinan merupakan norma
perilaku yang digunakan seseorang pada saat
orang tersebut mencoba mempengaruhi
perilaku orang lain seperti yang ia lihat.
Menurut Feriyanto dan Triana dalam
(Fahtras, 2017) Jenis-jenis gaya kepemimpinan
yang ada, sebagai berikut:
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter/Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan
segala suatu keputusan dan kebijakan yang
diambil dari dirinya sendiri secara penuh.
Segala pembagian tugas dan tanggung jawab
dipegang oleh pemimpin yang otoriter
tersebut, sedangkan para bawahan hanya
melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2. Gaya Kepemimpinan
Demokrasi/Democratic
Gaya pemimpin demokratis adalah gaya
pemimpin yang memberikan wewenang
secara luas kepada para bawahan. Setiap ada
permasalahan selalu mengikutsertakan
bawahan sebagai suatu tim utuh. Dalam gaya
kepemimpinan demokratis pemimpin
memberikan banyak informasi tentang tugas
serta tanggung jawab para bawahannya.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas/Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat dalam
kuantitas yang kecil dimana para
bawahannya secara aktif menentukan tujuan
dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
B. Kinerja
Adapun pendapat para ahli dalam
mendefinisikan pengertian kinerja dari sudut
pandang yang berbeda. dibawah ini penulis
mencantumkan beberapa pengertian kinerja
menurut para ahli, sebagai berikut:
Kinerja adalah yang mempengaruhi
seberapa banyak mereka memberi kontribusi
kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk
individu maupun kelompok menjadi pusat
3. Vol.1 No.9 Februari 2021 1899
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja
organisasi, seperti yang diungkapkan oleh
Maltis dalam (Rafiq, 2019)
Menurut Suwatno dan Priansa dalam
(Kurniawati, 2017) mengungkapkan
Performance atau unjuk kerja, kinerja dapat
pula diartikan sebagai prestasi kerja atau
pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja.
Sementara itu menurut (Mangkunegara,
2015) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
Menurut Rajagukguk dalam (Pusparini,
2018) kinerja (performance) merupakan
perilaku organisasional yang secara langsung
berhubungan dengan produksi barang atau
penyampaian jasa. Kinerja sering kali
dipikirkan sebagai pencapaian tugas, dimana
istilah tugas sendiri berasal dari pemikiran
aktivitas yang dibutuhkan oleh pekerja.
Menurut Veithzal Rivai dalam (Hendri,
Sembiring & Ferine, Kiki, 2018), kinerja
merupakan suatu fungsi dari motivasi dan
kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau
pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki
derajat tingkat kemampuan tertentu.
Kinerja dalam suatu perusahaan sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
didefinisikan menurut para ahli, sebagai
berikut:
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja menurut (Mangkunegara, 2017) adalah,
1. Faktor Kemampuan (ability)
Secara psikologis, kemampuan (ability)
pegawai terdiri dari kemampuan potensi
(IQ) dan kemampuan reality (knowledge X
skill). Artinya pegawai yang memiliki IQ
diatas rata-rata (IQ 110-120) dengan
pendidikan yang memadai untuk jabatannya
dan terampil dalam mengerjakan perkerjaan
sehari-hari, maka ia akan lebih mudah
mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh
karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada
pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
2. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude)
seorang pegawai dalam menghadapi situasi
kerja. Motivasi merupakan kondisi yang
menggerakkan diri pegawai yang terarah
untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan
kerja).
Menurut Kasmir (Pusparini, 2018)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
terdiri dari:
1. Kemampuan dan keahlian
Merupakan kemampuan atau skill yang
dimiliki seseorang dalam melakukan suatu
pekerjaan. Semakin memiliki kemampuan
dan keahlian maka akan dapat
menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan
yang telah ditetapkan.
2. Pengetahuan
Maksudnya adalah pengetahuan tentang
pekerjaan. Seseorang yang memiliki
pengetahuan tentang pekerjaan secara baik
maka akan memberikan hasil pekerjaan yang
baik, demikian pula sebaliknya.
Sedangkan menurut Henry Simamora
dalam (Mangkunegara, 2017), Kinerja
(performance) dipengaruhi oleh tiga faktor:
1. Faktor Individual yang terdiri dari:
Kemampuan, Latar belakang, Demografi
2. Faktor Psikologis yang terdiri dari:
Persepsi, Attitude, Personality,
Pembelajaran, Motivasi
3. Faktor oganisasi yang terdiri dari:
Sumber daya, Kepemimpinan,
Penghargaan, Struktur, Job Design.
Adapun tolak ukur dalam menilai kinerja
menurut para ahli dengan sudut pandang
yang berbeda, sebagai berikut: Menurut
Sudarmanto dalam (Kurniawati, 2017)
terdapat 4 dimensi kinerja yang dijadikan
sebagai tolak ukur dalam menilai kinerja
pada level individu yaitu:
1. Kualitas.
Meliputi tingkat kesalahan, kerusakan
dan kecermatan.
2. Kuantitas.
Jumlah pekerja yang dihasilkan.
3. Penggunaan waktu dalam bekerja.
4. 1900 Vol.1 No.9 Februari 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Meliputi tingkat kehadiran,
keterlambatan, waktu kerja efektif atau
jam kerja hilang.
4. Kerja sama dengan orang lain dalam
bekerja.
Sedangkan menurut Bernadin dan Russel
dalam (Ginting, 2018) Adapun dimensi kinerja,
sebagai berikut:
1. Kualitas
Setiap karyawan memiliki tugas masing-
masing. Sebagai seorang karyawan, hal
pertama yang dinilai dalam kinerja adalah
bagaimana kualitas pekerjaan yang
dihasilkan.
2. Kuantitas
Salah satu aspek dalam kinerja adalah
seberapa banyak pekerjaan yang dapat
diselesaikan.
3. Ketepatan Waktu/Timeliness
Aspek ini melihat seberapa singkat waktu
yang digunakan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan tertentu. Semakin sedikit waktu
yang digunakan, tentu semakin baik umtuk
penilaian yang diperoleh.
4. Efektivitas Biaya/Cost effectiveness
efektivitas penggunaan dana, seberapa
efektif pengeluaran yang digunakan dalam
menyelesaikan tugas kerja. Salah satu yang
menjadi aspek adalah seberapa efektif
pengeluaran yang digunakan dalam
menyelesaikan tugas kerja.
5. Kebutuhan akan supervisor
Salah satu yang menjadi dasar penetap aspek
dalam kinerja adalah seberapa mandiri
dalam bekerja. Semakin minim memperoleh
bantuan dari orang lain, khususnya atasan,
maka akan menjadi pertimbangan diri
sendiri.
C. Konsep Dasar Perhitungan
Konsep dasar perhitungan yang
digunakan dalam penilitian ini, adalah:
1. Populasi dan Sampel
Menurut (Sugiyono, 2016) Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karateristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Sampel adalah
bagian dari jumlah karakterisktik yang
dimiliki populasi tesebut. Dalam penelitian
ini penulis mengambil teknik sample jenuh
adalah teknik penentuan sample bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sample.
Berdasarkan penelitian ini karena jumlah
populasinya yaitu sebanyak 35 orang
responden. maka penulis mengambil 100%
jumlah populasi yang ada di PT. Melzer
Global Sejahtera, Jakarta, menurut
(Sugiyono, 2016)
2. Skala likert
Menurut (Sugiyono, 2016), Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Untuk menganalisa
secara kuantitatif, setiap jawaban diberi
bobot atau skor. Jawaban setiap pernyataan
instrumen yang menggunakan Skala Likert
yang mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai dengan sangat negatif.
3. Uji Koefisien Korelasi
Menurut Priyatno dalam (Pusparini, 2018),
dalam perhitungan kolerasi akan diperoleh
koefisien kolerasi yang menunjukan
keeratan hubungan antar dua variabel
tersebut Nilai koefisien kolerasi berkisar
antara 0 sampai 1 atau 0 sampai -1, jika nilai
semakin mendekati 1 atau -1 maka
hubungan semakin erat, namun apabila
mendekati 0 maka hubungan semakin
lemah. Koefisien korelasi yang digunakan
pada SPSS adalah korelasi pearson
digunakan untuk mengukur keeratan
hubungan antara diantara hasil pengamatan
dari populasi yang memiliki dua variansi.
Angka korelasi berkisar pada 0 (tak ada
korelasi sama sekali) sampai 1 (korelasi
sempurna). Angka korelasi diatas 0,5
menunjukkan korelasi yang cukup kuat
sedangkan dibawah 0,5 korelasi cukup
lemah. Selain itu, tanda korelasi negatif
menunjukkan arah yang sama (Romie,
2017).
5. Vol.1 No.9 Februari 2021 1901
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
4. Uji Koefisien Determinasi
Menurut Siregar dalam (Ginting, 2018)
Koefisien Determinasi (Kd) adalah angka
yang menyatakan atau digunakan untuk
mengetahui kontribusi atau sumbangan yang
diberikan oleh sebuah variabel atau lebih X
(bebas) terhadap variabel Y (terikat).
5. Uji Persamaan Regresi
Menurut Sugiyono dalam (Fahtras, 2017)
regresi linier sederhana didasarkan pada
hubungan fungsional ataupun kausal satu
variabel independen dengan satu variabel
dependen.
Setelah melalui pemaparan latar
belakang, kerangka teoritis dan konsep dasar
perhitungan peneliti maka akan dilanjutkan
dengan penjelasan metodelogi penelitian dan
pembahasan hasil penelitian.
METODE PENELITIAN
Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan beberapa metode antara lain:
1. Metode Observasi
Merupakan metode teknik pengumpulan
data yang digunakan peneliti melalui
pengamatan secara langsung pada PT
Melzer Global Sejahtera, Jakarta Barat.
Terhadap obyek penelitian dan dari hasil
observasi ini akan dijadikan dasar penelitian
yang lebih spesifik.
2. Metode Wawancara
Merupakan metode pengumpulan data
dalam bentuk tanya jawab dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara
langsung kepada Ibu Herlina Lusianti
Mariananta pada PT Melzer Global
Sejahtera untuk mencari informasi tambahan
tentang obyek yang akan diteliti.
3. Metode Kuesioner
Dengan metode ini penulis melakukan
pembagian lembar pernyataan kepada
responden untuk mendapatkan informasi
tentang masalah yang dibahas dalam
penelitian ini.
4. Studi Dokumentasi
Peneliti mengumpulkan data dengan cara
mengutip buku-buku dan jurnal yang ada.
Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih
fokus, sempurna dan mendalam maka pada
penelitian ini difokuskan mengukur ada atau
tidaknya pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap kinerja karyawan, seberapa besar
pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan dan hasil signifikan persamaan
regresi dari pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap kinerja karyawan pada PT Melzer
Global Sejahtera, Jakarta. Peneliti
menggunakan pendekatan kuantitatif untuk
mengolah data-data yang diperoleh dari lokasi
penelitian, merupakan data yang berbentuk
angka atau data kuantitatif yang diangkat.
Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan
riset yang mendasarkan diri pada paradigma
post positivist dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan. Penelitian diambil berdasarkan
35 orang karyawan sebagai responden. Data
penelitian terdiri dari populasi dan sampel,
karakteristik responden, uji instrumen
penelitian, data hasil kuesioner gaya
kepemimpinan, data hasil kuesioner kinerja
karyawan serta tabel penolong. Data diolah
menggunakan program IBM SPSS (Statistical
Product and Service Solution) versi 21 untuk
menghitung koefisien korelasi, koefisien
determinasi dan uji persamaan regresi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
PT Melzer Global Sejahtera didirikan
pada 16 Desember 2009 yang beralamat di Jl.
Outer Ring Road Taman Palem Lestari Ruko
Galaxy Blok L No. 16 Cengkareng Barat –
Jakarta Barat. PT Melzer Global Sejahtera
dalam perkembangannya PT Melzer Global
Sejahtera merupakan sebuah perusahaan yang
bergerak dibidang distributor barang seperti
mesin gerinda, mesin las, mesin serut, mesin
potong, kompresor, dan alat-alat tehnik lainnya.
Populasi yang dijadikan penelitian
adalah pada PT Melzer Global Sejahtera,
Jakarta berjumlah 35 orang. Penelitian
dilakukan dengan menyebar kuesioner, peneliti
menggunakan sampling jenuh dengan
menggunakan skala likert. Untuk menentukan
karakteristik responden peneliti membuat
pengelompokkan sebagai berikut:
6. 1902 Vol.1 No.9 Februari 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
1. Jenis Kelamin
Tabel 1 Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data diolah penulis
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa
responden dengan jenis kelamin perempuan
sebesar (43%) lebih sedikit dari pada jenis
kelamin laki-laki sebesar (57%).
2. Pendidikan Terakhir
Tabel 2 Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Sumber: Data diolah penulis
Berdasarkan tabel 2 dapat terlihat bahwa
mayoritas responden adalah responden yang
memiliki tingkat pendidikan SMA sebesar
57%, responden tingkat pendidikan D3
memiliki presentase sebesar 29% sedangkan
responden tingkat pendidikan S1 besar 14%.
3. Usia
Tabel 3 Berdasarkan Usia
Sumber: Data diolah penulis
Berdasarkan tabel 3 dapat disimpulkan
bahwa responden terbanyak adalah responden
yang berusia 25 tahun dengan presentase
sebesar 43% dan responden yang berusia 25
tahun sampai dengan 30 tahun dengan
presentase 31%. Pada usia 31 sampai dengan
usia 35 tahun dengan presentase sebesar 14%
dan responden yang berusia 36 tahun sampai
dengan 40 tahun sebesar 11% sedangkan
responden yang berusia diatas 41 tahun
memiliki presentase sebesar 0%.
4. Lama Bekerja
Tabel 4 Berdasarkan Lama Bekerja
Sumber: Data diolah penulis
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat
responden yang paling banyak adalah
responden yang lama bekerjanya 5 tahun
sampai dengan 10 tahun yaitu dengan
presentase sebesar 46% dan responden yang
lama bekerjanya kurang dari 1 tahun memiliki
presentase sebesar 11%. Sedangkan responden
yang bekerja lebih dari 10 tahun hanya
memiliki presentase sebesar 14%.
Uji Instrumen Penelitian
Suatu instrumen apabila memiliki tingkat
tingkat validitas yang tinggi maka instrumen
tersebut dapat dikatakan valid namun
sebaliknya apabila instrumen memiliki tingkat
validitas yang rendah maka instrumen tersebut
dikatakan kurang valid.
Pengujian dilakukan dengan
membandingkan r hitung dengan r tabel.
Apabila nilai r hitung lebih besar dari r tabel
maka dimensi pernyataan dinyatakan valid
namun bila r hitung lebih kecil dari nilai r tabel
maka dimensi pernyataan dinyatakan tidak
valid. Nilai r hitung merupakan hasil jawaban
responden pada masing-masing pernyataan di
setiap variabel yang dianalisis dengan program
SPSS 21. Adapun besar r tabel dengan taraf
kesalahan 5% dengan jumlah 35 yakni 0,334.
Uji reliabilitas teknik Alpha Cronbach’s untuk
menentukan apakah instrumen penelitian
reliabel atau tidak.
No Jenis
Kelamin
Jml
(Responden)
Per%
1 Perempuan 15 43%
2 Laki-Laki 20 57%
Jml 35 100%
No Pend Terakhir Jml
(Responden)
Per%
1 SMA/Sederajat 20 57%
2 DIII 10 29%
3 S1 5 14%
4 S2 0 0%
Jumlah 35 100%
7. Vol.1 No.9 Februari 2021 1903
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
Tabel 5. Hasil Uji Validitas X Gaya
Kepemimpinan
Sumber: Data yang diolah peneliti dengan SPSS
21
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Y Kinerja
Karyawan
Hasil uji validitas pada tabel 5 dan tabel 6
menunjukan bahwa dari seluruh variabel
pernyataan dalam kuesioner memiliki
Corrected Item-Total Correlation > 0,334
maka dapat disimpulkan seluruh pernyataan
variabel gaya kepemimpinan dengan total 10
pernyataan dan Kinerja Karyawan dengan total
10 pernyataan dinyatakan valid.
Hasil uji realibitas gaya kepemimpinan
(X) yang ada pada kolom Croanbach’s Alpha
menunjukkan nilai realibitas sebesar 0,813 nilai
tersebut memiliki interpretasi realibitas yang
sangat kuat karena nilai tersebut berada di
dalam rentang nilai sebesar 0,81 – 1,00. Berarti,
seluruh item pada pernyataan dari variabel gaya
kepemimpinan (X) dinyatakan reliabel.
Sedangkan, hasil uji reliabilitas kinerja
karyawan (Y) yang ada pada kolom
Croanbach’s Alpha menunjukkan nilai
reliabilitas sebesar 0,816 nilai tersebut
memiliki interpretasi yang sangat kuat, karena
nilai tersebut berada didalam rentang nilai
sebesar 0,81-1,00. Berarti, seluruh item pada
pernyataan dari variabel kinerja karyawan (Y)
dinyatakan reliable.
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas
Sumber: Data yang diolah peneliti dengan SPSS
21
Uji Koefisien Korelasi
Pada bagian ini peneliti menjabarkan
hasil dari pengolahan kuesioner antara variabel
gaya kepemimpinan (X) dengan variabel
kinerja karyawan (Y) yang akan di ukur
keeratan pengaruh antara kedua variabel
tersebut bisa positif, negatif atau tidak
berhubungan sama sekali. Berikut ini
perhitungan koefisien korelasi menggunakan
SPSS 21:
Tabel 8 Hasil Uji Koefisien Korelasi
Variabel Indikator r Hitung r Tabel Ket
Y1 0,656 0,334 Valid
Y2 0,701 0,334 Valid
Y3 0,605 0,334 Valid
Kinerja
Karyawan
Y4 0,523 0,334 Valid
Y5 0,751 0,334 Valid
Y6 0,444 0,334 Valid
Y7 0,550 0,334 Valid
Y8 0,507 0,334 Valid
Y9 0,851 0,334 Valid
Y10 0,656 0,334 Valid
8. 1904 Vol.1 No.9 Februari 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).
Sumber: Data yang diolah peneliti dengan
SPSS 21
Berdasarkan hasil output pada tabel 8,
nilai koefisien korelasi antara variabel gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
adalah sebesar 0,703 maka dapat disimpulkan
hasil perhitungan uji koefisien korelasi diatas
antara gaya kepemimpinan dengan kinerja
karyawan pada PT Melzer Global Sejahtera
mempunyai pengaruh yang kuat dengan
rentang nilai sebesar 0,60 – 0,799.
Uji Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi dihitung untuk
mengetahui kontribusi seberapa besar pengaruh
gaya kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan, berikut ini perhitungan koefisien
determinasi menggunakan SPSS 21:
Tabel 9 Model Summary
a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan
Sumber: Data yang diolah peneliti dengan
SPSS 21
Berdasarkan tabel 9 model summary
diatas diperoleh nilai R square sebesar 0,495
atau 49,5% artinya variabel kinerja dipengaruhi
variabel gaya kepemimpinan sebesar 49,5%
sisanya 50,5% dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diteliti, seperti kompensasi dan
motivasi.
Uji Persamaan Regresi
Berikut ini adalah tabel 10 regresi
sederhana untuk menentukan ada tidaknya
hubungan antara kedua variabel tersebut. Selain
itu, digunakan untuk membuktikan besar
hubungan gaya kepemipinan terhadap kinerja
karyawan pada PT Melzer Global Sejahtera,
Jakarta. Maka diperoleh hasil uji regresi gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan,
sebagai berikut:
Tabel 10 Coefficientsa
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber: Data yang diolah peneliti dengan
SPSS 21
Nilai-nilai dari tabel 10 analisis tersebut
kemudian dimasukkan kedalam rumus
persamaan regresi. Nilai a dan b dapat dilihat
dari angka yang tertera pada kolom B, nilai a
terdapat pada baris Constant dan nilai b
terdapat pada baris gaya kepemimpinan,
sehingga didapatkan keterangan sebagai
berikut:
Y = a + bX
Y = 14,943 + 0,557X
Nilai konstanta sebesar 14,943. Artinya
jika X = 0 atau tanpa gaya kepemimpinan maka
kinerja karyawan sebesar 14,943. Sedangkan
untuk koefisien regresi sebesar 0,557 artinya
jika X naik 1 satuan nilai atau setiap kenaikan
gaya kepemimpinan sebesar 1 satuan nilai akan
meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0.557.
jadi, tanda positif menyatakan arah hubungan
searah, dimana kenaikan atau penurunan
variabel independen (X) akan mengakibatkan
kenaikan atau penurunan variabel dependen
(Y).
PENUTUP
Kesimpulan
Pada bagian ini peneliti mengambil
kesimpulan dari hasil penelitian yang dibahas
pada bab sebelumnya mengenai Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan
pada PT Melzer Global Sejahtera, yaitu sebagai
berikut:
1. Dari hasil penelitian yang penulis dapatkan
dengan menggunakan perhitungan Uji
Koefisien Korelasi memperoleh hasil
sebesar 0,703. Maka dapat disimpulkan gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
9. Vol.1 No.9 Februari 2021 1905
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
pada PT.Melzer Global Sejahtera memiliki
pengaruh yang kuat.
2. Berdasarkan hasil perhitungan Uji Koefisien
Determinasi diperoleh nilai R square sebesar
0,495 atau 49,5% yang berarti adanya
pengaruh atau kontribusi antara gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
sebesar 49,5% sisanya 50,5% dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam
penelitian ini.
3. Berdasarkan hasil perhitungan Persamaan
Regresi diperoleh persamaan Y = 14,943 +
0,557X yang berarti bahwa jika nilai gaya
kepemimpinan 0 atau tanpa gaya
kepemimpinan maka kinerja karyawan
sebesar 14,943. Sedangkan jika gaya
kepemimpinan naik 1 satuan angka akan
meningkatkan kinerja karyawan sebesar
0.557.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang
peneliti lakukan pada PT.Melzer Global
Sejahtera, Jakarta terdapat beberapa saran yang
dapat dijadikan sebagai masukan mengenai
gaya kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan, sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan merupakan salah satu
faktor penting dalam meningkatkan kualitas
dan kuantitas kinerja karyawan oleh karna
itu sangat berpengaruh jika pemimpin tidak
memotivasi karyawannya untuk berkerja
lebih giat, dengan memberikan penghargaan
(reward) kepada karyawan maka dengan
begitu kinerja karyawan akan semakin
meningkat dan hubungan antara pemimpin
dengan karyawan akan semakin dekat.
2. Sebaiknya iklim komunikasi yg terbuka
dengan para karyawannya dalam hal
kompensasi financial dan kompensasi
nonfinancial, saran dan keluh kesah
karyawan mengenai pekerjaanya agar
karyawan merasa dihargai oleh
pemimpinnya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Fahtras, M. (2017). Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Karyawan Di Divisi Engineering Pada PT
Arkonin Engineering Manggala Pratama
Jakarta. 14–31.
[2] Ginting, F. Delviana S. B. (2018).
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT
Koentokoesnioadi Agency Bekasi. 14–31.
[3] Pusparini, P. (2018). Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Karyawan Pada Dinas Lingkungan Hidup
Provinsi DKI Jakarta. 14–31.
[4] Sutrisno, E. (2016). Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
[5] Kabir. (2016). Pengantar Dasar-Dasar
Kepemimpinan. Yogyakarta: Deepublish.
[6] Rafiq, A. (2019). Pengaruh Budaya
Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai Yayasan Dompet Dhuafa
Jakarta. Widya Cipta - Jurnal Sekretari Dan
Manajemen, 3(1), 105–
114.https://doi.org/10.31294/widyacipta.v
3i1.5127
[7] Mangkunegara, A. (2015). Manajemen
Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
[8] Mangkunegara, A. (2017). Evaluasi
Kinerja SDM. Bnadung: PT.Refika
Aditama
[9] Hendri, Sembiring & Ferine, Kiki, F.
(2018). Membangun Kepuasan dan Kinerja
Pegawai Negeri Sipil. Yogyakarta:
Deepublish (Grup Penerbitan CV Budi
Utama).
[10]Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta CV.