Teks tersebut membahas beberapa teori tentang asal usul jagad raya, termasuk teori nebula, planetesimal, pasang surut bintang, kondensasi, bintang kembar, dan big bang. Teori-teori tersebut mencoba menjelaskan bagaimana sistem tata surya dan galaksi terbentuk.
2. Jagad Raya yang kita maksudkan di sini adalah Bumi, Matahari, Bulan, Bintang, seluruh
Planet dan benda-benda lain yang merupakan bagian dari Alam Semesta. Memang agak sedikit
membingungkan istilah Jagad Raya dan Alam Semesta ini. Disatu sisi kedua kata tersebut bisa
memiliki makna yang sama, namun juga bisa memiliki makna yang sedikit berbeda. Dalam
bahasa asing kita mengenal istilah cosmos dan universe. Tapi kita tidak akan membahas dari
sisi makna atau kebahasaan.
3. ASAL USUL JAGAD RAYA
Dalam pembahasan mengenai Jagad Raya kita mengenal Ilmu yang sering
disebut dengan Kosmologi (Cosmology). Termasuk di dalamnya
Kosmogoni (asal usul kosmos/semesta) dan Kosmografi (Penggambaran
struktur kosmos/semesta). Sedikit berbeda dengan Astronomi yang
mempelajari benda-benda angkasa (Jagad Raya) yang di tinjau dari segi
fisik saja. Astronomi telah berkembang pesat dan melahirkan cabang-
cabang ilmu baru antaral ain Astrofisika, Astrobiologi, Astrokimia,
Astrometri, Arkheoastronomi.
4. ASAL USUL JAGAD RAYA
Ditinjau dari sisi ilmu pengetahuan, maka banyak sudah para ilmuwan
mengemukakan teori-teori pembentukan Jagad Raya. Diantara begitu banyaknya
teori maka ada beberapa yang cukup dikenal, yaitu antara lain :
1. Hipotesis Nebula
2. Hipotesis Planetisimal
3. Hipotesis Pasang Surut Bintang.
4. Hipotesis Kondensasi
5. Hipotesis Bintang Kembar
6. Hipotesis Big Bang
5. TEORI NEBULA (TEORI
KABUT)
Pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan
gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya
menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan
akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar
semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi,
gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan
planet luar.
6. Planetesimal adalah benda padat kecil yang mengelilingi suatu inti yang bersifat gas.
Menurut Moulton dan Chamberlin, sebuah bintang yang menembus ruang angkasa dengan cepat
berada dekat sekali dengan matahari kita. Daya tarik yang makin meninggi antar akedua bintang itu
menyebabkan bintang yang satu menaikkan pasang besar di bagian gas panas bintang yang lain.
Pada saat pasang matahari yang disebabkan oleh tarikan bintang yang lewat menjadi bertambah
besar, massa gas terlempar dari matahari dan mulai mengorbit. Beberapa diantaranya mengikuti
bintang lain ketika bintang itu meluncur ke ruang angkasa, sedangkan yang lain tertahan oleh daya
tarik matahri yang mulai bergerak mengelilingi benda alam itu. Pasang matahari menurun kembali
bila bintang lain itu mulai mejauh. Massa gas yang terlempar dari matahari mapan dari suatu jalan
yang teratur dari sekeliling matahari. Ketika massa gas menjadi dingin, gas itu berubah bentuknya
menjadi cairan yang lama-kelamaan menjadi massa padat kecil. Pecahan-pecahan yang disebut
planetesimal tarik-menarik dan akhirnya membentuk planet.
7. TEORI PASANG SURUT BINTANG
interaksi antara matahari dengan bintang lain yang melewatinya, pasang
surut yang ditimbulkan pada matahari sangat besar sehingga ada materi yang terlepas
dalam bentuk filamen. Filamen ini tidak stabil dan pecah menjadi gumpalan-gimpalan
yang kemudian membentuk proto planet. Akibat pengaruh gravitasi dari bintang proto
planet memiliki momentum sudut yang cukup untuk masuk kedalam orbit disekitar
matahari. Pada akhirnya efek pasang surut matahari pada proto planet saat pertama kali
melewati perihelion memberikan kemungkinan bagi proses pembentukan planet untuk
membentuk satelit.
8. TEORI KONDENSASI
Teori Hipotesis kondensasi ini dikemukan oleh GP. Kuiper (seorang astronom Belanda) pada
tahun 1950. Dalam teori ini menyatakan bahwa sistem tata surya itu ternyata pada mulanya
berupa bola kabut raksasa. Dan di dalam Kabut itu terdiri dari debu, es, dan gas. Bola kabut ini
selanjutnya berotasi sehingga bagian yang ringan mudah terlempar ke luar, sedangkan bagian
yang berat berkumpul di pusatnya. Lama-kelamaan bola kabut ini membentuk sebuah cakram,
perputarannya pun semakin cepat, dan suhunya pun semakin bertambah. Akhirnya, cakram itu
kembali berbentuk bola gas yang cukup solid hingga terbentuklah Matahari. Bagian tepi cakram
yang berupa gas dan debu mulai bertarikan dan membentuk suatu gumpalan. Selanjutnya,
gumpalan tersebut terlepas dari Matahari dan menyebar ke sekitarnya. Gumpalan-gumpalan itu
disebut protoplanet. Protoplanet lambat laun makin dingin dan padat sehingga membentuk
planet. Protoplanet tetap berotasi di orbitnya dan sambil berotasi dia juga berevolusi
mengelilingi Matahari.
9. TEORI BINTANG KEMBAR
Hipotesis bintang kembar dikemukakan oleh Fred Hoyle pada tahun 1956.
Hipotesis ini menyatakan bahwa pada awalnya tata surya berupa dua bintang yang
berukuran hampir sama dan letaknya berdekatan. Dari kedua bintang tersebut, dengan
salah satunya belum stabil. Pada bintang yang tidak stabil ini suatu saat terjadi reaksi yang
sangat cepat sehingga menghasilkan energi berupa panas, dan akhirnya bintang tersebut
meledak menjadi serpihan-serpihan kecil. Serpihan-serpihan tersebut terperangkap oleh
gaya gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai bergerak mengelilinginya. Karena
adanya gaya gravitasi serpihan yang letaknya berdekatan bergabung sedikit demi sedikit
dan akhirnya membentuk planet, dan terbentuklah susunan tata surya.
10. TEORI BIG BANG
Teori Big Bang (atau dalam tejemahan bebas: Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar) dalam
kosmologi adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk
awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi super
padat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu.
Para ilmuwan juga percaya bawa Big Bang membentuk sistem tata surya. Ide sentral dari teori
ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam
skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat
alam semesta akan kembali atau terus mengembang. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu
pada masa lampau alam semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih
tinggi.
11. GALAKSI
Galaksi Elips
Sesuai dengan namanya, penampakannya seperti elips. Tapi bentuk
aslinya tidak diketahui dengan pasti karena kita tidak tahu arah
pandang kita, apakah dari depan, samping, atau atas dari galaksi
tersebut.
12. Galaksi Spiral
Galaksi tipe ini adalah tipe yang paling uum dikenal orang. Keungkinan besar
dikarenakan bentuk spiralnya yang indah itu. Bagian bagian utama galaksi spiral
adalah halo , bidang galaksi termasuk lengan spiral dan bulge , dan bagian pusat
galaksi yang menojol. Gugus Bola adalah kumpulan bintang bintang yang
berjumlah puluhan ribu bintang yang lahir bersama sama, dan mengumpul
berbentuk bola. Gugus bola inilah yang membentuk halo bersama bintang bintang
yang tidak terdapat di bidang galaksi.