際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Beberapa Faedah Mengetahui Asbabun Nuzul
Sebagian orang ada yang beranggapan bahwa ilmu Asbabun Nuzul tidak ada gunanya dan tidak
ada pengaruhnya karena pembahasannya hanyalah berkisar pada lapangan sejarah dan ceritera.
Menurut anggapan mereka ilmu Asbabun Nuzul tidaklah akan mempermudah bagi orang yang
mau berkecimpung dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an. Anggapan tersebut adalah salah dan
tidaklah patut didengar karena tidak berdasarkan pendapat para ahli Al-Qur'an yang dikenal
dengan ahli tafsir.
Di sini akan diungkap secara sekilas pendapat sebagian ulama dan kemudian akan disertakan
beberapa faedah tentang ilmu Asbabun Nuzul.
Al-Wahidy berpendapat: "menafsirkan ayat tanpa bertitik tolak dari sejarah dan penjelasan
turunnya tidaklah mungkin."
Ibnu Daqiqil 'Ied berpendapat: "Keterangan tentang Asbabun Nuzul adalah merupakan salahsatu
jalan yang tepat dalam memahami Al-Qur'an."
Ibnu Taimiyah berpendapat: "Ilmu Asbabun Nuzul akan membantu dalam memahami ayat,
karena ilmu tentang sebab akan menimbulkan ilmu tentang akibat".
Dengan demikian akan jelaslah pentingnya ilmu Asbabun Nuzul sebagai bagian dari ilmu AlQur'an.
Adapun faedah dari ilmu Asbabun Nuzul dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Mengetahui bentuk hikmah rahasia yang terkandung dalam hukum.
2. Menentukan hukum (takhshish) dengan sebab menurut orang yang berpendapat bahwa
suatu ibarat itu dinyatakan berdasarkan khususnya sebab.
3. Menghindarkan prasangka yang mengatakan arti hashr dalam suatu ayat yang zhahir-nya
hashr.
4. Mengetahui siapa orangnya yang menjadi kasus turunnya ayat serta memberikan
ketegasan bila terdapat keragu-raguan.
5. Dan lain-lain yang ada hubungannya dengan faedah ilmu Asbaun Nuzul.
Beberapa contoh tentang faedah ilmu Asbabun Nuzul.
Pertama:
Marwan ibnul Hakam sulit dalam memahami ayat:

Janganlah sekali-kali kamu menyangka, bahwa orang-orang yang bergembira dengan apa yang
mereka telah kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka
kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksaan. (Ali Imr但n: 188).
Beliau memerintahkan kepada pembantunya: "Pergilah menemui Ibnu Abbas dan katakan
kepadanya, bila semua orang telah merasa puas dengan apa yang telah ada dan ingin dipuji
terhadap perbuatan yang belum terbukti hasilnya pasti ia akan disiksa dan kamipun akan terkena
siksa". Ibnu Abbas menjelaskan kepadanya (pembantu), bahwa ia (Marwan) merasa kesulitan
dalam memahami ayat tersebut dan kemudian Ibnu Abbas menjelaskannya: "Ayat tersebut turun
sehubungan dengan persoalan Ahli Kitab (Yahudi) tatkala ditanya oleh Nabi SAW, tentang
sesuatu persoalan dimana mereka tidak menjawab pertanyaan yang sebenarnya ditanyakan,
mereka mengalihkan kepada persoalan yang lain serta menganggap bahwa persoalan yang
ditanyakan oleh Nabi kepadanya telah terjawab. Setelah itu mereka meminta pujian kepada Nabi,
maka turunlah ayat tersebut di atas.(HR. Bukhari Muslim).
Kedua:
Urwah Ibnu Jubair juga mengalami kesulitan dalam memahami makna firman Allah SWT:

Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah.Barangsiapa yang
beribadah Haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i
antara keduanya. (Al-Baqarah: 158).
Menurut zhahir ayat dinyatakan bahwa sa'i antara Shafa dan Marwah adalah tidak wajib, bahkan
sampai Urwah ibnu Zubair mengatakan kepada bibinya Aisyah r.a.: "Hai bibiku! sesungguhnya
Allah telah berfirman: "tidak mengapa baginya untuk melakukan sa'i antara keduanya", karena
itu saya berpendapat bahwa "tidak apa-apa bagi orang yang melakukan Haji Umrah sekalipun
tidak melakukan sa'i antara keduanya". Aisyah seraya menjawab: "Hai keponakanku! katakatamu itu tidak benar. Andaikata maksudnya sebagaimana yang kau katakan niscaya Allah
berfirman "tidak mengapa kalau tidak melakukan sa'i antara keduanya".
Setelah itu Aisyah menjelaskan: bahwasanya orang-orang Jahiliyah dahulu melakukan sa'i antara
Shafa dan Marwah sedang mereka dalam sa'inya mengunjungi dua patung yang bernama Isaar
yang berada di bukit Shafa dan Na'ilah yang berada di bukit Marwah. Tatkala orang-orang
masuk Islam diantara kalangan sahabat ada yang merasa berkeberatan untuk melakukan sa'i
antara keduanya karena khawatir campur-baur antara ibadah Islam dengan ibadah Jahiliyah. Dari
itu turunlah ayat sebagai bantahan terhadap keberatan mereka (yang mengatakan) kalau-kalau
tercela atau berdosa dan menyatakan wajib bagi mereka untuk melakukan sa'i karena Allah sema
a bukan karena berhala. Itulah sebabnya Aisyah membantah pendapat Ur

DEFINISI ASBABUN NUZUL
Setelah diteliti sebab turunnya sesuatu ayat itu berkisar pada dua hal:
Pertama : Bila terjadi suatu peristiwa, maka turunlah ayat Quran mengenai peristiwa
itu.
Contoh dalam hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Ibn Abbas, yang mengatakan :
 Ketika turun, ayat : dan peringatkanlah kerabat-kerabatmu yang terdekat (QS Hijr 94), nabi
pergi dan naik ke bukit safa , lalu berseru : ` Wahai kaumku !. maka mereka berkumpul
mendekat ke nabi. Ia berkata lagi : ` bagaimana pendapatmu bila aku beritahukan kepadamu
bahwa dibalik gunung itu ada sepasukan berkuda yang hendak menyerangmu, percayakah kamu
apa yang aku katakan ? Mereka menjawab : : kami belum pernah melihat engkau berdusta.` Dan
nabi melanjutkan: aku memperingatkanmu tentang siksa yang pedih, ketika itu Abu Lahab
berkata : `celakalah engkau; apakah engkau mengumpulkan kami hanya untuk urusan ini ?Lalu
ia berdiri. Maka turunlah surah ini :
) ..
Artinya :  celakalah kedua tangan Abu lahab..(Surat Al-Masad)
Kedua : Bila Rasulullah ditanya tentang sesuatu hal, maka turunlah ayat Quran
menerangkan tentang hukumnya.
Contoh hal ini seperti ketika Khaulah binti Salabah dikenakan Zihar oleh suaminya Aus bin
Samit.lalu ia datang kepada Rasulullah SAW mengadukan hal itu.
Aisyah berkata : Maha suci Allah yang pendengarannya meliputi segalanya` aku menden gar
ucapan Khaulah binti Salabah itu, sekalipun tidak seluruhnya, ia mengadukan suaminya kepada
Rasulullah SAW , katanya : Rasulullah SAW suamiku telah menghabiskan masa mudaku dan
sudah beberapa kali aku mengandung karenanya, sekarang setelah aku menjadi tua, dan tidak
beranak lagi ia menjatuhkan zihar kepdaku! Ya Allah sesungguhnya aku mengadu kepada-Mu`
Aisyah berkata : ` tiba-tiba jibril turun membawa ayat-ayat ini :
Artinya :Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan perempuan yang mengadu kepadamu
tentang suaminya ( yakni aus bin samit).`(QS Mujadalah )
Tidak setiap ayat Quran diturunkan karena adanya timbul suatu peristiwa dan kejadian yang
mendahuluinya, atau karena suatu pertanyaan.Tetapi ada diantara ayat Quran diturunkan sebagai
permulaan, tanpa sebab, mengenai akidah iman, kewajiban Islam dan syariat Allah dalam
kehidupan pribadi dan sosial.
PERLUNYA MENGETAHUI ASBABUN NUZUL
Pengetahuan mengenai asbabun nuzul mempunyai banyak faedah yang terpenting diantaranya :
1)
Mengetahui hikmah diundangkannya suatu hukum dan perhatian syariat terhadap
kepentingan umum dalam menghadapi segala peristiwa sebagai bentuk rahmat terhadap umat. Ini
karena setiap peristiwa penting ternyata mendapat jawaban dari al-Quran.
2)
Mengkhususkan ( membatasi ) hukum yang diturunkan dengan sebab yang terjadi. Bila
hukum itu dinyatakan dalam bentuk umum. Ini bagi mereka yang berpendapat bahwa ` yang
menjadi pegangan adalah sebab yang khusus dan bukannya lafal yang umum.`
Sebagai contoh dapat dikemukakan disini firman Allah :
Artinya :Janganlah sekali-kali kamu menyangka, hahwa orang-orang yang gembira dengan apa
yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum
mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi
mereka siksa yang pedih.` (al-Imran : 188 ).
Ada beberapa sahabat yang khawatir dengan penjelasan ayat diatas lalu menanyakan pada Ibnu
Abbas : sekiranya setiap orang diantar kita yang bergembira dengan apa yang telah dikerjakn dan
ingin dipuji dengan perbuatan yang belum dikerjakannya iti akan disiksa, tentulah kita semua
akan disiksa.` Ibn Abbas menjawab : ` mengapa kamu berpendapat demikian mengenai ayat ini
? ayat ini turun berkenan dengan ahli kitab.` Kemudian ia membaca ayat sebelumnya yang
berkaitan dengan ahli kitab.
3)
Apa bila lafal yang diturunkan itu lafal yang umum (aam) dan terdapat dalil
pengkhususannya maka pengetahuan mengenai asbabun nuzul membatasi pengkhususan itu
hanya terhadap yang selain bentuk sebab.
Contoh yang demikian digambarkan dalam dua firman-Nya:
Pertama : Bahwa orang yang menuduh wanita baik-baik berzina tidak akan diampuni
Allah SWT berfirman : `Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang
lengah lagi beriman , mereka kena la`nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang
besar, pada hari , lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang
dahulu mereka kerjakan. Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yag setimpal menurut
semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allah-lah yang Benar, lagi Yang menjelaskan .( an-Nur :
23-25 ).
Kedua : Bahwa orang yang menuduh wanita baik-baik berzina, masih bisa diampuni
Allah SWT berfirman :Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat
zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah mereka (yang menuduh
itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selamalamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang fasik.Kecuali orang-orang yang bertaubat
sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.(QS An-Nuur 4-5)
Sekilas ada pertentangan dari dua ayat di atas, yaitu orang-orang yang menuduh wanita baik-baik
berbuat zina dikatakan tidak akan diampuni dalam ayat yang pertama, dan masih bisa diampuni
pada ayat kedua. Maka Ibnu Abbas memberitahukan asbabun nazal ayat yang pertama : bahwa
ayat tersebut turun dalam masalah Aisyah dalam peristiwa Haditsul ifk. Maka mereka yang
menuduh Aisyah ra berzina tidak akan diampuni dunia akhirat, sementara ayat kedua hukumnya
masih berlaku umum, bahwa mereka yang menuduh wanita baik-baik (secara umum) , masih
mempunyai kemungkinan taubat dan diampuni. Wallahu alam.
4)
Mengetahui sebab nuzul adalah cara terbaik untuk memahami makna Al-Quran Al-Karim
menyingkap kesamaran yang tersembunyi dalam ayat-ayat yang tidak dapat ditafsirkan tanpa
mengetahui sebab nuzulnya.
Contoh dalam masalah ini adalah ayat:
Artinya :`Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi`ar Allah . Maka
barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-`umrah, maka tidak ada dosa baginya
mengerjakan sa`i antara keduanya. ( al-Baqarah : 158 ).
Lafal ini secara tekstual tidak menunjukkan bahwa sai itu wajib, sebab ketiadaan dosa untuk
mengerjakan hal itu menunjukkan `kebolehan` dan bukannya ` kewajiban` sebagian ulama juga
berpendapat demikian, karena berpegang kepada arti tekstual ayat itu.
Padahal hukum sebenarnya dari saI adalah wajib, bukan sekedar boleh.Lafal ayat di atas turun
karena para sahabat awalnya merasa keberatan bersai antara safa dan marwa karena perbuatan
itu berasal dari perbuatan jahiliyah. Mereka takut itu masuk pada perbuatan dosa, karenanya AlQuran turun dengan lafad tidak ada dosa, untuk menjelaskan tentang bahwa saI bukan seperti
apa yang mereka takutkan/khawatirkan.Jadi bukan untuk menjelaskan bahwa hukum saI itu
boleh, karena saI adalah wajib.
5)
Sebab nuzul dapat menerangkan tentang siapa ayat itu diturunkan sehingga ayat tersebut
tidak diterapkan kepada orang lain karena dorongan permusuhan dan perselisihan.
Contoh adalah : Bahwa ketika Marwan meminta agar Yazid di baiat, ia berkata: ( pembaiatan ini
adalah ) tradisi Abu Bakar dan Umar. Abdurrahman menolak dan menentang seraya
mengatakan :Tradisi Hercules dan kaisar. Maka kata Marwan ; Inilah orang yang dikatakan
Allah dalam Quran :
Artinya :Dan orang yang berkata kepada ibu bapaknya: cis bagi kamu berdua.(Al-Ahqof 17)
Maksudnya adalah Marwan menuduh Abdurrahman durhakan dengan menyandarkan pada ayat
di atas. Kemudian perkataan Marwan yang demikian itu sampai kepada Aisyah, maka kata
Aisyah: Marwan telah berdusta.demi Allah, maksud ayat itu tidaklah demikian, sekiranya aku
mau menyebutkan mengenai siapa ayat itu turun, tentulah aku sudah menyebutkannya.

Definisi Asbabun Nuzul adalah berkisar pada dua hal yaitu:
1. Bila terjadi pada suatu peristiwa maka turunlah ayat Quran mengenai peristiwa itu hal seperti
ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas yang mengatakan, bahwa ketika turun ayat 214: Rasulullah
pergi naik ke bukit shafa lalu berseru.
2. Bila Rasulullah ditanya sesuatu hal maka turunlah ayat Quran menerangkan hukum
menerangkan hukumnya. Sebagaimana Khaulah binti Tsa'labah dikenakan Zihar oleh suaminya,
Aus bin Shamit.
Diantara ayat Al Quran yang diturunkan sebagai permulaan tanpa sebab mengenai akidah iman,
kewajiban islam, dan syariat Allah dalam kehidupan pribadi dan sosial. Al Ja'bari berkata :
"Quran diturunkan dalam dua katagori: turun tanpa sebab dan turun karena suatu peristiwa atau
pertanyaan".
Definisi Asbabun Nuzul: Sesuatu hal yang karenanya Qur'an diturunkan pada kejadian itu, baik
berupa peristiwa ataupun pertanyaan.
Manfaat mengetahui Asbabun Nuzul adalah:
1. Mengetahui hikmah diundangkannya suatu hukum dan perhatian syara' terhadap kepentingan
umum dalam menghadapi segala peristiwa karena sayangnya kepada umat.
2. Mengkhususkan dan membatasi hukum yang diturunkan dengan sebab yang terjadi bila
hukum itu dinyatakan dalam bentuk umum.
3. Apabila yang diturunkan itu lafazd umum dan terdapat dalil atas penghususannya maka
pengetahuan mengenai Asbabun Nuzul itu membatasi penghususan hanya terhadap yang selain
bentuk sebab.
4. Cara terbaik untuk memahami makna Al Qur'an dan mengungkap kesamaran yang
tersembunyi dalam ayat-ayat yang tidak ditafsiri tanpa mengetahui Asbabun Nuzul.
6. Dapat menerangkan tentang siapa ayat itu diturunkan sehingga ayat tersebut tidak
diterapkan kepada orang lain karena dorongan permusuhan dan perselisian.
bnu Daqiqil 'Ied berpendapat: "Keterangan tentang Asbabun Nuzul adalah merupakan salahsatu
jalan yang tepat dalam memahami Al-Qur'an."
Ibnu Taimiyah berpendapat: "Ilmu Asbabun Nuzul akan membantu dalam memahami ayat,
karena ilmu tentang sebab akan menimbulkan ilmu tentang akibat".
Dengan demikian akan jelaslah pentingnya ilmu Asbabun Nuzul sebagai bagian dari ilmu AlQur'an.
Adapun faedah dari ilmu Asbabun Nuzul dapat disimpulkan sebagai berikut:
Mengetahui bentuk hikmah rahasia yang terkandung dalam hukum.
Menentukan hukum (takhshish) dengan sebab menurut orang yang berpendapat bahwa suatu
ibarat itu dinyatakan berdasarkan khususnya sebab.
Menghindarkan prasangka yang mengatakan arti hashr dalam suatu ayat yang zhahirnya hashr.
Mengetahui siapa orangnya yang menjadi kasus turunnya ayat serta memberikan ketegasan bila
terdapat keragu-raguan.
Dan lain-lain yang ada hubungannya dengan faedah ilmu Asbaun Nuzul.

More Related Content

Asbabun nuzul.docxp.point

  • 1. Beberapa Faedah Mengetahui Asbabun Nuzul Sebagian orang ada yang beranggapan bahwa ilmu Asbabun Nuzul tidak ada gunanya dan tidak ada pengaruhnya karena pembahasannya hanyalah berkisar pada lapangan sejarah dan ceritera. Menurut anggapan mereka ilmu Asbabun Nuzul tidaklah akan mempermudah bagi orang yang mau berkecimpung dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an. Anggapan tersebut adalah salah dan tidaklah patut didengar karena tidak berdasarkan pendapat para ahli Al-Qur'an yang dikenal dengan ahli tafsir. Di sini akan diungkap secara sekilas pendapat sebagian ulama dan kemudian akan disertakan beberapa faedah tentang ilmu Asbabun Nuzul. Al-Wahidy berpendapat: "menafsirkan ayat tanpa bertitik tolak dari sejarah dan penjelasan turunnya tidaklah mungkin." Ibnu Daqiqil 'Ied berpendapat: "Keterangan tentang Asbabun Nuzul adalah merupakan salahsatu jalan yang tepat dalam memahami Al-Qur'an." Ibnu Taimiyah berpendapat: "Ilmu Asbabun Nuzul akan membantu dalam memahami ayat, karena ilmu tentang sebab akan menimbulkan ilmu tentang akibat". Dengan demikian akan jelaslah pentingnya ilmu Asbabun Nuzul sebagai bagian dari ilmu AlQur'an. Adapun faedah dari ilmu Asbabun Nuzul dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Mengetahui bentuk hikmah rahasia yang terkandung dalam hukum. 2. Menentukan hukum (takhshish) dengan sebab menurut orang yang berpendapat bahwa suatu ibarat itu dinyatakan berdasarkan khususnya sebab. 3. Menghindarkan prasangka yang mengatakan arti hashr dalam suatu ayat yang zhahir-nya hashr. 4. Mengetahui siapa orangnya yang menjadi kasus turunnya ayat serta memberikan ketegasan bila terdapat keragu-raguan. 5. Dan lain-lain yang ada hubungannya dengan faedah ilmu Asbaun Nuzul. Beberapa contoh tentang faedah ilmu Asbabun Nuzul. Pertama: Marwan ibnul Hakam sulit dalam memahami ayat: Janganlah sekali-kali kamu menyangka, bahwa orang-orang yang bergembira dengan apa yang mereka telah kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksaan. (Ali Imr但n: 188). Beliau memerintahkan kepada pembantunya: "Pergilah menemui Ibnu Abbas dan katakan kepadanya, bila semua orang telah merasa puas dengan apa yang telah ada dan ingin dipuji terhadap perbuatan yang belum terbukti hasilnya pasti ia akan disiksa dan kamipun akan terkena siksa". Ibnu Abbas menjelaskan kepadanya (pembantu), bahwa ia (Marwan) merasa kesulitan dalam memahami ayat tersebut dan kemudian Ibnu Abbas menjelaskannya: "Ayat tersebut turun
  • 2. sehubungan dengan persoalan Ahli Kitab (Yahudi) tatkala ditanya oleh Nabi SAW, tentang sesuatu persoalan dimana mereka tidak menjawab pertanyaan yang sebenarnya ditanyakan, mereka mengalihkan kepada persoalan yang lain serta menganggap bahwa persoalan yang ditanyakan oleh Nabi kepadanya telah terjawab. Setelah itu mereka meminta pujian kepada Nabi, maka turunlah ayat tersebut di atas.(HR. Bukhari Muslim). Kedua: Urwah Ibnu Jubair juga mengalami kesulitan dalam memahami makna firman Allah SWT: Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah.Barangsiapa yang beribadah Haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. (Al-Baqarah: 158). Menurut zhahir ayat dinyatakan bahwa sa'i antara Shafa dan Marwah adalah tidak wajib, bahkan sampai Urwah ibnu Zubair mengatakan kepada bibinya Aisyah r.a.: "Hai bibiku! sesungguhnya Allah telah berfirman: "tidak mengapa baginya untuk melakukan sa'i antara keduanya", karena itu saya berpendapat bahwa "tidak apa-apa bagi orang yang melakukan Haji Umrah sekalipun tidak melakukan sa'i antara keduanya". Aisyah seraya menjawab: "Hai keponakanku! katakatamu itu tidak benar. Andaikata maksudnya sebagaimana yang kau katakan niscaya Allah berfirman "tidak mengapa kalau tidak melakukan sa'i antara keduanya". Setelah itu Aisyah menjelaskan: bahwasanya orang-orang Jahiliyah dahulu melakukan sa'i antara Shafa dan Marwah sedang mereka dalam sa'inya mengunjungi dua patung yang bernama Isaar yang berada di bukit Shafa dan Na'ilah yang berada di bukit Marwah. Tatkala orang-orang masuk Islam diantara kalangan sahabat ada yang merasa berkeberatan untuk melakukan sa'i antara keduanya karena khawatir campur-baur antara ibadah Islam dengan ibadah Jahiliyah. Dari itu turunlah ayat sebagai bantahan terhadap keberatan mereka (yang mengatakan) kalau-kalau tercela atau berdosa dan menyatakan wajib bagi mereka untuk melakukan sa'i karena Allah sema a bukan karena berhala. Itulah sebabnya Aisyah membantah pendapat Ur DEFINISI ASBABUN NUZUL Setelah diteliti sebab turunnya sesuatu ayat itu berkisar pada dua hal: Pertama : Bila terjadi suatu peristiwa, maka turunlah ayat Quran mengenai peristiwa itu. Contoh dalam hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Ibn Abbas, yang mengatakan : Ketika turun, ayat : dan peringatkanlah kerabat-kerabatmu yang terdekat (QS Hijr 94), nabi pergi dan naik ke bukit safa , lalu berseru : ` Wahai kaumku !. maka mereka berkumpul mendekat ke nabi. Ia berkata lagi : ` bagaimana pendapatmu bila aku beritahukan kepadamu bahwa dibalik gunung itu ada sepasukan berkuda yang hendak menyerangmu, percayakah kamu apa yang aku katakan ? Mereka menjawab : : kami belum pernah melihat engkau berdusta.` Dan nabi melanjutkan: aku memperingatkanmu tentang siksa yang pedih, ketika itu Abu Lahab berkata : `celakalah engkau; apakah engkau mengumpulkan kami hanya untuk urusan ini ?Lalu ia berdiri. Maka turunlah surah ini : ) ..
  • 3. Artinya : celakalah kedua tangan Abu lahab..(Surat Al-Masad) Kedua : Bila Rasulullah ditanya tentang sesuatu hal, maka turunlah ayat Quran menerangkan tentang hukumnya. Contoh hal ini seperti ketika Khaulah binti Salabah dikenakan Zihar oleh suaminya Aus bin Samit.lalu ia datang kepada Rasulullah SAW mengadukan hal itu. Aisyah berkata : Maha suci Allah yang pendengarannya meliputi segalanya` aku menden gar ucapan Khaulah binti Salabah itu, sekalipun tidak seluruhnya, ia mengadukan suaminya kepada Rasulullah SAW , katanya : Rasulullah SAW suamiku telah menghabiskan masa mudaku dan sudah beberapa kali aku mengandung karenanya, sekarang setelah aku menjadi tua, dan tidak beranak lagi ia menjatuhkan zihar kepdaku! Ya Allah sesungguhnya aku mengadu kepada-Mu` Aisyah berkata : ` tiba-tiba jibril turun membawa ayat-ayat ini : Artinya :Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan perempuan yang mengadu kepadamu tentang suaminya ( yakni aus bin samit).`(QS Mujadalah ) Tidak setiap ayat Quran diturunkan karena adanya timbul suatu peristiwa dan kejadian yang mendahuluinya, atau karena suatu pertanyaan.Tetapi ada diantara ayat Quran diturunkan sebagai permulaan, tanpa sebab, mengenai akidah iman, kewajiban Islam dan syariat Allah dalam kehidupan pribadi dan sosial. PERLUNYA MENGETAHUI ASBABUN NUZUL Pengetahuan mengenai asbabun nuzul mempunyai banyak faedah yang terpenting diantaranya : 1) Mengetahui hikmah diundangkannya suatu hukum dan perhatian syariat terhadap kepentingan umum dalam menghadapi segala peristiwa sebagai bentuk rahmat terhadap umat. Ini karena setiap peristiwa penting ternyata mendapat jawaban dari al-Quran. 2) Mengkhususkan ( membatasi ) hukum yang diturunkan dengan sebab yang terjadi. Bila hukum itu dinyatakan dalam bentuk umum. Ini bagi mereka yang berpendapat bahwa ` yang menjadi pegangan adalah sebab yang khusus dan bukannya lafal yang umum.` Sebagai contoh dapat dikemukakan disini firman Allah : Artinya :Janganlah sekali-kali kamu menyangka, hahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih.` (al-Imran : 188 ). Ada beberapa sahabat yang khawatir dengan penjelasan ayat diatas lalu menanyakan pada Ibnu Abbas : sekiranya setiap orang diantar kita yang bergembira dengan apa yang telah dikerjakn dan ingin dipuji dengan perbuatan yang belum dikerjakannya iti akan disiksa, tentulah kita semua akan disiksa.` Ibn Abbas menjawab : ` mengapa kamu berpendapat demikian mengenai ayat ini ? ayat ini turun berkenan dengan ahli kitab.` Kemudian ia membaca ayat sebelumnya yang berkaitan dengan ahli kitab. 3) Apa bila lafal yang diturunkan itu lafal yang umum (aam) dan terdapat dalil pengkhususannya maka pengetahuan mengenai asbabun nuzul membatasi pengkhususan itu hanya terhadap yang selain bentuk sebab. Contoh yang demikian digambarkan dalam dua firman-Nya: Pertama : Bahwa orang yang menuduh wanita baik-baik berzina tidak akan diampuni
  • 4. Allah SWT berfirman : `Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman , mereka kena la`nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar, pada hari , lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yag setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allah-lah yang Benar, lagi Yang menjelaskan .( an-Nur : 23-25 ). Kedua : Bahwa orang yang menuduh wanita baik-baik berzina, masih bisa diampuni Allah SWT berfirman :Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selamalamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang fasik.Kecuali orang-orang yang bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS An-Nuur 4-5) Sekilas ada pertentangan dari dua ayat di atas, yaitu orang-orang yang menuduh wanita baik-baik berbuat zina dikatakan tidak akan diampuni dalam ayat yang pertama, dan masih bisa diampuni pada ayat kedua. Maka Ibnu Abbas memberitahukan asbabun nazal ayat yang pertama : bahwa ayat tersebut turun dalam masalah Aisyah dalam peristiwa Haditsul ifk. Maka mereka yang menuduh Aisyah ra berzina tidak akan diampuni dunia akhirat, sementara ayat kedua hukumnya masih berlaku umum, bahwa mereka yang menuduh wanita baik-baik (secara umum) , masih mempunyai kemungkinan taubat dan diampuni. Wallahu alam. 4) Mengetahui sebab nuzul adalah cara terbaik untuk memahami makna Al-Quran Al-Karim menyingkap kesamaran yang tersembunyi dalam ayat-ayat yang tidak dapat ditafsirkan tanpa mengetahui sebab nuzulnya. Contoh dalam masalah ini adalah ayat: Artinya :`Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi`ar Allah . Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-`umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa`i antara keduanya. ( al-Baqarah : 158 ). Lafal ini secara tekstual tidak menunjukkan bahwa sai itu wajib, sebab ketiadaan dosa untuk mengerjakan hal itu menunjukkan `kebolehan` dan bukannya ` kewajiban` sebagian ulama juga berpendapat demikian, karena berpegang kepada arti tekstual ayat itu. Padahal hukum sebenarnya dari saI adalah wajib, bukan sekedar boleh.Lafal ayat di atas turun karena para sahabat awalnya merasa keberatan bersai antara safa dan marwa karena perbuatan itu berasal dari perbuatan jahiliyah. Mereka takut itu masuk pada perbuatan dosa, karenanya AlQuran turun dengan lafad tidak ada dosa, untuk menjelaskan tentang bahwa saI bukan seperti apa yang mereka takutkan/khawatirkan.Jadi bukan untuk menjelaskan bahwa hukum saI itu boleh, karena saI adalah wajib. 5) Sebab nuzul dapat menerangkan tentang siapa ayat itu diturunkan sehingga ayat tersebut tidak diterapkan kepada orang lain karena dorongan permusuhan dan perselisihan. Contoh adalah : Bahwa ketika Marwan meminta agar Yazid di baiat, ia berkata: ( pembaiatan ini adalah ) tradisi Abu Bakar dan Umar. Abdurrahman menolak dan menentang seraya mengatakan :Tradisi Hercules dan kaisar. Maka kata Marwan ; Inilah orang yang dikatakan Allah dalam Quran : Artinya :Dan orang yang berkata kepada ibu bapaknya: cis bagi kamu berdua.(Al-Ahqof 17)
  • 5. Maksudnya adalah Marwan menuduh Abdurrahman durhakan dengan menyandarkan pada ayat di atas. Kemudian perkataan Marwan yang demikian itu sampai kepada Aisyah, maka kata Aisyah: Marwan telah berdusta.demi Allah, maksud ayat itu tidaklah demikian, sekiranya aku mau menyebutkan mengenai siapa ayat itu turun, tentulah aku sudah menyebutkannya. Definisi Asbabun Nuzul adalah berkisar pada dua hal yaitu: 1. Bila terjadi pada suatu peristiwa maka turunlah ayat Quran mengenai peristiwa itu hal seperti ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas yang mengatakan, bahwa ketika turun ayat 214: Rasulullah pergi naik ke bukit shafa lalu berseru. 2. Bila Rasulullah ditanya sesuatu hal maka turunlah ayat Quran menerangkan hukum menerangkan hukumnya. Sebagaimana Khaulah binti Tsa'labah dikenakan Zihar oleh suaminya, Aus bin Shamit. Diantara ayat Al Quran yang diturunkan sebagai permulaan tanpa sebab mengenai akidah iman, kewajiban islam, dan syariat Allah dalam kehidupan pribadi dan sosial. Al Ja'bari berkata : "Quran diturunkan dalam dua katagori: turun tanpa sebab dan turun karena suatu peristiwa atau pertanyaan". Definisi Asbabun Nuzul: Sesuatu hal yang karenanya Qur'an diturunkan pada kejadian itu, baik berupa peristiwa ataupun pertanyaan. Manfaat mengetahui Asbabun Nuzul adalah: 1. Mengetahui hikmah diundangkannya suatu hukum dan perhatian syara' terhadap kepentingan umum dalam menghadapi segala peristiwa karena sayangnya kepada umat. 2. Mengkhususkan dan membatasi hukum yang diturunkan dengan sebab yang terjadi bila hukum itu dinyatakan dalam bentuk umum. 3. Apabila yang diturunkan itu lafazd umum dan terdapat dalil atas penghususannya maka pengetahuan mengenai Asbabun Nuzul itu membatasi penghususan hanya terhadap yang selain bentuk sebab. 4. Cara terbaik untuk memahami makna Al Qur'an dan mengungkap kesamaran yang tersembunyi dalam ayat-ayat yang tidak ditafsiri tanpa mengetahui Asbabun Nuzul. 6. Dapat menerangkan tentang siapa ayat itu diturunkan sehingga ayat tersebut tidak diterapkan kepada orang lain karena dorongan permusuhan dan perselisian.
  • 6. bnu Daqiqil 'Ied berpendapat: "Keterangan tentang Asbabun Nuzul adalah merupakan salahsatu jalan yang tepat dalam memahami Al-Qur'an." Ibnu Taimiyah berpendapat: "Ilmu Asbabun Nuzul akan membantu dalam memahami ayat, karena ilmu tentang sebab akan menimbulkan ilmu tentang akibat". Dengan demikian akan jelaslah pentingnya ilmu Asbabun Nuzul sebagai bagian dari ilmu AlQur'an. Adapun faedah dari ilmu Asbabun Nuzul dapat disimpulkan sebagai berikut: Mengetahui bentuk hikmah rahasia yang terkandung dalam hukum. Menentukan hukum (takhshish) dengan sebab menurut orang yang berpendapat bahwa suatu ibarat itu dinyatakan berdasarkan khususnya sebab. Menghindarkan prasangka yang mengatakan arti hashr dalam suatu ayat yang zhahirnya hashr. Mengetahui siapa orangnya yang menjadi kasus turunnya ayat serta memberikan ketegasan bila terdapat keragu-raguan. Dan lain-lain yang ada hubungannya dengan faedah ilmu Asbaun Nuzul.