際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
1
A. Merasakan Adanya Masalah/Problem Sensing
Perubahan kurikulum di sekolah berdampak pada aktivitas pendidik, termasuk
guru bimbingan dan konseling atau konselor. Kurikulum 2013 memberikan peluang
kepada peserta didik untuk memilih mata pelajaran yang diminati, mendalami materi
mata pelajaran, dan mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya sesuai dengan
kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat, dan karakteristik kepribadian.
Dalam rangka implementasi kurikulum 2013 yang mengamanatkan adanya
peminatan peserta didik pada kelompok mata pelajaran, lintas mata pelajaran, dan
pendalaman mata pelajaran maka diperlukan adanya pelayanan bimbingan dan konseling
yang dilakukan oleh Guru BK atau konselor. Kegiatan bimbingan dan konseling yang
lebih luas demikian itu diisi dengan pelayanan bimbingan dan konseling peminatan yang
menekankan kemandirian peserta didik sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka
masing-masing (Kemendikbud, 2013).
Setiap peserta didik atau konseli satu dengan yang lainnya berbeda dalam hal
kecerdasan bakat, minat, kondisi fisik dan latar belakang keluarga serta pengalaman
belajarnya. Perbedaan tersebut menggambarkan adanya variasi kebutuhan akan
peminatan secara utuh dan optimal melalui layanan bimbingan dan konseling.
Salah satu komponen penting dalam pelaksanaan layanan peminatan peserta didik
adalah asesmen atau pengukuran terhadap komponen peserta didik. Pemahaman guru BK
terhadap prosedur asesmen, prosedur analisis, serta mekanisme pemilihan atau penetapan
peminatan peserta didik sangatlah esensial untuk membantu mengarahkan siswa kepada
minat yang sesuai dengan potensi dan daya dukung lingkungan yang dimilikinya.
Kesesuaian dalam pemilihan dan penetapan peminatan ini tentunya akan membantu
dalam proses belajar dan keberhasilan dalam belajar yang dijalaninya.
Dalam pelaksanaannya, asesmen merupakan hal yang penting dan
harus dilakukan dengan berhati-hati sesuai dengan kaidahnya. Asesmen yang tidak
dilakukan secara objektif akan berpengaruh terhadap kesalahan dalam penentuan
peminatan peserta didik. Hal ini akan berakibat fatal pada proses dan hasil belajar siswa
dalam jangka pendek maupun jangka panjang kedepannya (Yandri, dkk: 2012).
2
B. Eksplorasi dan Analisis Masalah/Problem Exploration and Analysis
Asesmen peminatan peserta didik merupakan proses mengumpulkan,
menganalisis, dan menginterpretasikan data atau informasi tentang peserta didik dan
lingkungannya. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang berbagai
kondisi individu dan lingkungannya sebagai bahan dasar untuk memahami arah
peminatan peserta didik dan untuk pengembangan program layanan peminatan sesuai
kebutuhan (Kemendikbud: 2013).
Assesmen dalam kerangka kerja bimbingan dan konseling memiliki kedudukan
strategis, karena memiliki kedudukan sebagai fondasi dalam perancangan program
bimbingan dan konseling (BK) yang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini disebabkan karena
kesesuaian program dan gambaran dari peserta didik dan kondisi lingkungannya dapat
mendorong pencapaian tujuan pelayanan bimbingan dan konseling (Depdiknas: 2007).
Adapun salah satu tujuan asesmen dalam implementasi kurikulum 2013 adalah untuk
membuat keputusan tentang penempatan peserta didik sesuai dengan peminatan.
Menurut Nekrug dan Fawcett (2006) prosedur assesmen meliputi kegiatan
interview klinis; teknik asesmen informal seperti observasi, penggunaan skala rating,
teknik klasifikasi, pencatatan dan dokumentasi pribadi; tes kepribadian seperti tes
objektif, tes proyektif, dan inventori minat; dan tes-tes kemampuan seperti tes prestasi
prestasi dan tes bakat.
Metode asesmen formal tertuju pada instrumen asesmen yang sudah terstandar,
dalam hal ini mempunyai bahan yang terstruktur, prosedur administrasi yang standar, dan
menggunakan metode skoring dan interpretasi yang konsisten. Tujuan utama standarisasi
suatu instrumen asesmen adalah untuk memastikan bahwa keseluruhan variabel dibawah
kontrol dari penguji, juga bahwa setiap orang yang dites diperlakukan dengan cara yang
sama (Urbina, 2004). Instrumen asesmen formal meliputi tes-tes pendidikan dan tes-tes
psikologi yang terstandar, interview terstruktur, atau observasi perilaku yang terstruktur.
Selanjutnya metode asesmen informal, adalah instrumen dan strategi yang dikembangkan
tanpa ada pengujian validitas dan reliabilitas. Tidak ada standarisasi administrasi,
prosedur skoring, atau interpretasi (Drummord dan Jones, 2010).
3
Terdapat dua jenis asesmen dalam bimbingan dan konseling, yakni asesmen
teknik non tes dan asesmen teknik tes. Dilihat dari kecenderungannya, maka asesmen
teknik non tes paling banyak digunakan oleh konselor. Prosedur perancangan,
pengadminstrasian, pengolahan, analisis, dan penafsirannya relatif lebih sederhana
sehingga mudah untuk dipelajari dan dipahami. Berbagai bentuk asesmen teknik non tes
yang selama ini sering digunakan antara lain pedoman wawancara, pedoman observasi,
angket, Daftar Cek Masalah (DCM), sosiometri, Alat Ungkap Masalah (AUM), Inventori
Tugas Perkembangan (ITP), dan sebagainya.
Pada sisi lain asesmen teknik tes hanya digunakan oleh sebagian konselor yang
telah memiliki sertifikasi untuk menggunakan asesmen teknik psikopedagosis. Asesmen
tes memiliki banyak jenis, diantaranya tes kecerdasan yang dikembangkan oleh Wechsler
(The Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence, The Wecshler Intelligence
for Children, The Wecshler Adult Intelligence Scale, The Wecshler Intelligence Bellevue
Intelligence Scale), The Drawaing of Man from Goodenough Haris, sedangkan tes
kecerdasan yang dikembangkan oleh JC Raven (Tes Colour Progressive Matrics, Test
Progressive Matrics Standard, Test Progressive Matrics Advance). Tes bakat antara lain
Flanagan Aptitide Classification Test, General Aptitude Test Batterry, Differential
Aptitude Test (DAT), Scholastic Aptitude Test. Sedangkan untuk tes minat antara lain
Strong Vocational Interset Blank, Kuder Preference Record, tes kemampuan kerja antara
lain Kraeplin Test, Pauli Test, tes kepribadian antara lain Rorschach, Wartegg Test,
Baum Test, Draw A Man Test, Edward Personal Preference Schedule, Study of Values,
serta tes kematangan sosial.
Ketepatan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling untuk pemilihan
dan penetapan peminatan peserta didik memerlukan berbagai macam data atau informasi
tentang diri calon peserta didik. Diperlukan 7 komponen pokok yaitu prestasi belajar,
prestasi non akademik, nilai UN, minat belajar tinggi, cita-cita, perhatian orang tua, dan
deteksi potensi yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pemilihan dan penetapan
minat belajar secara tepat bagi peserta didik. Untuk memperoleh data tentang komponen
pokok tersebut perlu dilakukan pengumpulan data dan kegiatan pengukuran. Dari ketujuh
4
komponen tersebut, komponen terakhir yaitu deteksi potensi memerlukan
pengukuran/asesmen lebih lanjut (Kemendikbud: 2013).
C. Penyajian Masalah/Problem Posing
Asesmen dalam bimbingan dan konseling merupakan proses mengumpulkan,
menganalisis, dan menginterpretasikan data tentang peserta didik dan lingkungannya.
Kemampuan menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen merupakan salah satu
kompetensi yang harus dimiliki konselor dalam menentukan peminatan peserta didik
pada kurikulum 2013.
Namun dalam pelaksanaan asesmen tidak terlepas dari berbagai hambatan.
Permasalahan-permasalahan yang ditemui ketika melakukan asesmen dalam menentukan
peminatan peserta didik pada kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.
No Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik
Pada Kurikulum 2013
Hambatan
1 Teknik Tes:
 Tes Intelegensi
 Tes Kepribadian
 Tes Minat Vokasional
 Tes Bakat Skolastik
Asesmen teknik tes hanya boleh
dilakukan oleh konselor yang telah
memiliki sertifikasi untuk teknik tes
psikopedagosis.
Asesmen teknik tes memerlukan biaya
yang lebih besar
2 Teknik Non Tes:
 Wawancara
 Observasi
 Dokumentasi (Nilai Raport & UN)
 Angket
 Inventori (AUM /DCM/ITP)
Asesmen teknik non tes berlangsung
lebih lama dibandingkan asesmen teknik
tes, sedangkan keputusan hasil peminatan
peserta didik diperlukan segera pada saat
siswa berada di kelas X
5
D. Pemecahan Masalah/Problem Solving
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil asesmen peminatan belajar peserta
didik, maka dapat disajikan dan dipilih salah satu alternatif penetapan peminatan belajar
peserta didik yang sesuai dengan kondisi dan daya dukung masing-masing satuan
pendidikan sebagai berikut.
1. Alternatif pertama, layanan pemilihan dan penetapan peminatan dilaksanakan
bersamaan dengan penerimaan peserta didik baru. Alternatif ini memiliki efisiensi
kerja sebab peserta didik yang tidak diterima memiliki kesempatan mendaftar ke
sekolah lain. Untuk kelancaran proses dan ketepatan hasil asesmen peminatan
peserta didik diperlukan partisipasi aktif dari kepala sekolah, guru bimbingan dan
konseling, orang tua, guru mata pelajaran, dan peserta didik.
2. Alternatif kedua, proses pemilihan dan penetapan peminatan belajar peserta didik
dilaksanakan pada minggu pertama awal tahun pelajaran baru. Penanggung jawab
proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik pada awal tahun
pelajaran baru adalah guru bimbingan dan konseling yang bekerjasama dengan
berbagai berbagai pihak meliputi orang tua peserta didik, guru mata pelajaran, dan
kepala sekolah serta tenaga kependidikan.
E. Refleksi Terhadap Proses dan Hasil/Reflection To Proccess And Result
Pentingnya asesmen dalam program bimbingan konseling pada umumnya, dan
layanan peminatan peserta didik pada khususnya, mengharuskan konselor untuk
menguasai berbagai kompetensi yang berkaitan dengan pengukuran komponen peminatan
peserta didik. Dengan menguasai asesmen, diharapkan konselor dapat memberikan
rekomendasi peminatan yang akurat sesuai dengan kondisi, potensi, minat, serta daya
dukung peserta didik. Hal ini tentu akan menunjang kelancaran dan keberhasilan peserta
didik dalam proses belajarnya.
6
DAFTAR PUSTAKA
Farozin, Muh. 2014. Peran Bimbingan dan Konseling dalam Peminatan Peserta Didik.
Yogyakarta: FKIP UNY
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. 2013. Asesmen dalam Bimbingan dan
Konseling. Jakarta: Kemendikbud.
Modul Diklat Peningkatan Kompetensi Guru BK. 2013. Pengukuran Peminatan Peserta
Didik. Jakarta: Kemendikbud.
Yandri, Hendri dkk. 2012. Penggunaan Hasil Assessment dalam BK. Artikel. Counseling
Care Indonesia.
Ad

Recommended

Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)
Nur Arifaizal Basri
Pertanyaan terbuka
Pertanyaan terbuka
Nazirman Al-Palembayani
AUM PTSDL
AUM PTSDL
Adri Hermawan
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Komara Yusuf
Konseling lintas budaya
Konseling lintas budaya
Kandidat guru BK Profesional
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
Nur Arifaizal Basri
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilaku
Afra Balqis
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIF
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIF
Nur Arifaizal Basri
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
Nur Arifaizal Basri
Sosiometri 1
Sosiometri 1
Butet Rezeki
Bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok
alimaturrofi hendiyani
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
Imam Faeruzz
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Deniganteng93
VERBATIM PADA KONSELING
VERBATIM PADA KONSELING
Nur Arifaizal Basri
Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)
coryditapratiwi
Rpl konseling individu
Rpl konseling individu
Universitas Panca Sakti TEGAL
Rpl strategi belajar sesuai gaya belajar
Rpl strategi belajar sesuai gaya belajar
NoviaAnggraeni13
Ppt Motivasi Belajar
Ppt Motivasi Belajar
Heni Kusuma Wardani
VERBATIM PADA KONSELING
VERBATIM PADA KONSELING
Nur Arifaizal Basri
Laporan konseling kelompok realita
Laporan konseling kelompok realita
Nur Arifaizal Basri
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
achmad hidayat
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Ai Nurhasanah
CONTOH PROPOSAL KEGIATAN BK
CONTOH PROPOSAL KEGIATAN BK
Nur Arifaizal Basri
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkulu
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkulu
Yohanes Sangkang
Rpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang Pribadi
Afy Luna
RPL KENAKALAN REMAJA.docx
RPL KENAKALAN REMAJA.docx
ArifPujiyanto2
Sosiometri tugas
Sosiometri tugas
sunaryono
Kedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam Pendidikan
Septi Ratnasari
8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h
vinaserevina
Sistem Layanan Pembelajaran (hari ke-6).pdf
Sistem Layanan Pembelajaran (hari ke-6).pdf
TriUtamiKurniaDewi

More Related Content

What's hot (20)

KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
Nur Arifaizal Basri
Sosiometri 1
Sosiometri 1
Butet Rezeki
Bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok
alimaturrofi hendiyani
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
Imam Faeruzz
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Deniganteng93
VERBATIM PADA KONSELING
VERBATIM PADA KONSELING
Nur Arifaizal Basri
Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)
coryditapratiwi
Rpl konseling individu
Rpl konseling individu
Universitas Panca Sakti TEGAL
Rpl strategi belajar sesuai gaya belajar
Rpl strategi belajar sesuai gaya belajar
NoviaAnggraeni13
Ppt Motivasi Belajar
Ppt Motivasi Belajar
Heni Kusuma Wardani
VERBATIM PADA KONSELING
VERBATIM PADA KONSELING
Nur Arifaizal Basri
Laporan konseling kelompok realita
Laporan konseling kelompok realita
Nur Arifaizal Basri
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
achmad hidayat
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Ai Nurhasanah
CONTOH PROPOSAL KEGIATAN BK
CONTOH PROPOSAL KEGIATAN BK
Nur Arifaizal Basri
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkulu
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkulu
Yohanes Sangkang
Rpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang Pribadi
Afy Luna
RPL KENAKALAN REMAJA.docx
RPL KENAKALAN REMAJA.docx
ArifPujiyanto2
Sosiometri tugas
Sosiometri tugas
sunaryono
Kedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam Pendidikan
Septi Ratnasari
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
Nur Arifaizal Basri
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
Imam Faeruzz
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Deniganteng93
Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)
coryditapratiwi
Rpl strategi belajar sesuai gaya belajar
Rpl strategi belajar sesuai gaya belajar
NoviaAnggraeni13
Laporan konseling kelompok realita
Laporan konseling kelompok realita
Nur Arifaizal Basri
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
achmad hidayat
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Ai Nurhasanah
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkulu
Laporan magang i di sd negeri 07 kota bengkulu
Yohanes Sangkang
Rpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang Pribadi
Afy Luna
RPL KENAKALAN REMAJA.docx
RPL KENAKALAN REMAJA.docx
ArifPujiyanto2
Sosiometri tugas
Sosiometri tugas
sunaryono
Kedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam Pendidikan
Septi Ratnasari

Similar to Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik pada Kurikulum 2013 (20)

8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h
vinaserevina
Sistem Layanan Pembelajaran (hari ke-6).pdf
Sistem Layanan Pembelajaran (hari ke-6).pdf
TriUtamiKurniaDewi
Pengujian, pengukuran, penilaian dalam Pentaksiran PSV
Pengujian, pengukuran, penilaian dalam Pentaksiran PSV
Noor Syazwanni
Bimbingan dan konseling modul 1 - final kb2 tanpa tes
Bimbingan dan konseling modul 1 - final kb2 tanpa tes
SPADAIndonesia
Materi bimbingan_Konseling_IMK_kelas 10.pptx
Materi bimbingan_Konseling_IMK_kelas 10.pptx
PaulBillyToffi
Materi 1 M3 KB2
Materi 1 M3 KB2
SPADAIndonesia
Penjelasan, Tujuan, dan Asesmen Pembelajaran
Penjelasan, Tujuan, dan Asesmen Pembelajaran
dwiastutik62
Materi ASSESSMEN untuk PPG PRA Jabatan semester 2
Materi ASSESSMEN untuk PPG PRA Jabatan semester 2
MellyCha2
Tugasan 4
Tugasan 4
Aman Shah
Tugasan 4
Tugasan 4
Aman Shah
Resume bimbingan dan konseling 4
Resume bimbingan dan konseling 4
Ricky Ramadhan
M3 KB3
M3 KB3
SPADAIndonesia
Makalah Pengembangan Instrumen Kelompok 2.pdf
Makalah Pengembangan Instrumen Kelompok 2.pdf
ZAINULANWAR15
Evaluasi
Evaluasi
Haki Haki
Artikel jurnal pendidikan bagi isu
Artikel jurnal pendidikan bagi isu
Cik BaCo
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Zuk辿t Printing
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Zuk辿t Printing
LK 3.1 Best Practices Aksi 1-4.pdf
LK 3.1 Best Practices Aksi 1-4.pdf
BaiqNurulFitriani1
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf
WarsonoBrotoKusumo1
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
IWAN SUKMA NURICHT
8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h
vinaserevina
Sistem Layanan Pembelajaran (hari ke-6).pdf
Sistem Layanan Pembelajaran (hari ke-6).pdf
TriUtamiKurniaDewi
Pengujian, pengukuran, penilaian dalam Pentaksiran PSV
Pengujian, pengukuran, penilaian dalam Pentaksiran PSV
Noor Syazwanni
Bimbingan dan konseling modul 1 - final kb2 tanpa tes
Bimbingan dan konseling modul 1 - final kb2 tanpa tes
SPADAIndonesia
Materi bimbingan_Konseling_IMK_kelas 10.pptx
Materi bimbingan_Konseling_IMK_kelas 10.pptx
PaulBillyToffi
Penjelasan, Tujuan, dan Asesmen Pembelajaran
Penjelasan, Tujuan, dan Asesmen Pembelajaran
dwiastutik62
Materi ASSESSMEN untuk PPG PRA Jabatan semester 2
Materi ASSESSMEN untuk PPG PRA Jabatan semester 2
MellyCha2
Tugasan 4
Tugasan 4
Aman Shah
Tugasan 4
Tugasan 4
Aman Shah
Resume bimbingan dan konseling 4
Resume bimbingan dan konseling 4
Ricky Ramadhan
Makalah Pengembangan Instrumen Kelompok 2.pdf
Makalah Pengembangan Instrumen Kelompok 2.pdf
ZAINULANWAR15
Artikel jurnal pendidikan bagi isu
Artikel jurnal pendidikan bagi isu
Cik BaCo
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Zuk辿t Printing
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Zuk辿t Printing
LK 3.1 Best Practices Aksi 1-4.pdf
LK 3.1 Best Practices Aksi 1-4.pdf
BaiqNurulFitriani1
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf
WarsonoBrotoKusumo1
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
IWAN SUKMA NURICHT
Ad

Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik pada Kurikulum 2013

  • 1. 1 A. Merasakan Adanya Masalah/Problem Sensing Perubahan kurikulum di sekolah berdampak pada aktivitas pendidik, termasuk guru bimbingan dan konseling atau konselor. Kurikulum 2013 memberikan peluang kepada peserta didik untuk memilih mata pelajaran yang diminati, mendalami materi mata pelajaran, dan mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat, dan karakteristik kepribadian. Dalam rangka implementasi kurikulum 2013 yang mengamanatkan adanya peminatan peserta didik pada kelompok mata pelajaran, lintas mata pelajaran, dan pendalaman mata pelajaran maka diperlukan adanya pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh Guru BK atau konselor. Kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih luas demikian itu diisi dengan pelayanan bimbingan dan konseling peminatan yang menekankan kemandirian peserta didik sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka masing-masing (Kemendikbud, 2013). Setiap peserta didik atau konseli satu dengan yang lainnya berbeda dalam hal kecerdasan bakat, minat, kondisi fisik dan latar belakang keluarga serta pengalaman belajarnya. Perbedaan tersebut menggambarkan adanya variasi kebutuhan akan peminatan secara utuh dan optimal melalui layanan bimbingan dan konseling. Salah satu komponen penting dalam pelaksanaan layanan peminatan peserta didik adalah asesmen atau pengukuran terhadap komponen peserta didik. Pemahaman guru BK terhadap prosedur asesmen, prosedur analisis, serta mekanisme pemilihan atau penetapan peminatan peserta didik sangatlah esensial untuk membantu mengarahkan siswa kepada minat yang sesuai dengan potensi dan daya dukung lingkungan yang dimilikinya. Kesesuaian dalam pemilihan dan penetapan peminatan ini tentunya akan membantu dalam proses belajar dan keberhasilan dalam belajar yang dijalaninya. Dalam pelaksanaannya, asesmen merupakan hal yang penting dan harus dilakukan dengan berhati-hati sesuai dengan kaidahnya. Asesmen yang tidak dilakukan secara objektif akan berpengaruh terhadap kesalahan dalam penentuan peminatan peserta didik. Hal ini akan berakibat fatal pada proses dan hasil belajar siswa dalam jangka pendek maupun jangka panjang kedepannya (Yandri, dkk: 2012).
  • 2. 2 B. Eksplorasi dan Analisis Masalah/Problem Exploration and Analysis Asesmen peminatan peserta didik merupakan proses mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data atau informasi tentang peserta didik dan lingkungannya. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang berbagai kondisi individu dan lingkungannya sebagai bahan dasar untuk memahami arah peminatan peserta didik dan untuk pengembangan program layanan peminatan sesuai kebutuhan (Kemendikbud: 2013). Assesmen dalam kerangka kerja bimbingan dan konseling memiliki kedudukan strategis, karena memiliki kedudukan sebagai fondasi dalam perancangan program bimbingan dan konseling (BK) yang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini disebabkan karena kesesuaian program dan gambaran dari peserta didik dan kondisi lingkungannya dapat mendorong pencapaian tujuan pelayanan bimbingan dan konseling (Depdiknas: 2007). Adapun salah satu tujuan asesmen dalam implementasi kurikulum 2013 adalah untuk membuat keputusan tentang penempatan peserta didik sesuai dengan peminatan. Menurut Nekrug dan Fawcett (2006) prosedur assesmen meliputi kegiatan interview klinis; teknik asesmen informal seperti observasi, penggunaan skala rating, teknik klasifikasi, pencatatan dan dokumentasi pribadi; tes kepribadian seperti tes objektif, tes proyektif, dan inventori minat; dan tes-tes kemampuan seperti tes prestasi prestasi dan tes bakat. Metode asesmen formal tertuju pada instrumen asesmen yang sudah terstandar, dalam hal ini mempunyai bahan yang terstruktur, prosedur administrasi yang standar, dan menggunakan metode skoring dan interpretasi yang konsisten. Tujuan utama standarisasi suatu instrumen asesmen adalah untuk memastikan bahwa keseluruhan variabel dibawah kontrol dari penguji, juga bahwa setiap orang yang dites diperlakukan dengan cara yang sama (Urbina, 2004). Instrumen asesmen formal meliputi tes-tes pendidikan dan tes-tes psikologi yang terstandar, interview terstruktur, atau observasi perilaku yang terstruktur. Selanjutnya metode asesmen informal, adalah instrumen dan strategi yang dikembangkan tanpa ada pengujian validitas dan reliabilitas. Tidak ada standarisasi administrasi, prosedur skoring, atau interpretasi (Drummord dan Jones, 2010).
  • 3. 3 Terdapat dua jenis asesmen dalam bimbingan dan konseling, yakni asesmen teknik non tes dan asesmen teknik tes. Dilihat dari kecenderungannya, maka asesmen teknik non tes paling banyak digunakan oleh konselor. Prosedur perancangan, pengadminstrasian, pengolahan, analisis, dan penafsirannya relatif lebih sederhana sehingga mudah untuk dipelajari dan dipahami. Berbagai bentuk asesmen teknik non tes yang selama ini sering digunakan antara lain pedoman wawancara, pedoman observasi, angket, Daftar Cek Masalah (DCM), sosiometri, Alat Ungkap Masalah (AUM), Inventori Tugas Perkembangan (ITP), dan sebagainya. Pada sisi lain asesmen teknik tes hanya digunakan oleh sebagian konselor yang telah memiliki sertifikasi untuk menggunakan asesmen teknik psikopedagosis. Asesmen tes memiliki banyak jenis, diantaranya tes kecerdasan yang dikembangkan oleh Wechsler (The Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence, The Wecshler Intelligence for Children, The Wecshler Adult Intelligence Scale, The Wecshler Intelligence Bellevue Intelligence Scale), The Drawaing of Man from Goodenough Haris, sedangkan tes kecerdasan yang dikembangkan oleh JC Raven (Tes Colour Progressive Matrics, Test Progressive Matrics Standard, Test Progressive Matrics Advance). Tes bakat antara lain Flanagan Aptitide Classification Test, General Aptitude Test Batterry, Differential Aptitude Test (DAT), Scholastic Aptitude Test. Sedangkan untuk tes minat antara lain Strong Vocational Interset Blank, Kuder Preference Record, tes kemampuan kerja antara lain Kraeplin Test, Pauli Test, tes kepribadian antara lain Rorschach, Wartegg Test, Baum Test, Draw A Man Test, Edward Personal Preference Schedule, Study of Values, serta tes kematangan sosial. Ketepatan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling untuk pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik memerlukan berbagai macam data atau informasi tentang diri calon peserta didik. Diperlukan 7 komponen pokok yaitu prestasi belajar, prestasi non akademik, nilai UN, minat belajar tinggi, cita-cita, perhatian orang tua, dan deteksi potensi yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pemilihan dan penetapan minat belajar secara tepat bagi peserta didik. Untuk memperoleh data tentang komponen pokok tersebut perlu dilakukan pengumpulan data dan kegiatan pengukuran. Dari ketujuh
  • 4. 4 komponen tersebut, komponen terakhir yaitu deteksi potensi memerlukan pengukuran/asesmen lebih lanjut (Kemendikbud: 2013). C. Penyajian Masalah/Problem Posing Asesmen dalam bimbingan dan konseling merupakan proses mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data tentang peserta didik dan lingkungannya. Kemampuan menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki konselor dalam menentukan peminatan peserta didik pada kurikulum 2013. Namun dalam pelaksanaan asesmen tidak terlepas dari berbagai hambatan. Permasalahan-permasalahan yang ditemui ketika melakukan asesmen dalam menentukan peminatan peserta didik pada kurikulum 2013 adalah sebagai berikut. No Asesmen dalam Peminatan Peserta Didik Pada Kurikulum 2013 Hambatan 1 Teknik Tes: Tes Intelegensi Tes Kepribadian Tes Minat Vokasional Tes Bakat Skolastik Asesmen teknik tes hanya boleh dilakukan oleh konselor yang telah memiliki sertifikasi untuk teknik tes psikopedagosis. Asesmen teknik tes memerlukan biaya yang lebih besar 2 Teknik Non Tes: Wawancara Observasi Dokumentasi (Nilai Raport & UN) Angket Inventori (AUM /DCM/ITP) Asesmen teknik non tes berlangsung lebih lama dibandingkan asesmen teknik tes, sedangkan keputusan hasil peminatan peserta didik diperlukan segera pada saat siswa berada di kelas X
  • 5. 5 D. Pemecahan Masalah/Problem Solving Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil asesmen peminatan belajar peserta didik, maka dapat disajikan dan dipilih salah satu alternatif penetapan peminatan belajar peserta didik yang sesuai dengan kondisi dan daya dukung masing-masing satuan pendidikan sebagai berikut. 1. Alternatif pertama, layanan pemilihan dan penetapan peminatan dilaksanakan bersamaan dengan penerimaan peserta didik baru. Alternatif ini memiliki efisiensi kerja sebab peserta didik yang tidak diterima memiliki kesempatan mendaftar ke sekolah lain. Untuk kelancaran proses dan ketepatan hasil asesmen peminatan peserta didik diperlukan partisipasi aktif dari kepala sekolah, guru bimbingan dan konseling, orang tua, guru mata pelajaran, dan peserta didik. 2. Alternatif kedua, proses pemilihan dan penetapan peminatan belajar peserta didik dilaksanakan pada minggu pertama awal tahun pelajaran baru. Penanggung jawab proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik pada awal tahun pelajaran baru adalah guru bimbingan dan konseling yang bekerjasama dengan berbagai berbagai pihak meliputi orang tua peserta didik, guru mata pelajaran, dan kepala sekolah serta tenaga kependidikan. E. Refleksi Terhadap Proses dan Hasil/Reflection To Proccess And Result Pentingnya asesmen dalam program bimbingan konseling pada umumnya, dan layanan peminatan peserta didik pada khususnya, mengharuskan konselor untuk menguasai berbagai kompetensi yang berkaitan dengan pengukuran komponen peminatan peserta didik. Dengan menguasai asesmen, diharapkan konselor dapat memberikan rekomendasi peminatan yang akurat sesuai dengan kondisi, potensi, minat, serta daya dukung peserta didik. Hal ini tentu akan menunjang kelancaran dan keberhasilan peserta didik dalam proses belajarnya.
  • 6. 6 DAFTAR PUSTAKA Farozin, Muh. 2014. Peran Bimbingan dan Konseling dalam Peminatan Peserta Didik. Yogyakarta: FKIP UNY Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. 2013. Asesmen dalam Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Kemendikbud. Modul Diklat Peningkatan Kompetensi Guru BK. 2013. Pengukuran Peminatan Peserta Didik. Jakarta: Kemendikbud. Yandri, Hendri dkk. 2012. Penggunaan Hasil Assessment dalam BK. Artikel. Counseling Care Indonesia.