2. Definisi
Malnutrisi energi – protein (MEP)
adl tidak adekuatnya intake protein dan
kalori yg dibutuhkan oleh tubuh.
Kwashiorkor adl suatu penyakit yg
disebabkan oleh kekurangan protein baik
dari segi kualitas dan kuantitasnya
Marasmus adl suatu penyakit yg
disebabkan oleh kekurangan kalori dan
protein.
3. E T I O L O G I
Kekurangan kalori
Kekurangan protein
4. PATOFISIOLOGI
Kwashiorkor
Kekurangan protein dalam makanan ïƒ asam amino essensial
dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan
metabolisme terutama sebagai pertumbuhan dan perbaikan
sel ïƒ makin berkurangnya asam amino dalam serum
menyebabkan berkurangnya produksi albumin hati.
Kulit akan tampak bersisik dan kering ïƒ depigmentasi.
Anak mengalami ggn pd mata ïƒ kekurangan vitamin A.
Kekurangan mineral : besi, kalsium dan seng.
Edema ïƒ hipoproteinemia yg mana cairan akan berpindah
dari intra vaskuler kompartemen ke rongga interstitial ïƒ
ascites. Ggn gastrointestinal seperti adanya perlemakan pd
hati dan atropi pd sel acini pankreas.
5. PATOFISIOLOGI
Marasmus
Pada marasmus ditandai dgn atropi jaringan,
terutama lapisan subkutan dan badan tampak kurus
seperti orang tua. Pada metabolisme lemak kurang
terganggu dari pd kwashiorkor, kekurangan vitamin
biasanya minimal atau tidak ada.
Pada marasmus tdk ditemukan edema akibat dari
hipoalbuminemia dan atau retensi sodium.
Pemenuhan kebutuhan dlm tbh masih dpt dipenuhi
dgn adanya cadangan protein sebagai sumber
energi.
6. KOMPLIKASI
Kwashiokor : diare, infeksi, anemia, ggn
tumbuh kembang, hipokalemi dan
hipernatremi
Marasmus : infeksi, tuberkulosis,
parasitosis, desentri, malnutrisi kronik,
ggn tumbuh kembang.
8. MANIFESTASI KLINIS
Marasmus
Badan kurus kering
Tampak seperti orang tua
Lethargi
Iritabel
Kulit berkeriput
Ubun – ubun cekung pada bayi
Jaringan subkutan hilang
Turgor kulit jelek
Malaise ,Apatis
Kelaparan
10. Penatalaksanaan Terapeutik
Diit tinggi kalori, protein, mineral, dan
vitamin
Pemberian terapi cairan dan elektrolit
Penanganan diare bila ada; cairan,
antidiare dan antibiotik.
11. P
engkajian K
eperawatan
Riwayat status sosial - ekonomi
Kaji riwayat pola makan
Pengkajian antropometri
Kaji manifestasi klinis
Monitor hasil laboratorium
Timbang berat badan
Kaji tanda – tanda vital
12. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
5.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d tidak adekuatnya intake nutrisi.
Kurangnya volume cairan dan konstipasi b.d
kurangnya intake cairan.
Ggn integritas kulit b.d tidak adanya kandungan
makanan yang cukup.
Resiko infeksi b.d ggn respon imun sekunder dari
malnutrisi
Kurangnya pengetahuan b.d tidak tahu
memberikan intake nutrisi yg adekuat pada anak
13. Intervensi Keperawatan
NDX 1.
Kaji antropometri
Kaji pola makan
Berikan intake makanan tinggi; kalori, protein,
mineral dan vitamin
Frekwensi makan dapat ditingkatkan setiap 3 –
4 jam dan selingi dgn malanan kecil yg tinggi
kallori dan protein
Timbang berat badan setiap hari
Tingkatkan pemberian ASI dgn pemasukan
intake nutrisi yg adekuat pd orang tua.
14. NDX 2.
Berikan cairan yg adekuat sesuai dgn kondisi
Berikan cairan per oral
Berikan cairan atau nutrisi perparenteral,
pantau kepatenan infus
Ukur intake dan output; 2 – 3 ml/kg/jam
Auskultasi bising usus
Kaji tanda – tanda dehidrasi
Pantau adanya overload cairan
15. NDX 3.
Kaji keutuhan kulit setiap pergantian dinas
Berikan suplemen vitamin
Berikan alas matras yang lembut
Berikan cream kulit
Ganti segera pakaian yang lembab dan basah
Lakukan kebersihan kulit
Hindari penggunaan sabun yang dapat
mengiritasi kulit
16. NDX 4.
Kaji tanda – tanda infeksi, ukur suhu tubuh
setiap 4 jam
Gunakan standart pencegahan universal;
kebersihan, mencuci tangan yang benar bila
akan kontak dengan anak, menghindari dari
anak yang infeksi
Berikan imunisasi bagi anak yang belum
imunisasi
17. NDX 5.
Ajarkan orang tua dlm pemenuhan
kebutuhan nutrisi
Jelaskan pentingnya intake nutrisi yg
adekuat
Jelaskan kondisi yg terkait dgn malutrisi
Anjurkan ibu utk mengkomsumsi nutrisi yg
adekuat utk meningkatkan produksi ASI
Libatkan keluarga dlm perawatan anak utk
pemenuhan kebutuhan sehari - hari