Dokumen tersebut membahas definisi, insiden, etiologi, dan efek patofisiologi luka bakar serta pengkajian dan kategorisasi beratnya luka bakar."
1 of 36
Downloaded 68 times
More Related Content
Askep lb point
2. DEFENISI
Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera (injuri)
sebagai akibat kontak langsung atau terpapar dengan
sumber-sumber panas (thermal), listrik (electrict), zat
kimia (chemycal), atau radiasi (radiation) .
3. INSIDEN
Di Amerika kurang lebih 2 juta penduduknya
memerlukan pertolongan medik setiap tahunnya
untuk injuri yang disebabkan karena luka bakar.
70.000 diantaranya dirawat di rumah sakit dengan
injuri yang berat.
Luka bakar merupakan penyebab kematian ketiga
akibat kecelakaan pada semua kelompok umur. Laki-
laki cenderung lebih sering mengalami luka bakar dari
pada wanita, terutama pada orang tua atau lanjut usia
( diatas 70 th).
4. ETIOLOGI
Luka Bakar dikategorikan menurut mekanisme
injurynya, meliputi :
1. Luka bakar Termal,disebabkan kontak dengan api
atau objek-objek panas lainnya.
2. Luka bakar kimia,disebabkan kontaknya jaringan
dengan asam dan basa kuat.
3. Luka bakar Elektrik, disebabkan adanya panas yang
digerakkan dari energi listrik yang kontak melalui
tubuh.
4. Luka bakar Radiasi,disebabkan oleh terpaparnya
sumber radioaktif
5. EFEK PATOFISIOLOGI LB
1. Pada Kulit
Perubahan patofisiologik yang terjadi pada kulit segera
setelah luka bakar tergantung pada luas dan ukuran
luka bakar.
2. Sistem kardiovaskuler
Segera setelah injuri luka bakar, dilepaskan substansi
vasoaktif (catecholamine, histamin, serotonin,
leukotrienes, dan prostaglandin) dari jaringan yang
mengalmi injuri.
6. Rata rat output cairan perhari
untuk orang dewasa
RUTE JUMLAH(ml) PADA SUHU NORMAL
URINE 1400
INSENSIBLE LOSSES 350
-PARU 350
-KULIT 100
KERINGAT 100
FECES
TOTAL 2300
7. 3.Sistem renal dan gastrointestinal
Respon tubuh pada mulanya adalah berkurangnya darah
ke ginjal dan menurunnya GFR (glomerular filtration
rate), yang menyebabkan oliguri. Aliran darah menuju
usus juga berkurang, yang pada akhirnya dapat terjadi
ileus intestinal dan disfungsi gastrointestia pada klien
dengan luka bakar yang lebih dari 25 %.
8. 4. Sistem Imun
Fungsi sistem immune mengalami depresi. Depresi pada
aktivitas lymphocyte, suatu penurunan dalam
produksi immunoglobulin, supresi aktivitas
complement dan perubahan/gangguan pada fungsi
neutropil dan macrophage dapat terjadi pada klien
yang mengalami luka bakar yang luas. Perubahan-
perubahan ini meningkatkan resiko terjadinya infeksi
dan sepsis yang mengancam kelangsungan hidup
klien.
9. 5. Sistem Respiratori
Dapat mengalami hipertensi arteri pulmoner,
mengakibatkan penurunan kadar oksigen arteri dan
lung compliance.
a. Smoke Inhalation
Manifestasi klinik yang dapat diduga dari injuri
inhalasi meliputi adanya LB yang mengenai wajah,
kemerahan dan pembengkakan pada oropharynx
atau nasopharynx, rambut hidung yang gosong,
agitasi atau kecemasan, tachipnoe,
10. b.Keracunan Carbon Monoxide.
CO merupakan produk yang sering dihasilkan bila
suatu substansi organik terbakar. Ia merupakan gas
yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, yang
dapat mengikat hemoglobin 200 kali lebih besar dari
oksigen. Dengan terhirupnya CO, maka molekul
oksigen digantikan dan CO secara reversibel berikatan
dengan hemoglobin sehingga membentuk
carboxyhemoglobin (COHb).
11. Klasifikasi beratnya LB
a. Kedalaman luka bakar
1. Superficial (derajat I), dengan ciri-ciri sbb:
揃 Hanya mengenai lapisan epidermis.
揃 Luka tampak pink cerah sampai merah (eritema ringan sampai
berat).
揃 Kulit memucat bila ditekan.
揃 Edema minimal.
揃 Tidak ada blister.
揃 Kulit hangat/kering.
揃 Nyeri / hyperethetic
揃 Nyeri berkurang dengan pendinginan.
揃 Discomfort berakhir kira-kira dalam waktu 48 jam.
揃 Dapat sembuh spontan dalam 3-7 hari
12. 2. Partial thickness (derajat II), dengan ciri sbb.:
揃 Partial tihckness dikelompokan menjadi 2, yaitu
superpicialpartial thickness dan deep partial thickness.
揃 Mengenai epidermis dan dermis.
揃 Luka tampak merah sampai pink
揃 Terbentuk blister
揃 Edema
揃 Nyeri
揃 Sensitif terhadap udara dingin
揃 Penyembuhan luka :
Superficial partial thickness : 14 - 21 hari
Deep partial thickness : 21 - 28 hari
13. 3. Full thickness (derajat III)
揃 Mengenai semua lapisan kulit, lemak subcutan dan dapat juga
mengenai permukaan otot, dan persarafan dan pembuluh darah.
揃 Luka tampak bervariasi dari berwarna putih, merah sampai
dengan coklat atau hitam.
揃 Tanpa ada blister.
揃 Permukaan luka kering dengan tektur kasar/keras.
揃 Edema.
揃 Sedikit nyeri atau bahkan tidak ada rasa nyeri.
揃 Tidak mungkin terjadi penyembuhan luka secara spontan.
揃 Memerlukan skin graft.
揃 Dapat terjadi scar hipertropik dan kontraktur tdk dilakukan
tind.preventif.
14. 4. Fourth degree (derajat IV)
揃 Mengenai semua lapisan kulit, otot, dan tulang.
b. Luas luka bakar
Terdapat beberapa metode untuk menentukan luas luka
bakar meliputi (1) rule of nine, (2) Lund and Browder,
dan (3) hand palm.
15. Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan
9 yang terkenal dengan nama rule of nine atua rule of
wallace yaitu:
1) Kepala dan leher : 9%
2) Lengan masing-masing 9% : 18%
3) Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
4) Tungkai maisng-masing 18% : 36%
5) Genetalia/perineum : 1%
Total : 100%
16. Pada metode Lund and Browder merupakan
modifikasi dari persentasi bagian-bagian tubuh
menurut usia, yang dapat memberikan perhitungan
yang lebih akurat tentang luas luka bakar.
Selain dari kedua metode tersebut di atas, dapat juga
digunakan cara lainnya yaitu mengunakan metode
hand palm. Metode ini adalah cara menentukan luas
atau persentasi luka bakar dengan menggunakan
telapak tangan. Satu telapak tangan mewakili 1 % dari
permukaan tubuh yang mengalami luka bakar
17. c. Lokasi luka bakar (bagian tubuh yang terkena)
Berat ringannya luka bakar dipengaruhi pula oleh lokasi
luka bakar. Luka bakar yang mengenai kepala, leher dan
dada seringkali berkaitan dengan komplikasi pulmoner.
Luka bakar yang menganai wajah seringkali menyebabkan
abrasi kornea. Luka bakar yang mengenai lengan dan
persendian seringkali membutuhkan terapi fisik dan
occupasi dan dapat menimbulkan implikasi terhadap
kehilangan waktu bekerja dan atau ketidakmampuan
untuk bekerja secara permanen. Luka bakar yang
mengenai daerah perineal dapat terkontaminasi oleh urine
atau feces. Sedangkan luka bakar yang mengenai daerah
torak dapat menyebabkan tidak adekwatnya ekspansi
dinding dada dan terjadinya insufisiensi pulmoner.
18. Kategori berat luka bakar menurut ABA
-Perkumpulan Luka Bakar America (American Burn
Asociation/ABA) mempublikasikan petunjuk tentang
klasifikasi beratnya luka bakar. Perkumpulan itu
mengklasifikasikan beratnya luka bakar ke dalam 3
kategori,
Luka Bakar Berat
揃 25 % pada orang dewasa
揃 25 % pada anak dengan usia kurang dari 10 tahun
揃 20 % pada orang dewasa dengan usia lebih dari 40 tahun
19. Luka Bakar Sedang
揃 15-25 % mengenai orang dewasa
揃 10-20 % pada anak usia kurang dari 10 tahun
揃 10-20 % pada orang dewasa usia lebih dari 40 tahun
Luka Bakar Ringan
揃< 10 th
揃 > 40 th
揃 Tidak ada resiko gangguan kosmetik atau fungsional
atau disabiliti.
20. Secara klinis klien luka bakar dapat dibagi kedalam 3
fase, yaitu : 1) Fase emergent dan resusitasi 2) Fase acut
dan 3) Fase Rehabilitasi. Berikut ini akan diuraikan
sekilas tentang fase tsb.:
21. 1. Fase Emergent (Resusitasi)
Fase emergensi dimulai pada saat terjadinya injury dan
diakhiri dengan membaiknya permeabilitas kapiler,
yang biasanya terjadi pada 48-72 jam setelah injury.
Tujuan utama pemulihan selama fase ini adalah untuk
mencegah shock hipovolemik dan memelihara fungsi
dari organ vital. Yang termasuk ke dalam fase
emergensi adalah (a) perawatan sebelum di rumah
sakit, (b) penanganan di bagian emergensi dan (c)
periode resusitasi.
22. a. Perawatan sebelum di rumah sakit (pre-
hospital care)
1. Jauhkan penderita dari sumber LB
2. Kaji ABC
3. Kaji trauma uang lain
4. Pertahankan panas tubuh
5. Perhatikan kebutuhan untuk pemberian cairan
iv.
6. transportasi
23. a. Penanganan dibagian emergensi
Perawatan di bagian emergensi merupakan kelanjutan
dari tindakan yang telah diberikan pada waktu
kejadian. Jika pengkajian dan atau penanganan yang
dilakukan tidak adekuat, maka pre hospital care di
berikan di bagian emergensi. Penanganan luka
(debridemen dan pembalutan) tidaklah diutamakan
bila ada masalah-masalah lain yang mengancam
kehidupan klien,
24. Perawatan di bagian emergensi terhadap luka bakar minor
meliputi : menagemen nyeri, profilaksis tetanus, perawatan
luka tahap awal dan pendidikan kesehatan.
Penanganan LB berat,meliputi :
-reevaluasi jalan nafas, kondisi pernafasan,sirkulasi, dan
trauma.
- Resusitasi cairan
- Pemasangan kateter urine
- Pemasangan NGT
- Pemeriksaan TTV dan lab.
25. 2. Fase Akut
Fase akut dimulai ketika pasien secara hemodinamik
telah stabil, permeabilitas kapiler membaik dan
diuresis telah mulai. Fase ini umumnya dianggap
terjadi pada 48-72 jam setelah injuri.
26. Fokus management bagi klien pada fase akut adalah
sebagai berikut : mengatasi infeksi, perawatan luka,
penutupan luka, nutrisi, managemen nyeri, dan terapi
fisik.
27. 3. Fase Rehabilitasi
Fase rehabilitasi adalah fase pemulihan dan merupakan
fase terakhir dari perawatan luka bakar. Penekanan dari
program rehabilitasi penderita luka bakar adalah untuk
peningkatan kemandirian melalui pencapaian perbaikan
fungsi yang maksimal. Tindakan-tindakan untuk
meningkatkan penyembuhan luka, pencegahan atau
meminimalkan deformitas dan hipertropi scar,
meningkatkan kekuatan dan fungsi dan memberikan
support emosional serta pendidikan merupakan bagian
dari proses rehabilitasi.
28. A. Pengkajian
. Data biografi
Langkah awal adalah melakukan pengkajian terhadap
data biografi klien yang meliputi nama, usia, jenis
kelamin, pekerjaan, ras, dan lain-lain. Setelah
pengkajian data biografi selanjutnya dilakukan
pengkajian antara lain
29. . Luas luka bakar
Untuk menentukan luas luka bakar dapat digunakan
salah satu metode yang ada, yaitu metode rule of
nine atau metode Lund dan Browder, seperti telah
diuraikan dimuka.
Kedalaman luka bakar
Kedalaman luka bakar dapat dikelompokan menjadi 4
macam, yaitu luka bakar derajat I, derajat II, derajat III
dan IV
30. . Lokasi/area luka
Luka bakar yang mengenai tempat-tempat tertentu memerlukan
perhatian khusus, oleh karena akibatnya yang dapat
menimbulkan berbagai masalah. Seperti, jika luka bakar
mengenai derah wajah, leher dan dada dapat mengganggu jalan
nafas dan ekspansi dada yang diantaranya disebabkan karena
edema pada laring . Sedangkan jika mengenai ekstremitas maka
dapat menyebabkan penurunan sirkulasi ke daerah ekstremitas
karena terbentuknya edema dan jaringan scar. Oleh karena itu
pengkajian terhadap jalan nafas (airway) dan pernafasan
(breathing) serta sirkulasi (circulation) sangat diperlukan. Luka
bakar yang mengenai mata dapat menyebabkan terjadinya
laserasi kornea, kerusakan retina dan menurunnya tajam
penglihatan.
31. Diagnosa keperawatan
Fase emergensi
1. Defisit volume cairan b.d peningkatan permeabilitas
kapiler dan perpindahan cairan dari ruang
intravaskuler ke ruang interstitial.
2. Potensial ileus paralitik b.d stress
3. Potensial gagal ginjal b.d adanya hemachromagen
dalam urine karena luka bakar yang dalam
32. 4. Gangguan pertukaran gas b.d keracunan
carbonmonoxida,kerusakan paru akibat panas.(fase
akut dan emergensi).
5. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d edema
trahea,menurunnyan fungsi ciliar paru akibat injuri
inhalasi(fase akut dan emergensi)
6. Perubahan perfusi jaringan perifer b.d konstriksi
akibat luka bakar.
33. 7. Hipotermia b.d kehilangan jaringan epitel dan
fluktuasi suhu udara.(fase akut dan emergensi)
8. Resiko tinggi terjadi stres ulcer b.d respon stres
neurohormonal akibat luka bakar.( E, A )
9. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d
meningkatnya kebutuhan metabolik untuk
penyembuhan luka.(akut).
34. 10. Resiko tinggi terjadinya infeksi b.d hilangnya
pertahanan kulit,gangguan respon imun,adanya
pemasangan kateter dan prosedur invasif.(E, A).
11. Nyeri b.d injury luka bakar,stimulasi ujung-ujung
saraf,tretmen dan kecemasan.(Fase E,Dan
Rehabilitasi).
12. Kurang mampu merawat diri b.d defisit fungsional
akibat dari injury luka bakar,(A ,R).
35. 13. Gangguan mobilitas fisik b.d edema, nyeri ,balutan,
prosedur pembedahan ,dan kontraktur luka.( E, A, R. )
14. Resiko tinggi gangguan harga diri b.d ancaman
perubahan /actual perubahan pada body
image,kehilangan fisik dan kehilangan akan peran dan
tanggung jawab.(A, R ).
15. Resiko tinggi akan tidak efektifnya coping keluarga
b.d sifat yang emergensi dan kritis dari luka
bakar.(E,A,R).
36. Kelompok VI
SAMSIARA
MARDAWATI
NURJAYA
RATNAWATI NUR
HASTUTI
KASNIA
SURIANI
NURSAIDAH
IRWAN
SADARUDDIN