ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
ASUHAN KEPERAWATAN pada IBU
DENGAN KASUS PREEKLAMSI
Oleh:
Siti Zulaikhah
Arif Yulianto
Definisi
Kehamilan Bila disertai keadaan sebagai berikut :
• Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
• Proteinuria 5 gr atau lebih per liter
• Oliguria yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc
per 24 jam
• Adanya gangguan serebral, gangguan visus dan
rasa nyeri di epigastrium.
• Terdapat oedema paru dan sianosis
(Winkjosastro, 2002)
Diagnosa ditegakkan berdasarkan :
• Gambaran klinik : pertambahan berat badan
yang berlebihan, oedema, hipertensi, dan timbul
proteinuria.
• Gejala subjektif : sakit kepala di daerah frontal,
nyeri epigastrium, gangguan visus, penglihatan
kabur, skotoma, diplopia, mual dan muntah,
gangguan serebral lainnya : oyong, reflek
meningkat, dan tidak tenang.
• Pemeriksaan : tekanan darah tinggi, refleks
meningkat, dan proteinuria pada pemeriksaan
laboratorium
Patofisologi
Penatalaksanaan
• Pencegahan
â–« Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu
serta teliti, mengenali tanda-tanda sedini
mungkin ( pre-eklampsia ringan ) lalu diberikan
pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak
menjadi lebih berat
â–« Harus selalu waspada terhadap kemungkinan
terjadinya pere-eklampsia kalau ada faktor –
faktor peredisposisi
• Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan
tidur, ketenangan, serta pentingnya mengatur diit
rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi
protein, juga menjaga kenaikan berat badan yang
berlebihan.
• Penanganan
• Tujuan utama penanganan adalah :
â–« Untuk mencegah terjadinya pre-eklampsia dan
eklampsia
â–« Hendaknya janin lahir hidup
â–« Trauma pada janin semaksimal mungkin
Penanganan Pada Pre-Eklampsia
Berat
• Pre-eklampsia berat pada usia kehamilan kurang
dari 37 minggu
ï‚– Jika janin belum menunjukkan tanda-tanda
maturitas paru-paru dengan uji kocok dan rasio L/S,
maka penanganan adalah sebagai berikut :
â–« Berikan suntikan sulfas magnesikus dengan dosis
8 gr IM kemudian disusul dengan injeksi
tambahan 4 gr IM setiap 4 jam ( selama tidak ada
kontraindikasi )
â–« Jika ada perbaikan jalannya penyakit, pemberian sulfas
magnesikus dapat diteruskan lagi selama 24 jam sampai
dicapai kriteria pre-eklampsia ringan ( kecuali ada
kontraindikasi )
â–« Selanjutnya ibu dirawat, diperiksa, dan keadaan janin
dimonitor, serta BB ditimbang seperti pada pre-eklampsia
ringan, sambil mengawasi timbunya lagi gejala.
â–« Jika dengan terapi diatas tidak ada perbaikan, dilakukan
terminasi kehamilan dengan induksi partus atau tindakan
lain tergantung keadaan.
• Pre-eklampsia berat pada usia kehamilan diatas 37
minggu
ï‚– Penderita rawat inap
â–« Istirahat mutlak dan ditempatkan pada kamar isolasi
â–« Berika diit rendah garam dan tinggi protein
â–« Berikan suntikan sulfas magnesikus 8 gr IM, 4 gr dibokong
kanan dan 4 gr d bokong kiri
â–« Suntikan dapat diulang dengan dosis 4 gr setiap 4 jam
â–« Syarat pemberian MgSO4 adalah refleks patella
positif, diuresis 100 cc dalam 4 jam terakhir,
respirasi 16 kali permenit, dan harus tersedia
antidotumnya yaitu kalsium glukonas 10 % dalam
amp 10 cc
â–« Infus dextrosa 5 % dan ringer laktat
• Berikan obat anti hipertensi : injeksi katapres 1 amp IM dan
selanjutnya dapat diberikan tablet katapres 3 kali ½ tablet
atau 2 kali ½ tablet sehari
• Diuretika tidak diberikan kecuali bila terdapat oedema paru
dan kegagalan jantung kongestif. Untuk ini dapat disuntikan 1
amp IV lasix
• Segera setelah pemberian sulfas magnesikus kedua, dilakukan
induksi partus dengan atau tanpa amniotomi. Untuk induksi
dipakai oksitosin ( pitosin atau sintosinon ) 10 satuan dalam
infus tetes
• Bila ada indikasi obstetrik dilakukan SC
Asuhan Keperawatan
IDENTITAS
• Nama Klien : Ny. S
• Umur : 22 Tahun
• Suku bangsa : Jawa / Indo
• Agama : Islam
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : Swasta
• Alamat : Donowati Gang Buntu 14
Sby
• StatusPerkawinan : Kawin
• RIWAYAT KEPERAWATAN
• Persepsi terhadap kehamilan
â–« Keluhan utama : Terlambat haid sejak tanggal
10 April 2013 dan gerakan anak aktif, kepala
pusing , kaki bengkak serta diajurkan oleh bidan
untuk kontrol di RSUD Dr. Sutomo oleh bidan
yang merawat karena tensi tinggi.
â–« Persepsi ibu terhadap kehamilan : Klien dan
keluarga tidak punya masalah lagi dengan
kandungannya dan klien sudah siap menjadi ibu.
â–« Pengaruh kehamilan terhadap perubahan
kehidupan : sejak hamil klien tidak bisa bekerja
di perusahaan swasta lagi, sehingga hanya bisa
tinggal dirumah mengerjakan pekerjaan RT.
â–« Harapan selama kehamilan dan persalinan :
Klien berharap kandungannya tidak bermasalah
dan bayinya bisa lahir dengan selamat.
â–« Klien tinggal : Klien tinggal dengan suaminya.di
rumah.
â–« Orang yang paling penting : menurut klien
orang yang paling penting dan paling dekat adalah
suaminya.
â–« Sikap keluarga dengan keadaan sekarang :
keluarga menerima dan mau menjaga klien.
â–« Persiapan mental terhadap kehamilan dan
menjadi ibu : klien mengatakan sudah siap
kehadiran anaknya.
KEBUTUHAN DASAR KHUSUS DAN
PEMERIKSAAN FISIK
• Kebiasaaan makan : klien makan 2 kali sehari pagi
dan sore. Kebiasaan ini dilakukan sejak kecil hingga
sekarang. Jumlah sekali makan 1 piring dengan lauk
ikan, telur, tahu, tempe serta sayur. Jarang makan
daging. Nafsu makan baik. Keluhan menelan tidak
ada. Tidak memiliki makanan pantangan. Minum 8
gelas ( @ 200 cc) sehari berupa air putih dan teh.
â–« Eliminasi : Bab 1 kali sehari, lembek
dan warna kuning. Bak 6 kali sehari
warna kuning jernih. Tidak ada
keluhan yang berhubungan dengan
bak.
â–« Pola Hygiene : klien mandi 2 kali sehari
dengan air sumur dan memakai sabun.
Menggosok gigi 2 kai sehari dengan
pasta gigi. Mencuci rambut dengan
sampo 2 hari sekali.
â–« Pola istirahat dan tidur: Klien biasa
tidu malam jam 21.00 dan bangun pk.
05.00. Sebelum tidur klien biasa
nonton TV. Tidak ada keluhan yang
berhubungan dengan tidur.
â–« Pola kebiasaan yang mempengaruhi
kesehatan : klien tidak merokok, tidak
minum minuman keras, maupun
ketergantungan obat.
â–« Pemeriksaan Fisik
â–«Penglihatan dan pengideraan :
• Posisi mata simetris, kelopak mata normal,
gerakan mata normal, pergerakan bola
mata normal, konjunctiva merah muda,
kornea normal, sklera normal. Telinga
normal. Kebersihan telinga baik.
â–«Sistem pernafasan :
• Jalan nafas bersih, sekret tidak ada, nafas
normal Wh -/-, Rh -/-, RR : 18 X/mnt,
tidak ada sesak nafas dan penggunaan otot
bantu pernafasan.
â–« Kardiovaskuler :
• N : 80 X/mnt teratur, Tensi :
130/90 mm Hg, S1S2 normal,
Nyeri dada (-).
â–« Sistem Pencernaan
• Terdapat caries pada geraham
terakhir kanan dan kiri,moniliasis
(-), peristaltik normal, nyeri
abdomen (-), nyeri pada lambung
(-), konstipasi (-). Hemoroid (-).
â–«Sistem integumen :
• Odem pada pretibia kanan/kiri, warna
kulit hitam, bersih, dan tidak tampak
adanya infeksi pada kulit. Linea alba (+),
Striae albican (+), luka bekas operasi (-),
â–«Sistem muskuloskeletal
• Tidak ada kekakuan sendi, rasa
kesemutan pada jari-jari kedua tangan
â–« Dada dan Axilla :
• Mamae membesar dan sudah
mengeluarkan kolostrum, areola mama
lembut, papila mamae menonjol
â–« Sistem Urogenital
• Tidak ada kelainan tentang anatomi dan
fisiologi traktus urinarius. Bak lancar /
kali sehari warna kuning jernih.
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
Data :
S : Mengeluh nyeri
kepala dan mata terasa
gelap sejak umur
kehamilan 3,5 bulan dan
sekarang masih kadang-
kadang,, mual dan
kadang muntah. Kedua
kaki bengkak, amenore
tanggal 5 April 2001
kehamilan yang pertama.
Autoimun,
Primigravida, Genetik,
Toksemia
Preeklamsi
Eklamsi
(Gawat janin
Prematuritas
IUGR
Kematian janin dalam
rahim)
Resiko tinggi terjadi
kejang
Resiko tinggi terjadi
gawat janin.
Cont.
O : GIpoooo, kehamilan 16-17 mg,
Perkiraan partus :17 Januari 2001, T :
130/90 m mHg, (MAP > 85 mm Hg).
Odem pada kedua ektremitas, TFU :
23 cm, PB, letak kepala, punggung
kanan, belum masuk PAP, Ukuran
panggul luar 31 cm, promontorium
tidak teraba. Hb : 12 gr %, Albumin
(-), Reduksi urine (-)
S : Klien sebelumnya kontrol
dibidan, kemudian tiba-tiba
disuruh kontrol ke RSUD Dr
Soetomo. Kien tidak tahu
kenapa dia disuruh berobat ke
RSUD Dr. Soetomo. Apakah
saya harus nagamar di Rumah
Sakit. Penghasilan keluarga
perbulanRp. 250.000,-.
O : Klien tampak bingung dan
minta pertimbangan kepada
suaminya.
Kurangnya informasi Kurangnya pengetahun
DIAGNOSE KEPERAWATAN
• Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu
berhubungan dengan penurunan fungsi organ
(vasospasme dan peningkatan tekanan darah).
• Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin
berhubungan dengan perubahan pada plasenta
• Kurangnya pengetahuan s.d kurangnya informasi
tentang kondisi, penanganan dan prognosa dari
kehamilan klien.
RENCANA KEPERAWATAN
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsi
TINDAKAN KEPERAWATAN
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsi
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsi
CATATAN PERKEMBANGAN
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsi
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsi
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsi

More Related Content

Askep pada ibu dengan kasus preeklamsi

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN pada IBU DENGAN KASUS PREEKLAMSI Oleh: Siti Zulaikhah Arif Yulianto
  • 2. Definisi Kehamilan Bila disertai keadaan sebagai berikut : • Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih • Proteinuria 5 gr atau lebih per liter • Oliguria yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam • Adanya gangguan serebral, gangguan visus dan rasa nyeri di epigastrium. • Terdapat oedema paru dan sianosis (Winkjosastro, 2002)
  • 3. Diagnosa ditegakkan berdasarkan : • Gambaran klinik : pertambahan berat badan yang berlebihan, oedema, hipertensi, dan timbul proteinuria. • Gejala subjektif : sakit kepala di daerah frontal, nyeri epigastrium, gangguan visus, penglihatan kabur, skotoma, diplopia, mual dan muntah, gangguan serebral lainnya : oyong, reflek meningkat, dan tidak tenang. • Pemeriksaan : tekanan darah tinggi, refleks meningkat, dan proteinuria pada pemeriksaan laboratorium
  • 5. Penatalaksanaan • Pencegahan â–« Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti, mengenali tanda-tanda sedini mungkin ( pre-eklampsia ringan ) lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat â–« Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pere-eklampsia kalau ada faktor – faktor peredisposisi
  • 6. • Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan, serta pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
  • 7. • Penanganan • Tujuan utama penanganan adalah : â–« Untuk mencegah terjadinya pre-eklampsia dan eklampsia â–« Hendaknya janin lahir hidup â–« Trauma pada janin semaksimal mungkin
  • 8. Penanganan Pada Pre-Eklampsia Berat • Pre-eklampsia berat pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu ï‚– Jika janin belum menunjukkan tanda-tanda maturitas paru-paru dengan uji kocok dan rasio L/S, maka penanganan adalah sebagai berikut : â–« Berikan suntikan sulfas magnesikus dengan dosis 8 gr IM kemudian disusul dengan injeksi tambahan 4 gr IM setiap 4 jam ( selama tidak ada kontraindikasi )
  • 9. â–« Jika ada perbaikan jalannya penyakit, pemberian sulfas magnesikus dapat diteruskan lagi selama 24 jam sampai dicapai kriteria pre-eklampsia ringan ( kecuali ada kontraindikasi ) â–« Selanjutnya ibu dirawat, diperiksa, dan keadaan janin dimonitor, serta BB ditimbang seperti pada pre-eklampsia ringan, sambil mengawasi timbunya lagi gejala. â–« Jika dengan terapi diatas tidak ada perbaikan, dilakukan terminasi kehamilan dengan induksi partus atau tindakan lain tergantung keadaan.
  • 10. • Pre-eklampsia berat pada usia kehamilan diatas 37 minggu ï‚– Penderita rawat inap â–« Istirahat mutlak dan ditempatkan pada kamar isolasi â–« Berika diit rendah garam dan tinggi protein â–« Berikan suntikan sulfas magnesikus 8 gr IM, 4 gr dibokong kanan dan 4 gr d bokong kiri â–« Suntikan dapat diulang dengan dosis 4 gr setiap 4 jam
  • 11. â–« Syarat pemberian MgSO4 adalah refleks patella positif, diuresis 100 cc dalam 4 jam terakhir, respirasi 16 kali permenit, dan harus tersedia antidotumnya yaitu kalsium glukonas 10 % dalam amp 10 cc â–« Infus dextrosa 5 % dan ringer laktat
  • 12. • Berikan obat anti hipertensi : injeksi katapres 1 amp IM dan selanjutnya dapat diberikan tablet katapres 3 kali ½ tablet atau 2 kali ½ tablet sehari • Diuretika tidak diberikan kecuali bila terdapat oedema paru dan kegagalan jantung kongestif. Untuk ini dapat disuntikan 1 amp IV lasix • Segera setelah pemberian sulfas magnesikus kedua, dilakukan induksi partus dengan atau tanpa amniotomi. Untuk induksi dipakai oksitosin ( pitosin atau sintosinon ) 10 satuan dalam infus tetes • Bila ada indikasi obstetrik dilakukan SC
  • 14. IDENTITAS • Nama Klien : Ny. S • Umur : 22 Tahun • Suku bangsa : Jawa / Indo • Agama : Islam • Pendidikan : SMA • Pekerjaan : Swasta • Alamat : Donowati Gang Buntu 14 Sby • StatusPerkawinan : Kawin
  • 15. • RIWAYAT KEPERAWATAN • Persepsi terhadap kehamilan â–« Keluhan utama : Terlambat haid sejak tanggal 10 April 2013 dan gerakan anak aktif, kepala pusing , kaki bengkak serta diajurkan oleh bidan untuk kontrol di RSUD Dr. Sutomo oleh bidan yang merawat karena tensi tinggi.
  • 16. â–« Persepsi ibu terhadap kehamilan : Klien dan keluarga tidak punya masalah lagi dengan kandungannya dan klien sudah siap menjadi ibu. â–« Pengaruh kehamilan terhadap perubahan kehidupan : sejak hamil klien tidak bisa bekerja di perusahaan swasta lagi, sehingga hanya bisa tinggal dirumah mengerjakan pekerjaan RT.
  • 17. â–« Harapan selama kehamilan dan persalinan : Klien berharap kandungannya tidak bermasalah dan bayinya bisa lahir dengan selamat. â–« Klien tinggal : Klien tinggal dengan suaminya.di rumah. â–« Orang yang paling penting : menurut klien orang yang paling penting dan paling dekat adalah suaminya. â–« Sikap keluarga dengan keadaan sekarang : keluarga menerima dan mau menjaga klien. â–« Persiapan mental terhadap kehamilan dan menjadi ibu : klien mengatakan sudah siap kehadiran anaknya.
  • 18. KEBUTUHAN DASAR KHUSUS DAN PEMERIKSAAN FISIK • Kebiasaaan makan : klien makan 2 kali sehari pagi dan sore. Kebiasaan ini dilakukan sejak kecil hingga sekarang. Jumlah sekali makan 1 piring dengan lauk ikan, telur, tahu, tempe serta sayur. Jarang makan daging. Nafsu makan baik. Keluhan menelan tidak ada. Tidak memiliki makanan pantangan. Minum 8 gelas ( @ 200 cc) sehari berupa air putih dan teh.
  • 19. â–« Eliminasi : Bab 1 kali sehari, lembek dan warna kuning. Bak 6 kali sehari warna kuning jernih. Tidak ada keluhan yang berhubungan dengan bak. â–« Pola Hygiene : klien mandi 2 kali sehari dengan air sumur dan memakai sabun. Menggosok gigi 2 kai sehari dengan pasta gigi. Mencuci rambut dengan sampo 2 hari sekali.
  • 20. â–« Pola istirahat dan tidur: Klien biasa tidu malam jam 21.00 dan bangun pk. 05.00. Sebelum tidur klien biasa nonton TV. Tidak ada keluhan yang berhubungan dengan tidur. â–« Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan : klien tidak merokok, tidak minum minuman keras, maupun ketergantungan obat.
  • 21. â–« Pemeriksaan Fisik â–«Penglihatan dan pengideraan : • Posisi mata simetris, kelopak mata normal, gerakan mata normal, pergerakan bola mata normal, konjunctiva merah muda, kornea normal, sklera normal. Telinga normal. Kebersihan telinga baik. â–«Sistem pernafasan : • Jalan nafas bersih, sekret tidak ada, nafas normal Wh -/-, Rh -/-, RR : 18 X/mnt, tidak ada sesak nafas dan penggunaan otot bantu pernafasan.
  • 22. â–« Kardiovaskuler : • N : 80 X/mnt teratur, Tensi : 130/90 mm Hg, S1S2 normal, Nyeri dada (-). â–« Sistem Pencernaan • Terdapat caries pada geraham terakhir kanan dan kiri,moniliasis (-), peristaltik normal, nyeri abdomen (-), nyeri pada lambung (-), konstipasi (-). Hemoroid (-).
  • 23. â–«Sistem integumen : • Odem pada pretibia kanan/kiri, warna kulit hitam, bersih, dan tidak tampak adanya infeksi pada kulit. Linea alba (+), Striae albican (+), luka bekas operasi (-), â–«Sistem muskuloskeletal • Tidak ada kekakuan sendi, rasa kesemutan pada jari-jari kedua tangan
  • 24. â–« Dada dan Axilla : • Mamae membesar dan sudah mengeluarkan kolostrum, areola mama lembut, papila mamae menonjol â–« Sistem Urogenital • Tidak ada kelainan tentang anatomi dan fisiologi traktus urinarius. Bak lancar / kali sehari warna kuning jernih.
  • 25. ANALISA DATA DATA ETIOLOGI MASALAH Data : S : Mengeluh nyeri kepala dan mata terasa gelap sejak umur kehamilan 3,5 bulan dan sekarang masih kadang- kadang,, mual dan kadang muntah. Kedua kaki bengkak, amenore tanggal 5 April 2001 kehamilan yang pertama. Autoimun, Primigravida, Genetik, Toksemia Preeklamsi Eklamsi (Gawat janin Prematuritas IUGR Kematian janin dalam rahim) Resiko tinggi terjadi kejang Resiko tinggi terjadi gawat janin.
  • 26. Cont. O : GIpoooo, kehamilan 16-17 mg, Perkiraan partus :17 Januari 2001, T : 130/90 m mHg, (MAP > 85 mm Hg). Odem pada kedua ektremitas, TFU : 23 cm, PB, letak kepala, punggung kanan, belum masuk PAP, Ukuran panggul luar 31 cm, promontorium tidak teraba. Hb : 12 gr %, Albumin (-), Reduksi urine (-)
  • 27. S : Klien sebelumnya kontrol dibidan, kemudian tiba-tiba disuruh kontrol ke RSUD Dr Soetomo. Kien tidak tahu kenapa dia disuruh berobat ke RSUD Dr. Soetomo. Apakah saya harus nagamar di Rumah Sakit. Penghasilan keluarga perbulanRp. 250.000,-. O : Klien tampak bingung dan minta pertimbangan kepada suaminya. Kurangnya informasi Kurangnya pengetahun
  • 28. DIAGNOSE KEPERAWATAN • Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah). • Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada plasenta • Kurangnya pengetahuan s.d kurangnya informasi tentang kondisi, penanganan dan prognosa dari kehamilan klien.