Dokumen tersebut membahas tentang malaria dalam kehamilan, termasuk gejala, penyebab, penanganan, dan pencegahannya. Plasmodium falciparum merupakan penyebab utama komplikasi berat pada ibu hamil seperti demam, anemia, hipoglikemia, dan gangguan elektrolit. Pengobatan antimalaria seperti klorokuin dan meflokuin dapat diberikan selama trimester ketiga kehamilan. Pencegahan anemia dan infeksi berulang sangat penting
1 of 26
Downloaded 15 times
More Related Content
asuhan kebidanan patologi dengan malaria
1. Use Arial Font
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI
MALARIA DALAM KEHAMILAN
1. POPPY JAMALUDDIN
2. PUTRI HANDAYANI
3. WISNA BUDI
OLEH: KELOMPOK XVI
3. Plasmodium
adalah parasit
yang termasuk
vilum Protozoa,
kelas sporozoa.
Plasmodium falcifarum : malaria
tropicana(malaria tertiana berat),
malaria pernisiosa dan Blackwater
faver.
Plasmodium vivax :
malaria vivax
(malaria tertiana
ringan).
Plasmodium
malariae :
malaria
kwartana
Plasmodium
ovale: malaria
ovale
4. J
E
N
I
S
M
A
L
A
R
I
A
Malaria tertiana
(paling ringan), yg disebabkan Plasmodium vivax gejala
demam dpt terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama
terjadi (dpt terjadi selama dua minggu stlah infeksi).
Demam rimba (jungle fever),
malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika,
disebabkan plasmodium falciparum merupakan penyebab
sebagian besar kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini
sering menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan koma,
mengigau dan kematian.
Malaria kuartana
disebabkan Plasmodium malariae, masa inkubasi lebih lama
daripada penyakit malaria tertiana atau tropika; gejala pertama
biasanya tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi
terjadi. Gejala kemudian akan terulang lagi tiap tiga hari.
Malaria pernisiosa
disebabkan oleh Plasmodium falcifarum, gejala dapat timbul
sangat mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria
yang berat.
5. Siklus Hidup Plasmodium Malaria
Manusia Nyamuk
skizogoni
sporozoit
aseksual
seksual
sporogonieritrosit
6. terinfeksi
6-32
merozoit
merozoid
1x sporulasi
6-12
1-2% erit.
terinfeksi
P. Falsiparum
terberat
s.
retikuloendotel
Retikulosit &
eritrosit
demam
Zat pirogen
dingin
panas
Vasokontristik &
vasodilatasi
Leukosit, segmen,
monosit
Trabekula, limpa, s.
Retikuloendotel lainx
deposit
Limpa membesar
s. retikuloendotel
72 jam
keringat
9. penularan ini terjadi melalui
gigitan nyamuk anopheles
PENULARAN SECARA
ALAMIAH (NATURAL
INFECTION)
a. Malaria bawaan (congenital).
Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan
karena ibunya menderita malaria,
penularan terjadi melalui tali pusat atau
placenta.
b. Secara mekanik.
Penularan terjadi melalui transfusi darah
atau melalui jarum suntik. Penularan
melalui jarum suntik yang tidak steril lagi
c. Secara oral (Melalui Mulut).
Pada umumnya sumber infeksi bagi
malaria pada manusia adalah manusia
lain yang sakit malaria baik dengan gejala
maupun tanpa gejala klinik
PENULARAN SECARA
TIDAK ALAMIAH
10. DEMAM
demam secara periodik
berhubungan dengan waktu
pecahnya sejumlah skizon
matang dan keluarnya merozoit
yang masuk dalam aliran darah
(sporulasi)
STADIUM:
menggigil,puncak
demam,berkeringat
Dimulai dengan gejala prodromal yaitu lesu, sakit
kepala, tidak nafsu makan, kadang-kadang disertai
dengan mual dan muntah
11. SPLENOMEGALI
gejala khas
terutama pada
malaria yang
menahun.
Perubahan limpa biasanya
disebabkan oleh kongesti, tetapi kemudian limpa
berubah warna menjadi hitam, karena pigmen yang
ditimbun dalam eritsosit yang mengandung kapiler
dan sinusoid
Pada malaria menahun
jaringan ikat bertambah
tebal, sehingga limpa
menjadi keras.
12. ANEMIA
Derajat anemia tergantung
pada spesies parasit yang
menyebabkannya
Jenis anemia pada malaria adalah
hemolitik, normokrom dan normositik.
Pada serangan akut kadar hemoglobin turun secara
mendadak.
Anemia terutama tampak
jelas pada malaria
falsiparum dengan
penghancuran eritrosit
yang cepat dan hebat dan
pada malaria menahun.
14. 1. Anamnesis
Berasal dari daerah endemis
Rwyat prjalanan ke daerah endemis 2 mgg terakhir
Pernah mndptkan pengobatan malaria
2. Pemeriksaan fisik
Suhu > 37,5 属C.
Dapat ditemukan pembesaran limpa.
Dapat ditemukan anemi.
Gejala klasik malaria khas
.
15. a. Gangguan kesadaran sampai koma (malaria serebral)
b. Anemi berat (Hb < 5 g%, Ht < 15 %)
c. Hipoglikemi (kadar gula darah < 40 mg%)
d. Udem paru / ARDS (Acute Respiratory Distress
Syndrome)
e. Kolaps sirkulasi, syok, hipotensi (sistolik < 70 mmHg
pada dewasa dan < 50 mmHg pada anak-anak), algid
malaria dan septikemia.
f. Gagal ginjal akut (ARF/ Acute Renal Failure)
g. Jaundice (bilirubin > 3 mg%)
h. Kejang umum berulang ( > 3 kali/24 jam)
i. Asidosis metabolic
j. Gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-
basa.
k. Perdarahan abnormal dan gangguan pembekuan darah.
l. Hemoglobinuri
m. Kelemahan yang sangat (severe prostration)
n. Hiperparasitemi
o. Hiperpireksi (suhu > 40 属C)
16. Ditemukan parasit
pada drh
maternal dan darah
placenta
Gamb aran klinis
pada wanita hamil
Non imun: ringan
sapai berat
Imun : tidak
timbul gejala
tdk dpt
didiagnosa klinis
18. MALARIA DALAM KEHAMILAN
Dapat menimbulkan
berbagai kelainan
Tergantung pada tingkat
kekebalan seseorang
terhadap infeksi parasit
malaria dan paritas (jumlah
kehamilan)
Anemia
Demam
Hipoglikemia
Malaria serebral
Gangg elektrolit
Infeksi plasenta
Edema pulmonan
19. PENANGANAN MALARIA
DALAM KEHAMILAN
1. Segera kenali spesies plasmodium malaria u/
mmberi pengobatan yg tepat & prognosis penyakit
2. ANC yg teratur u/ eradiksi plasmodium, kontrol
kehamilan & perkembagan penyakit
3. Rawat inap bila memerlukan observasi ketat/bila
terjdi kegawatdaruratan
4. Antisipasi kemungkinan infeksi bila berada di daerah
endemik
5. +an upaya u/ me kan daya tahan & nutrisi yg
diperlukan o/ ibu hamil
6. Terapi radikal di pilih apbila kondisi ibu sgat
mengkhawtirkan
7. Pantau & tatalaksana pengaruh infeksi
plasmodium terhdp janin/neonatus
20. Lanjutan....
8. DepKes telah memberikan kebijakan
khusus tntg kehamilan dgn infeksi parasit
(malaria) & komplikasix (anemia) :
Pemeliharaan kehamilan melalui
pemeriksaan ANC berkala
Pemberian obat antimalaria yg aman bgi
bayi yg di kandung & pengobatan anemia
Scra medik, klorokuin dianggap ckp aman
jk diberikn pd ibu hamil dgn kompliksi
penykit malaria
PENANGANAN MALARIA
DALAM KEHAMILAN
21. PENCEGAHAN MALARIA DALAM
KEHAMILAN
Pada semua ibu hamil dengan malaria,
pada kunjungan ANC pertama diberi
pengobatan dosis terapeutik anti malaria.
Pencegahan anemi dimulai pada saat ini :
Suplemen besi : 300 mg sulfas ferrosus
(60 mg elemen besi)/hari, dan 1 mg folic
acid / hari.
Untuk pengobatan anemia moderat (Hb
7-10 g/dl) diberikan dosis besi 2x lipat.
Periksa Hb setiap kali kontrol.
22. PENGOBATAN MALARIA DALAM
KEHAMILAN
1. Di daerah P.falciparum sensitif klorokuin, dapat diberikan
pengobatan alternatif yaitu:
Klorokuin 10 mg/kg slma 2 hari kemudian di lnjutkn dgn 5
mg/kg hri ke-3. klorokuin aman dlm 3 trimester khmilan.
Meflokuin 15 mg/kg BB dosis tunggal
2. Daerah yg resisten pd klorokuin :
Kuinin 10 mg/kg BB, 3x sehari u/ 7 hari , atau
Sulfadoksin 500 mg pirimetamin 2,5 mg (SP) sbg dosis
tunggal
Garam Kina 10 mg/kg.bb per oral 3 kali selama 7 hari
(minimun 3 hari + SP 3 tablet dosis tunggal hari pertama)
Meflokuin dapat dipakai,hnya data yg mengenai keamann
trhadap janin dlm kehamilan msih terbatas, shgga dipakai
bila memang sgt di perlukan
Meflokuin 25 mg/kg BB diteruskan dgn 10 mg/kg BB 6-24
jam
3. Jika terjadi resistensi ganda pilihan terapi adalah sbb:
kuinin10 mg/kg.bb per oral 3 kali selama 7 hari
23. PENGARUH MALARIA PADA
JANIN
1. Kematian janin dlm
kandusngan
2. Aborthus
3. Persalinan prematur
4. Malaria plasenta
5. Berat Badan Lahir
Rendah
6. Malaria kongenital
24. PENGARUH MALARIA PADA
PERSALINAN
1. Berpengaruh pada proses persalinan
2. keadaan ibu: indikasi untuk mengakhiri
kehamilan dengan cunam atau ekstraktor
vacuum.
3. Perhatian khusus harus ditujukan kepada
kemungkinan perdarahan post parthum
4. Ibu yang menderita anemia berat pada
permulaan parthus dapat menderita
dekompensasi kordis segera setelah
kelahiran, akibat bertambahnya darah yang
beredar secara tiba-tiba karena aliran darah di
daerah panggul tidak lagi melalui plasenta
25. PENATALAKSANAAN
MALARIA PADA MASA
NIFAS
Untuk mencegah timbulnya penyakit dalam masa
nifas, maka pemberian obat pencegahan dalam
kehamilan sebaiknya diteruskan setelah persalinan
Laktasi biasanya tidak dipengaruhi oleh malaria,
kecuali kalau ibu sangat parah penderitaannya dan
disertai anemia berat
Pemberian obat pencegahan dalam kehamilan
sebaiknya diteruskan setelah persalinan sampai 6
minggu postparthum