Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan bedah orthopedi. Secara garis besar mencakup definisi bedah orthopedi yang berhubungan dengan pemeliharaan dan pemulihan sistem rangka dan persendian, jenis-jenis bedah orthopedi seperti reduksi terbuka dan penggantian sendi total, komplikasi seperti infeksi, serta proses keperawatan pre-operasi dan pasca-operasi untuk masalah orthopedi.
3. Definisi
ï‚— Orthopedik adalah cabang ilmu bedah yang
berhubungan dengan pemeliharaan dan
pemulihan
fungsi
sistem
rangka,
persendiannya, dan stuktur yang berkaitan.
Berhubungan dengan koreksi deformitas
sistem muskuloskeletal; berhubungan dengan
orthopedik (Dorland, 1998).
ï‚— Bedah orthopedi adalah suatu tindakan bedah
untuk
memullihkan
kondisi
disfungsi
muskuloskeletal seperti, fraktur yang tidak
stabil, deformitas, dislokasi sendi, jaringan
nekrosis dan terinfeksi, sindrom kompartemen,
serta sistem muskuloskeletal (Brunner &
7. Penatalaksanaan Bedah
Orthopedik
ï‚— Banyak pasien yang mengalami
difungsi muskuloskletal harus
menjalani pembedahan untuk
mengoreksi
masalahnya.
Masalah yang dapat dikoreksi
meliputi
stabilisasi,
fraktur,
deformitas,
penyakit
sendi,
jaringan infeksi atau nekrosis,
gangguan
peredaran
darah
(missal : sindrom kompartemen)
adanya tumor.
8. Pemeriksaan
Penunjang
pre operasi orthopedi
ï‚— Pemeriksaan Laboratorium
ï‚— Pemeriksaan darah
ï‚— Kadar Hb
ï‚— Hitung darah putih
ï‚— Kadar kalsium serum dan fosfor serum
ï‚— Fosfatase asam dan fosfatase alkali
ï‚— Kadar enzym serum kreatinin kinase (CK) dan SGOT, aspartat
aminotransferase
ï‚— LED
ï‚— Pemeriksaan urin: Kadar kalsium urin
ï‚— Pemeriksaan radiologi
ï‚— Sinar-X
ï‚— CT scan
ï‚— MRI
ï‚— Angiogradi
ï‚— Venogram
ï‚— Mielografi
ï‚— Discografi
ï‚— Artrografi
ï‚— Biopsi
9. post operasi orthopedi
ï‚— Pemeriksaan Laboratorium
ï‚— Pemeriksaan darah: Kadar Hb dan Profil
koagulas
ï‚— Pemeriksaan urin: Kadar kalsium urin
ï‚— Pemeriksaan Radiologi
ï‚— Sinar-X
ï‚— CT scan
ï‚— MRI
ï‚— Arteriogram
ï‚— Venogram
ï‚— Miolografi
ï‚— Discografi
ï‚— Artrografi
12. Dampak Masalah Terhadap Sistem Tubuh
ï‚— Kecepatan metabolisme
ï‚— Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
ï‚— Sistem respirasi
ï‚— Penurunan kapasitas paru
ï‚— Perubahan perfusi setempat
ï‚— Mekanisme batuk tidak efektif
ï‚— Sistem Kardiovaskuler
ï‚— Peningkatan denyut nadi
ï‚— Penurunan cardiac reserve
ï‚— Orthostatik Hipotensi
13. ï‚— Sistem Muskuloskeletal
ï‚— Penurunan kekuatan otot
ï‚— Atropi otot
ï‚— Kontraktur sendi
ï‚— Osteoporosis
ï‚— Sistem Pencernaan
ï‚— Anoreksia
ï‚— Konstipasi
ï‚— Sistem perkemihan
ï‚— Akumulasi endapan urine
ï‚— ISK
ï‚— Sistem integument
15. Pengkajian
ï‚— Pengkajian pasien dipusatkan pada hidrasi, riwayat
pengobatan terbaru, dan kemungkinan adanya
infeksi.
ï‚— perawat harus mengkaji kulit, tanda vital, saluran
urine, dan harga pemeriksaan laboratorium
ï‚— Riwayat pemakaian obat dapat memberikan
informasi untuk penanganan preoperatif
ï‚— Infeksi yang kebetulan ada juga harus diobati
sebelum
dilakukan
pembedahan
ortopedi
terencana.
16. Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi
ï‚— Nyeri (akut) berhubungan dengan
infeksi/cedera fisik/jaringan dan
trauma saraf.
ï‚— Ansietas berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang
kegiatan perioperatif.
17. Post Operasi
ï‚— Nyeri berhubungan dengan insisi bedah sekunder
ï‚— Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan perifer
berhubungan dengan penurunan aliran darah arteri/
vena
ï‚— Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
penurunan nafsu makan/anoreksia.
ï‚— Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
kelemahan otot akibat tirah baring lama post operatif
ï‚— Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
rusaknya/hilangnya salah satu anggota badan akibat
operasi
ï‚— Berduka yang antisipasi (anticipated griefing)
berhubungan dengan kondisi tubuhnya