Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi Kwashiorkor memberikan penjelasan tentang definisi, gejala, penyebab, dan asuhan keperawatan yang diberikan untuk mengatasi gangguan nutrisi tersebut. Asuhan meliputi pengkajian status gizi, pemberian makanan bergizi, dan edukasi nutrisi kepada keluarga pasien.
1 of 23
Downloaded 160 times
More Related Content
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
2. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
adalah tindakan kegiatan atau proses dalam praktik
keperawatan yang diberikan langsung kepada klien (pasien)
untuk memenuhi kebutuhan pasien dalam mengatasi masalah
gangguan nutrisi yang sedang dihadapi oleh pasien.
PENGERTIAN ASKEP PADA KLIEN GANGGUAN
NUTRISI
3. SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI
Sistem Pencernaan
Mulut
Gigi
Lidah
Pharink
Esofagus
Lambung
Usus halus
Usus besar
Colon
Rectum
Organ Aseksoris
Hati
Kantong Empedu
Pankreas
Gambar.1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan
5. DEFINISI
Gangguan nutrisi disebut dengan istilah
malnutrisi
Nama internasional KKP yaitu Calori
Protien Malnutrition atau CPM adalah
suatu penyakit difisiensi gizi dari
keadaan ringan sampai berat, disebut
juga Protien Energi Malnutrisi ( PEM ).
Malnutrisi adalah kekurangan gizi yang
diperlukan untuk pertumbuhan,
perkembangan, dan kebutuhan energi
tubuh.
JENIS-JENIS MALNUTRISI
1. Undernutrisi, yang terjadi akibat
konsumsi makanan yang kuantitasnya
tidak memadai selama periode waktu
yang lama. Marasmus dan inanisi yang
sinonim dengan undernutrisi yang parah.
Kelaparan menyiratkan hampir tidak
adanya makanan sama sekali. Contohnya:
Marasmus, Kwashiorkor, dan Campuran
Marasmus-Kwashiorkor.
2. Overnutrisi, yang terjadi akibat konsumsi
makanan yang berlebihan selama periode
waktu yang lama. Contohnya: Obesitas
Gambar.3. malnutrisi energi dan protein (MEP)
7. Untuk Menghitung Status Gizi, Kita Dapat Menggunakan Beberapa Jenis Rumus. Diantaranya Adalah:
1. Dan Interprestasi Persen Deviasi Dari UBW (Usual Body Weight/Berat Badan Biasanya) Dan Persen
Penurunan Berat Badan
MENGHITUNG STATUS GIZI
KOTAK A-1 Menghitung dan Menafsirkan Persentase Deviasi dari Berat Badan Biasa
dan Persentase Penurunan Berat Badan
Menghitung Persentase Berat Badan Biasa
% berat badan biasa =
x 100
Malnutrisi ringan 85-90%
Mallnutrisi sedang 75-84%
Malnutrisi berat krang dari 74%
Menghitung Persentase Penurunan Berat Badan
% berat badan biasa =
x 100
Penurunan berat badan signifikan
5% dalam 1bulan
7,5% dalam 3 bulan
10% dalam 6 bulan
Penurunan berat badan berat
>5% dalam 1bulan
>7,5% dalam 3 bulan
>10% dalam 6 bulan
8. Rumus ini digunakan untuk Individu Yang Berusia Lebih Dari 18 Tahun
2. INDEKS MASSA TUBUH (IMT)
Indeks Massa Tubuh (IMT) Adalah Sebuah Indikator Perubahan Dalam
Simpanan Lemak Tubuh Dan Apakah Berat Seseorang Sesuai Dengan
Tingginya, Dan Dapat Dipakai Untuk Memperkirakan Malnutrisi.
Keterangan:
Panduan untuk Evaluasi IMT
<16 malnutrisi 26-30 Berat Badan Lebih
19-19 Berat Badan Kurang 31-40 Kegemukan sedang-berat
20-25 Normal >40 kegemukan tidak wajar
9. CONTOH SOAL:
Ani adalah seorang pasien di salah satu rumah sakit wilayah Bogor, Kecamatan rawa
bangun. Ani memiliki berat badan 70 kg dengan tinggi badan 165 cm. Untuk
membuat asuhan keperawatan, maka perawat membutuhkan status gizi pasien
sebagai langkah awal pengkajian. Maukah anda membantu perawat tersebut untuk
menghitung Indeks Massa Tubuh pasien Ani? berapakah IMT untuk Ani ?
JAWAB:
IMT =
巨 巨 ()
巨 (2)
IMT =
70
1,652
IMT = 25,7116 Jadi, Berat Badan Lebih
10. HITUNGLAH SOAL DIBAWAH INI :
Seorang mahasiswi ilmu gizi yang bernama Rosella melakukan penelitian kesalah satu
desa di Nusa Tenggara Timur. Untuk sasaran pertama, Ia menemukan seorang balita
yang bernama Tilahahu yang berumur 3 tahun. Pada tanggal 12 april 2013, ibu Rosella
menimbang berat badan tilahahu dengan hasil timbangan 9kg. Setahun kemudian,
pada tanggal 12 april 2014, ibu Rosella kembali menimbang berat badan Tilahahu.
Sungguh miris, berat badan Tilahahu turun menjadi 6,3kg. Untuk mendapatkan data
anak malnutrisi sebagai data pendukung karya tulisnya, maka ibu Rosella harus
menghitung persentase berat badan biasa. Jika anda ibu Rosella, berapakah
persentase berat badan biasa Tilahahu?????
11. JAWABAN
% berat badan biasa =
x 100
% berat badan biasa =
6,3
9
x 100
% berat badan biasa = 70%
Jadi, Tilahahu mengalami malnutrisi berat
FOTO TILAHAHU
12. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
KWASHIORKOR
DEFINISI
Kwashiorkor adalah suatu sindroma
klinik yang timbul akibat adanya
kekurangan protein yang parah dan
pemasukan kalori yang kurang dari
yang dibutuhkan.
ETIOLOGI
Kurangnya masukan protein.
Diare anak.
Malabsorpsi protein.
Infeksi.
Luka bakar/ Pendarahan.
Kegagalan melakukan sintetis protein.
Proteinuria.
Faktor sosial, ekonomi, budaya.
PATOFISIOLOGI
terjadi edema
perlemakan hati
13. Gejala Kwashiorkor
Pertumbuhan terganggu, BB dan TB kurang dibandingkan dengan yang sehat
Pada sebagian penderita terdapat edema baik ringan dan berat
Gejala gastrointestinal seperti anoreksia dan diare
Rambut mudah dicabut, tampak kusam kering, halus jarang dan berubah warna
Kulit kering dengan menunjukan garis garis kulit yang mendalam dan lebar, terjadi
persisikan dan hiperpigmentasi
Terjadi pembesaran hati, hati yang teraba umumya kenyal, permukaannya licin dan
tajam.
Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita
Kelainan kimia darah yang selalu ditemukan ialah kadar albumin serum yang
rendah, disamping kadar globulin yang normal atau sedikit meninggi
14. 1. PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
KWASHIORKOR
a. Anamnese
1) Identitas pasien
2) Riwayat penyakit sekarang
3) Riwayat kesehatan
4) Riwayat penyakit dahulu
5) Riwayat keluarga
6) Pola-pola fungsi kesehatan meliputi;
- Pola nutrisi
- Pola Eliminasi
- Pola aktivitas
7) Pola istirahat dan tidur
b. Pengkajian Fisik
1) Keadaan Umum
2) Kepala
3) Muka : - Mata -Telinga -
Hidung Mulut
4) Tenggorokan
5) Leher
6) Torax
7) Abdomen
8) Extremitas Atas
9) Kulit
15. C.DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi.
b. Resiko terjadinya kekurangan volume
cairan s/d diare, muntah, tidak adekuatnya
masukan makanan dan cairan.
c. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi,
prognosis dan kebutuhan nutrisi.
16. a. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Tujuan: Kebutuhan Nutrisi. Terpenuhi
Kriteria Hasil: 1) Berat Badan Sesuai Dengan Umur.
2) Nafsu Makan Kembali Normal.
3) Tanda-tanda Kwashiorkor Berkurang/Hilang.
Intervensi : 1) Kaji Faktor Penyebab Gangguan Kebutuhan Gizi.
2) Berikan Makanan Bertahap Dan Formula Mudahdicerna, Pekat Protein.
3) Berikan Modisco 遜, 1, Atau 2, Atau 3 Sesuai Kebutuhan
4) Observasi Berat Badan Setiap Hari.
5) Kolaborasi Dengan Tim Medis Dalam Pemberian Terapi Sesuai Dengan Kondisi Pasien
D. ASUHAN KEPERAWATAN
17. Implementasi
1) Melakukan pengkajian terhadap pasien tentang penyebab gangguan kebutuhhan
gizi
2) Memberikan makanan bertahap dan formula yang mudah di cerna dan tinggi akan
protein
3) Memberikan modisco dengan melakukan kolaborasi dengan tim gizi dalam
pemberiian terapi yang tepat
4) Menimbang berat badan setiap pagi
5) Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi sesuai dengan
kondisi pasien.
Evaluasi :
Berat badan menjadi normal, nafsu makan kembali normal dan tidak terdapat tanda
tanda kwashiorkor pada pasien
18. Tujuan :
Mempertahankan Keseimbangan Elektrolit Dan Volume Cairan.
Kriteria Hasil:
1) Pasien Tidak Diare.
2) Muntah Teratasi.
3) Tanda-tanda Dehidrasi Tidak Nampak.
4) Turgor Kulit Baik.
Intervensi :
1) Observasi Tanda-tanda Vital.
2) Kaji Status Hidrasi (Turgor Kulit).
3) Observasi Jumlah Dan Tipe Masukan Cairan.
4) Observasi Diare.
5) Atur Pola Diit Untuk Mengatasi Muntah Dengan Cara Makan Sedikit-sedikit Tapi Sering, Bila Masih
Muntah, Pasang Sonde.
b. Resiko Terjadinya Kekurangan Volume Cairan S/D Diare, Muntah, Tidak
Adekuatnya Masukan Makanan Dan Cairan.
19. 1) Melakukan Pemeriksaan Tanda Tanda Vital Pada Pasien Tiap 4 Jam Sekali
2) Mengkaji Hidrasi Pasien Dengan Melihat Tuirgor Kulit, Balance Intake
Output.
3) Melakukan Observasi Jumlah Dan Tipe Masukan Cairan Yang Dikonsumsi
Oleh Pasien
4) Melakukan Pengkajian Apakah Pasien Masih Diare
5) Lakukan Kolaborasi Dengan Tim Gizi Dalam Pemberian Diit Yang Tepat
Sesuai Dengan Kondisi Pasien
Evaluasi :
Pasien menunjukkan hidrasi yang baik dengan di tandai oleh kondisi pasien
yang semakin baik, pasien tidak diare, turgor kulit baik dan berat badan
pasien stabil.
Implementasi
20. c. Kurangnya Pengetahuan Tentang Kondisi, Prognosi Dan
Kebutuhan Nutrisi.
Tujuan: Pengetahuan keluarga bertambah.
Kriteria hasil: 1) Keluarga mengerti dan memahami isi penyuluhan.
2) Dapat mengulangi isi penyuluhan.
3) Mampu menerapkan isi penyuluhan di rumah sakit dan nanti sampai dirumah.
Intervensi : 1) Tentukan tingkat pengetahuan dan kesiapan untuk belajar.
2) Jelaskan tentang: - Nama penyakit anak.
- Penyebab penyakit.
- Akibat yang ditimbulkan.
- Pengobatan yang dilakukan.
21. 3) Jelaskan tentang: - Pengertian nutrisi dan pentingnya.
- Pola makan yang betul untuk anak sesuai umurnya.
- Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin terutama
banyak mengandung protein.
4) Beri kesempatan keluarga untuk mengulangi isi penyuluhan.
5) Anjurkan keluarga untuk membawa anak kontrol di poli gizi setelah pulang dari
rumah sakit.
22. Implementasi :
1) Mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan keluaga tentang penyakit yang di derita pasien dan
juga kesiapan pasien dan keluarga untuk belajar.
2) Membeikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit yang diderita,
penyebab, akibat dari penyakit dan pengobatan yang bisa dilakukan untuk penyakit pasien.
3) Menjelaskan kepada pasien dan keluarga nya tentang pola makan yang baik untuk pasien
dengan penyakit tersebut.
4) Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mengulang materi yang telah di berikan
5) Menganjurkan kepada keluarga untuk melakukan kontrol secara rutin ke tempat kesehatan
terdekat, agar pengobatan tuntas.
Evaluasi :
Pasien lebih mengerti tentang penyakit yang diderita oleh pasien, dan keluarga tidak bertanya
tanya lagi tentang penyakit yang diderita pasien.