PEMANFAATAN RAPOR PENDIDIKAN DALAM PERENCANAAN BERBASIS DATA UNTUK SATUAN PEN...Riyan Hidayatullah
油
Oleh: Dr. Riyan Hidayatullah, M.Pd.
Rapor Pendidikan adalah platform yang menyediakan data laporan hasil evaluasi sistem pendidikan sebagai penyempurnaan rapor mutu sebelumnya. Kebijakan evaluasi sistem pendidikan yang baru lebih menekankan pada orientasi terhadap mutu pendidikan dan sistem yang terintegrasi.
Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan yang kemudian diturunkan menjadi, Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2022 Tentang Evaluasi Sistem Pendidikan Oleh Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Dan Pendidikan Menengah
Dasar indikator yang ditampilkan di dalam Rapor Pendidikan didasari oleh Surat Kepala Badan, Standar, dan Asesmen Pendidikan nomor 012/H/M/2023 Tahun 2023 tentang Indikator Profil Satuan Pendidikan dan Profil Pendidikan Daerah
Perencanaan Berbasis Data (PBD) adalah bentuk pemanfaatan data pada platform Rapor Pendidikan sebagai bentuk intervensi satuan maupun dinas pendidikan maupun pemerintah daerah terhadap mutu dan capaian pendidikannya dan bertujuan untuk mencapai peningkatan serta perbaikan mutu pendidikan yang berkesinambungan.
Materi Presentasi Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan.pptxEkaPratiwi92
油
Dokumen ini membahas perencanaan berbasis data di satuan pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dokumen menjelaskan bahwa perencanaan berbasis data menggunakan profil pendidikan sebagai sumber data utama dan menganalisis masalah secara ilmiah untuk merumuskan program perbaikan. Perencanaan berbasis data terintegrasi dalam siklus perencanaan satuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
Perencanaan Berbasis Data Satpen - Master -230722 (1).pptxFatmaHandane1
油
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan berbasis data di satuan pendidikan sebagai bagian dari kebijakan Merdeka Belajar. Terdapat penjelasan mengenai profil pendidikan dan indikator-indikatornya yang digunakan sebagai dasar perencanaan, serta dukungan yang akan diberikan kementerian untuk memfasilitasi perencanaan berbasis data di tingkat daerah dan satuan pendidikan.
Platform Merdeka Mengajar adalah platform edukasi yang dikembangkan Kemendikbudristek untuk mendukung guru dalam implementasi Kurikulum Merdeka dengan menyediakan perangkat ajar, pelatihan, dan jejaring kolaborasi antar guru.
Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1 (1).pptxJeffriIndriyanto2
油
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan kurikulum operasional di satuan pendidikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Kurikulum operasional disusun sendiri oleh masing-masing satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik dan lingkungan sekolah. Dokumen ini memberikan panduan tentang komponen-komponen penyusunan kurikulum operasional seperti visi, misi, tujuan,
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan. Terdapat penjelasan mengenai analisis karakteristik satuan pendidikan, penyusunan visi, misi, dan tujuan yang melibatkan seluruh warga sekolah, serta prinsip-prinsip pengembangan kurikulum operasional yang berpusat pada peserta didik.
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan PMO (Pembelajaran Melalui Observasi) di tingkat sekolah untuk program Sekolah Penggerak. PMO di tingkat sekolah dilakukan secara berkala untuk merefleksikan pembelajaran, menemukan masalah, menyepakati solusi, dan melakukan implementasi. Proses ini difasilitasi oleh kepala sekolah atau fasilitator sekolah penggerak. Topik yang dibahas dalam PMO antara lain
1. Strategi penguatan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik meliputi penguatan lingkungan fisik, sosial-afektif, dan akademik.
2. Lingkungan fisik ditingkatkan dengan memanfaatkan sarana sekolah untuk pembelajaran numerasi.
3. Lingkungan sosial-afektif diperkuat dengan paradigma bahwa pengembangan literasi dan numerasi merupakan tanggung jawab bersama.
Literasi dan numerasi pada anak usia dini seharusnya diajarkan secara alami dan kontekstual, sesuai dengan tahap perkembangan anak. Bukan melalui pengajaran formal seperti membaca huruf atau menghafal angka. Literasi dan numerasi merupakan kemampuan yang berkembang secara bertahap melalui bermain dan interaksi sehari-hari dengan lingkungan anak. Guru perlu memahami karakteristik perkembangan anak dan mendesain pembelajaran
Dokumen tersebut membahas proses penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan SDN Sukamaju yang mencakup analisis karakteristik lingkungan belajar, perumusan visi, misi, dan tujuan, serta pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut.
4. PENGUATAN Literasi - Numerasi berbasis IKM (1).pptxRinawatiRinawati12
油
Dokumen tersebut membahas strategi untuk meningkatkan literasi dan numerasi siswa di sekolah, meliputi penguatan lingkungan belajar fisik dan sosial, program sekolah yang komprehensif, serta penekanan pada penalaran dan proses pemecahan masalah di berbagai mata pelajaran."
Dokumen ini merupakan rancangan Kerangka Dasar Sistem Pendidikan (KOSP) untuk SMP Muhammadiyah Al Mujahidin yang mencakup visi, misi, tujuan, pengorganisasian pembelajaran, perencanaan pembelajaran, evaluasi, dan pendampingan guru. Dokumen ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran sesuai dengan karakteristik sekolah.
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan asesmen dalam kurikulum merdeka, yang mencakup tiga poin utama:
1) Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran dan digunakan untuk perbaikan pembelajaran berkelanjutan.
2) Terdapat berbagai teknik asesmen formatif dan sumatif yang dapat digunakan, sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
3) Hasil asesmen digunakan untuk meng
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembelajaran berdasarkan Capaian Pembelajaran (CP), yang mencakup penjelasan mengenai pengertian CP, elemen-elemen yang terdapat dalam CP suatu mata pelajaran, dan cara-cara merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) berdasarkan analisis terhadap CP."
Modul ini membahas pengembangan modul ajar, meliputi tujuan pengembangan modul ajar, konsep dan prosedur pengembangan modul ajar, serta modifikasi modul ajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Modul ini juga menjelaskan komponen-komponen penting dalam pengembangan modul ajar seperti tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen pembelajaran.
Materi pelatihan ini membahas tentang perencanaan berbasis data di satuan pendidikan. Terdapat empat bab utama yang membahas tentang Merdeka Belajar dan perencanaan berbasis data, Profil Pendidikan dan Platform Rapor Pendidikan, perencanaan berbasis data di satuan pendidikan, serta monitoring dan evaluasi. Materi ini bertujuan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengidentifikasi masalah berdasarkan data dan merencanakan program untuk meningkatkan mutu pendidikan.
1. Strategi penguatan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik meliputi penguatan lingkungan fisik, sosial-afektif, dan akademik.
2. Lingkungan fisik ditingkatkan dengan memanfaatkan sarana sekolah untuk pembelajaran numerasi.
3. Lingkungan sosial-afektif diperkuat dengan paradigma bahwa pengembangan literasi dan numerasi merupakan tanggung jawab bersama.
Literasi dan numerasi pada anak usia dini seharusnya diajarkan secara alami dan kontekstual, sesuai dengan tahap perkembangan anak. Bukan melalui pengajaran formal seperti membaca huruf atau menghafal angka. Literasi dan numerasi merupakan kemampuan yang berkembang secara bertahap melalui bermain dan interaksi sehari-hari dengan lingkungan anak. Guru perlu memahami karakteristik perkembangan anak dan mendesain pembelajaran
Dokumen tersebut membahas proses penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan SDN Sukamaju yang mencakup analisis karakteristik lingkungan belajar, perumusan visi, misi, dan tujuan, serta pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut.
4. PENGUATAN Literasi - Numerasi berbasis IKM (1).pptxRinawatiRinawati12
油
Dokumen tersebut membahas strategi untuk meningkatkan literasi dan numerasi siswa di sekolah, meliputi penguatan lingkungan belajar fisik dan sosial, program sekolah yang komprehensif, serta penekanan pada penalaran dan proses pemecahan masalah di berbagai mata pelajaran."
Dokumen ini merupakan rancangan Kerangka Dasar Sistem Pendidikan (KOSP) untuk SMP Muhammadiyah Al Mujahidin yang mencakup visi, misi, tujuan, pengorganisasian pembelajaran, perencanaan pembelajaran, evaluasi, dan pendampingan guru. Dokumen ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran sesuai dengan karakteristik sekolah.
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan asesmen dalam kurikulum merdeka, yang mencakup tiga poin utama:
1) Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran dan digunakan untuk perbaikan pembelajaran berkelanjutan.
2) Terdapat berbagai teknik asesmen formatif dan sumatif yang dapat digunakan, sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
3) Hasil asesmen digunakan untuk meng
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembelajaran berdasarkan Capaian Pembelajaran (CP), yang mencakup penjelasan mengenai pengertian CP, elemen-elemen yang terdapat dalam CP suatu mata pelajaran, dan cara-cara merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) berdasarkan analisis terhadap CP."
Modul ini membahas pengembangan modul ajar, meliputi tujuan pengembangan modul ajar, konsep dan prosedur pengembangan modul ajar, serta modifikasi modul ajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Modul ini juga menjelaskan komponen-komponen penting dalam pengembangan modul ajar seperti tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen pembelajaran.
Materi pelatihan ini membahas tentang perencanaan berbasis data di satuan pendidikan. Terdapat empat bab utama yang membahas tentang Merdeka Belajar dan perencanaan berbasis data, Profil Pendidikan dan Platform Rapor Pendidikan, perencanaan berbasis data di satuan pendidikan, serta monitoring dan evaluasi. Materi ini bertujuan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengidentifikasi masalah berdasarkan data dan merencanakan program untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan perencanaan berbasis data di satuan pendidikan. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang konsep perencanaan berbasis data sebagai bagian dari kebijakan Merdeka Belajar, profil pendidikan dan indikator-indikatornya, serta bagaimana perencanaan berbasis data dapat dilakukan di tingkat satuan pendidikan dan pemerintah daerah untuk meningkatkan mutu pendidikan.
[2022] Perencanaan Berbasis Data Satpen - Dinas Pendidikan Pwt.pptxYohanIndra
油
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan perencanaan berbasis data di satuan pendidikan. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang konsep perencanaan berbasis data sebagai bagian dari kebijakan Merdeka Belajar, profil dan platform Rapor Pendidikan, serta tahapan perencanaan berbasis data mulai dari identifikasi, refleksi, hingga penyusunan rencana dan anggaran.
Mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya
Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif,
mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan berakhlak mulia, bergotong royong,
dan berkebinekaan global.
Pasal 28
Hasil Evaluasi Sistem Pendidikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dimanfaatkan oleh Satuan Pendidikan untuk:
mengidentifikasi masalah pendidikan yang perlu mendapatkan prioritas
berdasarkan indikator dalam profil Satuan Pendidikan atau profil program
pendidikan kesetaraan;
mendalami hasil identifikasi masalah pendidikan untuk menemukan akar
masalah dan merumuskan langkah perbaikan; dan
melakukan perencanaan program untuk mengatasi akar masalah
Hasil Evaluasi Sistem Pendidikan oleh Pemerintah Daerah dimanfaatkan oleh Pemerintah
Daerah sebagai bahan untuk melakukan penyesuaian kebijakan dan perencanaan
dalam rangka peningkatan akses, mutu, relevansi, dan tata kelola penyelenggaraan
pendidikan sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 28
Hasil Evaluasi Sistem Pendidikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dimanfaatkan oleh Satuan Pendidikan untuk:
mengidentifikasi masalah pendidikan yang perlu mendapatkan prioritas
berdasarkan indikator dalam profil Satuan Pendidikan atau profil program
pendidikan kesetaraan;
mendalami hasil identifikasi masalah pendidikan untuk menemukan akar
masalah dan merumuskan langkah perbaikan; dan
melakukan perencanaan program untuk mengatasi akar masalah
Hasil Evaluasi Sistem Pendidikan oleh Pemerintah Daerah dimanfaatkan oleh Pemerintah
Daerah sebagai bahan untuk melakukan penyesuaian kebijakan dan perencanaan
dalam rangka peningkatan akses, mutu, relevansi, dan tata kelola penyelenggaraan
pendidikan sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 28
Hasil Evaluasi Sistem Pendidikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dimanfaatkan oleh Satuan Pendidikan untuk:
mengidentifikasi masalah pendidikan yang perlu mendapatkan prioritas
berdasarkan indikator dalam profil Satuan Pendidikan atau profil program
pendidikan kesetaraan;
mendalami hasil identifikasi masalah pendidikan untuk menemukan akar
masalah dan merumuskan langkah perbaikan; dan
melakukan perencanaan program untuk mengatasi akar masalah
Hasil Evaluasi Sistem Pendidikan oleh Pemerintah Daerah dimanfaatkan oleh Pemerintah
Daerah sebagai bahan untuk melakukan penyesuaian kebijakan dan perencanaan
dalam rangka peningkatan akses, mutu, relevansi, dan tata kelola penyelenggaraan
pendidikan sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 28
Hasil Evaluasi Sistem Pendidikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dimanfaatkan oleh Satuan Pendidikan untuk:
mengidentifikasi masalah pendidikan yang perlu mendapatkan prioritas
berdasarkan indikator dalam profil Satuan Pendidikan atau profil program
pendidikan kesetaraan;
mendalami hasil identifikasi masalah pendidikan untuk menemukan akar
masalah dan merumuskan langkah perbaikan; dan
melakukan perencanaan program untuk menga
Dokumen ini membahas tentang pelatihan perencanaan berbasis data di satuan pendidikan. Pelatihan ini bertujuan untuk membantu satuan pendidikan dan pemerintah daerah melakukan perencanaan peningkatan mutu pendidikan berdasarkan data di Rapor Pendidikan. Perencanaan berbasis data merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar untuk memastikan pendidikan berkualitas bagi seluruh masyarakat.
Perencanaan Berbasis Data Satpen - Master -230722.pptxRasmanRauf
油
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan perencanaan berbasis data di satuan pendidikan. Pelatihan ini membahas tentang profil pendidikan, indikator-indikatornya, dan bagaimana menggunakannya untuk mengidentifikasi masalah dan merumuskan solusi melalui perencanaan program. Pelatihan ini juga menjelaskan peran perencanaan berbasis data dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Perencanaan Berbasis Data Satpen - Narsum Nasional -200522.pptxatihayati4
油
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan perencanaan berbasis data di satuan pendidikan. Pelatihan ini bertujuan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengidentifikasi masalah pendidikan, menetapkan solusi, dan melakukan perencanaan berdasarkan data di Rapor Pendidikan. Pelatihan ini juga membahas tentang konsep, proses, dan pedoman perencanaan berbasis data.
Dokumen tersebut membahas pelatihan perencanaan berbasis data di satuan pendidikan, meliputi pemahaman konsep perencanaan berbasis data sebagai bagian dari kebijakan Merdeka Belajar, profil dan platform Rapor Pendidikan, serta proses perencanaan berbasis data mulai dari analisis profil pendidikan, identifikasi masalah, hingga monitoring dan evaluasi.
1. Perencanaan Berbasis Data Satpen - Narsum Nasional -200522.pdfEllyTrianaSariBian
油
Dokumen tersebut membahas pelatihan perencanaan berbasis data di satuan pendidikan, meliputi pemahaman konsep perencanaan berbasis data sebagai bagian dari kebijakan Merdeka Belajar, profil dan platform Rapor Pendidikan, serta proses perencanaan berbasis data mulai dari analisis profil pendidikan, identifikasi masalah, hingga monitoring dan evaluasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan perencanaan berbasis data di satuan pendidikan. Pelatihan ini membahas konsep dan kebijakan Merdeka Belajar, profil dan platform Rapor Pendidikan, perencanaan berbasis data di satuan pendidikan, serta monitoring dan evaluasi. [/ringkasan]
2. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 2
Alur Materi Perencanaan Berbasis Data di Satuan Pendidikan
Merdeka Belajar dan
Perencanaan
Berbasis Data
Memahami kebijakan
Merdeka Belajar
Memahami konsep
Perencanaan
Berbasis Data
sebagai bagian dari
Merdeka Belajar
Bab 1
Profil dan Platform
Rapor Pendidikan
Bab 2
Perencanaan
Berbasis Data di
Satuan Pendidikan
Bab 3
Monitoring dan
Evaluasi
Bab 4
Tema
Tujuan
Memahami definisi,
kerangka dan struktur
Profil Pendidikan
Memahami indikator
dalam Profil
Pendidikan
Mampu mengakses
dan menggunakan
platform Rapor
Pendidikan
Mengidentifikasi
masalah dan akar
masalah berdasarkan
Profil Pendidikan
Menetapkan solusi
penyelesaian akar
masalah
Memasukkan solusi
dalam dokumen
perencanaan dan
anggaran
Memahami bentuk
monitoring dan
evaluasi pelaksanaan
kegiatan
3. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 3
Bab 1: Merdeka Belajar dan Perencanaan Berbasis Data
Dalam sesi ini diharapkan peserta dapat:
Memahami kebijakan Merdeka Belajar
01
Memahami konsep Perencanaan Berbasis Data sebagai bagian dari Merdeka Belajar
02
4. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 4
Kemdikbudristek telah menetapkan Visi Pendidikan Indonesia sebagai
panduan dalam merumuskan kerja pendidikan
Mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian melalui
terciptanya Pelajar Pancasila yang beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis,
kreatif, bergotong royong, dan
berkebinekaan global.
5. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 5
Contoh: Siswa dengan Profil Pelajar Pancasila bernalar kritis
Siswa yang bernalar kritis akan berpikir secara
mendalam saat menerima informasi serta
gagasan:
Apakah informasi ini benar? Apakah masuk
akal? Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Apa
yang bisa saya lakukan dari informasi yang saya
dapat ini?
6. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 6
Terdapat isu kompetensi peserta didik di Indonesia dengan
perbedaan capaian per jenjang
7. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
22,4% peserta
didik
24,4% peserta
didik
7
Isu-isu perundungan dan kekerasan seksual perlu jadi perhatian khusus dalam
satuan pendidikan
*data bersumber dari AN seluruh jenjang (SD/MI/SMP/MTs/SMA/SMK/MA/sederajat)
berpotensi mengalami
insiden perundungan di
satuan pendidikan dalam
satu tahun terakhir*
menjawab Pernah pada
pertanyaan survei yang
menunjukkan potensi
insiden kekerasan
seksual*
8. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 8
Untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia, dikeluarkan kebijakan Merdeka
Belajar bagi tercapainya pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia
Memastikan peserta didik
mengalami kemajuan belajar
sehingga lebih kompeten dan
berkarakter
Memastikan bahwa kelompok-
kelompok yang termarginalkan (sulit
mendapat akses pendidikan) dibantu
untuk mendapatkan akses pendidikan
yg berkualitas.
Fokus pada pengembangan
kompetensi dasar dan karakter
Intervensi asimetris berfokus pada
penguatan kelompok
termarjinalkan
Pendidikan Berkualitas
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Intervensi Asimetris: intervensi yang disesuaikan
dengan kondisi sasaran (misal letak geografis,
kondisi sosial ekonomi, dll)
9. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 9
Berbagai kebijakan Merdeka Belajar (MB) untuk meningkatkan mutu pendidikan
bagi seluruh masyarakat Indonesia sudah diluncurkan
Program Organisasi
Penggerak
Guru Penggerak
Penggantian UN
Penyesuaian Kebijakan Dana
BOS
Program Sekolah Penggerak
SMK Pusat Keunggulan
Perluasan Program Beasiswa
Lembaga Pengelola
Pendidikan
Sekolah Aman Berbelanja
dengan SIPLah
Akselerasi dan Pendanaan
Paud dan Pendidikan
Kesetaraan
Kurikulum Merdeka dan
Platform Merdeka Belajar
MB 1
MB 3
MB 4
Rapor Pendidikan
Indonesia
MB 7
MB 8
MB 10
MB 16
MB 19
MB 15
MB 12
MB 5
*Merdeka Belajar yang tercantum hanya yang terkait
dengan Rapor Pendidikan dan PBD
10. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 11
Transformasi satuan pendidikan dalam Merdeka Belajar
Satuan pendidikan mengembangkan
budaya refleksi
Satuan pendidikan berpihak kepada
murid
Satuan pendidikan menciptakan
lingkungan belajar yang aman, nyaman,
menyenangkan dan inklusif
Hasil belajar murid harus terus
mengalami peningkatan, terutama
dalam kompetensi fondasi seperti
literasi, numerasi dan karakter
11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Penyederhanaan pengisian data dan
terintegrasi
Proses perencanaan sebagai kegiatan
bermakna yang berorientasi pada
peningkatan mutu pendidikan
12
Rapor Pendidikan dan Perencanaan Berbasis Data memperbaiki permasalahan
peningkatan mutu pendidikan dengan lebih sederhana dan bermakna
Berbagai bentuk evaluasi dilakukan
dengan sumber data yang beragam
Mengukur banyak indikator dan tidak
fokus pada hal-hal utama dan penting
Berbagai bentuk evaluasi dilakukan
dengan sumber data yang sama (Profil
Pendidikan)
Lebih sederhana dan mengukur hal yang kunci:
Mutu hasil belajar
dan layanan pendidikan
Dahulu Sekarang
Sebagian perencanaan dilakukan untuk
pemenuhan dokumen administrasi dan
belum menyelesaikan permasalahan
Pengisian data yang berulang dan
belum terintegrasi
12. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Perencanaan berbasis data adalah sebuah perubahan kebiasaan untuk mendorong
satuan pendidikan dan dinas pendidikan menyusun kegiatan peningkatan capaian
pembelajaran berdasarkan fakta
13
2. Melakukan refleksi
capaian, pemerataan,
dan proses pembelajaran
di satuan pendidikan dan
daerah masing-masing
3. Menyusun kegiatan dalam
bentuk rencana kegiatan
dan anggaran satuan
pendidikan (BOS dan BOP)
dan daerah (APBD)
Mengidentifikasi masalah
berdasarkan indikator yang
ditampilkan di dalam Rapor
Pendidikan
2. Melakukan refleksi
capaian, pemerataan,
dan proses pembelajaran
di satuan pendidikan dan
daerah masing-masing
Melakukan pembenahan
melalui perumusan kegiatan
dalam bentuk rencana kegiatan
dan anggaran satuan
pendidikan (BOS dan BOP) dan
daerah (APBD)
Melakukan refleksi
capaian, pemerataan, dan
proses pembelajaran di
satuan pendidikan dan
daerah masing-masing
13. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 14
Perencanaan berbasis data adalah proses yang berkelanjutan dan
terintegrasi dalam siklus perencanaan satuan pendidikan
Langkah 1
Analisis Profil
Pendidikan
Langkah 2
Analisis Akar
Masalah
Langkah 3
Perumusan Program
dan Kegiatan
Langkah 6
Monitoring dan
Evaluasi
Langkah 5
Pelaksanaan Kegiatan
Langkah 4
Memasukkan hasil
rumusan dalam dokumen
perencanaan dan anggaran
RKJM
Perencanaan Jangka
Menengah
RKT
Perencanaan Tahunan
RKAS
Dokumen Anggaran
RKJM: Rencana Kerja Jangka Menengah
RKT: Rencana Kerja Tahunan
RKAS: Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah
Profil Pendidikan: Laporan Komprehensif
mengenai layanan pendidikan sebagai hasil dari
Evaluasi Sistem Pendidikan
14. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Transformasi satuan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan dimulai
dengan perencanaan berbasis data
Seluruh satuan pendidikan
melaksanakan perencanaan
berbasis data dengan
menggunakan capaian
Rapor Pendidikan satuan
pendidikan*
Peningkatan Mutu
Pendidikan
Murid dengan
karakter Profil
Pelajar Pancasila
Seluruh Provinsi dan
Kabupaten/kota
melaksanakan
perencanaan berbasis data
dengan menggunakan
capaian Rapor Pendidikan
Daerah
Perencanaan dan
penganggaran di
satuan pendidikan
yang sudah tepat
Aktivitas Output Outcome Impact
Terjadinya
transformasi satuan
pendidikan:
1) berpihak pada
murid; 2) lingkungan
belajar yang aman,
nyaman,
menyenangkan dan
inklusif; 3) adanya
budaya refleksi; 4)
hasil belajar meningkat
*untuk PAUD menggunakan indikator dalam rapor
pendidikan
15. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 16
Perencanaan berbasis data dilakukan di tingkat pemerintah daerah dan
satuan pendidikan
Perencanaan Satuan Pendidikan
Pendidikan
Usia Dini
Pendidikan
Dasar dan
Menengah
1 2
16. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 17
Kemendikbudristek akan memfasilitasi satuan pendidikan dan pemerintah
daerah untuk melakukan perencanaan berbasis data
2. Dukungan materi untuk
belajar mandiri disiapkan
sehingga pemerintah daerah
dan satuan pendidikan dapat
mendalami materi perencanaan
berbasis data
3. Pusat Bantuan disiapkan untuk
menjawab semua pertanyaan
terkait rapor pendidikan dan
perencanaan berbasis data,
serta menerima masukan untuk
perbaikan
1. Bimbingan teknis dan
pendampingan perencanaan
berbasis data akan dilakukan
mulai bulan Mei hingga sepanjang
tahun 2022 bekerjasama dengan
berbagai pemangku kepentingan
17. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 18
Bab 2: Profil Pendidikan dan Indikator Profil Pendidikan
Dalam sesi ini diharapkan peserta dapat:
Memahami definisi, kerangka, dan struktur Profil Pendidikan
01
Memahami indikator dalam Profil Pendidikan
02
18. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 19
Definisi Profil Pendidikan, Rapor Pendidikan, dan Platform Rapor
Pendidikan
Laporan Komprehensif mengenai layanan pendidikan sebagai hasil dari Evaluasi
Sistem Pendidikan yang digunakan sebagai landasan untuk peningkatan mutu
layanan pendidikan dan penetapan Rapor Pendidikan
Profil Pendidikan
Indikator* terpilih Dari Profil Pendidikan yang merefleksikan prioritas
Kemendikbudristek yang digunakan untuk menilai kinerja daerah dan satuan
pendidikan. Rapor Pendidikan diperoleh dari perbandingan nilai indikator antar
tahun (akan ditampilkan mulai tahun 2023).
Rapor
Pendidikan
Aplikasi Berbasis Web yang menampilkan informasi Profil Pendidikan dan Rapor
Pendidikan. Platform Rapor Pendidikan dapat diakses oleh pengguna yang
memiliki akun belajar sesuai dengan kewenangannya.
Platform Rapor
Pendidikan
*contoh penggunaan rapor pendidikan: Indikator SPM (Daerah) dan Indikator BOS
kinerja (Satpen)
19. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 20
Rapor Pendidikan dan perencanaan berbasis data adalah alat bantu bagi satuan
pendidikan dan dinas pendidikan untuk terus bersama memperbaiki kualitas
layanan pendidikan
Rapor Pendidikan dan perencanaan berbasis data adalah
perangkat dan cara untuk
Rapor Pendidikan dan perencanaan berbasis data
bukanlah perangkat dan cara untuk
B (Benahi)
menentukan program dan kegiatan
untuk menyelesaikan akar masalah
R (Refleksi)
menemukan akar masalah
I (Identifikasi)
mencari permasalahan
Membandingkan pencapaian
Memeringkatkan satuan pendidikan
dan daerah
Menghukum dan mencari siapa yang salah
Menjadi tambahan beban dokumen
administrasi yang tidak bermakna
20. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 21
Dasar Hukum perencanaan berbasis data diatur dalam PP No. 57 tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan dan
Permendikbudristek No. 09 tahun 2022 tentang Evaluasi Sistem Pendidikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
Pasal 28
Hasil Evaluasi Sistem Pendidikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dimanfaatkan oleh Satuan Pendidikan untuk:
mengidentifikasi masalah pendidikan yang perlu mendapatkan prioritas berdasarkan
indikator dalam profil Satuan Pendidikan atau profil program pendidikan kesetaraan;
mendalami hasil identifikasi masalah pendidikan untuk menemukan akar masalah
dan merumuskan langkah perbaikan; dan
melakukan perencanaan program untuk mengatasi akar masalah
Pasal 48
3. Evaluasi sistem Pendidikan oleh Pemerintah Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan terhadap: a. pendidikan anak
usia dini; dan b. pendidikan dasar dan menengah.
4. Evaluasi sistem Pendidikan oleh Pemerintah Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk perluasan akses dan
peningkatan mutu layanan Pendidikan daerah sesuai kebutuhan
Satuan Pendidikan dan program Pendidikan.
PP No 57 Tahun 2021
Pasal 28
Perencanaan kegiatan Pendidikan bertujuan untuk peningkatan kualitas
proses dan hasil belajar secara berkelanjutan berdasarkan evaluasi
diri Satuan Pendidikan.
Perencanaan kegiatan Pendidikan dituangkan dalam rencana kerja
jangka pendek dan rencana kerja jangka menengah.
Permendikbudristek No 09 tahun 2022
Pasal 24
Evaluasi Sistem Pendidikan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan profil pendidikan
daerah.
Evaluasi sistem pendidikan oleh Pemerintah Daerah dilaksanakan terhadap:
a. Pendidikan Anak Usia Dini; dan
b. Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Pasal 26
Hasil Evaluasi Sistem Pendidikan oleh Pemerintah Daerah dimanfaatkan oleh Pemerintah
Daerah sebagai bahan untuk melakukan penyesuaian kebijakan dan perencanaan program
dalam rangka peningkatan akses, mutu, relevansi, dan tata kelola penyelenggaraan
pendidikan sesuai dengan kewenangannya.
21. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 22
Bab 3: Perencanaan Berbasis Data di Satuan Pendidikan
Dalam sesi ini diharapkan peserta dapat:
Mengidentifikasi masalah dan akar masalah berdasarkan Profil Pendidikan
01
Menetapkan solusi penyelesaian akar masalah
02
Memasukkan solusi dalam dokumen perencanaan dan anggaran
03
22. 24
Profil Pendidikan merupakan laporan hasil evaluasi layanan pendidikan sebagai
penyempurnaan rapor mutu sebelumnya
Profil Pendidikan menjadi:
01 Single source of truth sebagai dasar analisis, perencanaan, dan tindak
lanjut peningkatan kualitas pendidikan
02
03
04
Terintegrasi dengan berbagai sumber data yang objektif dan andal
dimana laporan disajikan secara otomatis
Instrumen pengukuran untuk evaluasi sistem pendidikan secara
keseluruhan baik untuk evaluasi internal maupun eksternal
Alat ukur yang berorientasi pada mutu dan pemerataan hasil belajar
(output)
05
Meringankan beban administrasi satuan pendidikan dengan
mengurangi aplikasi beragam dalam proses evaluasi internal dan
eksternal
23. 25
Profil Pendidikan merupakan laporan yang disusun dari berbagai sumber data yang
handal dan diproses secara terpadu di Kemdikbud
Laporan Evaluasi Bentuk evaluasi
Sumber data
(re)akreditasi sekolah
oleh BAN (visitasi hanya pada sekolah
dengan kriteria tertentu)
Asesmen Nasional
(AKM, Survei Karakter, &
Survei Lingkungan Belajar)
Dapodik
Platform digital
guru dan kepala
sekolah
Tracer Study SMK
Data GTK
EMIS & Simpatika
BAN PAUD, BPS, dst.
Evaluasi diri Pemda
(mandiri, bagian siklus
perencanaan)
PROFIL
Profil Satuan Pendidikan
Profil Pendidikan Daerah
(isi komprehensif, bersifat
diagnostik)
Evaluasi diri sekolah
(mandiri, bagian siklus
perencanaan)
Evaluasi
Pendidikan Daerah
RAPOR
Rapor Satuan
Pendidikan
Rapor Pendidikan
Daerah
(lebih terfokus, data objektif)
Evaluasi diri internal
Evaluasi eksternal
Insentif kinerja sekolah
dari Kemendikbud
24. *untuk PAUD, beberapa indikator di dimensi
E juga merupakan proses.
26
Profil Pendidikan disusun berdasarkan kerangka penilaian yang dikembangkan
dari model input, proses, dan output tentang kinerja atau efektivitas sekolah
8 Standar Nasional Pendidikan
A. Capaian hasil belajar
B. Pemerataan pendidikan yang
bermutu
Output
D. Mutu dan relevansi
pembelajaran
Proses
C. Kompetensi dan kinerja PTK
E. Pengelolaan sekolah yang
partisipatif, transparan, dan
akuntabel*
Input
5. Standar Pengelolaan
6. Standar PTK
7. Standar Pembiayaan
8. Standar Sarpras
2. Standar Isi
3. Standar Proses
4. Standar Penilaian
5. Standar Pengelolaan
1. Standar Kompetensi
Lulusan
25. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 27
Struktur Profil Pendidikan Pendidikan Dasar Menengah dan SMK
Kualitas Capaian Pembelajaran Siswa
Kualitas Proses
Belajar Siswa
Kualitas Sumber Daya Manusia dan
Sekolah
Mutu dan relevansi
hasil belajar murid
Pemerataan
pendidikan yang
bermutu
Mutu dan relevansi
pembelajaran
Kompetensi dan
kinerja PTK
Pengelolaan sekolah
yang partisipatif,
transparan, dan
akuntabel
Output Proses Input
Dimensi A Dimensi B Dimensi D Dimensi C Dimensi E
26. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 28
Indikator DASMEN
Dimensi
Mutu dan Relevansi
Hasil Belajar
Kemampuan literasi
A.
Indikator Level 1
Pemerataan
Pendidikan Yang
Bermutu
B.
Kemampuan numerasi
Indeks Karakter
Penyerapan Lulusan SMK
Pendapatan Lulusan SMK
Kompetensi Lulusan SMK
Kesenjangan literasi
Kesenjangan numerasi
APS SD/MI/Paket A/SDLB
APK SMP/MTS/Paket B/SMPLB
Kesenjangan karakter
APK SD/MI/Paket A/SDLB
APS SMP/MTS/Paket B/SMPLB
APK SMA/K/MA/Paket C/SMALB
APS SMA/K/MA/Paket C/SMALB
Output
Hanya ada di level
daerah
Di level daerah dan
satuan pendidikan
27. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 29
Dimensi
Mutu dan Relevansi
Pembelajaran
Kualitas pembelajaran
D.
Indikator Level 1
Refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru
Iklim inklusivitas
Kesenjangan Iklim inklusivitas
Kepemimpinan instruksional
Iklim keamanan sekolah
Kesenjangan fasilitas sekolah antar wilayah
Kesenjangan kebersihan sekolah (termasuk sanitasi)
antar wilayah
Kesenjangan iklim keamanan sekolah
Iklim kesetaraan gender
Kesenjangan bahan dan fasilitas belajar literasi
Kesenjangan akses dan fasilitas belajar daring
Kesenjangan Iklim kesetaraan gender Pemanfaatan TIK untuk pembelajaran
Iklim kebinekaan Link and match dengan Dunia Kerja
Kesenjangan Iklim kebinekaan
Indikator DASMEN
Proses
Hanya ada di level
daerah
Di level daerah dan
satuan pendidikan
28. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 30
Dimensi
Kompetensi dan
Kinerja GTK
Proporsi GTK bersertifikat
C.
Indikator Level 1
Proporsi GTK penggerak
Pengelolaan sekolah
yang Partisipatif,
Transparan, dan
Akuntabel
E.
Kehadiran guru di kelas
Indeks distribusi guru
Pengalaman pelatihan guru
Kualitas GTK penggerak
Pemenuhan Kebutuhan Guru
Proporsi GTK di SMK yang bersertifikat kompetensi
Nilai UKG
Partisipasi warga sekolah Pemanfaatan TIK untuk pengelolaan anggaran
Proporsi pemanfaatan sumber daya sekolah untuk
peningkatan mutu
Proporsi pemanfaatan APBD untuk pendidikan
Indikator DASMEN
Input
Hanya ada di level
daerah
Di level daerah dan
satuan pendidikan
29. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 31
Permasalahan yang terjadi di suatu indikator dapat dicari akar
masalahnya dari indikator yang lain
Hasil belajar murid
(dimensi A dan B)
Memiliki kompetensi literasi,
numerasi, dan karakter melebihi
level yang diharapkan
Hasil belajar merata untuk semua
kelompok gender, sosial ekonomi
Kualitas Proses
Pembelajaran
(dimensi D)
Berpusat pada peserta didik
Suasana kelas kondusif untuk
pembelajaran
Penerapan disiplin positif
Peserta didik merasa kompeten dan
dihargai sebagai bagian dari kelas
Mendukung siswa membangun
pemahaman baru
Lingkungan Belajar
(dimensi D)
Peserta didik merasa aman dan
nyaman (secara fisik dan psikologis)
Satuan pendidikan menerima
perbedaan dan keberagaman
Kompetensi guru dan
kepala sekolah
(dimensi C)
Tata kelola dan perbaikan
pembelajaran
(dimensi E)
Seluruh GTK bersertifikat pendidik
Guru mengikuti pelatihan sesuai
kebutuhan
Melakukan pengimbasan
Menyusun perencanaan, anggaran,
dan kebijakan berbasis data
Pelibatan masyarakat dalam
perbaikan pengelolaan satuan
pendidikan
30. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 32
Struktur Profil Pendidikan PAUD
Tingkat Capaian
Perkembangan
Anak
Kualitas Lingkungan Belajar PAUD
(Transformasi Sekolah: PAUD
Berkualitas)
Pemerataan Akses
dan Kualitas
Layanan PAUD
Jumlah, Distribusi
dan Kompetensi
PTK
Outcome Output Proses Input
Capaian
Perkembangan Anak
Pemerataan Akses
ke Layanan
Berkualitas
Kualitas Proses
Pembelajaran
Kualitas Pengelolaan
Satuan
Ketersediaan,
Kompetensi, dan
Kinerja PTK
Dimensi A Dimensi
B
Dimensi
D
Dimensi E Dimensi
C
Catatan untuk perencanaan tahun 2022:
Indikator dalam dimensi A (Capaian Perkembangan Anak) belum ada di tahun 2022. Kemendikbudristek mengikuti mekanisme pengukuran
yang disepakati lintas sektor
Satuan PAUD menggunakan indikator dalam dimensi D dan E untuk proses perencanaan. Indikator dalam dimensi C belum tersedia untuk
satuan PAUD di tahun 2022.
Pemerintah daerah menggunakan indikator dalam dimensi B dan C untuk proses perencanaannya. Indikator D dan E belum tersedia untuk
pemerintah daerah.
31. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 33
Dimensi
Pemerataan ke
Akses yang
berkualitas
Angka Kesiapan Sekolah
B.
Indikator Level 1
Angka Partisipasi Kasar (3-6)
E.
Kesenjangan akses PAUD berdasarkan
kelompok gender
Kesenjangan akses PAUD dalam distribusi 1
Desa 1 PAUD
Angka Partisipasi Murni (3-6)
Angka Partisipasi Murni di PAUD Negeri (3-6)
Pertumbuhan Proporsi Jumlah Satuan
PAUD Terakreditasi B
Pemerataan Akses Anak Usia 3-6 Tahun di
Satuan yang Terakreditasi
Kesenjangan akses anak usia dini ke
pendidikan berdasarkan status sosial
ekonomi (APS 5-6)
Indikator PAUD
Output
Hanya ada di level
daerah
Di level daerah dan
satuan pendidikan
Belum tersedia
32. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 34
Dimensi
Ketersediaan,
Kompetensi, dan
Kinerja PTK
Pertumbuhan proporsi guru PAUD dengan
kualifikasi S1/D4
C.
Indikator Level 1
Proporsi pendidik berijazah minimal S1/D4
E.
Standar kompetensi pendidik
Proporsi GTK Penggerak
Proporsi Kepala Satuan berijazah minimal
S1/D4
Proporsi PTK bersertifikat dari PPG
Kualitas Guru Penggerak
Indeks Distribusi Guru
Sertifikasi diklat berjenjang Kementerian
Proporsi PTK dalam diklat teknis
Ketersediaan jumlah pengawas
Pemenuhan kebutuhan guru
Indikator PAUD
Input
Hanya ada di level
daerah
Di level daerah dan
satuan pendidikan
Belum tersedia
33. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 35
Dimensi
Kualitas Proses
Pembelajaran
Perencanaan untuk proses pembelajaran yang
efektif
D.
Indikator Level 1
Pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk anak
usia dini
Kualitas Pengelolaan
Satuan
E.
Muatan pengembangan yang sesuai kurikulum
Asesmen yang meningkatkan kualitas
pembelajaran
Indeks ketersediaan sarana prasarana esensial
Indeks iklim keamanan dan keselamatan sekolah
Indeks kemitraan dengan orang tua/wali untuk
kesinambungan stimulasi di satuan dan di rumah
Indeks layanan holistik integratif
Indeks iklim inklusivitas sekolah
Indeks refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh
pendidik
Indeks kapasitas perencanaan
Indeks akuntabilitas pembiayaan
Indeks kepemimpinan dan kebijakan satuan yang
mendukung refleksi dan perbaikan layanan
Pemanfaatan sumber daya satuan
Indikator PAUD
Proses
Hanya ada di level
daerah
Di level daerah dan
satuan pendidikan
Belum tersedia
34. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 36
Indikator dimensi D dan E sebagai Transformasi Sekolah menuju PAUD
Berkualitas
Dimensi C
INPUT PROSES
Dimensi D Dimensi E
Daerah dan satuan dapat menggunakan indikator di dalam profil pendidikan agar dapat memahami kegiatan dan layanan apa saja yang
perlu ada di satuan PAUD, serta merancang pendampingan yang diperlukan bagi pendidik dan tenaga kependidikan.
Pendidik dan
tenaga
kependidikan
adalah fondasi
dari PAUD
Berkualitas.
Kapasitas dan
kesejahteraan
PTK perlu
menjadi
perhatian agar
keempat
elemen ini
terwujud
KUALITAS PROSES
PEMBELAJARAN
Perencanaan pembelajaran
yang efektif.
Pendekatan pembelajaran
memberikan pengalaman
menyenangkan, dan
berpusat pada anak, sesuai
untuk anak usia dini.
Muatan pengembangan
yang selaras dengan
kurikulum, menguatkan
aspek perkembangan,
kontekstual dan bermakna.
Asesmen yang
meningkatkan kualitas
pembelajaran.
KEMITRAAN DENGAN
ORANG TUA
DUKUNGAN PEMENUHAN
LAYANAN ESENSIAL AUD
DI LUAR PENDIDIKAN
KEPEMIMPINAN DAN
PENGELOLAAN
SUMBER DAYA
Adanya interaksi terencana
dengan orang tua/wali untuk
membangun
kesinambungan stimulasi
dari PAUD dan di rumah
(wadah komunikasi, kelas
orang tua, komite, kegiatan
yang melibatkan orang tua,
dst).
Penguatan peran dan
kapasitas orang tua/wali
sebagai mitra pengajar dan
sumber belajar.
Pemantauan tumbuh kembang
anak (DDTK/KPSP/KMS/KIA)
Berkoordinasi dengan unit lain
terkait pemenuhan gizi dan
kesehatan
Kelas orang tua, wahana untuk
berbagi informasi mengenai
kebutuhan esensial anak
(intervensi gizi-sensitif).
Menerapkan PHBS melalui
pembiasaan.
Kepemilikan fasilitas sanitasi
dan air bersih (minimal,
menggunakan material
sederhana dan ada air
mengalir)
Memberikan PMT dan/atau
makanan bergizi secara
berkala (minimal 3 bulan
sekali)
Memantau kepemilikan
identitas (NIK) peserta didik.
Mampu menghadirkan:
Sarpras Esensial yang
berfokus pada
keamanan peserta didik
dan esensial untuk
mendukung kualitas
layanan.
Iklim aman (fisik-psikis)
Iklim inklusif
Iklim Partisipatif
(trisentra)
Pengelolaan sumber
daya melalui
perencanaan berbasis
data
Refleksi dan perbaikan
pembelajaran oleh guru
35. 37
Berdasarkan model input, proses, output tersebut, profil pendidikan
dikelompokkan dalam 5 dimensi yang berisi berbagai kelompok indikator
Dimensi A
1. Capaian hasil belajar
a. Capaian perkembangan
i. Pembelajaran
ii. Sosial emosional
iii. Fisik
b. Mutu hasil belajar murid
i. Kemampuan literasi
ii. Kemampuan numerasi
iii. Karakter
2. Mutu Lulusan SMK
i. Penyerapan
ii. Pendapatan
iii. Kompetensi
Mutu dan
relevansi hasil
belajar murid
Pemerataan
pendidikan yang
bermutu
Mutu dan
relevansi
pembelajaran
Kompetensi dan
kinerja PTK
Pengelolaan
sekolah yang
partisipatif,
transparan, dan
akuntabel
Kualitas Capaian
Pembelajaran Siswa
Kualitas Proses
Belajar Siswa
Kualitas Sumber Daya
Manusia dan Sekolah
Dimensi B
1. Kesenjangan mutu hasil
belajar
2. Akses peserta didik
Dimensi D
1. Kualitas pembelajaran
2. Refleksi dan perbaikan
pembelajaran
3. Kepemimpinan instruksional
4. Pemanfaatan TIK untuk
pembelajaran
5. Iklim keamanan sekolah
6. Iklim kebinekaan dan
inklusivitas sekolah
7. Link and match dengan Dunia
Kerja
Dimensi C
1. Kompetensi GTK dan
pengembangannya
2. Jumlah dan kinerja GTK
sebagai Penggerak
3. Kinerja administratif GTK
4. Pemerataan distribusi guru
5. Pemenuhan kebutuhan guru
Dimensi E
1. Partisipasi warga sekolah
2. Pemanfaatan sumber daya sekolah
untuk peningkatan mutu
3. Pemanfaatan TIK untuk
pengelolaan anggaran
4. proporsi APBD untuk pendidikan
Output Proses Input
36. 38
Setiap dimensi terdiri dari indikator yang tersusun dalam pohon indikator
Dimensi
Indikator
level 1
Indikator
level 2
Indikator
level 3
Tiap dimensi terdiri dari beberapa indikator level 1. Indikator level 1 terdiri dari beberapa indikator level 2, dan
indikator level 2 terdiri dari beberapa indikator level 3 yang disebut dengan pohon indikator. Beberapa indikator
level 2 tidak memiliki indikator level 3, dan beberapa indikator level 1 tidak memiliki indikator level 2.
37. 39
Dimensi A Jenjang Dasmen - Mutu dan Relevansi Hasil Belajar Murid
Setiap warga negara berhak mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas. Berkualitas dalam konteks ini
bermakna bahwa proses pendidikan harus mampu meningkatkan hasil belajar berupa kompetensi kognitif
maupun non kognitif.
Kompetensi kognitif diukur dari kecakapan literasi dan numerasi yang merupakan modal dasar individu untuk
mengakses pendidikan dan memungkinkan untuk mengarungi kehidupan sosial,
ekonomi, bahkan politik.
Kompetensi non kognitif diukur dari karakter atau perilaku, yatu perilaku sesuai prinsip-prinsip Pancasila.
Pendidikan
Berkualitas
Meningkatkan
hasil belajar
Kompetensi
kognitif
Kompetensi
non kognitif
Kemampuan
literasi
Kemampuan
numerasi
Karakter/
perilaku
38. 40
Kemampuan literasi siswa diukur dalam 3 tingkat untuk bacaan fiksi dan bacaan
non fiksi
Kemampuan
literasi
Kemampuan
memahami
bacaan non fiksi
Kemampuan
memahami
bacaan fiksi
Menemukan
informasi
eksplisit
Menyimpulkan
Refleksi dan
evaluasi
Siswa memiliki kemampuan literasi yang cakap apabila siswa mampu menemukan informasi
eksplisit, menyimpulkan dan melakukan refleksi dan evaluasi dari bacaan yang dibacanya,
baik fiksi maupun non fiksi.
39. 41
Kemampuan numerasi siswa diukur dalam 3 tingkat untuk 4 jenis pelajaran
Kemampuan
numerasi
Domain
bilangan
Aljabar
Pemahaman Penerapan Penalaran
Siswa memiliki kemampuan numerasi yang cakap apabila siswa mampu memahami,
menerapkan dan penalaran (reasoning) dari domain bilangan, aljabar, geometri, data dan
ketidakpastian.
Geometri
Data dan
ketidakpastian
40. 42
Karakter dirumuskan sebagai Profil Pelajar Pancasila yang terdiri dari 6 elemen
utama (1/2)
akhlak pada
manusia alam bernegara
1.Toleransi agama
2.Toleransi budaya
3.Toleransi gender
4.Kesetaraan agama
5.Kesetaraan budaya
6.Kesetaraan gender
1.Perasaan terkoneksi
dan menjadi bagian
dari alam
2.Minat terhadap
pelestarian alam
3.Berpartisipasi
dalam aktivitas
pelestarian alam
1.Minat dan
kepedulian pada
komunitas sekolah
2.Kontribusi pada
penyelesaian isu-isu
komunita sekolah
Kepedulian Berpartisipasi Perilaku berbagi
pada isu sosial dan
lingkungan
dalam aktivitas sosial dalam memanfaatkan
fasilitas bersama
41. 43
Karakter dirumuskan sebagai Profil Pelajar Pancasila yang terdiri dari 6 elemen
utama (2/2)
Senang berpikir berbeda Menerapkan ide baru
dalam memecahkan
masalah
Membuat karya-karya
baru
Penelusuran informasi Analisis dan mencari
informasi
Refleksi etis dalam
pengambilan keputusan
Minat terhadap budaya dari berbagai
negara
Kepedulian pada isu-isu global
Melakukan perencanaan secara
reflektif
Pengelolaan emosi dan pengendalian
diri
43. Lembar Kerja
Perencanaan Satunan Pendidikan
Proses Perencanaan
Program Daerah
Perencanaan Berbasis Data di
Satuan Pendidikan
Tujuan
Lembar Kerja
Perencanaan Daerah
44. Pokok Bahasan
Permasalahan Perencanaan di Satuan Pendidikan
1
Mekanisme Perencanaan Berbasis Data di Satuan Pendidikan
2
46
46. 48
Apa permasalahan yang dihadapi oleh kepala sekolah dalam
melakukan perencanaan sehingga program/kegiatan belum
berdampak pada peningkatan mutu hasil belajar murid
47. 49
Permasalahan perencanaan di satuan pendidikan meliputi Sumber Daya Manusia ,
data, anggaran dan kebijakan
SDM DATA KEBIJAKAN
ANGGARAN
1.Kurang memahami
indikator dalam laporan
mutu
2.Kurang kompeten
menganalisis akar masalah
3.Solusi perbaikan parsial
4.Monitoring dan evaluasi
belum dilakukan
5.Kegiatan perencanaan
belum dilakukan optimal
6.Pergantian pimpinan
memerlukan proses
adaptasi
1.Data tidak valid
a.Belum dimutakhirkan
b.Kepentingan akreditasi
atau bantuan
2.Akses sumber informasi
yang utuh terbatas
1.Tergantung bantuan
pemerintah
2.Belum melibatkan
pemangku kepentingan
secara menyeluruh
1.Kebijakan daerah belum
selaras dengan kebijakan
pusat, dan satuan
pendidikan lebih
mengutamakan kebijakan
daerah
2.Laporan dan dokumen yang
harus disiapkan untuk syarat
kepatuhan memakan tenaga
dan waktu
48. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 50
Tahapan dalam melakukan Perencanaan Berbasis Data Dikdasmen
Tahapan
Tahapan:
Mengunduh data dari
platform Rapor
Pendidikan
Merujuk kepada daftar
indikator prioritas
Menetapkan indikator
rapor sebagai masalah
yang akan diintervensi.
Tahapan:
Dari masalah
yang akan
diintervensi,
dilakukan
analisis untuk
mencari akar
masalah
Tahapan:
Membuat program
dan kegiatan
sebagai solusi
untuk setiap akar
masalah yang
ditetapkan
Kegiatan
Tahapan:
Menetapkan daftar
kegiatan yang akan
dimasukkan dalam RKAS
Menetapkan barang dan
jasa yang akan
dibelanjakan (termasuk
harga satuan)
Memasukkan kegiatan
dan anggaran dalam
ARKAS
Memilih dan
menetapkan Masalah
Merumuskan akar
masalah
Menentukan program
dan kegiatan
Rencana Kerja Tahunan
Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah
(RKAS)
Identifikasi Refleksi Benahi
Memasukkan dalam
dokumen RKAS
RKAS
Dokumen
49. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 51
Indikator Prioritas Satuan Pendidikan Dasar Menengah
No Menu Prioritas Dasmen Rasionalisasi
1 A.1 Kemampuan Literasi Literasi dan numerasi adalah pondasi kemampuan belajar. Kemampuan literasi dan
numerasi meningkatkan daya saing di era berbasis teknologi dan digital terutama di
kancah internasional. Mampu menyaring informasi yang valid dengan hoax yang
beredar.
2
A.2 Kemampuan
Numerasi
3 A.3 Indeks Karakter
Basis untuk tumbuh kembang peserta didik secara utuh. Terdapat korelasi antara
kemampuan literasi-numerasi dan karakter peserta didik.
4
D.4 Iklim Keamanan
Sekolah
Tingkat rasa aman dan kenyamanan peserta didik di satuan pendidikan dalam hal
perasaan aman, perundungan, hukuman fisik, pelecehan seksual, dan narkoba di
lingkungan satuan pendidikan. Iklim keamanan berdampak pada kualitas
pembelajaran.
5 D.8. Iklim Kebhinekaan
Toleransi, perasaan diterima atas perbedaan yang ada merupakan salah satu faktor
pendukung iklim pembelajaran.