際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
PENGERTIAN DASAR
PERPINDAHAN PANAS
BAB 1
Perpindahan panas (Heat transfer) adalah ilmu
untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi
karena adanya perbedaan suhu diantara benda atau
material
Dari termodinamika kita telah ketahui bahwa energi
yang pindah itu dinamakan kalor atau panas (Heat)
Ilmu perpindahan panas tidak hanya mencoba
menjelaskan bagaimana energi kalor itu berpindah
dari satu benda ke benda lain, tetapi juga dapat
meramalkan laju perpindahan yang terjadi pada
kondisi-kondisi tertentu.
Inilah yang membedakan ilmu Perpindahan Panas
dari Ilmu Termodinamika
Contoh peristiwa pendingingan suatu batang baja
panas yang dicelupkan ke dalam air. Dengan
termodinamika kita dapat meramalkan suhu
keseimbangan akhir dari sistem batangan baja dan air
itu, namun termodinamika tidak dapat menunjukkan
kepada kita berapa lama waktu yang diperlukan untuk
mencapai keseimbangan itu; atau berapa suhu
batangan itu pada suatu saat sebelum tercapainya
keseimbangan.
Sebaliknya ilmu Per-Pan dapat membantu kita untuk
meramalkan suhu batangan baja ataupun air sebagai
fungsi waktu.
Bab 1 pengertian dasar perpindahan panas
Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain
seringkali terjadi dalam industri proses. Pada
kebanyakan pengerjaan, diperlukan pemasukan
atau pengeluaran kalor, untuk mencapai dan
mempertahankan keadaan yang dibutuhkan
sewaktu proses berlangsung.
Kondisi pertama yaitu mencapai keadaan
yang dibutuhkan untuk pengerjaan, terjadi
umpamanya bila pengerjaan harus
berlangsung pada suhu tertentu dan suhu
ini harus dicapai dengan jalan pemasukan
atau pengeluaran kalor.
Kondisi kedua yaitu mempertahankan keadaan
yang dibutuhkan untuk operasi proses, terdapat
pada pengerjaan eksoterm dan endoterm.
Disamping perubahan secara kimia, keadaan ini
dapat juga merupakan pengerjaan secara alami.
Dengan demikian. Pada pengembunan dan
penghabluran (kristalisasi) kalor harus
dikeluarkan. Pada penguapan dan pada
umumnya juga pada pelarutan, kalor harus
dimasukkan. Adalah hukum alam bahwa kalor itu
suatu bentuk energi.
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa
energi tidak musnah yaitu seperti hukum asas
yang lain, contohnya hukum kekekalan masa dan
momentum, ini artinya kalor tidak hilang. Energi
hanya berubah bentuk dari bentuk yang
pertama ke bentuk yang ke dua. Bila
diperhatikan misalnya jumlah energi kalor api
unggun kayu yang ditumpukkan, semua ini.
menyimpan sejumlah energi dalam yang ditandai
dengan kuantitas yang lazim disebut muatan
kalor bahan.
Apabila api dinyalakan, energi terma yang
tersimpan di dalam bahan tadi akan bertukar
menjadi energi kalor yang dapat kita rasakan.
Energi kalor ini mengalir jika terdapat suatu
perbedaan suhu. Bila diperhatikan sebatang
logam yang dicelupkan ke dalam suatu tangki
yang berisi air kalor. Karena suhu awal logam
ialah T1 dan suhu air ialah T2, dengan T2 >> T1,
maka logam dikatakan lebih dingin daripada air.
Hal yang penting dalam sistem yang terdiri dari
air dan logam ialah adanya suatu perbedaan
suhu yang nyata yaitu (T2- T1).
Kalor dapat diangkut dengan tiga macam cara
yaitu:
 Pancaran, sering juga dinamakan Radiasi.
 Hantaran, sering juga disebut Konduksi.
 Aliran, sering juga disebut Konveksi.
Contoh Perpindahan Panas
Pancaran (Radiasi)
Yang dimaksud dengan pancaran (radiasi) ialah
perpindahan kalor melalui gelombang dari suatu
zat ke zat yang lain. Semua benda memancarkan
kalor. Keadaan ini baru terbukti setelah suhu
meningkat. Pada hakekatnya proses perpindahan
kalor radiasi terjadi dengan perantaraan foton
dan juga gelombang elektromagnet. Terdapat dua
teori yang berbeda untuk menerangkan
bagaimana proses radiasi itu terjadi. Semua
bahan pada suhu mutlak tertentu akan menyinari
sejumlah energi kalor tertentu.
Semakin tinggi suhu bahan tadi maka semakin
tinggi pula energi kalor yang disinarkan. Proses
radiasi adalah fenomena permukaan. Proses
radiasi tidak terjadi pada bagian dalam bahan.
Tetapi suatu bahan apabila menerima sinar, maka
banyak hal yang boleh terjadi. Apabila sejumlah
energi kalor menimpa suatu permukaan,
sebahagian akan dipantulkan, sebahagian akan
diserap ke dalam bahan, dan sebagian akan
menembusi bahan dan terus ke luar. Jadi dalam
mempelajari perpindahan kalor radiasi akan
dilibatkan suatu fisik permukaan.
Bahan yang dianggap mempunyai ciri yang sempurna
adalah jasad hitam. Disamping itu, sama seperti
cahaya lampu, adakalanya tidak semua sinar mengenai
permukaan yang dituju. Jadi dalam masalah ini kita
mengenal satu faktor pandangan yang lazimnya
dinamakan faktor bentuk. Maka jumlah kalor yang
diterima dari satu sumber akan berbanding langsung
sebahagiannya terhadap faktor bentuk ini. Dalam pada
itu, sifat terma permukaan bahan juga penting. Berbeda
dengan proses konveksi, medan aliran fluida disekeliling
permukaan tidak penting, yang penting ialah sifat terma
saja. Dengan demikian, untuk memahami proses radiasi
dari satu permukaan kita perlu memahami juga keadaan
fisik permukaan bahan yang terlibat dengan proses
radiasi yang berlaku.
Proses perpindahan kalor sering terjadi secara serentak.
Misalnya sekeping plat yang dicat hitam. Lalu dikenakan
dengan sinar matahari. Plat akan menyerap sebahagian
energi matahari. Suhu plat akan naik ke satu tahap
tertentu. Oleh karena suhu permukaan atas naik maka
kalor akan berkonduksi dari permukaan atas ke
permukaan bawah. Dalam pada itu, permukaan bagian
atas kini mempunyai suhu yang lebih tinggi dari suhu
udara sekeliling, maka jumlah kalor akan disebarkan
secara konveksi. Tetapi energi kalor juga disebarkan
secara radiasi. Dalam hal ini dua hal terjadi, ada kalor
yang dipantulkan dan ada kalor yang dipindahkan ke
sekeliling.
Hantaran (Konduksi)
Yang dimaksud dengan hantaran ialah
pengangkutan kalor melalui satu jenis zat.
Sehingga perpindahan kalor secara
hantaran/konduksi merupakan satu proses
pendalaman karena proses perpindahan kalor ini
hanya terjadi di dalam bahan. Arah aliran energi
kalor, adalah dari titik bersuhu tinggi ke titik
bersuhu rendah.
Sudah diketahui bahwa tidak semua bahan dapat
menghantar kalor sama sempurnanya. Dengan demikian,
umpamanya seorang tukang hembus kaca dapat memegang
suatu barang kaca, yang beberapa cm lebih jauh dari tempat
pegangan itu adalah demikian panasnya, sehingga
bentuknya dapat berubah. Akan tetapi seorang pandai
tempa harus memegang benda yang akan ditempa dengan
sebuah tang. Bahan yang dapat menghantar kalor dengan
baik dinamakan konduktor. Penghantar yang buruk disebut
isolator. Sifat bahan yang digunakan untuk menyatakan
bahwa bahan tersebut merupakan suatu isolator atau
konduktor ialah koefisien konduksi terma. Apabila nilai
koefisien ini tinggi, maka bahan mempunyai kemampuan
mengalirkan kalor dengan cepat. Untuk bahan isolator,
koefisien ini bernilai kecil.
Pada umumnya, bahan yang dapat menghantar arus
listrik dengan sempurna (logam) merupakan penghantar
yang baik juga untuk kalor dan sebaliknya. Selanjutnya
bila diandaikan sebatang besi atau sembarang jenis
logam dan salah satu ujungnya diulurkan ke dalam
nyala api. Dapat diperhatikan bagaimana kalor
dipindahkan dari ujung yang panas ke ujung yang
dingin. Apabila ujung batang logam tadi menerima
energi kalor dari api, energi ini akan memindahkan
sebahagian energi kepada molekul dan elektron yang
membangun bahan tersebut. Molekul dan elektron
merupakan alat pengangkut kalor di dalam bahan
menurut proses perpindahan kalor konduksi. Dengan
demikian dalam proses pengangkutan kalor di dalam
bahan, aliran elektron akan memainkan peranan penting
Persoalan yang patut diajukan pada pengamatan ini
ialah mengapa kadar alir energi kalor adalah berbeda.
Hal ini disebabkan karena susunan molekul dan juga
atom di dalam setiap bahan adalah berbeda. Untuk satu
bahan berfasa padat molekulnya tersusun rapat,
berbeda dengan satu bahan berfasa gas seperti udara.
Molekul udara adalalah renggang sekali. Tetapi
dibandingkan dengan bahan padat seperti kayu, dan
besi , maka molekul besi adalah lebih rapat susunannya
daripada molekul kayu. Bahan kayu terdiri dari
gabungan bahan kimia seperti karbon, uap air, dan
udara yang terperangkat. Besi adalah besi. Kalaupun
ada bahan asing, bahan kimia unsur besi adalah lebih
banyak.
Aliran (Konveksi)
Yang dimaksud dengan aliran ialah pengangkutan kalor
oleh gerak dari zat yang dipanaskan. Proses
perpindahan kalor secara aliran/konveksi merupakan
satu fenomena permukaan. Proses konveksi hanya
terjadi di permukaan bahan. Jadi dalam proses ini
struktur bagian dalam bahan kurang penting. Keadaan
permukaan dan keadaan sekelilingnya serta kedudukan
permukaan itu adalah yang utama. Lazimnya, keadaan
keseirnbangan termodinamik di dalam bahan akibat
proses konduksi, suhu permukaan bahan akan berbeda
dari suhu sekelilingnya. Dalam hal ini dikatakan suhu
permukaan adalah T1 dan suhu udara sekeliling adalah
T2 dengan T1 > T2. Kini terdapat keadaan suhu tidak
seimbang diantara bahan dengan sekelilingnya.
Gambar 1.3. Perpindahan panas konveksi. (a) konveksi paksa, (b) konveksi
alamiah, (c) pendidihan, (d) kondensasi
Perpindahan kalor dengan jalan aliran dalam industri
kimia merupakan cara pengangkutan kalor yang
paling banyak dipakai. Oleh karena konveksi hanya
dapat terjadi melalui zat yang mengalir, maka bentuk
pengangkutan kalor ini hanya terdapat pada zat cair
dan gas. Pada pemanasan zat ini terjadi aliran,
karena masa yang akan dipanaskan tidak sekaligus
di bawa kesuhu yang sama tinggi. Oleh karena itu
bagian yang paling banyak atau yang pertama
dipanaskan memperoleh masa jenis yang lebih kecil
daripada bagian masa yang lebih dingin. Sebagai
akibatnya terjadi sirkulasi, sehingga kalor akhirnya
tersebar pada seluruh zat.
Pada perpindahan kalor secara konveksi, energi kalor ini
akan dipindahkan ke sekelilingnya dengan perantaraan
aliran fluida. Oleh karena pengaliran fluida melibatkan
pengangkutan masa, maka selama pengaliran fluida
bersentuhan dengan permukaan bahan yang panas,
suhu fluida akan naik. Gerakan fluida melibatkan
kecepatan yang seterusnya akan menghasilkan aliran
momentum. Jadi masa fluida yang mempunyai energi
terma yang lebih tinggi akan mempunyai momentum
yang juga tinggi. Peningkatan momentum ini bukan
disebabkan masanya akan bertambah. Malahan masa
fluida menjadi berkurang karena kini fluida menerima
energi kalor.
Fluida yang panas karena menerima kalor dari
permukaan bahan akan naik ke atas. Kekosongan
tempat masa bendalir yang telah naik itu diisi pula oleh
masa fluida yang bersuhu rendah. Setelah masa ini juga
menerima energi kalor dari permukan bahan yang kalor
dasi, masa ini juga akan naik ke atas permukaan
meninggalkan tempat asalnya. Kekosongan ini diisi pula
oleh masa fluida bersuhu renah yang lain. Proses ini
akan berlangsung berulang-ulang. Dalam kedua proses
konduksi dan konveksi, faktor yang paling penting yang
menjadi penyebab dan pendorong proses tersebut
adalah perbedaan suhu. Apabila perbedaan suhu .terjadi
maka keadaan tidak stabil terma akan terjadi. Keadaan
tidak stabil ini perlu diselesaikan melalui proses
perpindahan kalor.
Dalam pengamatan proses perpindahan kalor konveksi,
masalah yang utama terletak pada cara mencari metode
penentuan nilai h dengan tepat. Nilai koefisien ini
tergantung kepada banyak faktor. Jumlah kalor yang
dipindahkan, bergantung pada nilai h. Jika cepatan
medan tetap, artinya tidak ada pengaruh luar yang
mendorong fluida bergerak, maka proses perpindahan
kalor berlaku. Sedangkan bila kecepatan medan
dipengaruhi oleh unsur luar seperti kipas atau peniup,
maka proses konveksi yang akan terjadi merupakan
proses perpindahan kalor konveksi paksa. Yang
membedakan kedua proses ini adalah dari nilai koefisien
h-nya.
Ad

Recommended

Perpindahan Panas
Perpindahan Panas
novitasarie
Perhitungan siklus otto & carnot
Perhitungan siklus otto & carnot
Danny Danny
Diagram p v pada mesin diesel
Diagram p v pada mesin diesel
rijal ghozali
Thermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
Thermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
Iskandar Tambunan
08 b bab2_dinamika
08 b bab2_dinamika
Sastria Kara
Kumpulan Materi Termodinamika
Kumpulan Materi Termodinamika
FISIKA - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
Gaya lorentz
Gaya lorentz
Mardiana Prasetyoningsih
Proses tuning pada pid
Proses tuning pada pid
Supar Ramah
Sentrifugal
Sentrifugal
Babar Mraz
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Ali Hasimi Pane
Termodinamika kelompok 6
Termodinamika kelompok 6
Fadelia Selvonia
Venturimeter
Venturimeter
Nadya Permatasari
Dasar2 termo
Dasar2 termo
Muhammad Luthfan
Studi kasus siklus kombinasi (Siklus Brayton dan Rankine) menggunakan EES sof...
Studi kasus siklus kombinasi (Siklus Brayton dan Rankine) menggunakan EES sof...
Ali Hasimi Pane
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidia
Alen Pepa
makalah-termokopel
makalah-termokopel
Melanda Kucing
laju aliran
laju aliran
Ilham Khoir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Dewi Izza
Presentasi Konversi Energi dan Aplikasinya
Presentasi Konversi Energi dan Aplikasinya
Iskandar Tambunan
Ppt.2. gas ideal & gas nyata
Ppt.2. gas ideal & gas nyata
revy44
Osilasi tergandeng
Osilasi tergandeng
kyu manda
Entropi (new)
Entropi (new)
Meilani Kharlia Putri
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
yudhodanto
Bab 12 prestasi_mesin (8 files merged)
Bab 12 prestasi_mesin (8 files merged)
argi prasetio
Hukum Thermodinamika I - Siklus Tertutup
Hukum Thermodinamika I - Siklus Tertutup
Iskandar Tambunan
Laporan resmi percobaan iv
Laporan resmi percobaan iv
Iis Ragiel
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Ali Hasimi Pane
Osilasi
Osilasi
achmad_fahmi
Laporan praktikum konduksi
Laporan praktikum konduksi
Anna P Wulandari
Transfer kalor(power point)
Transfer kalor(power point)
nuelsitohang

More Related Content

What's hot (20)

Sentrifugal
Sentrifugal
Babar Mraz
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Ali Hasimi Pane
Termodinamika kelompok 6
Termodinamika kelompok 6
Fadelia Selvonia
Venturimeter
Venturimeter
Nadya Permatasari
Dasar2 termo
Dasar2 termo
Muhammad Luthfan
Studi kasus siklus kombinasi (Siklus Brayton dan Rankine) menggunakan EES sof...
Studi kasus siklus kombinasi (Siklus Brayton dan Rankine) menggunakan EES sof...
Ali Hasimi Pane
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidia
Alen Pepa
makalah-termokopel
makalah-termokopel
Melanda Kucing
laju aliran
laju aliran
Ilham Khoir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Dewi Izza
Presentasi Konversi Energi dan Aplikasinya
Presentasi Konversi Energi dan Aplikasinya
Iskandar Tambunan
Ppt.2. gas ideal & gas nyata
Ppt.2. gas ideal & gas nyata
revy44
Osilasi tergandeng
Osilasi tergandeng
kyu manda
Entropi (new)
Entropi (new)
Meilani Kharlia Putri
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
yudhodanto
Bab 12 prestasi_mesin (8 files merged)
Bab 12 prestasi_mesin (8 files merged)
argi prasetio
Hukum Thermodinamika I - Siklus Tertutup
Hukum Thermodinamika I - Siklus Tertutup
Iskandar Tambunan
Laporan resmi percobaan iv
Laporan resmi percobaan iv
Iis Ragiel
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Ali Hasimi Pane
Osilasi
Osilasi
achmad_fahmi
Sentrifugal
Sentrifugal
Babar Mraz
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Ali Hasimi Pane
Termodinamika kelompok 6
Termodinamika kelompok 6
Fadelia Selvonia
Studi kasus siklus kombinasi (Siklus Brayton dan Rankine) menggunakan EES sof...
Studi kasus siklus kombinasi (Siklus Brayton dan Rankine) menggunakan EES sof...
Ali Hasimi Pane
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidia
Alen Pepa
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Dewi Izza
Presentasi Konversi Energi dan Aplikasinya
Presentasi Konversi Energi dan Aplikasinya
Iskandar Tambunan
Ppt.2. gas ideal & gas nyata
Ppt.2. gas ideal & gas nyata
revy44
Osilasi tergandeng
Osilasi tergandeng
kyu manda
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
yudhodanto
Bab 12 prestasi_mesin (8 files merged)
Bab 12 prestasi_mesin (8 files merged)
argi prasetio
Hukum Thermodinamika I - Siklus Tertutup
Hukum Thermodinamika I - Siklus Tertutup
Iskandar Tambunan
Laporan resmi percobaan iv
Laporan resmi percobaan iv
Iis Ragiel
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Ali Hasimi Pane

Similar to Bab 1 pengertian dasar perpindahan panas (20)

Laporan praktikum konduksi
Laporan praktikum konduksi
Anna P Wulandari
Transfer kalor(power point)
Transfer kalor(power point)
nuelsitohang
Perpindahan kalor
Perpindahan kalor
Amelia Khomey
Perpindahan kalor
Perpindahan kalor
Widya Fisty Windany
Bab ii perpindahan panas
Bab ii perpindahan panas
Angelina F. Sianipar
Fisika suhu dan kalor beserta soal pilihan ganda
Fisika suhu dan kalor beserta soal pilihan ganda
putrimanggala
Makalah fisika tentang kalor dan asas black
Makalah fisika tentang kalor dan asas black
Martin Fernandes
Praktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika Dasar
Widya arsy
Kalor
Kalor
Universitas Negeri Manado
Bab 7 haba ting 1
Bab 7 haba ting 1
Siti Jamilah Mohd Tahril
Konduktor dan isolator panas
Konduktor dan isolator panas
lulukriza
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1
Titin Indrawati
Kalor dan-perpindahan-kalor
Kalor dan-perpindahan-kalor
iwan kurniawan
Heat Transfer
Heat Transfer
aladidwi
Bab 6 suhu dan kalor
Bab 6 suhu dan kalor
emri3
Panas dan hukum pertama termodinamika
Panas dan hukum pertama termodinamika
Peddek
Remidi fisika riko saputra x tmo-b
Remidi fisika riko saputra x tmo-b
Linkin Park News
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalor
EKO SUPRIYADI
SUHU dan KALOR
SUHU dan KALOR
Firda Khaerini
(DEVINA AULIA S)Suhu dan Kalor smantu.pptx
(DEVINA AULIA S)Suhu dan Kalor smantu.pptx
HernandaNajmudin
Laporan praktikum konduksi
Laporan praktikum konduksi
Anna P Wulandari
Transfer kalor(power point)
Transfer kalor(power point)
nuelsitohang
Perpindahan kalor
Perpindahan kalor
Amelia Khomey
Fisika suhu dan kalor beserta soal pilihan ganda
Fisika suhu dan kalor beserta soal pilihan ganda
putrimanggala
Makalah fisika tentang kalor dan asas black
Makalah fisika tentang kalor dan asas black
Martin Fernandes
Praktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika Dasar
Widya arsy
Konduktor dan isolator panas
Konduktor dan isolator panas
lulukriza
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 1
Titin Indrawati
Kalor dan-perpindahan-kalor
Kalor dan-perpindahan-kalor
iwan kurniawan
Heat Transfer
Heat Transfer
aladidwi
Bab 6 suhu dan kalor
Bab 6 suhu dan kalor
emri3
Panas dan hukum pertama termodinamika
Panas dan hukum pertama termodinamika
Peddek
Remidi fisika riko saputra x tmo-b
Remidi fisika riko saputra x tmo-b
Linkin Park News
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalor
EKO SUPRIYADI
(DEVINA AULIA S)Suhu dan Kalor smantu.pptx
(DEVINA AULIA S)Suhu dan Kalor smantu.pptx
HernandaNajmudin
Ad

Recently uploaded (10)

Kebudayaan Indonesia (1)si... marsa.pptx
Kebudayaan Indonesia (1)si... marsa.pptx
hendry519722
Protista: Karakteristik dan Peran mereka
Protista: Karakteristik dan Peran mereka
WiraRahardi
PDP KREATIF GURU MENGAJAR SEMUA MURID SERONOK BELAJAR.pdf
PDP KREATIF GURU MENGAJAR SEMUA MURID SERONOK BELAJAR.pdf
g58549564
Bab 3 Archaebacteria dan Eubacteria.pptx
Bab 3 Archaebacteria dan Eubacteria.pptx
WiraRahardi
INFORMATIKA KELA VII SISTEM KOMPUTER.pptx
INFORMATIKA KELA VII SISTEM KOMPUTER.pptx
LaRahman2
Diversitas-Evolusi-Hewan-Vertebrata-dan-Invertebrata.pptx
Diversitas-Evolusi-Hewan-Vertebrata-dan-Invertebrata.pptx
desriyantisafitri39
Mutasi Gen & Mutasi Kromosom dalam genetika
Mutasi Gen & Mutasi Kromosom dalam genetika
WiwitProbowati2
Disparitas dalam praktik dan implementasinya.pptx
Disparitas dalam praktik dan implementasinya.pptx
bongkristin8
(Revisi PPT) Referat Patogenesis Melasma_Muhammad Yusuf Ditto Pratama.pdf
(Revisi PPT) Referat Patogenesis Melasma_Muhammad Yusuf Ditto Pratama.pdf
Ilycysalll
Metode penelitian KUALITATIF: dasar, konsep, pendekatan dan analisis datanya
Metode penelitian KUALITATIF: dasar, konsep, pendekatan dan analisis datanya
Syahyuti Si-Buyuang
Kebudayaan Indonesia (1)si... marsa.pptx
Kebudayaan Indonesia (1)si... marsa.pptx
hendry519722
Protista: Karakteristik dan Peran mereka
Protista: Karakteristik dan Peran mereka
WiraRahardi
PDP KREATIF GURU MENGAJAR SEMUA MURID SERONOK BELAJAR.pdf
PDP KREATIF GURU MENGAJAR SEMUA MURID SERONOK BELAJAR.pdf
g58549564
Bab 3 Archaebacteria dan Eubacteria.pptx
Bab 3 Archaebacteria dan Eubacteria.pptx
WiraRahardi
INFORMATIKA KELA VII SISTEM KOMPUTER.pptx
INFORMATIKA KELA VII SISTEM KOMPUTER.pptx
LaRahman2
Diversitas-Evolusi-Hewan-Vertebrata-dan-Invertebrata.pptx
Diversitas-Evolusi-Hewan-Vertebrata-dan-Invertebrata.pptx
desriyantisafitri39
Mutasi Gen & Mutasi Kromosom dalam genetika
Mutasi Gen & Mutasi Kromosom dalam genetika
WiwitProbowati2
Disparitas dalam praktik dan implementasinya.pptx
Disparitas dalam praktik dan implementasinya.pptx
bongkristin8
(Revisi PPT) Referat Patogenesis Melasma_Muhammad Yusuf Ditto Pratama.pdf
(Revisi PPT) Referat Patogenesis Melasma_Muhammad Yusuf Ditto Pratama.pdf
Ilycysalll
Metode penelitian KUALITATIF: dasar, konsep, pendekatan dan analisis datanya
Metode penelitian KUALITATIF: dasar, konsep, pendekatan dan analisis datanya
Syahyuti Si-Buyuang
Ad

Bab 1 pengertian dasar perpindahan panas

  • 2. Perpindahan panas (Heat transfer) adalah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara benda atau material Dari termodinamika kita telah ketahui bahwa energi yang pindah itu dinamakan kalor atau panas (Heat) Ilmu perpindahan panas tidak hanya mencoba menjelaskan bagaimana energi kalor itu berpindah dari satu benda ke benda lain, tetapi juga dapat meramalkan laju perpindahan yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu.
  • 3. Inilah yang membedakan ilmu Perpindahan Panas dari Ilmu Termodinamika Contoh peristiwa pendingingan suatu batang baja panas yang dicelupkan ke dalam air. Dengan termodinamika kita dapat meramalkan suhu keseimbangan akhir dari sistem batangan baja dan air itu, namun termodinamika tidak dapat menunjukkan kepada kita berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan itu; atau berapa suhu batangan itu pada suatu saat sebelum tercapainya keseimbangan. Sebaliknya ilmu Per-Pan dapat membantu kita untuk meramalkan suhu batangan baja ataupun air sebagai fungsi waktu.
  • 5. Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam industri proses. Pada kebanyakan pengerjaan, diperlukan pemasukan atau pengeluaran kalor, untuk mencapai dan mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses berlangsung.
  • 6. Kondisi pertama yaitu mencapai keadaan yang dibutuhkan untuk pengerjaan, terjadi umpamanya bila pengerjaan harus berlangsung pada suhu tertentu dan suhu ini harus dicapai dengan jalan pemasukan atau pengeluaran kalor.
  • 7. Kondisi kedua yaitu mempertahankan keadaan yang dibutuhkan untuk operasi proses, terdapat pada pengerjaan eksoterm dan endoterm. Disamping perubahan secara kimia, keadaan ini dapat juga merupakan pengerjaan secara alami. Dengan demikian. Pada pengembunan dan penghabluran (kristalisasi) kalor harus dikeluarkan. Pada penguapan dan pada umumnya juga pada pelarutan, kalor harus dimasukkan. Adalah hukum alam bahwa kalor itu suatu bentuk energi.
  • 8. Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak musnah yaitu seperti hukum asas yang lain, contohnya hukum kekekalan masa dan momentum, ini artinya kalor tidak hilang. Energi hanya berubah bentuk dari bentuk yang pertama ke bentuk yang ke dua. Bila diperhatikan misalnya jumlah energi kalor api unggun kayu yang ditumpukkan, semua ini. menyimpan sejumlah energi dalam yang ditandai dengan kuantitas yang lazim disebut muatan kalor bahan.
  • 9. Apabila api dinyalakan, energi terma yang tersimpan di dalam bahan tadi akan bertukar menjadi energi kalor yang dapat kita rasakan. Energi kalor ini mengalir jika terdapat suatu perbedaan suhu. Bila diperhatikan sebatang logam yang dicelupkan ke dalam suatu tangki yang berisi air kalor. Karena suhu awal logam ialah T1 dan suhu air ialah T2, dengan T2 >> T1, maka logam dikatakan lebih dingin daripada air. Hal yang penting dalam sistem yang terdiri dari air dan logam ialah adanya suatu perbedaan suhu yang nyata yaitu (T2- T1).
  • 10. Kalor dapat diangkut dengan tiga macam cara yaitu: Pancaran, sering juga dinamakan Radiasi. Hantaran, sering juga disebut Konduksi. Aliran, sering juga disebut Konveksi.
  • 12. Pancaran (Radiasi) Yang dimaksud dengan pancaran (radiasi) ialah perpindahan kalor melalui gelombang dari suatu zat ke zat yang lain. Semua benda memancarkan kalor. Keadaan ini baru terbukti setelah suhu meningkat. Pada hakekatnya proses perpindahan kalor radiasi terjadi dengan perantaraan foton dan juga gelombang elektromagnet. Terdapat dua teori yang berbeda untuk menerangkan bagaimana proses radiasi itu terjadi. Semua bahan pada suhu mutlak tertentu akan menyinari sejumlah energi kalor tertentu.
  • 13. Semakin tinggi suhu bahan tadi maka semakin tinggi pula energi kalor yang disinarkan. Proses radiasi adalah fenomena permukaan. Proses radiasi tidak terjadi pada bagian dalam bahan. Tetapi suatu bahan apabila menerima sinar, maka banyak hal yang boleh terjadi. Apabila sejumlah energi kalor menimpa suatu permukaan, sebahagian akan dipantulkan, sebahagian akan diserap ke dalam bahan, dan sebagian akan menembusi bahan dan terus ke luar. Jadi dalam mempelajari perpindahan kalor radiasi akan dilibatkan suatu fisik permukaan.
  • 14. Bahan yang dianggap mempunyai ciri yang sempurna adalah jasad hitam. Disamping itu, sama seperti cahaya lampu, adakalanya tidak semua sinar mengenai permukaan yang dituju. Jadi dalam masalah ini kita mengenal satu faktor pandangan yang lazimnya dinamakan faktor bentuk. Maka jumlah kalor yang diterima dari satu sumber akan berbanding langsung sebahagiannya terhadap faktor bentuk ini. Dalam pada itu, sifat terma permukaan bahan juga penting. Berbeda dengan proses konveksi, medan aliran fluida disekeliling permukaan tidak penting, yang penting ialah sifat terma saja. Dengan demikian, untuk memahami proses radiasi dari satu permukaan kita perlu memahami juga keadaan fisik permukaan bahan yang terlibat dengan proses radiasi yang berlaku.
  • 15. Proses perpindahan kalor sering terjadi secara serentak. Misalnya sekeping plat yang dicat hitam. Lalu dikenakan dengan sinar matahari. Plat akan menyerap sebahagian energi matahari. Suhu plat akan naik ke satu tahap tertentu. Oleh karena suhu permukaan atas naik maka kalor akan berkonduksi dari permukaan atas ke permukaan bawah. Dalam pada itu, permukaan bagian atas kini mempunyai suhu yang lebih tinggi dari suhu udara sekeliling, maka jumlah kalor akan disebarkan secara konveksi. Tetapi energi kalor juga disebarkan secara radiasi. Dalam hal ini dua hal terjadi, ada kalor yang dipantulkan dan ada kalor yang dipindahkan ke sekeliling.
  • 16. Hantaran (Konduksi) Yang dimaksud dengan hantaran ialah pengangkutan kalor melalui satu jenis zat. Sehingga perpindahan kalor secara hantaran/konduksi merupakan satu proses pendalaman karena proses perpindahan kalor ini hanya terjadi di dalam bahan. Arah aliran energi kalor, adalah dari titik bersuhu tinggi ke titik bersuhu rendah.
  • 17. Sudah diketahui bahwa tidak semua bahan dapat menghantar kalor sama sempurnanya. Dengan demikian, umpamanya seorang tukang hembus kaca dapat memegang suatu barang kaca, yang beberapa cm lebih jauh dari tempat pegangan itu adalah demikian panasnya, sehingga bentuknya dapat berubah. Akan tetapi seorang pandai tempa harus memegang benda yang akan ditempa dengan sebuah tang. Bahan yang dapat menghantar kalor dengan baik dinamakan konduktor. Penghantar yang buruk disebut isolator. Sifat bahan yang digunakan untuk menyatakan bahwa bahan tersebut merupakan suatu isolator atau konduktor ialah koefisien konduksi terma. Apabila nilai koefisien ini tinggi, maka bahan mempunyai kemampuan mengalirkan kalor dengan cepat. Untuk bahan isolator, koefisien ini bernilai kecil.
  • 18. Pada umumnya, bahan yang dapat menghantar arus listrik dengan sempurna (logam) merupakan penghantar yang baik juga untuk kalor dan sebaliknya. Selanjutnya bila diandaikan sebatang besi atau sembarang jenis logam dan salah satu ujungnya diulurkan ke dalam nyala api. Dapat diperhatikan bagaimana kalor dipindahkan dari ujung yang panas ke ujung yang dingin. Apabila ujung batang logam tadi menerima energi kalor dari api, energi ini akan memindahkan sebahagian energi kepada molekul dan elektron yang membangun bahan tersebut. Molekul dan elektron merupakan alat pengangkut kalor di dalam bahan menurut proses perpindahan kalor konduksi. Dengan demikian dalam proses pengangkutan kalor di dalam bahan, aliran elektron akan memainkan peranan penting
  • 19. Persoalan yang patut diajukan pada pengamatan ini ialah mengapa kadar alir energi kalor adalah berbeda. Hal ini disebabkan karena susunan molekul dan juga atom di dalam setiap bahan adalah berbeda. Untuk satu bahan berfasa padat molekulnya tersusun rapat, berbeda dengan satu bahan berfasa gas seperti udara. Molekul udara adalalah renggang sekali. Tetapi dibandingkan dengan bahan padat seperti kayu, dan besi , maka molekul besi adalah lebih rapat susunannya daripada molekul kayu. Bahan kayu terdiri dari gabungan bahan kimia seperti karbon, uap air, dan udara yang terperangkat. Besi adalah besi. Kalaupun ada bahan asing, bahan kimia unsur besi adalah lebih banyak.
  • 20. Aliran (Konveksi) Yang dimaksud dengan aliran ialah pengangkutan kalor oleh gerak dari zat yang dipanaskan. Proses perpindahan kalor secara aliran/konveksi merupakan satu fenomena permukaan. Proses konveksi hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi dalam proses ini struktur bagian dalam bahan kurang penting. Keadaan permukaan dan keadaan sekelilingnya serta kedudukan permukaan itu adalah yang utama. Lazimnya, keadaan keseirnbangan termodinamik di dalam bahan akibat proses konduksi, suhu permukaan bahan akan berbeda dari suhu sekelilingnya. Dalam hal ini dikatakan suhu permukaan adalah T1 dan suhu udara sekeliling adalah T2 dengan T1 > T2. Kini terdapat keadaan suhu tidak seimbang diantara bahan dengan sekelilingnya.
  • 21. Gambar 1.3. Perpindahan panas konveksi. (a) konveksi paksa, (b) konveksi alamiah, (c) pendidihan, (d) kondensasi
  • 22. Perpindahan kalor dengan jalan aliran dalam industri kimia merupakan cara pengangkutan kalor yang paling banyak dipakai. Oleh karena konveksi hanya dapat terjadi melalui zat yang mengalir, maka bentuk pengangkutan kalor ini hanya terdapat pada zat cair dan gas. Pada pemanasan zat ini terjadi aliran, karena masa yang akan dipanaskan tidak sekaligus di bawa kesuhu yang sama tinggi. Oleh karena itu bagian yang paling banyak atau yang pertama dipanaskan memperoleh masa jenis yang lebih kecil daripada bagian masa yang lebih dingin. Sebagai akibatnya terjadi sirkulasi, sehingga kalor akhirnya tersebar pada seluruh zat.
  • 23. Pada perpindahan kalor secara konveksi, energi kalor ini akan dipindahkan ke sekelilingnya dengan perantaraan aliran fluida. Oleh karena pengaliran fluida melibatkan pengangkutan masa, maka selama pengaliran fluida bersentuhan dengan permukaan bahan yang panas, suhu fluida akan naik. Gerakan fluida melibatkan kecepatan yang seterusnya akan menghasilkan aliran momentum. Jadi masa fluida yang mempunyai energi terma yang lebih tinggi akan mempunyai momentum yang juga tinggi. Peningkatan momentum ini bukan disebabkan masanya akan bertambah. Malahan masa fluida menjadi berkurang karena kini fluida menerima energi kalor.
  • 24. Fluida yang panas karena menerima kalor dari permukaan bahan akan naik ke atas. Kekosongan tempat masa bendalir yang telah naik itu diisi pula oleh masa fluida yang bersuhu rendah. Setelah masa ini juga menerima energi kalor dari permukan bahan yang kalor dasi, masa ini juga akan naik ke atas permukaan meninggalkan tempat asalnya. Kekosongan ini diisi pula oleh masa fluida bersuhu renah yang lain. Proses ini akan berlangsung berulang-ulang. Dalam kedua proses konduksi dan konveksi, faktor yang paling penting yang menjadi penyebab dan pendorong proses tersebut adalah perbedaan suhu. Apabila perbedaan suhu .terjadi maka keadaan tidak stabil terma akan terjadi. Keadaan tidak stabil ini perlu diselesaikan melalui proses perpindahan kalor.
  • 25. Dalam pengamatan proses perpindahan kalor konveksi, masalah yang utama terletak pada cara mencari metode penentuan nilai h dengan tepat. Nilai koefisien ini tergantung kepada banyak faktor. Jumlah kalor yang dipindahkan, bergantung pada nilai h. Jika cepatan medan tetap, artinya tidak ada pengaruh luar yang mendorong fluida bergerak, maka proses perpindahan kalor berlaku. Sedangkan bila kecepatan medan dipengaruhi oleh unsur luar seperti kipas atau peniup, maka proses konveksi yang akan terjadi merupakan proses perpindahan kalor konveksi paksa. Yang membedakan kedua proses ini adalah dari nilai koefisien h-nya.