際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
BAB 2
SEJARAH EKONOMI INDONESIA
SEJAK ORDE LAMA HINGGA
PEMERINTAHAN REFORMASI -
2013
 Selama Pemerintahan Orde Lama, keadaan
perekonomian Indonesia sangat buruk,
walaupun sempat mengalami pertumbuhan
dengan laju rata-rata per tahun hampir 7%
selama dekade 1950-an, dan setelah itu turun
drastis menjadi rata-rata per tahun hanya 1,9%
atau bahkan nyaris mengalami stagflasi selama
tahun 1965-1966. Tahun 1965 dan 1966 laju
pertumbuhan ekonomi atau produk domestic
bruto (PDB) masing- masing hanya sekitar 0,5%
dan 0,6%.
 Tingginya tingkat inflasi yang sempat
mencapai lebih dari 300% menjelang akhir
periode Orde Lama
 Kabinet Hatta : reformasi moneter melalui
devaluasi mata uang nasional yang pada
saat itu masih gulden dan pemotongan
uang sebesar 50% atas semua uang
kertas yang beredar pada bulan Maret
1950 yang dikeluarkan oleh De Javasche
Bank yang bernilai nominal lebih dari 2,50
gulden Indonesia
 Kabinet Natsir : untuk pertama kalinya
dirumuskan suatu perencanaan
pembangunan ekonomi, yang disebut
Rencana Urgensi Perekonomian (RUP)
 Kabinet Sukiman : Nasionalisasi De
Javasche Bank menjadi Bank Indonesia
(BI) dan penghapusan system kurs
berganda
 Kabinet Wilopo : Untuk pertama kalinya
memperkenalkan konsep anggaran berimbang
dalam APBN, memperketat impor, malakukan
"rasionalisasi" angkatan bersenjata melalui
medernisasi dan pengurang jumlah personil,
dan pengiritan pengeluaran pemerintah
 Pada masa Kabinet Ami I, hanya dua langkah
konkret yang dilakukan dalam bidang ekonomi,
yakni pembatasan impor dan kebijakan uang
ketat
 Kabinet Burhanuddin, tindakan-tindakan ekonomi
penting yang dilakukan termasuk diantaranya adalah
liberalisasi impor, kebijkan uang ketat untuk menekan
laju uang beredar, dan penyempurnaan Program
Benteng, mengeluarkan kebijakan yang
memperbolehkan modal (investasi) asing masuk ke
Indonesia, pemberian bantuan khusus kepada
pengusaha-pengusaha pribumi, dan pembatalan
(secara sepihak) persetujuan Konferensi Meja Bundar
sebagai usaha untuk menghilangkan system ekonomi
kolonial atau menghapuskan dominasi perusahaan-
perusahaan Belanda dalam perekonomian Indonesia
 Kabinet Ali I, praktis tidak ada langkah
langkah yang berarti, selain
mencanangkan sebuah rencana
pembangunan baru dengan nama
Rencana Lima Tahun 1956-1960
 Pada masa Kabinet Djuanda : dilakukan
pengambilan (nasionalisasi) perusahaan-
perusahaan Belanda
 Orde Baru ini perhatian pemerintah lebih ditujukan
pada peningkatan kesejahteraan masyarakat
lewat pembangunan ekonomi dan social di tanah
air. Pemerintahan Orde Baru menjalin kembali
hubungan baik dengan pihak Barat dan menjauhi
pengaruh ideology komunis. Indonesia juga
kembali menjadi anggota Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) dan lembaga-lembaga dunia
lainnya, seperti Bank Dunia dan Dana Moneter
International (IMF).
 Sebelum rencana pembangunan lewat Repelita
dimulai, terlebih dahulu pemerintah melakukan
pemulihan stabilitas ekonomi, social, dan politik serta
rehabilitasi ekonomi di dalam negeri
 Tujuan jangka panjang dari pembangunan ekonomi di
Indonesia pada masa Orde Baru adalah
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
suatu proses industrialisasi dalam skala besar, yang
pada saat itu dianggap sebagai satu-satunya cara
yang paling te untuk menanggulangi masa ekonomi,
seperti kesempatan kerja dan defisit neraca
pembayaran.
 Beberapa kondisi utama yang harus dipenuhi
terlebih dahulu agar suatu usaha membangun
ekonomi dapat berjalan dengan baik, yaitu
sebagai berikut :
1. Kemauan politik yang kuat
2. Stabilitasi politik dan ekonomi
3. Sumber daya manusia yang lebih baik
4. System politik dan ekonomi terbuka yang
berorientasi ke Barat
5. Kondisi ekonomi dan politik dunia yang
lebih baik
 Banyak kemajuan yang kita capai baik itu penurunan
kemiskinan, pengangguran serta peningkatan
pendapatan masyarakat,
 Kemiskinan di Indonesia pada 2004 mencapai 17%,
namun saat ini, kemiskinan hanya menyentuh 11,6%,
mengalami penurunan sekitar 5,4%.
 Jumlah pengangguran juga mengalami penurunan
dari 10 % pada 2004 menjadi 5,92% pada tahun
2013
 Jumlah pendapatan per kapita Indonesia juga
mengalami peningkatan dari US$1.100 per kapita per
tahun di 2004 menjadi US$4.000 per kapita per tahun
pada saat ini.
 Ekonomi Indonesia tetap tumbuh di atas 6% persen
walaupun ekonomi dunia sedang mengalami
perlambatan. Pemerintah terus berupaya meningkatkan
perekonomian Indonesia dan tentunya menyejahterakan
rakyat Indonesia. Salah satu konsep yang sudah
dicanangkan adalah melalui proyek Master Plain
Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

More Related Content

Bab 2

  • 1. BAB 2 SEJARAH EKONOMI INDONESIA SEJAK ORDE LAMA HINGGA PEMERINTAHAN REFORMASI - 2013
  • 2. Selama Pemerintahan Orde Lama, keadaan perekonomian Indonesia sangat buruk, walaupun sempat mengalami pertumbuhan dengan laju rata-rata per tahun hampir 7% selama dekade 1950-an, dan setelah itu turun drastis menjadi rata-rata per tahun hanya 1,9% atau bahkan nyaris mengalami stagflasi selama tahun 1965-1966. Tahun 1965 dan 1966 laju pertumbuhan ekonomi atau produk domestic bruto (PDB) masing- masing hanya sekitar 0,5% dan 0,6%.
  • 3. Tingginya tingkat inflasi yang sempat mencapai lebih dari 300% menjelang akhir periode Orde Lama
  • 4. Kabinet Hatta : reformasi moneter melalui devaluasi mata uang nasional yang pada saat itu masih gulden dan pemotongan uang sebesar 50% atas semua uang kertas yang beredar pada bulan Maret 1950 yang dikeluarkan oleh De Javasche Bank yang bernilai nominal lebih dari 2,50 gulden Indonesia
  • 5. Kabinet Natsir : untuk pertama kalinya dirumuskan suatu perencanaan pembangunan ekonomi, yang disebut Rencana Urgensi Perekonomian (RUP) Kabinet Sukiman : Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia (BI) dan penghapusan system kurs berganda
  • 6. Kabinet Wilopo : Untuk pertama kalinya memperkenalkan konsep anggaran berimbang dalam APBN, memperketat impor, malakukan "rasionalisasi" angkatan bersenjata melalui medernisasi dan pengurang jumlah personil, dan pengiritan pengeluaran pemerintah Pada masa Kabinet Ami I, hanya dua langkah konkret yang dilakukan dalam bidang ekonomi, yakni pembatasan impor dan kebijakan uang ketat
  • 7. Kabinet Burhanuddin, tindakan-tindakan ekonomi penting yang dilakukan termasuk diantaranya adalah liberalisasi impor, kebijkan uang ketat untuk menekan laju uang beredar, dan penyempurnaan Program Benteng, mengeluarkan kebijakan yang memperbolehkan modal (investasi) asing masuk ke Indonesia, pemberian bantuan khusus kepada pengusaha-pengusaha pribumi, dan pembatalan (secara sepihak) persetujuan Konferensi Meja Bundar sebagai usaha untuk menghilangkan system ekonomi kolonial atau menghapuskan dominasi perusahaan- perusahaan Belanda dalam perekonomian Indonesia
  • 8. Kabinet Ali I, praktis tidak ada langkah langkah yang berarti, selain mencanangkan sebuah rencana pembangunan baru dengan nama Rencana Lima Tahun 1956-1960 Pada masa Kabinet Djuanda : dilakukan pengambilan (nasionalisasi) perusahaan- perusahaan Belanda
  • 9. Orde Baru ini perhatian pemerintah lebih ditujukan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lewat pembangunan ekonomi dan social di tanah air. Pemerintahan Orde Baru menjalin kembali hubungan baik dengan pihak Barat dan menjauhi pengaruh ideology komunis. Indonesia juga kembali menjadi anggota Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) dan lembaga-lembaga dunia lainnya, seperti Bank Dunia dan Dana Moneter International (IMF).
  • 10. Sebelum rencana pembangunan lewat Repelita dimulai, terlebih dahulu pemerintah melakukan pemulihan stabilitas ekonomi, social, dan politik serta rehabilitasi ekonomi di dalam negeri Tujuan jangka panjang dari pembangunan ekonomi di Indonesia pada masa Orde Baru adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui suatu proses industrialisasi dalam skala besar, yang pada saat itu dianggap sebagai satu-satunya cara yang paling te untuk menanggulangi masa ekonomi, seperti kesempatan kerja dan defisit neraca pembayaran.
  • 11. Beberapa kondisi utama yang harus dipenuhi terlebih dahulu agar suatu usaha membangun ekonomi dapat berjalan dengan baik, yaitu sebagai berikut : 1. Kemauan politik yang kuat 2. Stabilitasi politik dan ekonomi 3. Sumber daya manusia yang lebih baik 4. System politik dan ekonomi terbuka yang berorientasi ke Barat 5. Kondisi ekonomi dan politik dunia yang lebih baik
  • 12. Banyak kemajuan yang kita capai baik itu penurunan kemiskinan, pengangguran serta peningkatan pendapatan masyarakat, Kemiskinan di Indonesia pada 2004 mencapai 17%, namun saat ini, kemiskinan hanya menyentuh 11,6%, mengalami penurunan sekitar 5,4%. Jumlah pengangguran juga mengalami penurunan dari 10 % pada 2004 menjadi 5,92% pada tahun 2013
  • 13. Jumlah pendapatan per kapita Indonesia juga mengalami peningkatan dari US$1.100 per kapita per tahun di 2004 menjadi US$4.000 per kapita per tahun pada saat ini. Ekonomi Indonesia tetap tumbuh di atas 6% persen walaupun ekonomi dunia sedang mengalami perlambatan. Pemerintah terus berupaya meningkatkan perekonomian Indonesia dan tentunya menyejahterakan rakyat Indonesia. Salah satu konsep yang sudah dicanangkan adalah melalui proyek Master Plain Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).