Selama Orde Lama, ekonomi Indonesia mengalami masa sulit dengan pertumbuhan rendah dan inflasi tinggi. Orde Baru membawa stabilitas ekonomi dan pertumbuhan melalui program pembangunan. Pemerintahan Reformasi terus berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan menurunkan kemiskinan dan pengangguran serta meningkatkan pendapatan.
2. Selama Pemerintahan Orde Lama, keadaan
perekonomian Indonesia sangat buruk,
walaupun sempat mengalami pertumbuhan
dengan laju rata-rata per tahun hampir 7%
selama dekade 1950-an, dan setelah itu turun
drastis menjadi rata-rata per tahun hanya 1,9%
atau bahkan nyaris mengalami stagflasi selama
tahun 1965-1966. Tahun 1965 dan 1966 laju
pertumbuhan ekonomi atau produk domestic
bruto (PDB) masing- masing hanya sekitar 0,5%
dan 0,6%.
3. Tingginya tingkat inflasi yang sempat
mencapai lebih dari 300% menjelang akhir
periode Orde Lama
4. Kabinet Hatta : reformasi moneter melalui
devaluasi mata uang nasional yang pada
saat itu masih gulden dan pemotongan
uang sebesar 50% atas semua uang
kertas yang beredar pada bulan Maret
1950 yang dikeluarkan oleh De Javasche
Bank yang bernilai nominal lebih dari 2,50
gulden Indonesia
5. Kabinet Natsir : untuk pertama kalinya
dirumuskan suatu perencanaan
pembangunan ekonomi, yang disebut
Rencana Urgensi Perekonomian (RUP)
Kabinet Sukiman : Nasionalisasi De
Javasche Bank menjadi Bank Indonesia
(BI) dan penghapusan system kurs
berganda
6. Kabinet Wilopo : Untuk pertama kalinya
memperkenalkan konsep anggaran berimbang
dalam APBN, memperketat impor, malakukan
"rasionalisasi" angkatan bersenjata melalui
medernisasi dan pengurang jumlah personil,
dan pengiritan pengeluaran pemerintah
Pada masa Kabinet Ami I, hanya dua langkah
konkret yang dilakukan dalam bidang ekonomi,
yakni pembatasan impor dan kebijakan uang
ketat
7. Kabinet Burhanuddin, tindakan-tindakan ekonomi
penting yang dilakukan termasuk diantaranya adalah
liberalisasi impor, kebijkan uang ketat untuk menekan
laju uang beredar, dan penyempurnaan Program
Benteng, mengeluarkan kebijakan yang
memperbolehkan modal (investasi) asing masuk ke
Indonesia, pemberian bantuan khusus kepada
pengusaha-pengusaha pribumi, dan pembatalan
(secara sepihak) persetujuan Konferensi Meja Bundar
sebagai usaha untuk menghilangkan system ekonomi
kolonial atau menghapuskan dominasi perusahaan-
perusahaan Belanda dalam perekonomian Indonesia
8. Kabinet Ali I, praktis tidak ada langkah
langkah yang berarti, selain
mencanangkan sebuah rencana
pembangunan baru dengan nama
Rencana Lima Tahun 1956-1960
Pada masa Kabinet Djuanda : dilakukan
pengambilan (nasionalisasi) perusahaan-
perusahaan Belanda
9. Orde Baru ini perhatian pemerintah lebih ditujukan
pada peningkatan kesejahteraan masyarakat
lewat pembangunan ekonomi dan social di tanah
air. Pemerintahan Orde Baru menjalin kembali
hubungan baik dengan pihak Barat dan menjauhi
pengaruh ideology komunis. Indonesia juga
kembali menjadi anggota Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) dan lembaga-lembaga dunia
lainnya, seperti Bank Dunia dan Dana Moneter
International (IMF).
10. Sebelum rencana pembangunan lewat Repelita
dimulai, terlebih dahulu pemerintah melakukan
pemulihan stabilitas ekonomi, social, dan politik serta
rehabilitasi ekonomi di dalam negeri
Tujuan jangka panjang dari pembangunan ekonomi di
Indonesia pada masa Orde Baru adalah
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
suatu proses industrialisasi dalam skala besar, yang
pada saat itu dianggap sebagai satu-satunya cara
yang paling te untuk menanggulangi masa ekonomi,
seperti kesempatan kerja dan defisit neraca
pembayaran.
11. Beberapa kondisi utama yang harus dipenuhi
terlebih dahulu agar suatu usaha membangun
ekonomi dapat berjalan dengan baik, yaitu
sebagai berikut :
1. Kemauan politik yang kuat
2. Stabilitasi politik dan ekonomi
3. Sumber daya manusia yang lebih baik
4. System politik dan ekonomi terbuka yang
berorientasi ke Barat
5. Kondisi ekonomi dan politik dunia yang
lebih baik
12. Banyak kemajuan yang kita capai baik itu penurunan
kemiskinan, pengangguran serta peningkatan
pendapatan masyarakat,
Kemiskinan di Indonesia pada 2004 mencapai 17%,
namun saat ini, kemiskinan hanya menyentuh 11,6%,
mengalami penurunan sekitar 5,4%.
Jumlah pengangguran juga mengalami penurunan
dari 10 % pada 2004 menjadi 5,92% pada tahun
2013
13. Jumlah pendapatan per kapita Indonesia juga
mengalami peningkatan dari US$1.100 per kapita per
tahun di 2004 menjadi US$4.000 per kapita per tahun
pada saat ini.
Ekonomi Indonesia tetap tumbuh di atas 6% persen
walaupun ekonomi dunia sedang mengalami
perlambatan. Pemerintah terus berupaya meningkatkan
perekonomian Indonesia dan tentunya menyejahterakan
rakyat Indonesia. Salah satu konsep yang sudah
dicanangkan adalah melalui proyek Master Plain
Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).