1. LAPORAN ANTARA
Bab 2 ini memberikan uraian gambaran umum Kota Semarang
berikut kondisi pelayanan sanitasi Kota Semarang pada tahun
2010.
ADMINISTRASI
Kota Semarang terletak antara garis 6º 50’ - 7º 10’ LS dan garis 109º 50’ - 110º 35’ BT,
secara administratif Kota Semarang dibatasi oleh:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang
Sebelah Barat : Kabupaten Kendal
Sebelah Timur : Kabupaten Demak
Ketinggian Kota Semarang terletak antara 0,75 meter sampai dengan 348 meter di atas
garis pantai.
Secara administratif Kota Semarang terdiri atas 16 wilayah kecamatan dan 177
Kelurahan. Dengan luas wilayah Kota Semarang sendiri adalah 373,70 Km2 yang terdiri
berupa tanah sawah seluas 39,56 Km2 dan 334,14 Km2 bukan sawah. Berikut ini adalah
pembagian wilayah di Kota Semarang beserta luas lahan yang dimiliki masing-masing
wilayah, dapat dilihat pada Tabel 2.1.berikut sedangkan peta adminstrasi dapat dilihat
pada Peta 2.1.
PENYUSUNAN GRAND DESAIN SANITASI KOTA SEMARANG 2010 II - 1
2. LAPORAN ANTARA
Tabel 2. 1
Luas Daerah diperinci Per Kecamatan di Kota Semarang Tahun 2007
NO KECAMATAN LUAS DESA ATAU KELURAHAN JUMLAH
DAERAH DESA
(KM²)
1 Mijen 55,75 Cangkiran, bubakan, Karang Malang, 14
Polaman, Purwosari, Tambangan,
Jatisari, Mijen, Jati Barang, Kedung Pane,
Pesantern, Ngadirgo, Wonopolo,
Wonoplumbon
2 Gunung Pati 54,11 GunungPati, Plalangan, Sumurrejo, 16
Pakintelan, Mangunsari, Patemon, Ngijo,
Nongko Sawit, Cepoko, Jatirejo, Kandri,
Pongangan, kali Segoro, Sekaran,
Sukorejo, Sadeng.
3 Banyumanik 25,69 Pundakpayung, Gedawang, Jabungan, 11
Pandangsari, Banyumanik, Srondol
Wetan, Pedalangan, Sumur Boto, Srondol
Kulon, Tinjomoyo, Ngesrep
4 Gajahmungkur 9,07 Sampangan, Bendan Dhuwur, 08
karangrejo, Gajah Mungkur, Bendan
Ngisor, Petompon, Bendungan,
Lempongsari
5 Semarang Selatan 5,93 Bulustalan, Barusari, Randusari, 10
mugasari, pleburan, Wonodri,
Peterongan, Lamper Kidul, Lamper Lor,
Lamper Tengah
6 Candisari 6,54 Jatingaleh, Karanganyar gunung, 07
Jomblang, candi, kaliwiru, Wonotingal,
Tegalsari
7 Tembalang 44,20 Rowosari, Meteseh, Kramas, Tembalang, 12
Bulusan, Mangunharjo, Sendang Mulyo,
Sambiroto, Jangli, Tandang, Kedung
Mundu, Sendangguwo
8 Pedurungan 20,72 Jgemah, Pedrungan Kidul, Pedurungan 12
Lor, Tlogomulyo, Pedurungan Tengah,
Palebon, Kalicari, Tlogosari Kulon,
Tlogosari Wetan, Muktiharjo Kidul
9 Genuk 27,39 Muktiharjo Lor, Gebangsari, Genuksari, 13
Bangetayu Kulon, Bangetayu wetan,
Sembungharjo, Penggaron Lor, Kudu,
Karangroto, Banjardowo, Trimulyo,
Terboyo wetan, Terboyo Kulon
10 Gayamsari 6,18 Pandean lamper, Gayamsari, Siwalan, 07
Sambirejo, Sawah Besar, Kaligawe,
Tambakrejo
11 Semarang Timur 7,70 Karang Turi, Karangtempel, Rejosari, 10
sarirejo, Kebon Agung, Bugangan,
Mlatiharjo, Mlatibaru, Rejomulyo,
Kemijen
12 Semarang Utara 10,97 Bulu Lor, Plombokan, Panggung Kidul, 09
Panggung Lor, Kuningan, Purwosari,
PENYUSUNAN GRAND DESAIN SANITASI KOTA SEMARANG 2010 II - 2
3. LAPORAN ANTARA
Dadapsari, Bandarharjo, Tanjung Emas
13 Semarang Tengah 6,14 Pekunden, Karang Kidul, Jagalan, 15
Brumbungan, Miroto, Gabahan,
Kranggan, Purwodinatan, Kauman,
Bangunharjo, Kembang Sari, Pandan sari,
Sekayu, Pindrikan Kidul, Pindrikan Lor
14 Semarang Barat 21,74 Kembang Arum, Manyaran, Ngemplak 16
simongan, Bongasari, Bojong Salaman,
Cabean, Salaman Mloyo, Gisikdrono,
Kalibanteng Kidul, Kalibanteng Kulon,
Krapyak, Tambakharjo, Tawangsari,
Karang ayu, Krobokan, Tawangmas
15 Tugu 31,78 Jrakah, Tugurejo, Karang Anyar, 22
Randugarut, Mangkang Wetan,
Mangunharjo, Mangkang Kulon
16 Ngaliyan 37,99 Podorejo, Wates, Bringin, Ngaliyan, 10
Banbankarep, Kalipancur, Purwoyoso,
Tambakaji, Gondoriyo, Wonosari
Sumber : Kota Semarang Dalam Angka, 2008
KONDISI FISIK DASAR
Identifikasi potensi dan masalah fisik merupakan penilaian terhadap kemampuan atau
daya dukung lahan kota terhadap pengembangan kegiatan perkotaan. Dalam
menentukan kesesuaian lahan fisik tersebut, faktor-aktor fisik ruang harus
diperhitungkan secara komprehensif tanpa menghilangkan karakteristik dari beberapa
faktor seperti topografi, geologi, dan hidrologi.
i. Topografi
Kota Semarang memiliki karakteristik topografi yang unik, yaitu berupa daerah pantai
dan daerah perbukitan. Elevasi topografi berada pada ketinggian antara 0,75 m sampai
sekitar 350 m diatas permukaan laut. Kondisi topografi menciptakan potensi panorama
yang indah dan ekosistem yang lebih beragam.
Kota Semarang mempunyai ketinggian sekitar 0.75-348 meter diatas permukan laut.
Ketinggian 0.75-90.5 termasuk dalam kawasan Pusat Kota Semarang (Dataran Rendah
Semarang Bagian Utara) yang di wakili oleh titik tinggi di Daerah Pantai Pelabuhan
Tanjung Mas, Simpang Lima, Candibaru. Sedangkan ketinggian 90.5-348 terletak pada
daerah pinggir Kota Semarang, yang terbesar disepanjang arah mata angin yang diwakili
oleh titik tinggi yang berlokasi di Jatingaleh dan Gombel, Semarang Selatan, Tugu, Mijen
dan Gunungpati.
1. Kondisi Topografi Kota Semarang terdiri dari
PENYUSUNAN GRAND DESAIN SANITASI KOTA SEMARANG 2010 II - 3
4. LAPORAN ANTARA
a. Dataran pesisir pantai : 1% dari luas wilayah total dengan ketinggian wilayah
0-0,75 meter dpl
b. Dataran rendah : 33% dari luas wilayah total dengan ketinggian wilayah 0,75-5
meter dpl
c. Dataran tinggi : 66% dari luas wilayah total dengan ketinggian wilayah 5-348
meter dpl
2. Kondisi lereng tanah kota Semarang dibagi menjadi 4 jenis kelerengan yaitu :
a. Lereng I (0-2 %), luasan wilayah Kota Semarang dengan kelerengan sebesar 0-2%
adalah sebesar 16574, 6 Ha (43%). Sebaran wilayah dengan tingkat kelerengan
ini sebagian besar berada meliputi kecamatan Genuk Pedurungan, Gayamsari,
Semarang Timur, Semarang Utara dan Tugu serta sebagian wilayah Kecamatan
tembalang Banyumanik dan Mijen.
b. Lereng II (2-15 %), dengan luas wilayah sebesar 14.090,5 Ha (37%). Wilayah di
Kota Semarang dengan tingkat kelerengan ini meliputi kecamatan Semarang
Barat, Semarang Selatan, candisari, Gajahmungkur, Gunungpati dan Ngaliyan.
c. Lereng III (15-40 %), meliputi wilayah di sekitar kaligarang dan kali Kreo
(kecamatan Gunungpati), sebagian wilayah kecamatan Mijen (daerah
Wonoplumbon), sebagian wilayah kecamatan Banyumanik dan kecamatan
Candisari dengan luas keseluruhan sebesar 7050,8 Ha (18%).
d. Lereng IV (> 40 %) meliputi sebagian wilayah Banyumanik (sebelah tenggara),
dan sebagian wilayah kecamatan Gunungpati, terutama disekitar kali Garang
dan kali Kripik yang memiliki keseluruhan luasan sebesar 766,7 Ha (2%).
Peta kelerengan dapt dilihat pada Peta 2.2 terlampir.
ii. Geologi
Struktur geologi yang ada di daerah di Kota Semarang terdiri atas tiga bagian, yaitu
struktur joint (kekar), patahan (fault) dan lipatan. Daerah patahan tanah bersifat erosif
dan mempunyai porositas tinggi, struktur lapisan batuan yang diskontinyu (tak teratur)
dan heterogen sehingga mudah bergerak atau longsor. Pada daerah sekitar aliran Kali
Garang merupakan patahan Kali Garang yang membujur arah utara sampai selatan di
sepanjang Kali Garang yang berbatasan dengan Bukit Gombel. Patahan ini bermula dari
Ondorante ke arah utara hingga Bendan Duwur. Patahan ini merupakan patahan geser,
yang memotong formasi Notopuro, ditandai adanya zona sesar, tebing terjal di
PENYUSUNAN GRAND DESAIN SANITASI KOTA SEMARANG 2010 II - 4
5. LAPORAN ANTARA
Ondorante dan pelurusan Kali Garang serta beberapa mata air di Bendan Duwur. Daerah
patahan lainnya adalah Meteseh, perumahan Bukit Kencana Jaya dengan arah patahan
melintas dari utara ke selatan. Sedangkan pada wilayah Kota Semarang yang berupa
dataran rendah memiliki jenis tanah berupa struktur pelapukan, endapan dan lanau
yang dalam.
iii. Jenis Tanah
Jenis tanah di Kota Semarang dapat dibedakan, sebagai berikut:
• Tanah Alluvial meliputi ± 11,25% dari jenis tanah di Kota Semarang, warna tanah
kelabu, coklat dan hitam. Produktifitas tanahnya rendah dan biasanya digunakan
untuk pertanian utama dan permukiman.
• Tanah Latosol meliputi ± 18,25% dari jenis tanah di Kota Semarang, tanah ini agak
asam sampai asam dengan warna kuning, coklat sampai merah. Produktifitasnya
sedang sampai tinggi dan biasanya merupakan tanah pertanian yang sangat baik.
Tanah Andosol dan Regosol meliputi ± 8.7% dari jenis tanah di Kota Semarang.
Tanah ini netral sampai asam dengan warna putih, coklat kekuning-kuningan, coklat
atau kelabu serta hitam. Produktifitasnya sedang sampai tinggi dan biasanya
digunakan untuk pertanian dan perkebunan.
• Tanah Mediteran meliputi ± 7,48% dari jenis tanah di Kota Semarang. Tanah ini agak
netral dengan warna merah sampai coklat. Produktivitasnya sedang sampai tinggi
dan biasanya digunakan untuk sawah, tegal, kebun buah-buhan dan padang rumput.
• Tanah Amural meliputi ± 1,29 % dari jenis tanah di Kota Semarang.
• Tanah Latosol ± 8,11% dari jenis tanah di Kota Semarang.
• Tanah Granosol ± 37,45% dari jenis tanah di Kota Semarang.
• Tanah Padsolik ± 0,40% dari jenis tanah di Kota Semarang .
• Tanah Vulkanik ± 7,12% dari jenis tanah di Kota Semarang.
Peta jenis tanah dapat dilihat pada Peta 2.3 terlampir
i. Hidrologi
Di kawasan Kota Semarang mengalir sembilan buah sungai besar dan ± sepuluh sungai
kecil. Kesembilan sungai besar tersebut adalah Kali Babon, Kali Banjir Kanal Timur, Kali
PENYUSUNAN GRAND DESAIN SANITASI KOTA SEMARANG 2010 II - 5
6. LAPORAN ANTARA
Banjir Kanal Barat, Kali Kreo, Kali Kripik, Kali Garang, Kali Semarang, Kali Beringin dan Kali
Plumbon. Sungai-sungai lain yang merupakan sungai kecil antara lain Kali Sringin, Kali
Tenggang, Kali Silandak, Kali Tugurejo, Kali Tapak, Kali Karanganyar, Kali Randugarut, Kali
Banger, Kali Buntu dan Kali Mangkang. Diantara sungai-sungai tersebut, Kali Garang
merupakan yang terpenting karena digunakan untuk sumber air minum wilayah Kota
Semarang bagian bawah dan termasuk sebagai sungai Program Kali Bersih (Prokasih)
selain Kali Babon. Peta hidrologi dapat dilihat pada Peta 2.4 terlampir.
KEPENDUDUKAN
2.3.1. Komposisi Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di Kota Semarang tahun 2008 adalah sebesar 1.480.630 jiwa,
bertambah 27.081 jiwa dalam satu tahun dari tahun 2007 yang berjumlah 1.453.549
jiwa atau mengalami peningkatan 1,86 %. Adapun kecamatan yang memiliki jumlah
penduduk paling banyak adalah Kecamatan Pedurungan, sedangkan untuk kecamatan
yang memiliki jumlah penduduk paling kecil adalah Kecamatan Tugu. Jumlah penduduk
Kota Semarang secara terperinci dapat dilihat seperti pada Tabel di bawah ini.
Tabel 2. 2
Jumlah Penduduk Kota Semarang dirinci per Kecamatan
No Kecamatan Jumlah Penduduk
Laki-laki Perempuan Total
1 Mijen 24.804 24.119 48.923
2 Gunung Pati 32.720 32.745 65.465
3 Banyumanik 60.524 61.208 121.732
4 Gajahmungkur 30.884 30.705 61.589
5 Semarang Selatan 42.829 42.748 85.577
6 Candisari 38.375 39.555 77.930
7 Tembalang 64.125 62.877 127.002
8 Pedurungan 81.202 82.289 163.491
9 Genuk 40.219 40.381 80.600
10 Gayamsari 35.008 35.770 70.778
11 Semarang Timur 39.962 41.620 81.582
12 Semarang Utara 61.343 65.375 126.718
13 Semarang Tengah 35.902 37.870 73.772
14 Semarang Barat 79.060 80.337 159.397
15 Tugu 13.449 13.527 26.976
16 Ngaliyan 54.524 54.574 109.098
TOTAL 2008 734.930 745.700 1.480.630
TAHUN 2007 721.484 732.065 1.453.549
TAHUN 2006 711.204 721.750 1.432.954
TAHUN 2005 705.050 713.274 1.418.324
PENYUSUNAN GRAND DESAIN SANITASI KOTA SEMARANG 2010 II - 6
7. LAPORAN ANTARA
TAHUN 2004 690.521 697.500 1.388.021
Sumber : Kota Semarang Dalam Angka, 2008
90.000
80.000
70.000
60.000
50.000
40.000
30.000
20.000
10.000
-
n
ah
ng
gu
an
ti
n
ri
uk
ur
t
ur
ik
ri
an
ra
ije
ra
Pa
ta
sa
sa
an
gk
m
ng
Tu
la
ng
en
ta
liy
Ba
M
la
di
ba
am
Ti
m
un
U
g
Te
ru
ga
G
Se
an
un
g
u
m
g
g
du
m
ay
an
N
ny
an
an
g
C
un
Te
g
ah
an
Pe
an
G
ar
Ba
ar
ar
G
aj
ar
m
ar
m
m
G
m
Se
m
Se
Se
Se
Se
laki-laki perempuan
Gambar 2. 1
Diagram Persentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008
Dilihat dari pertambahan penduduk yang terjadi pada kurun 2004-2008, faktor
pertambahan penduduk terbesar bersumber dari pertambahan alami (penduduk lahir
dikurangi mati), yaitu 14.454 jiwa, sedangkan pertambahan penduduk dari faktor
migrasi (penduduk datang dikurangi pergi) sebesar 7.059 jiwa. Pertambahan penduduk
berdasarkan faktor alami dan non alami tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel dibawah
ini:
Tabel 2. 3
Jumlah Pertambahan Penduduk Berdasarkan Faktor Alami dan Non Alami
No Kecamatan Jumlah Penduduk
Lahir Mati Datang Pergi
1 Mijen 883 301 2.052 865
2 Gunung Pati 970 345 1.641 737
3 Banyumanik 1.688 708 3.776 2.864
4 Gajahmungkur 998 395 1.644 1.724
5 Semarang Selatan 1.202 674 1.880 2.372
6 Candisari 1.302 671 1.978 2.653
7 Tembalang 1.994 691 4.742 2.104
8 Pedurungan 2.332 864 5.536 4.095
9 Genuk 1.821 414 3.183 1.186
PENYUSUNAN GRAND DESAIN SANITASI KOTA SEMARANG 2010 II - 7
8. LAPORAN ANTARA
No Kecamatan Jumlah Penduduk
Lahir Mati Datang Pergi
1 Mijen 883 301 2.052 865
10 Gayamsari 1.368 472 2.448 2.120
11 Semarang Timur 1.370 754 1.729 2.882
12 Semarang Utara 2.637 1.101 2.761 3.356
13 Semarang Tengah 944 688 1.525 2.174
14 Semarang Barat 2.906 1.217 4.602 5.436
15 Tugu 404 193 753 473
16 Ngaliyan 1.653 530 3.937 2.087
TOTAL 24.472 10.018 44.187 37.128
Sumber : Kota Semarang Dalam Angka, 2008
Pertumbuhan penduduk di Kota Semarang selama lima tahun terakhir (tahun
2003-2007) sebesar 1,32% setiap tahunnya.
2.3.2. Komposisi Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Persebaran Penduduk di Kota Semarang jika dilihat dari jumlah penduduk di tiap
kecamatan belum begitu merata, hal ini terlihat masih ada kecamatan yang
mendominasi jumlah penduduk yaitu Kecamatan Pedurungan dan Kecamatan Semarang
Barat. Sedangkan jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Tugu, Kondisi persebaran
penduduk di Kota Semarang dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 2. 4
Persebaran penduduk Kota Semarang dirinci per Kecamatan
No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)
2004 2005 2006 2007 2008
1 Mijen 41.675 43.752 45.248 47.154 48.923
2 Gunung Pati 60.208 62.111 62.656 63.192 65.465
3 Banyumanik 113.651 111.738 113.573 114.631 121.855
4 Gajahmungkur 59.831 60.424 61.055 61.147 61.668
5 Semarang Selatan 85.178 85.704 85.778 85.625 85.591
6 Candisari 80.855 80.551 80.460 80.561 77.937
7 Tembalang 113.300 115.812 118.086 122.300 127.008
8 Pedurungan 148.555 154.430 157.124 160.564 163.562
9 Genuk 69.323 72.204 74.658 77.196 80.600
10 Gayamsari 66.416 66.710 67.232 69.613 70.782
11 Semarang Timur 83.759 83.661 83.088 82.317 81.747
12 Semarang Utara 124.273 124.741 124.987 125.800 126.765
13 Semarang Tengah 76.156 77.248 75.164 74.649 74.228
14 Semarang Barat 152.957 155.354 156.284 158.566 159.425
15 Tugu 25.189 25.549 25.937 26.454 26.976
16 Ngaliyan 97.807 99.489 102.238 104.825 109.108
PENYUSUNAN GRAND DESAIN SANITASI KOTA SEMARANG 2010 II - 8
9. LAPORAN ANTARA
No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)
2004 2005 2006 2007 2008
1 Mijen 41.675 43.752 45.248 47.154 48.923
TOTAL 1.401.137 1.421.483 1.433.568 1.454.594 1.481.640
Sumber : Kota Semarang Dalam Angka, 2008.
Sedangkan untuk tingkat kepadatan penduduk, terbagi dalam dua pendekatan yaitu
Bruto dan netto, dimana untuk kepadatan bruto rata-rata termasuk dalam kategori
sedang yaitu 29,81 jiwa/Ha, sedangkan untuk kepadatan netto rata-rata adalah 103
jiwa/Ha. Berikut dapat dilihat kepadatan penduduk bruto dan netto Kota Semarang
diperinci per Kecamatan,
Tabel 2. 5
Kepadatan penduduk Kota Semarang diperinci per Kecamatan
No Kecamatan Luas Pekarangan Tanah Jml Pddk Kepadatan (Jiwa/
(HA) & Bangunan Sawah (Jiwa) Ha)
(HA) (Ha) Bruto Netto
1 Mijen 6215,24 823,00 1008,00 48.923 7,87 57,30
2 Gunung Pati 5399,09 1312,70 1386,00 65.465 12,13 48,14
3 Banyumanik 2513,06 430,00 122,00 121.855 48,49 266,58
4 Gajahmungkur 764,97 691,63 0,00 61.668 80,61 88,41
5 Semarang Selatan 848,05 474,39 0,00 85.591 100,93 180,49
6 Candisari 569,38 494,39 0,00 77.937 136,88 162,95
7 Tembalang 4420,04 2085,40 432,00 127.008 28,73 58,65
8 Pedurungan 2072,00 1507,00 64,00 163.562 78,94 106,55
9 Genuk 2738,44 1349,08 94,00 80.600 29,43 57,22
10 Gayamsari 531,23 415,00 20,00 70.782 133,24 167,74
11 Semarang Timur 770,25 696,80 0,00 81.747 106,13 118,14
12 Semarang Utara 1133,27 927,55 0,00 126.765 111,86 135,63
13 Semarang Tengah 605,00 527,55 0,00 74.228 122,69 141,50
14 Semarang Barat 2386,57 1389,20 32,00 159.425 66,80 114,14
15 Tugu 15429,35 507,73 454,00 26.976 1,75 52,10
16 Ngaliyan 3311,33 418,00 378,00 109.108 32,95 250,78
TOTAL 49707,27 14049,42 3990,00 1.481.640 29,81 103,53
Sumber : Kota Semarang Dalam Angka, 2008.
Berdasarkan data pada tabel diatas terlihat kepadatan bruto tertinggi terdapat pada
Kecamatan Candisari sebesar 136,88 jiwa/Ha, sedangkan kepadatan penduduk bruto
terendah terdapat pada Kecamatan Tugu sebesar 1,75 jiwa/Ha. Untuk kepadatan
penduduk netto tertinggi berada di Kecamatan Banyumanik sebesar 266 jiwa/Ha, dan
terendah berada di Kecamatan Gunungpati sebesar 48 jiwa/Ha.
PENYUSUNAN GRAND DESAIN SANITASI KOTA SEMARANG 2010 II - 9
10. LAPORAN ANTARA
2.3.3. Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Kota Semarang sebagai ibukota Propinsi Jawa Tengah memiliki beragam sektor mata
pencaharian penduduk. Beragam sektor itu adalah petani, baik itu petani sendiri
ataupun buruh petani; nelayan; pengusaha; buruh industri; pedagang; buruh bangunan;
angkatan; PNS dan ABRI; dan pensiunan. Berikut ini dapat dilihat jumlah penduduk
berdasarkan kelompok mata pencaharian yang mereka miliki, pada Tabel berikut,
Tabel 2. 6
Struktur Penduduk Kota Semarang Menurut Mata Pencaharian
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah
1 Petani sendiri 26.203
2 Buruh Tani 18.783
3 Nelayan 2.478
4 Pengusaha 52.514
5 Buruh Industri 152.606
6 Buruh Bangunan 72.771
7 Pedagang 73.457
8 Angkatan 22.195
9 PNS&ABRI 86.949
10 Pensiunan 32.867
10 Lainnya 76.684
Total 617.507
Sumber : Kota Semarang Dalam Angka, 2008.
Pada tabel diatas dapat dilihat jumlah penduduk di Kota Semarang yang memiliki
pekerjaan adalah sebanyak 617.507 jiwa atau sekitar 82% dari jumlah penduduk usia
produktif, Dengan presentase terbesar terdapat pada mata pencaharian sebagai buruh
industri, seperti yang terlihat pada Gambar
12% 0%4% 3%
0% 9%
5%
14%
25%
4%
12% 12%
Petani sendiri Buruh Tani Nelayan
Pengusaha Buruh Industri Buruh Bangunan Pedagang
Angkatan PNS&ABRI Pensiunan Lainnya
PENYUSUNAN GRAND DESAIN SANITASI KOTA SEMARANG 2010 II - 10
11. LAPORAN ANTARA
Gambar 2. 2
Diagram Persentase Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2008
Pada diagram diatas dapat dilihat, bahwa mayoritas penduduk yang tinggal di Kota
Semarang adalah penduduk dengan mata pencaharian sebagai buruh industri sebanyak
24,79 % dari keseluruhan penduduk yang bekerja, hal ini terkait dengan banyaknya
kawasan industri yang tersebar di Kota Semarang. Sedangkan mata pencaharian yang
paling sedikit ditekuni oleh penduduk di Kota Semarang adalah nelayan, ini
dimungkinkan karena kawasan pantai itu sendiri yang terbatas di bagian utara wilayah
Kota Semarang.
2.3.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Penduduk di Kota Semarang menurut tingkat pendidikannya hampir keseluruhan
berpendidikan. Dari data yang diperoleh pada tahun 2008 jumlah penduduk yang tamat
SD adalah berkisar 24%, Tamat SMP 20%, tamat SMU 21%, jenjang yang lebih tinggi lagi
sebesar 8%, belum tamat 11% dan sisanya adalah tidak sekolah dan tidak tamat.
PEREKONOMIAN
Struktur Ekonomi Kota Semarang
Secara umum, kondisi perekonomian Kota Semarang mengalami perbaikan dalam hal
peningkatan nominal PDRB tahun 2008 yang mencapai 30,51 triliun rupiah. Secara
agregat, laju pertumbuhan ekonomi Kota Semarang tahun 2008 atas dasar harga berlaku
sebesar 15 % dan atas dasar harga konstan sebesar 6%. Berikut kami tampilkan data
PDRB Kota Semarang.
Tabel 2. 7
Perkembangan Jumlah PDRB Kota Semarang Tahun 200-2007 Berdasarkan Harga
Berlaku (dalam jutaan Rp)
SEKTOR/SUB SEKTOR 2006 2007 Laju
Pertumbuhan
Pertanian 321.780,06 365.094,82 13%
Pertambangan dan Penggalian 52.326,97 57.062,91 9%
PENYUSUNAN GRAND DESAIN SANITASI KOTA SEMARANG 2010 II - 11
12. LAPORAN ANTARA
Industri 7.147.347,38 7.883.532,65 10%
Listrik, Gas, dan Air Bersih 487.538,02 532.279,91 9%
Bangunan 4.445.307,70 5.414.829,31 22%
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7.480.617,87 8.635.562,26 15%
Pengangkutan dan Komunikasi 2.762.149,15 3.073.387,13 11%
Lembaga Keuangan, Persewaan 772.160,41 889.126,40 15%
Jasa 3.155.016,61 3.664.861,32 16%
PDRB 26.624.244,17 30.515.736,71 15%
Sumber : Kota Semarang Dalam Angka, 2008.
Tabel 2. 8
Perkembangan Jumlah PDRB Kota Semarang Berdasarkan Harga Konstan (dalam
jutaan Rp)
SEKTOR/SUB SEKTOR 2006 2007 Laju
Pertumbuhan
Pertanian 213.730,87 219.249,83 3%
Pertambangan dan Penggalian 29.043,79 29.992,32 3%
Industri 4.724.893,43 4.998.705,58 6%
Listrik, Gas, dan Air Bersih 225.734,02 235.801,58 4%
Bangunan 2.527.078,34 2.708.769,04 7%
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 5.182.067,45 5.493.915,98 6%
Pengangkutan dan Komunikasi 1.640.072,26 1.745.291,26 6%
Lembaga Keuangan, Persewaan 507.540,20 526.192,09 4%
Jasa 2.068.544,92 2.184.722,29 6%
TOTAL PDRB 17.118.705,28 18.142.639,97 6%
Sumber : Kota Semarang Dalam Angka, 2008.
TINJAUAN TATA RUANG
Dalam pembangunan Kota Semarang telah membuat rencana tata ruang wilayah
perkotaan, dan di tuangkan dalam peraturan daerah Rencana struktur tata ruang
wilayah Kota Semarang terbagi dalam beberapa hirarki yaitu:
1. Pusat Permukiman Perkotaan skala Regional dan Nasional, yaitu kawasan pusat
kota dengan fungsi perdagangan, jasa, perkantoran, transportasi, pendidikan,
dan olah raga.
2. Pusat Permukiman Perkotaan skala Kota, meliputi:
• Pusat Permukiman Perkotaan BWK IV di Terboyo, dengan fungsi industri,
dan transportasi.
• Pusat Permukiman Perkotaan BWK V di Pedurungan, dengan fungsi
perdagangan, dan jasa.
PENYUSUNAN GRAND DESAIN SANITASI KOTA SEMARANG 2010 II - 12
13. LAPORAN ANTARA
• Pusat Permukiman Perkotaan BWK VII di Banyumanik, dengan fungsi
transportasi, perdagangan dan jasa, serta militer.
• Pusat Permukiman Perkotaan BWK IX di Mijen, dengan fungsi industri,
perdagangan, dan jasa.
3. Pusat Permukiman Perkotaan skala Bagian Wilayah Kota
• Pusat Permukiman Perkotaan BWK VI di Tembalang, dengan fungsi
perdagangan dan jasa.
• Pusat Permukiman Perkotaan BWK VIII di Gunungpati dan Sekaran, dengan
fungsi perdagangan dan jasa.
4. Pusat Perdesaan Hirarki I , meliputi:
• BWK VIII, di Sumurejo, dan Pongangan, sebagai pendukung kegiatan
pertanian kawasan perdesaan BWK VIII.
• BWK IX, di Polaman, sebagai pendukung kegiatan pertanian kawasan
perdesaan dan agrowisata.
5. Pusat Perdesaan Hirarki II, berada di pusat-pusat desa lain di kawasan
perdesaan, dengan fungsi pendukung kegiatan pertanian.
Peta pembagian BWK Kota Semarang dapat dilihat pada Peta 2.5 terlampir
Secara lengkap, Pembagian wilayah pengembangan, BWK beserta prioritas
peruntukannya di Kota Semarang dapat dilihat pada berikut
Tabel 2. 9
Pembagian Wilayah Pengembangan Kota Semarang
NO WILAYAH BAGIAN WILAYAH KOTA PRIORITAS PERUNTUKAN
PENGEMBANGAN
1 Wilayah Pengembangan 1. Bagian wilayah kota I: Kec Semarang Perkantoran,
Kota I Tengah, Kec Semarang Timur, Kec Perdagangan, dan Jasa
Semarang Selatan
2. Bagian wilayah kota II: Kec Gajah Pendidikan dan Olah raga
Mungkur, Kec Candisari
3. Bagian wilayah kota III: Kec Semarang Transportasi
Barat dan Kec Semarang Utara
PENYUSUNAN GRAND DESAIN SANITASI KOTA SEMARANG 2010 II - 13
14. LAPORAN ANTARA
NO WILAYAH BAGIAN WILAYAH KOTA PRIORITAS PERUNTUKAN
PENGEMBANGAN
2 Wilayah Pengembangan 1. Bagian Wilayah Kota IV: Wilayah Genuk Sub urban, wilayah
Kota II Industri, transportasi
2. Bagian Wilayah Kota X: Wilayah Kec Sub Urban, wilayah
Tugu dan Kec Ngaliyan industri, dan perumahan
dengan kepadatan
rendah
3 Wilayah Pengembangan 1. Bagian Wilayah Kota V: Kec Gayamsari Pemukiman dan
Kota III dan Kec Pedurungan Pendidikan
2. Bagian Wilayah Kota VI: Kec Pendidikan dan
Tembalang Pemukiman
3. Bagian Wilayah Kota VII: Kec Militer dan Pemukiman
Banyumanik
4 Wilayah Pengembangan 1. Bagian Wilayah Kota VIII- Kec Gunung Wilayah cadangan
Kota IV Pati pengembangan
pendidikan dan
pengembangan sektor
pertanian, meliputi:
perkebunan, peternakan,
kehutanan, dan
perikanan darat
2. Bagian Wilayah Kota IX- Kec Mijen Wilayah cadangan
pengembangan: Kawasan
pertumbuhan baru
sebagai kota baru;
Industri non polutif dan
teknologi tinggi, rekreasi,
dan olah raga:
Pengembangan sektor
pertanian yang meliputi;
perkebunan, peternakan,
kehutanan, dan
perikanan darat
Sumber : RTRW Kota Semarang, 2010.
Peta 2. 1 Peta Administrasi Kota Semarang
PENYUSUNAN GRAND DESAIN SANITASI KOTA SEMARANG 2010 II - 14
15. LAPORAN ANTARA
Peta 2. 2 Peta Kelerengan Kota Semarang
PENYUSUNAN GRAND DESAIN SANITASI KOTA SEMARANG 2010 II - 15
16. LAPORAN ANTARA
Peta 2. 3 Peta Jenis Tanah Kota Semarang
PENYUSUNAN GRAND DESAIN SANITASI KOTA SEMARANG 2010 II - 16
17. LAPORAN ANTARA
Peta 2. 4 Peta Hidrologi Kota Semarang
PENYUSUNAN GRAND DESAIN SANITASI KOTA SEMARANG 2010 II - 17
18. LAPORAN ANTARA
Peta 2. 5 Peta Pembagian BWK Kota Semarang
PENYUSUNAN GRAND DESAIN SANITASI KOTA SEMARANG 2010 II - 18
19. LAPORAN ANTARA
ADMINISTRASI...............................................................................................................1
KECAMATAN........................................................................................................2
KONDISI FISIK DASAR.....................................................................................................3
i. Topografi..............................................................................................................3
ii. Geologi................................................................................................................4
iii. Jenis Tanah........................................................................................................5
i. Hidrologi...............................................................................................................5
KEPENDUDUKAN...........................................................................................................6
2.3.1. Komposisi Jumlah Penduduk........................................................................6
2.3.2. Komposisi Distribusi dan Kepadatan Penduduk..........................................8
2.3.3. Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian..........................................10
2.3.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.............................11
PEREKONOMIAN.........................................................................................................11
Struktur Ekonomi Kota Semarang.......................................................................11
TINJAUAN TATA RUANG..............................................................................................12
PENYUSUNAN GRAND DESAIN SANITASI KOTA SEMARANG 2010 II - 19