際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Deskripsi Sistem
Pada sistem estimasi harga pembuatan perangkat lunak ini terdapat beberapa
proses agar dapat mendapatkan nilai dari function point dan kemudian dihitung
dengan data yang didapat dari software house untuk mendapat hasil akhir estimasi
harga dan waktu yang akan dijadikan bahan pertimbangan konsumen dalam
memilih sebuah perangkat lunak.

3.2 Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah sekumpulan data dari
survey yang akan di isi oleh respondenpara programmer yang pernah membuat
aplikasi sejenis. Juga diperlukan beberapa data dari software house sebagai
pembanding dari hasil estimasi harga melalui sistem dan data dari software house.

3.3 Perancangan Flowchart Sistem
Berikut ini adalah perancangan flowchart secara keseluruhan sistem

27
28

Start
Function
Point
FP x Nilai
konversi
Estimasi
harga dan
waktu

End

Gambar 3.1 Flowchart sistem estimasi harga
Pada gambar 3.1 merupakan flowchart dari sistem secara keseluruhan.
Berikut ini adalah penjelasan dari flowchart sistem :
1. Sistem diawali dari pencarian nilai dari function point untuk tiap-tiap
aplikasi atau perangkat lunak yang akan diestimasi.
2. Setelah didapat nilai dari function point maka proses selanjutnya adalah
nilai dari FP tersebut di kalikan dengan data konversi harga dan waktu perfunction point.
3. Setelah proses diatas, maka outputnya adalah estimasi harga dan waktu
pembuatan perangkat lunak.
29

3.4 Perancangan Flowchart Function Point
Berikut ini adalah perancangan metode function point dimana UFP adalah
Unadjusted Function Points dan CAF adalah Complexity Adjustment Factor
Function
Point

UFP

CAF

UFP x CAF

Nilai FP

End sub

Gambar 3.2 Flowchart metode Function Point
Pada gambar 3.2 merupakan flowchart dari metode function point. Berikut ini
adalah penjelasan dari flowchart metode function point :
1. Proses function point diawali dengan mencari nilai dari UFP(Unadjusted
Function Points). Dimana nilai UFP (Unadjusted Function Points)
dihasilkan dari proses perkalian dari jumlah dan bobot untuk tiap-tiap level
kompleksitas dan tipe komponen dari perangkat lunak yang akan dibuat.
30

2. Proses kedua dari function point adalah CAF (Complexity Adjustment
Factor). Langkah pertama dalam proses CAF (Complexity Adjustment
Factor) adalah menjumlahkan nilai bobot dari 14 karakteristik CAF
(Complexity Adjustment Factor). Setelah langkah pertama, jumlah nilai
bobottersebut di proses dengan rumus

jumlah nilai bobot.

3. Proses ketiga dari function point adalah proses perkalian dari nilai total
UFP dengan nilai akhir CAF. Maka didapat output akhir nilai dari function
point.
Berikut ini terdapat subproses flowchart dari proses UFP

UFP

Jum

Jum x bobot

Total UFP
per
komponen

Penjumlahan
nilai total
UFP per
komponen
Total UFP
keseluruhan
komponen

End sub

Gambar 3.3 Flowchart sub proses UFP (Unadjusted Function Points)
31

Pada gambar 3.3 merupakan subproses flowchart dari UFP (Unadjusted
Function Points). Berikut ini adalah penjelasan dari subproses flowchart dari UFP
(Unadjusted Function Points)
1. Pada proses UFP (Unadjusted Function Points) terdapat inputan jumlah
dari tiap-tiap komponen untuk masing-masing level kompleksitas.
2. Proses kedua dari UFP (Unadjusted Function Points) adalah perkalian dari
inputan jumlah x nilai bobot yang bersifat konstanta atau ketetapan.
3. Nilai total UFP didapat dari proses penjumlahan semua nilai dari proses
kedua untuk keseluruhan komponen dalam UFP (Unadjusted Function
Points).
Berikut ini terdapat subproses flowchart dari proses CAF (Complexity
Adjustment Factor)

CAF

bobot 14
karakteristik

Penjumlahan
semua bobot

Jmlh
bobot

(0.65 + 0,01 x
jmlh bobot)

Total
CAF

End sub

Gambar 3.4 Flowchart sub proses CAF (Complexity Adjustment Factor)
32

Pada gambar 3.4 merupakan subproses flowchart dari CAF (Complexity
Adjustment Factor). Berikut ini adalah penjelasan dari subproses flowchart dari
CAF (Complexity Adjustment Factor).
1. proses CAF (Complexity Adjustment Factor) adalah proses yang
keseluruhan datanya didapat dari survey. Untuk proses CAF (Complexity
Adjustment Factor) sendiri membutuhkan inputan nilai bobot untuk 14
karakteristik yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Setelah nilai bobot dari 14 karakteristik didapat, maka proses selanjutnya
adalah menjumlahkan keseluruhan nilai bobot dari 14 karakteristik
tersebut.
3. Setelah didapat jumlah dari nilai bobot tersebut proses selanjutnya adalah
jumlah nilai bobot tersebut di proses dengan rumus

jumlah

nilai bobot. Maka didapat nilai akhir dari CAF (Complexity Adjustment
Factor).

3.5 Perancangan Sistem
Pada perancangan sistem ini akan dirancang sistem dari tahap kebutuhan
sistem, berikut adalah proses perancangan sistem
33

3.5.1 Diagram Konteks Sistem
Untuk mengambarkan tentang ruang lingkup tentang estimasi harga dan
waktu pembuatan perangkat lunak menggunakanfunction point yang akan dibuat
dengan membuat diagram konteks pada gambar 3.5.
Login
Hak Akses

0
Request Estimasi harga&waktu

input nilai FP
Admin

Konfirmasi nilai FP
hasil konversi

Estimasi Harga
PembuatanPerangkat
Lunak

informasi estimasi harga&waktu

Costumer

input data konversi

Gambar 3.5 Diagram konteks sistem
Pada Gambar 3.5 merupakan diagram konteks dari sistem yang dibuat.
Berikut ini adalah penjelasan dari diagram konteks sistem :
1.

Admin membutuhkan login untuk dapat masuk ke dalam sistem.

2.

Admin menginputkan nilai FP untuk setiap aplikasi yang akan dibuat.

3.

Admin menginputkan data konversi per function point untuk tiap-tiap
aplikasi.

4.

Costumerme-request estimasi harga dan waktu untuk aplikasi yang
diinginkan.

5.

Costumer mendapatkan informasi untuk estimasi harga dan waktu untuk
aplikasi yang diinginkan.
34

3.5.2 Diagram Berjenjang Sistem
Untuk mendokumentasikan atau menggambarkan tiap-tiap modul pada sistem
maka dapat dibuatlah diagram Berjenjang pada gambar 3.6.
0
Estimasi Harga dan
Waktu Pembuatan
Perangkat Lunak

2

Autentikasi

3.P

Maintenance

1.P

Laporan Estimasi
Harga dan Waktu
Pembuatan PL

2.1 P

2.2 P

Nilai FP

Data Konversi

Gambar 3.6 Diagram Bejenjang
Pada gambar 3.6 merupakan diagram berjenjang dari sistem yang dibuat.
Berikut ini adalah penjelasan dari diagram berjenjang sistem :
1.

pada diagram berjenjang terdapat autentikasi untuk memverifikasi user
yang melakukan login kedalam sistem.

2.

Pada diagram berjenjang terdapat maintenance untuk melakukan insert,
update, delete data konversi per-function point dan nilai function point.

3.

Pada diagram berjenjang terdapt laporan untuk menimpan hasil atau
output dari sistem estimasi harga dan waktu pembuatan perangkat lunak.
35

3.5.3 Data Flow Diagram (DFD) Sistem Level 1
Untuk merepresentasikan sebuah sistem estimasi harga dan waktu pembuatan
Perangkat Lunak pada level abstraksi dapat dibuat diagaram level 1 seperti pada
gambar 3.7.
Login
Admin

1
Login
Autentikasi

1

Hak Akses

Info Data Konversi
Input Nilai FP
Input Data Konversi

Data Admin

Hak Akses

2

input estimasi harga dan waktu

Data

info estimasi harga dan waktu

2

Hasil Estimasi
Harga Dan Waktu
Pembuatan PL

Info Nilai FP

2
Request Estimasi Harga dan waktu
Costumer
Hasil Estimasi Harga dan waktu

Laporan Estimasi
Harga&Waktu
Pembuatan PL

Request Estimasi Harga dan waktu

Hasil Estimasi Harga dan waktu

Gambar 3.7 Data Flow Diagram (DFD) Level 1
Gambar 3.7 merupakan gambar diagram Data Flow Diagram (DFD) dari
sistem yang dibuat. Berikut ini adalah penjelasan dari Data Flow Diagram (DFD)
sistem :
1.

Admin melakukan login untuk mendapatkan hak akses, dan proses
autentikasi memverifikasi admin yang melakukan login.

2.

Admin menginputkan data konversi dan nilai FP dan diproses oleh untuk
mendapatkan hasil estimasi harga dan waktu pembuatan perangkat lunak.
36

3.

Costumer me-request estimasi harga dan waktu Perangkat Lunak, dan
akan diproses untuk mendapatkan informasi tentang estimasi tersebut.

3.5.3.1 Data Flow Diagram (DFD)Level 2
Dari Data Flow Diagram Level 1 pada gambar 3.7 maka dapat dibuat Data
Flow Diagram Level 2 pada gambar 3.8
Input Nilai UFP

Input Nilai UFP
2.1 P
Laporan Nilai UFP

Info Nilai UFP
Input Nilai Total CAF

Nilai Function Point

Informasi Nilai CAF

Info Jam Per FP

Data Nilai
Function Point

Input Data Harga Per FP
2.2 P

Info Harga Per FP
Input Jam Per FP

3

Laporan Data Nilai CAF

Admin
Input Harga Per FP

Input Nilai Total CAF

Data Konversi

Laporan Harga Per FP
Input Data Jam Per FP

4

Data Konversi

Laporan Data Jam Per FP

Gambar 3.8 Data Flow Diagram (DFD) Level 2
Gambar 3.8 merupakan gambar Data Flow Diagram (DFD) level 2 dari
proses DATA. Berikut ini adalah penjelasan dariData Flow Diagram (DFD)
level 2 tersebut :
1.

admin menginputkan nilai UFP dan Nilai Total dari CAF untuk diproses
agar dapat mendapatkan nilai dari Function Point untuk tiap-tiap aplikasi
yang akan diestimasi.

2.

Admin menginputkan data konversi harga dan jam per function point
untuk diproses agar dapat dikonversi menjadi estimasi harga dan waktu
pembuatannya.
37

3.6 Contoh KasusFunction Point
Dalam proses Function point terdapat beberapa langkah penyelesaian untuk
mendapatkan nilai akhir dari function point tersebut. Dengan contoh kasus : Akan
dibangun sebuah software dalam pengelolahan Sistem Informasi Sumber Daya
Manusia yang rencanakan untuk mengelola karyawan dari jumlah 10 hingga
200 karyawan dan akan menghasilkan berbagai macam laporan seperti absensi
karyawan,sallery karyawan dan sebagainya. Dengan ketentuan data harga dan
waktu pembuatan per function point seperti pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Data Harga dan Waktu per-function point (FP)

NO

TIPE PROJEK

1 Web Profile
2 Sistem Informasi
3 E-Commerce

TARIF/FP
Rp. 20.000
Rp. 100.000
Rp. 40.000

JAM/FP
1
1
1

ALOKASI
SDM
2
5
2

3.6.1Unadjusted Function Points(UFP)
Proses Function Point diawali dengan mencari nilai UFP (Unadjusted
Function Points)proses tersebut membutuhkan data atau value jumlah. Sedangkan
Nilai Bobot dari setiap komponen dalam UFP (Unadjusted Function Points)
adalah ketetetapan / konstanta yang dibuat oleh International Function Point
User Group (IFPUG). Berikut ini contoh untuk proses UFP (Unadjusted Function
Points)
38

Tabel 3.2 Contoh proses UFP (Unadjusted Function Points)
Tipe Komponen

Level Kompleksitas

Sederhana

Menengah

jml

bobot

point

External Input

10

3

External Output

5

External Inquiry
Internal

Total CFP

Kompleks

Jml bobot

point

jml

bobot point

30

20

4

80

5

6

30

140

4

20

10

5

50

8

7

56

126

40

7

120

10

4

40

5

6

30

190

Logical

30

6

210

20 10

200

2

15

30

440

External Interface

1

6

6

3

21

0

10

0

27

Files
7

Files
TOTAL

923

Tabel 3.2 merupakan contoh tabel UFP(Unadjusted Function Points) dari
studi kasus. Berikut ini adalah penjelasan dari tabel UFP (Unadjusted Function
Points) tersebut :
1.

External Input yaitu Proses dasar dimana data melintasi batas dari luar
kedalam. Data ini berasal dari masukan data atau aplikasi lain. Data
dapat digunakan untuk memelihara satu atau lebih internal logical
files.

2.

External Outputyaitu proses dasar yang berasal dari data yang
melintasi batas dari dalam ke luar.
39

3.

External Inquiry yaitu proses dasar dengan input maupun output
komponen yang menghasilkan pengambilan data dari satu atau lebih
internal logical files dan external interface files.

4.

Internal logical filesyaitu setiap Internal logical files merupakan
pengelompokan data secara logis yang berada dalam batasan aplikasi
dan dipelihara melalui External Input.

5.

External Interface Files yaitu berkas antarmuka external yang
merupakan pengelompokan data logis yang berada diluar aplikasi.

3.6.2Complexity Adjustment Factor (CAF)
Proses kedua dari Function Point adalah mencari nilai total CAF (Complexity
Adjustment Factor) dengan memasukan rumus CAF =

Proses

tersebut membutuhkan data survey ke programmer-programmer berupa nilai
bobot kompleksitas berdasarkan 14 karakterisitik. Karakteristik-karakteristik
tersebut merupakan ketetapan atau konstanta yang dibuat oleh International
Function Point User Group (IFPUG). Berikut ini contoh untuk proses RCAF
(RelativeComplexity Adjustment Factor)
Penilaian Komplesitas memilik skala 0 s/d 5
a.
b.
c.
d.
e.
f.

0 = Tidak Pengaruh
1 = Insidental
2 = Moderat
3 = Rata-rata
4 = Signifikan
5 = Essential
40

Tabel 3.3 Contoh Tabel karakteristik Proses CAF (Complexity Adjustment
Factor)
NO
KARAKTERISTIK
1. Tingkat kompleksitas Komunikasi Data
2. Tingkat kompleksitas Pemrosesan Distribusi Data
3. Tingkat kompleksitas Performance
4. Tingkat kompleksitas Konfigurasi
5. Tingkat Frekuensi Penggunaan Software
6. Tingkat Frekuensi Input Data
7. Tingkat Kemudahan Pengunaan Bagi User
8. Tingkat Frekuensi Update Data
9. Tingkat Kompleksitas Prosesing Data
Tingkat Kemungkinan Penggunaan Kembali/Reusable Kode
10.
Program
11. Tingkat Kemudahaan Dalam Instalasi
Tingkat Kemudahaan operasional software (backup, recovery,
12.
dsbny)
13. Tingkat Software dibuat untuk multi organisasi/perusahaan/client
14. Tingkat kompleksitas dalam mengikuti perubahaan/fleksibel
TOTAL

BOBOT
3
3
5
2
5
3
5
1
3
3
3
2
3
4
45

Tabel 3.3 merupakan contoh tabel CAF (Complexity Adjustment Factor) dari
studi kasus. Berikut ini adalah penjelasan atau deskripsi singkat dari karakteristikkarakteristik yang terdapat pada tabel CAF (Complexity Adjustment Factor) yang
sesuai dengan studi kasus yang diangkat:
1.

Tingkat Kompleksitas Komunikasi data adalah, berapa banyak fasilitas
komunikasi data yang ada untuk membantu dalam transfer atau
pertukaran informasi dengan aplikasi atau sistem ?.
41

2.

Tingkat kompleksitas Pemrosesan Distribusi Data adalah, bagaimana
distribusi data dan proses fungsi dari sistem tersebut dapat di tangani ?.

3.

Tingkat kompleksitas Performance adalah, apakah waktu respon atau
throughput dibutuhkan oleh pengguna ?.

4.

Tingkat kompleksitas Konfigurasi adalah, bagaimana sering hardware
yang digunakan dimana aplikasi ini akan dieksekusi ?.

5.

Tingkat Frekuensi Penggunaan Software adalah, bagaimana sering
penggunaan aplikasi ini ?

6.

Tingkat Frekuensi Input Data adalah, berapa presentase informasi yang
diinputkan ?.

7.

Tingkat Kemudahan Pengunaan Bagi User adalah, apakan aplikasi yang
akan dibuat didesain untuk ke-efisienan user ?.

8.

Tingkat Frekuensi Update Data adalah, berapa banyak ILF (Internal
logical files) diperbarui atau di update oleh transaksi?.

9.

Tingkat Kompleksitas Prosesing Data adalah, apakah aplikasi yang akan
dibuat memiliki pemrosesan matematis atau logical ?.

10. Tingkat Kemungkinan Penggunaan Kembali/Reusable Kode Program
adalah, apakah aplikasi yang akan dibuat dapat dikembangkan kembali
untuk memenuhi kebutuhan banyak pengguna ?.
11. Tingkat Kemudahaan Dalam Instalasi adalah, seberapa sulit proses
penginstalasian aplikasi ?.
12. Tingkat Kemudahaan operasional software adalah, seberapa efektifnya
dan / atau otomatisnya proses start-up, back-up dan lain-lain ?.
42

13. Tingkat Software dibuat adalah, apakah aplikasi yang akan dibuat khusus
di rancang, dikembangkan, dan didukung untuk dipasang dibeberapa
organisasi atau perusahaan ?.
14. Tingkat kompleksitas dalam mengikuti perubahaan/fleksibel adalah,
apakah aplikasi yang akan dibuat, khusus dirancang, dikembangkan, dan
didukung untuk memfasilitasi perubahan ?.
Dari jumlah nilai CAF (Complexity Adjustment Factor) = 45 maka bisa
didapat nilai total CAF (Complexity Adjustment Fator)

3.6.3 Nilai Total Function Point (FP)
Tahap terakhir dalam menghitung nilai function point (FP) adalah
menggunakan rumus
FP = UFP x CAF
FP = 923 x 1.1 = 1015.3
3.7 Konversi Harga
Setelah didapatkan nilai dari function point (FP) tahapan selanjutnya adalah
mengkonversi nilai FP menjadi harga estimasi untuk pembuatan perangkat lunak.
43

Penulis mengambil untuk tipe proyek Sistem Informasi maka dapat diestimasi
biaya pembuatan softwareatau perangkat lunak tersebut sebesar :
Rp 100.000 x 1015.3 =Rp. 101.530.000

3.8 Konversi Waktu
Dari contoh table diatas dapat di estimasi berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk membuat sebuah perangkat lunak .

Estimasi Khusus Produksi Software : 1 Jam x 1015.3 (Nilai Total FP)
= 1015 Jam atau 127 Hari Kerja (Asumsi 1 Hari Kerja sama dengan 8
Jam)atau 5 Bulan (Asumi 1 bulan 25 Hari Kerja).

More Related Content

Bab 3

  • 1. BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Deskripsi Sistem Pada sistem estimasi harga pembuatan perangkat lunak ini terdapat beberapa proses agar dapat mendapatkan nilai dari function point dan kemudian dihitung dengan data yang didapat dari software house untuk mendapat hasil akhir estimasi harga dan waktu yang akan dijadikan bahan pertimbangan konsumen dalam memilih sebuah perangkat lunak. 3.2 Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah sekumpulan data dari survey yang akan di isi oleh respondenpara programmer yang pernah membuat aplikasi sejenis. Juga diperlukan beberapa data dari software house sebagai pembanding dari hasil estimasi harga melalui sistem dan data dari software house. 3.3 Perancangan Flowchart Sistem Berikut ini adalah perancangan flowchart secara keseluruhan sistem 27
  • 2. 28 Start Function Point FP x Nilai konversi Estimasi harga dan waktu End Gambar 3.1 Flowchart sistem estimasi harga Pada gambar 3.1 merupakan flowchart dari sistem secara keseluruhan. Berikut ini adalah penjelasan dari flowchart sistem : 1. Sistem diawali dari pencarian nilai dari function point untuk tiap-tiap aplikasi atau perangkat lunak yang akan diestimasi. 2. Setelah didapat nilai dari function point maka proses selanjutnya adalah nilai dari FP tersebut di kalikan dengan data konversi harga dan waktu perfunction point. 3. Setelah proses diatas, maka outputnya adalah estimasi harga dan waktu pembuatan perangkat lunak.
  • 3. 29 3.4 Perancangan Flowchart Function Point Berikut ini adalah perancangan metode function point dimana UFP adalah Unadjusted Function Points dan CAF adalah Complexity Adjustment Factor Function Point UFP CAF UFP x CAF Nilai FP End sub Gambar 3.2 Flowchart metode Function Point Pada gambar 3.2 merupakan flowchart dari metode function point. Berikut ini adalah penjelasan dari flowchart metode function point : 1. Proses function point diawali dengan mencari nilai dari UFP(Unadjusted Function Points). Dimana nilai UFP (Unadjusted Function Points) dihasilkan dari proses perkalian dari jumlah dan bobot untuk tiap-tiap level kompleksitas dan tipe komponen dari perangkat lunak yang akan dibuat.
  • 4. 30 2. Proses kedua dari function point adalah CAF (Complexity Adjustment Factor). Langkah pertama dalam proses CAF (Complexity Adjustment Factor) adalah menjumlahkan nilai bobot dari 14 karakteristik CAF (Complexity Adjustment Factor). Setelah langkah pertama, jumlah nilai bobottersebut di proses dengan rumus jumlah nilai bobot. 3. Proses ketiga dari function point adalah proses perkalian dari nilai total UFP dengan nilai akhir CAF. Maka didapat output akhir nilai dari function point. Berikut ini terdapat subproses flowchart dari proses UFP UFP Jum Jum x bobot Total UFP per komponen Penjumlahan nilai total UFP per komponen Total UFP keseluruhan komponen End sub Gambar 3.3 Flowchart sub proses UFP (Unadjusted Function Points)
  • 5. 31 Pada gambar 3.3 merupakan subproses flowchart dari UFP (Unadjusted Function Points). Berikut ini adalah penjelasan dari subproses flowchart dari UFP (Unadjusted Function Points) 1. Pada proses UFP (Unadjusted Function Points) terdapat inputan jumlah dari tiap-tiap komponen untuk masing-masing level kompleksitas. 2. Proses kedua dari UFP (Unadjusted Function Points) adalah perkalian dari inputan jumlah x nilai bobot yang bersifat konstanta atau ketetapan. 3. Nilai total UFP didapat dari proses penjumlahan semua nilai dari proses kedua untuk keseluruhan komponen dalam UFP (Unadjusted Function Points). Berikut ini terdapat subproses flowchart dari proses CAF (Complexity Adjustment Factor) CAF bobot 14 karakteristik Penjumlahan semua bobot Jmlh bobot (0.65 + 0,01 x jmlh bobot) Total CAF End sub Gambar 3.4 Flowchart sub proses CAF (Complexity Adjustment Factor)
  • 6. 32 Pada gambar 3.4 merupakan subproses flowchart dari CAF (Complexity Adjustment Factor). Berikut ini adalah penjelasan dari subproses flowchart dari CAF (Complexity Adjustment Factor). 1. proses CAF (Complexity Adjustment Factor) adalah proses yang keseluruhan datanya didapat dari survey. Untuk proses CAF (Complexity Adjustment Factor) sendiri membutuhkan inputan nilai bobot untuk 14 karakteristik yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Setelah nilai bobot dari 14 karakteristik didapat, maka proses selanjutnya adalah menjumlahkan keseluruhan nilai bobot dari 14 karakteristik tersebut. 3. Setelah didapat jumlah dari nilai bobot tersebut proses selanjutnya adalah jumlah nilai bobot tersebut di proses dengan rumus jumlah nilai bobot. Maka didapat nilai akhir dari CAF (Complexity Adjustment Factor). 3.5 Perancangan Sistem Pada perancangan sistem ini akan dirancang sistem dari tahap kebutuhan sistem, berikut adalah proses perancangan sistem
  • 7. 33 3.5.1 Diagram Konteks Sistem Untuk mengambarkan tentang ruang lingkup tentang estimasi harga dan waktu pembuatan perangkat lunak menggunakanfunction point yang akan dibuat dengan membuat diagram konteks pada gambar 3.5. Login Hak Akses 0 Request Estimasi harga&waktu input nilai FP Admin Konfirmasi nilai FP hasil konversi Estimasi Harga PembuatanPerangkat Lunak informasi estimasi harga&waktu Costumer input data konversi Gambar 3.5 Diagram konteks sistem Pada Gambar 3.5 merupakan diagram konteks dari sistem yang dibuat. Berikut ini adalah penjelasan dari diagram konteks sistem : 1. Admin membutuhkan login untuk dapat masuk ke dalam sistem. 2. Admin menginputkan nilai FP untuk setiap aplikasi yang akan dibuat. 3. Admin menginputkan data konversi per function point untuk tiap-tiap aplikasi. 4. Costumerme-request estimasi harga dan waktu untuk aplikasi yang diinginkan. 5. Costumer mendapatkan informasi untuk estimasi harga dan waktu untuk aplikasi yang diinginkan.
  • 8. 34 3.5.2 Diagram Berjenjang Sistem Untuk mendokumentasikan atau menggambarkan tiap-tiap modul pada sistem maka dapat dibuatlah diagram Berjenjang pada gambar 3.6. 0 Estimasi Harga dan Waktu Pembuatan Perangkat Lunak 2 Autentikasi 3.P Maintenance 1.P Laporan Estimasi Harga dan Waktu Pembuatan PL 2.1 P 2.2 P Nilai FP Data Konversi Gambar 3.6 Diagram Bejenjang Pada gambar 3.6 merupakan diagram berjenjang dari sistem yang dibuat. Berikut ini adalah penjelasan dari diagram berjenjang sistem : 1. pada diagram berjenjang terdapat autentikasi untuk memverifikasi user yang melakukan login kedalam sistem. 2. Pada diagram berjenjang terdapat maintenance untuk melakukan insert, update, delete data konversi per-function point dan nilai function point. 3. Pada diagram berjenjang terdapt laporan untuk menimpan hasil atau output dari sistem estimasi harga dan waktu pembuatan perangkat lunak.
  • 9. 35 3.5.3 Data Flow Diagram (DFD) Sistem Level 1 Untuk merepresentasikan sebuah sistem estimasi harga dan waktu pembuatan Perangkat Lunak pada level abstraksi dapat dibuat diagaram level 1 seperti pada gambar 3.7. Login Admin 1 Login Autentikasi 1 Hak Akses Info Data Konversi Input Nilai FP Input Data Konversi Data Admin Hak Akses 2 input estimasi harga dan waktu Data info estimasi harga dan waktu 2 Hasil Estimasi Harga Dan Waktu Pembuatan PL Info Nilai FP 2 Request Estimasi Harga dan waktu Costumer Hasil Estimasi Harga dan waktu Laporan Estimasi Harga&Waktu Pembuatan PL Request Estimasi Harga dan waktu Hasil Estimasi Harga dan waktu Gambar 3.7 Data Flow Diagram (DFD) Level 1 Gambar 3.7 merupakan gambar diagram Data Flow Diagram (DFD) dari sistem yang dibuat. Berikut ini adalah penjelasan dari Data Flow Diagram (DFD) sistem : 1. Admin melakukan login untuk mendapatkan hak akses, dan proses autentikasi memverifikasi admin yang melakukan login. 2. Admin menginputkan data konversi dan nilai FP dan diproses oleh untuk mendapatkan hasil estimasi harga dan waktu pembuatan perangkat lunak.
  • 10. 36 3. Costumer me-request estimasi harga dan waktu Perangkat Lunak, dan akan diproses untuk mendapatkan informasi tentang estimasi tersebut. 3.5.3.1 Data Flow Diagram (DFD)Level 2 Dari Data Flow Diagram Level 1 pada gambar 3.7 maka dapat dibuat Data Flow Diagram Level 2 pada gambar 3.8 Input Nilai UFP Input Nilai UFP 2.1 P Laporan Nilai UFP Info Nilai UFP Input Nilai Total CAF Nilai Function Point Informasi Nilai CAF Info Jam Per FP Data Nilai Function Point Input Data Harga Per FP 2.2 P Info Harga Per FP Input Jam Per FP 3 Laporan Data Nilai CAF Admin Input Harga Per FP Input Nilai Total CAF Data Konversi Laporan Harga Per FP Input Data Jam Per FP 4 Data Konversi Laporan Data Jam Per FP Gambar 3.8 Data Flow Diagram (DFD) Level 2 Gambar 3.8 merupakan gambar Data Flow Diagram (DFD) level 2 dari proses DATA. Berikut ini adalah penjelasan dariData Flow Diagram (DFD) level 2 tersebut : 1. admin menginputkan nilai UFP dan Nilai Total dari CAF untuk diproses agar dapat mendapatkan nilai dari Function Point untuk tiap-tiap aplikasi yang akan diestimasi. 2. Admin menginputkan data konversi harga dan jam per function point untuk diproses agar dapat dikonversi menjadi estimasi harga dan waktu pembuatannya.
  • 11. 37 3.6 Contoh KasusFunction Point Dalam proses Function point terdapat beberapa langkah penyelesaian untuk mendapatkan nilai akhir dari function point tersebut. Dengan contoh kasus : Akan dibangun sebuah software dalam pengelolahan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia yang rencanakan untuk mengelola karyawan dari jumlah 10 hingga 200 karyawan dan akan menghasilkan berbagai macam laporan seperti absensi karyawan,sallery karyawan dan sebagainya. Dengan ketentuan data harga dan waktu pembuatan per function point seperti pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Data Harga dan Waktu per-function point (FP) NO TIPE PROJEK 1 Web Profile 2 Sistem Informasi 3 E-Commerce TARIF/FP Rp. 20.000 Rp. 100.000 Rp. 40.000 JAM/FP 1 1 1 ALOKASI SDM 2 5 2 3.6.1Unadjusted Function Points(UFP) Proses Function Point diawali dengan mencari nilai UFP (Unadjusted Function Points)proses tersebut membutuhkan data atau value jumlah. Sedangkan Nilai Bobot dari setiap komponen dalam UFP (Unadjusted Function Points) adalah ketetetapan / konstanta yang dibuat oleh International Function Point User Group (IFPUG). Berikut ini contoh untuk proses UFP (Unadjusted Function Points)
  • 12. 38 Tabel 3.2 Contoh proses UFP (Unadjusted Function Points) Tipe Komponen Level Kompleksitas Sederhana Menengah jml bobot point External Input 10 3 External Output 5 External Inquiry Internal Total CFP Kompleks Jml bobot point jml bobot point 30 20 4 80 5 6 30 140 4 20 10 5 50 8 7 56 126 40 7 120 10 4 40 5 6 30 190 Logical 30 6 210 20 10 200 2 15 30 440 External Interface 1 6 6 3 21 0 10 0 27 Files 7 Files TOTAL 923 Tabel 3.2 merupakan contoh tabel UFP(Unadjusted Function Points) dari studi kasus. Berikut ini adalah penjelasan dari tabel UFP (Unadjusted Function Points) tersebut : 1. External Input yaitu Proses dasar dimana data melintasi batas dari luar kedalam. Data ini berasal dari masukan data atau aplikasi lain. Data dapat digunakan untuk memelihara satu atau lebih internal logical files. 2. External Outputyaitu proses dasar yang berasal dari data yang melintasi batas dari dalam ke luar.
  • 13. 39 3. External Inquiry yaitu proses dasar dengan input maupun output komponen yang menghasilkan pengambilan data dari satu atau lebih internal logical files dan external interface files. 4. Internal logical filesyaitu setiap Internal logical files merupakan pengelompokan data secara logis yang berada dalam batasan aplikasi dan dipelihara melalui External Input. 5. External Interface Files yaitu berkas antarmuka external yang merupakan pengelompokan data logis yang berada diluar aplikasi. 3.6.2Complexity Adjustment Factor (CAF) Proses kedua dari Function Point adalah mencari nilai total CAF (Complexity Adjustment Factor) dengan memasukan rumus CAF = Proses tersebut membutuhkan data survey ke programmer-programmer berupa nilai bobot kompleksitas berdasarkan 14 karakterisitik. Karakteristik-karakteristik tersebut merupakan ketetapan atau konstanta yang dibuat oleh International Function Point User Group (IFPUG). Berikut ini contoh untuk proses RCAF (RelativeComplexity Adjustment Factor) Penilaian Komplesitas memilik skala 0 s/d 5 a. b. c. d. e. f. 0 = Tidak Pengaruh 1 = Insidental 2 = Moderat 3 = Rata-rata 4 = Signifikan 5 = Essential
  • 14. 40 Tabel 3.3 Contoh Tabel karakteristik Proses CAF (Complexity Adjustment Factor) NO KARAKTERISTIK 1. Tingkat kompleksitas Komunikasi Data 2. Tingkat kompleksitas Pemrosesan Distribusi Data 3. Tingkat kompleksitas Performance 4. Tingkat kompleksitas Konfigurasi 5. Tingkat Frekuensi Penggunaan Software 6. Tingkat Frekuensi Input Data 7. Tingkat Kemudahan Pengunaan Bagi User 8. Tingkat Frekuensi Update Data 9. Tingkat Kompleksitas Prosesing Data Tingkat Kemungkinan Penggunaan Kembali/Reusable Kode 10. Program 11. Tingkat Kemudahaan Dalam Instalasi Tingkat Kemudahaan operasional software (backup, recovery, 12. dsbny) 13. Tingkat Software dibuat untuk multi organisasi/perusahaan/client 14. Tingkat kompleksitas dalam mengikuti perubahaan/fleksibel TOTAL BOBOT 3 3 5 2 5 3 5 1 3 3 3 2 3 4 45 Tabel 3.3 merupakan contoh tabel CAF (Complexity Adjustment Factor) dari studi kasus. Berikut ini adalah penjelasan atau deskripsi singkat dari karakteristikkarakteristik yang terdapat pada tabel CAF (Complexity Adjustment Factor) yang sesuai dengan studi kasus yang diangkat: 1. Tingkat Kompleksitas Komunikasi data adalah, berapa banyak fasilitas komunikasi data yang ada untuk membantu dalam transfer atau pertukaran informasi dengan aplikasi atau sistem ?.
  • 15. 41 2. Tingkat kompleksitas Pemrosesan Distribusi Data adalah, bagaimana distribusi data dan proses fungsi dari sistem tersebut dapat di tangani ?. 3. Tingkat kompleksitas Performance adalah, apakah waktu respon atau throughput dibutuhkan oleh pengguna ?. 4. Tingkat kompleksitas Konfigurasi adalah, bagaimana sering hardware yang digunakan dimana aplikasi ini akan dieksekusi ?. 5. Tingkat Frekuensi Penggunaan Software adalah, bagaimana sering penggunaan aplikasi ini ? 6. Tingkat Frekuensi Input Data adalah, berapa presentase informasi yang diinputkan ?. 7. Tingkat Kemudahan Pengunaan Bagi User adalah, apakan aplikasi yang akan dibuat didesain untuk ke-efisienan user ?. 8. Tingkat Frekuensi Update Data adalah, berapa banyak ILF (Internal logical files) diperbarui atau di update oleh transaksi?. 9. Tingkat Kompleksitas Prosesing Data adalah, apakah aplikasi yang akan dibuat memiliki pemrosesan matematis atau logical ?. 10. Tingkat Kemungkinan Penggunaan Kembali/Reusable Kode Program adalah, apakah aplikasi yang akan dibuat dapat dikembangkan kembali untuk memenuhi kebutuhan banyak pengguna ?. 11. Tingkat Kemudahaan Dalam Instalasi adalah, seberapa sulit proses penginstalasian aplikasi ?. 12. Tingkat Kemudahaan operasional software adalah, seberapa efektifnya dan / atau otomatisnya proses start-up, back-up dan lain-lain ?.
  • 16. 42 13. Tingkat Software dibuat adalah, apakah aplikasi yang akan dibuat khusus di rancang, dikembangkan, dan didukung untuk dipasang dibeberapa organisasi atau perusahaan ?. 14. Tingkat kompleksitas dalam mengikuti perubahaan/fleksibel adalah, apakah aplikasi yang akan dibuat, khusus dirancang, dikembangkan, dan didukung untuk memfasilitasi perubahan ?. Dari jumlah nilai CAF (Complexity Adjustment Factor) = 45 maka bisa didapat nilai total CAF (Complexity Adjustment Fator) 3.6.3 Nilai Total Function Point (FP) Tahap terakhir dalam menghitung nilai function point (FP) adalah menggunakan rumus FP = UFP x CAF FP = 923 x 1.1 = 1015.3 3.7 Konversi Harga Setelah didapatkan nilai dari function point (FP) tahapan selanjutnya adalah mengkonversi nilai FP menjadi harga estimasi untuk pembuatan perangkat lunak.
  • 17. 43 Penulis mengambil untuk tipe proyek Sistem Informasi maka dapat diestimasi biaya pembuatan softwareatau perangkat lunak tersebut sebesar : Rp 100.000 x 1015.3 =Rp. 101.530.000 3.8 Konversi Waktu Dari contoh table diatas dapat di estimasi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah perangkat lunak . Estimasi Khusus Produksi Software : 1 Jam x 1015.3 (Nilai Total FP) = 1015 Jam atau 127 Hari Kerja (Asumsi 1 Hari Kerja sama dengan 8 Jam)atau 5 Bulan (Asumi 1 bulan 25 Hari Kerja).