Transform any presentation into ready-made study material—select from outputs like summaries, definitions, and practice questions.
1 of 37
Download to read offline
More Related Content
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
1. BAB 3
SISTEM GERAK MANUSIA
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa
diharapkan dapat:
• Mengenali dan menjelaskan struktur
dan proses sistem gerak (tulang dan
otot) pada manusia
• Mengaitkan struktur tulang dan otot
dengan fungsi dan proses gerak pada
manusia.
• Mengidentifikasi kelainan yang
terjadi pada sistem gerak.
• Memberi contoh teknologi yang
berhubungan dengan kelainan yang
terjadi pada sistem gerak.
2. TULANG
1. Jenis Tulang
a. Tulang Rawan (kartilago)
 Bersifat bingkas dan lentur serta terdiri atas sel-sel rawan yang
dapat menghasilkan matriks berupa kondrin.
 Pada anak-anak, jaringan tulang rawan banyak mengandung
sel-sel.
 Pada orang dewasa, jaringan tulang rawan
 banyak mengandung matriks. Tulang rawan ada tiga tipe, yaitu
tulang rawan hialin, elastis, dan serat
4. b. Tulang (Osteon)
Tulang bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem
rangka.
1. Osteoblas, merupakan sel tulang muda yang akan
membentuk osteosit.
2. Osteosit, merupakan sel-sel tulang dewasa.
3. Osteoprogenator, merupakan sel khusus, yang memiliki
potensi mitosis yang mampu berdiferensiasi menjadi
osteoblas.
4. Osteoklas, merupakan sel yang berkembang dari monosit
dan terdapat di sekitar permukaan tulang.
7. 2. Bentuk Tulang
a. Tulang Pipa (Tulang Panjang)
Contoh tulang pipa adalah tulang betis, tulang kering, tulang hasta,
dan tulang pengumpil.
Terbagi menjadi tiga bagian:
a. bagian tengah disebut diafisis,
b. ujung disebut epifisis,
c. antara epifisis dan diafisis disebut cakra.
9. b. Tulang Pipih
Tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan tulang spons, di
dalamnya terdapat sumsum tulang.
Berfungsi sebagai pelindung atau untuk memperkuat.
Contoh:
a. tulang rusuk,
b. tulang belikat,
c. tulang tengkorak.
10. c. Tulang Pendek
Terdapat pada.
 pangkal kaki,
 pangkal lengan,
 ruas-ruas tulang belakang.
d. Tulang Tak Berbentuk
 Memiliki bentuk yang tak tertentu.
 Terdapat di wajah dan tulang belakang.
11. a. Memberi bentuk tubuh
b. Melindungi alat tubuh yang vital
c. Menahan dan menegakkan tubuh
d. Tempat perlekatan otot
e. Tempat menyimpan mineral terutama kalsium dan fosfor
f. Tempat pembentukan sel darah
g. Tempat menyimpan energi, yaitu berupa lemak yang tersimpan
di sumsum kuning tulang.
3. Fungsi Tulang
12. 4. Hubungan Antartulang
pembuluh darah
saraf
kapsul sendi
rongga
sendi
periosteum
tulang
tulang rawan
perrsendian
bursa
tulang
membran
sinovial
13. a. Sinartrosis
 Adalah hubungan antartulang yang tidak memiliki celah sendi.
 Dihubungkan dengan erat oleh jaringan ikat.
 Ada dua tipe sinartrosis, yaitu suture dan sinkondrosis.
 Contohnya, hubungan antara epifisis dan diafisis pada tulang
dewasa.
14. b. Amfiartrosis
 Adalah sendi yang dihubungkan oleh kartilago sehingga
memungkinkan untuk sedikit gerakan.
 Dibagi menjadi dua, yaitu simfisis dan sindesmosis.
 Simfisis, contohnya pada sendi antartulang belakang dan pada
tulang kemaluan.
 Sindesmosis contohnya, sendi antartulang betis dan tulang
kering.
15. c. Diartrosis
Ciri-ciri diartrosis:
1. Permukaan sendi dibalut oleh selaput atau kapsul jaringan ikat
fibrous.
2. Bagian dalam kapsul dibatasi oleh membran jaringan ikat.
3. Kapsul fibrousnya ada yang diperkuat oleh ligamen dan ada
yang tidak.
4. Di dalam kapsul biasanya terdapat bantalan kartilago serabut.
19. a. Rangka Aksial
1. Tengkorak
Berfungsi melindungi otak. Hubungan tulang yang terdapat
pada tempurung kepala bersifat suture.
2. Hioid
Tulang yang berbentuk huruf U, terdapat di antara laring dan
mandibula.
3. Tulang belakang
Berfungsi untuk menyangga berat tubuh.
4. Tulang dada dan rusuk
Membentuk perisai pelindung bagi organorgan penting yang
terdapat di dada.
22. b. Rangka Apendikuler
Terdiri atas pinggul, bahu, telapak tangan, tulang-tulang lengan, tungkai, dan
telapak kaki.
Tulang penyusun anggota gerak
23. 6. Kelainan dan Gangguan pada Tulang
a. Kekurangan Vitamin D
 Vitamin D (kalsiferol) adalah vitamin yang diperlukan untuk kalsifikasi
(penulangan) pada tulang.
 Kekurangan vitamin D pada anakï€anak menyebabkan rakitis, biasanya
terlihat kaki berbentuk O atau X.
24. b. Kecelakaan
1. Memar
2. Fraktura
Dibedakan sebagai berikut:
a. Patah tulang tertutup,
b. Patah tulang terbuka,
c. Fisura, bila tulang hanya retak.
26. d. Nekrosa
Terjadi bila selaput tulang rusak.
e. Gangguan Persendian
1. Dislokasi
2. Ankilosis
3. Terkilir
4. Artritis
a. Artritis gout
b. Osteoartritis
c. Artritis eksudatif
d. Artritis sika
27. f. Serangan Kuman pada Sendi
1. Infeksi gonorea dan sifilis dapat menyerang persendian
sehingga sendi menjadi kaku.
2. Layuh sendi adalah keadaan tidak bertenaga pada sendi
yang disebabkan karena layuhnya tulang akibat infeksi
sifilis ketika bayi dalam kandungan.
28. OTOT
Otot memiliki 3 karakter, yaitu:
1. Kontraksibilitas, yaitu
kemampuan otot untuk
memendek.
2. Ekstensibilitas, yaitu
kemampuan otot untuk
memanjang.
3. Elastisitas, yaitu kemampuan
otot untuk kembali pada
ukuran semula.
29. a. Otot Lurik
Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian:
1. ventrikel (empal).
2. urat otot (tendon).
1. Jenis-jenis otot
31. b. Otot Polos
Tersusun dari sel-sel yang berbentuk kumparan halus.
Otot polos terdapat di alat-alat dalam tubuh, misalnya pada:
1. dinding saluran pencernaan
2. saluran-saluran pernapasan
3. pembuluh darah
4. saluran kencing dan kelamin
c. Otot Jantung
Struktur sama dengan otot lurik, serabutnya bercabang-cabang dan
saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom.
32. 2. Sifat Kerja Otot
a. Antagonis
Kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak berlawanan.
1. Ekstensor (meluruskan) dan fleksor (membengkokkan).
2. Abduktor (menjauhi badan) dan adduktor (mendekati badan).
3. Depresor (ke bawah) dan elevator (ke atas).
4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup).
Sifat antagonis kerja otot
33. b. Sinergis
Sinergis adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan
gerak searah.
Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus
35. 4. Sumber Energi untuk Gerak Otot
ATP ïƒ ADP + P
Aktin + Miosin Aktomiosin
ATPase
kreatin
Fosfokreatin + ADP kreatin + ATP
fosfokinase
Glikogen ïƒ laktasidogen
Laktasidogen ïƒ glukosa + asam laktat
Glukosa + O2 ïƒ CO2 + H2O + energi
36. a. Atrofi
Suatu keadaan mengecilnya otot sehingga kehilangan kemampuan
berkontraksi.
b. Kelelahan Otot
Karena terusmenerus melakukan aktivitas.
c. Tetanus
Otot yang terusmenerus berkontraksi (tonus atau kejang).
d. Miestenia Gravis
Melemahnya otot secara berangsur-angsur sehingga menyebabkan
kelumpuhan bahkan kematian.
e. Kaku Leher (Stiff)
Peradangan otot trapesius leher sehingga leher terasa kaku.
6. Kelainan pada Otot
37. TEKNOLOGI YANG BERKAITAN DENGAN
SISTEM GERAK
 Perbaikan melalui ortopedi (peninggian badan),
penyambungan tulang.
 Paku, sekrup, dan kawat dapat dipasang pada tulang yang
mengalami kecelakaan/kerusakan.
 Tibial nail adalah pin (paku) yang dipasang pada tulang tibia
 Femoral nail dipasang pada tulang femur (paha).