ݺߣ

ݺߣShare a Scribd company logo
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Keperawatan transkultural merupakan salah satu area utama dalam
keperawatan yang berfokus pada komparatif dan analisis tentang budaya dan sub-
budaya yang berbeda di dunia yang menghargai perilaku caring,
layanankeperawatan, nilai-nilai, keyakinan tentang sehat-sakit, sertapola-pola
tingkah laku yang bertujuan mengembangkan body of knowledge yang ilmiahdan
humanistic guna member tempat praktik keperawatan pada buday atertentu dan
budaya universal (Marriner-Tomey, 1994). Teori keperawatan transcultural ini
menekankan pentingnya perawat dalam memahami budaya klien.
Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien, baik
individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya
culture shock maupun culture imposition. Culture shock terjadi saat pihak luar
(perawat) mencoba mempelajari atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok
budaya tertentu (klien). Klien akan merasakan perasaan tidak nyaman, gelisah dan
disorientasi karena perbedaan nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan.
Sedangkanculture imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan (perawat),
baik secara diam-diam maupun terang-terangan, memaksakan nilai-nilai budaya,
keyakinan dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya kepada individu, keluarga,
atau kelompok dari budaya lain.
Leininger menggambarkan teori keperawatan transcultural matahariterbit,
sehingga disebut juga sebagai sunrise model. Model matahariterbit (sunrise
model) ini melambangkan esensi keperawatan dalam transcultural yang
menjelaskan bahwa sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada klien
(individu, keluarga, kelompok, komunitas, lembaga), perawat terlebih dahulu
harus mempunyai pengetahuan mengenai pandangan dunia (world view) tentang
dimensi dan budaya serta struktur social yang berkembang di berbagai belahan
dunia (secara global) maupun masyarakat dalam lingkup yang sempit.
5.2 Saran
Bagi petugas kesehatan khususnya perawat diharapkan dapat melakukan
penatalaksanaan dan asuhan keperawatan transkultural dengan benar. Walaupun
dalam kenyataanya mungkin konsep keperawatan transkultural efektif digunakan
pada klien, namun pengkajian lebih lanjut juga sangat diperlukan untuk mencapai
hasil yang maksimal dalam proses penyembuhan.

More Related Content

Bab 5. penutup

  • 1. BAB 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Keperawatan transkultural merupakan salah satu area utama dalam keperawatan yang berfokus pada komparatif dan analisis tentang budaya dan sub- budaya yang berbeda di dunia yang menghargai perilaku caring, layanankeperawatan, nilai-nilai, keyakinan tentang sehat-sakit, sertapola-pola tingkah laku yang bertujuan mengembangkan body of knowledge yang ilmiahdan humanistic guna member tempat praktik keperawatan pada buday atertentu dan budaya universal (Marriner-Tomey, 1994). Teori keperawatan transcultural ini menekankan pentingnya perawat dalam memahami budaya klien. Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien, baik individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock maupun culture imposition. Culture shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba mempelajari atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu (klien). Klien akan merasakan perasaan tidak nyaman, gelisah dan disorientasi karena perbedaan nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan. Sedangkanculture imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik secara diam-diam maupun terang-terangan, memaksakan nilai-nilai budaya, keyakinan dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya kepada individu, keluarga, atau kelompok dari budaya lain. Leininger menggambarkan teori keperawatan transcultural matahariterbit, sehingga disebut juga sebagai sunrise model. Model matahariterbit (sunrise model) ini melambangkan esensi keperawatan dalam transcultural yang menjelaskan bahwa sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok, komunitas, lembaga), perawat terlebih dahulu harus mempunyai pengetahuan mengenai pandangan dunia (world view) tentang dimensi dan budaya serta struktur social yang berkembang di berbagai belahan dunia (secara global) maupun masyarakat dalam lingkup yang sempit. 5.2 Saran
  • 2. Bagi petugas kesehatan khususnya perawat diharapkan dapat melakukan penatalaksanaan dan asuhan keperawatan transkultural dengan benar. Walaupun dalam kenyataanya mungkin konsep keperawatan transkultural efektif digunakan pada klien, namun pengkajian lebih lanjut juga sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses penyembuhan.