際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
SMAN MODAL BANGSA ACEH
Ciri Umum Plathyhelmintes
Memiliki ukuran tubuh beragam, mikroskopis
hingga 20 m
Tubuh berbentuk simetri bolateral pipih yang
paling sederhana
Merupakan hewan Aselomata
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring,
dan usus (tanpa anus)
Tidak memiliki sistem Peredaran darah,
sisitem respirasi dan ekskresi
Memiliki sistem saraf tangga tali
Merupakan jenis hewan Hermaforodit, alat
reproduksi terdapat pada bagian ventral
tubuh
Hidup secara bebas maupun parasit
Reproduksi
Seksual: penyatuan sperma dan ovum di
dalam tubuh
Aseksual: Fragmentasi, potongan tubuh
tumbuh menjadi individu baru.
Klasifikasi
Turbellaria
Kingdom Animalia - Filum Platyhelminthes. Lengkap
Kingdom Animalia - Filum Platyhelminthes. Lengkap
Trematoda (cacing isap)
 Trematoda termasuk dalam filum Platyhelminthes
 Morfologi umum :
 Pipih seperti daun , tidak bersegmen
 Tidak mempunyai rongga badan
 Mempunyai 2 batil isap : mulut dan perut.
 Mempunyai saluran pencernaan yang menye-
rupai huruf Y terbalik dan buntu.
 Hermafrodit, kecuali Schistosoma.
Daur hidup:
 Hospes definitif : hewan dan manusia
 Menurut habitat cacing dewasa, dibagi
dalam:
1. Trematoda hati (liver flukes) :
 Clonorchis sinensis
 Opisthorchis felineus
 Opisthorchis viverrini
 Fasciola
2. Trematoda usus (intestinal flukes) :
- Fasciolopsis buski
- HETEROPHYIDAE
- ECHINOSTOMATIDAE
3. TREMATODA Paru (lung flukes)
- Paragonimus westermani
4. Trematoda darah (blood flukes):
- Schistosoma japonicum
- Schistosoma mansoni
- Schistosoma haematobium
Sistem pencernaan, eksresi dan saraf trematoda
 Telur
 Diletakkan dalam saluran hati, rongga usus, paru,
p. darah atau jaringan tempat hidup.
 Dikeluarkan bersama tinja, urin atau sputum.
 Umumnya berisi sel telur dan bbrp spesies berisi
mirasidium (M).
 Menetas dalam air atau menetas setelah ditelan
oleh keong (hospes perantara)
Ciri-ciri morfologi Trematoda darah
S. Mansoni waktu kopulasi
Morfologi cacing dewasa dan larva
dari Trematoda
Patologi dan gejala klinis
 Tergantung :
 Lokalisasi cacing dalam tubuh hospes
 Rangsangan setempat
 Zat toksin yang dikeluarkan oleh cacing
Diagnosis
 Menemukan telur dalam tinja, urin, sputum
atau dalam jaringan biopsi
 Reaksi serologi
PENGOBATAN
 Prazikuantel (biltricide, Distocide)
TREMATODA PARU
Paragonimus westermani
 Hospes : Manusia dan binatang spt. kucing,
luak, harimau, anjing, serigala dll.
 Penyebaran geografik : Timur jauh, Asia
Tenggara.
Di Indonesia :- bin.autotokhton
- ma.  impor.
Morfologi dan daur hidup
 Habitat : saluran pernapasan (paru-paru)
 Cacing dewasa :
 Seperti biji kopi, biasanya berpasangan
 Warna coklat tua
 Ukuran 8-12 x 4-6 mm
 Telur :
 Lonjong dgn operkulum agak tertekan ke dlm.
 Ukuran 80-118 亮
 Matang dlm air dlm wkt 16 hari.
Daur hidup P. westermani
Paragonimus muda yang keluar dari metaserkaria
Kingdom Animalia - Filum Platyhelminthes. Lengkap
Stadium telur Paragonimus
Mirasidium yang dilepaskan telur
Paragonimus
Hospes Perantara
 Hospes perantara I : keong air dari jenis
 Melania sp.,
 Semisulcospira, dan
 Thiara sp.
 Perkembangan dalam HP 1 : M-S-R1-R2-Sk
 Hospes Perantara II: ketam air tawar
 Potamon sp.
 Eriocheir sp.
 Cambarus virilis
Hospes Perantara
Potamon sp. Sbg Hp Paragonimus
 Cara infeksi : makan ketam/udang mentah
atau kurang masak yang mengandung
metaserkaria.
 Eksistasi terjadi di usus halus menembus
dinding usus masuk rongga abdomen
cacing muda  menembus diafragma 
menjadi cacing dewasa di paru-paru dalam
8-12 minggu.
Patologi dan Gejala Klinik
 Cacing muda tidak menimbulkan gejala klinis
 Cacing dewasa membentuk kista di paru-paru.
Di dalam kista cacing terdapat dalam bentuk
diploid (berpasangan) maupun triploid
 Gejala : batuk dengan sputum bergaris
merah (endemic hemoptysis) disertai nyeri
pleura dan sesak napas(dyspnea).
 Cacing dewasa dapat bermigrasi ke alat-alat
lain dan menimbulkan abses pada alat
tersebut (hati, limpa, otak, otot, dinding
usus).
 Di otak dapat menimbulkan gejala epilepsi
tipe Jackson
Kingdom Animalia - Filum Platyhelminthes. Lengkap
Diagnosis
 Menemukan telur dalam sputum, juga telur
dalam tinja.
 Tes serologis : ELISA dan Western blot
PENGOBATAN
 Praziquantel
 Bitionol.
 Triclabendazol
Epidemiologi dan Pencegahan
 Berhubungan erat dengan kebiasaan makan
ketam yang tidak dimasak dengan baik.
Cestoda (cacing pita)
Ciri-ciri umum:
a. Cacing dewasa hidup di saluran usus dan larva di jaringan
vertebrata & invertebrata.
b. Bentuk badan pipih dorsoventral, memanjang seperti pita,
bersegmen (proglotid >>> dewasa (berisi reproduksi & )
c. Tidak mempunyai alat cerna
d. Tubuh skolek (ujung bagian anterior yang berubah menjadi alat
pelekat >>> kait-kait & alat isap) , leher dan strobila.
e. Hermafrodit
f. Reproduksi :
 Ovipar
 Kadang-kadang berbiak dalam bentuk larva
g. Infeksi umumnya oleh larva dalam kista.
Sifat-sifat Umum :
 Badan cacing dewasa terdiri dari:
1. Skolek (kepala >>> alat utk melekat, dilengkapi dengan batil
isap/lekuk isap).
2. Leher (tempat pertumbuhan badan).
3. Strobila (badan yang terdiri dari segmen-segmen (proglotid).
 Sistem reproduksi: Hermaprodit
 Telur dilepaskan bersama proglotid/tersendiri melalui lubang
uterus)
 Embrio di dlm telur (onkosfer >> embrio heksakan)
 Ordo Proteocephalide
Cacing pita kecil, scolex denagan 4 alat penghisap, vitellaria sebagai pita
samping, parasit pada ikan, amphibi, dan reptil.
 Ordo Tetraphyllidea
Cacing pita berukuran sedang,scolex dengan 4 bothridia, vitterallia di
bagian samping, parasit pada ikan elasmobranch, calliobothrium
certicillatum terjadi dikatup spiral pada mulut anjing laut.
 Ordo Pseudophyllidea
Cacing pita yang kecil atau besar, sclexnya punya dua pothria, pitelaria
sebagai polikel yang tersebar pada pori uterine yang terbuka di
permukaan, parasit pada ikan, burung dan mamalia,. Kebanyakan ada
pada manusia khususnya pada wanitapada bothriocephalus latus yang
mempunyai dua inang intermediet, pada copepod daikan air tawar.
Panjangnya dapat mencapai 20 kaki dan usianya lebihdari 20thdan dapat
juga menjadi penyebab symptoom seperti anemia pada laki-laki
 Ordo Trypanorhynchydea
Scolexnya terdiri dari 2 atau 4 bothria dan 4 rectractile, proboscides
berduri dan tubuhnya memanjang. Pori alat kelaminnya terletak
dipinggir. Ketika dalam keadaan larva merupakan parasit pada ikan
teleoste dan setelah dewasa menjadi parasit pada ikan
elasmobranch
 Ordo Caryphylidea
Bentuknya tidak bersegmen, parasit pada pisces dan oligocaetae,
berkembang dengan reproduksi seksual, procercoid saat larva dan
hanya memiliki beberapa spesies.
 Ordo Lecanicephalidea
Variabel scolex pada bagian anterior dan posterior dilegkapi oleh 4
alat penghisap, parasit pada ikan elasmobranch.
 Ordo Disculieptidea
Hanya satu species yang dikenal dari ikan elasmobranch, scolex
hanya satu dan tersebar dibagian anterior, siklus hidupnya belum
diketahui.
 Ordo Apollidea
Variabel scolex, biasanya besar dengan 4 sucker, tidak bersegmen
dan parasitkecil pada angsa dan bebek
 Ordo Nippotaeniidea
Scolexnya memiliki 1 sucker dibagian anterior, punya beberapa
proglotid dan parasit pada ikan di jepang dan rusia
 Ordo cycophyllidea
Scolrxnya mempunyai 4 alat penghisap dan juga dilengkapi oleh
rostellum, tidak ada pori uterin, vitellarianya ada di posterior
sedangkan ovarinya ada di lateral. Proglotidnya pecah dari srtobila
ketika ia hampir mati, telurnya tidak operculate dan ochospernya
tidak bersilia terdapat pada taenidae. Contohnya adalah taenia
solium yang merupakan parasit pada manusia.
 Ordo Spatheathridea
Variabel scolex tidak punya proglotid eksternal dan parasit pada
ikan yang hendak bertelur dan ikan laut.
Kelas Ordo Famili Genus Spesies
Cestoda Pseudophylidea Diphylobothriidae Diphylobothrium D. latum
D. mansoni/
Spirometra
mansoni
(Diphylobothrium
binatang
Cyclophyli
idea
Taeniidae Taenia T. saginata
T. solium
Echinococcus E. granulosus
E. multilocularis
Multiceps M. multiceps
Hymenolepididae Hymenolepis H. nana
H. diminuta
Dilepididae Diphylidium D. caninum
Phylum : Plathyhelminthes
CACING DEWASA
Diphyllobotrium latum
 PANJANG : 3 - 10 m
 PROGLOTID : LEBAR >PANJANG
 JML : 3000 - 4000
SKOLEKS Diphyllobothrium latum
BENTUK:
SEPERTI SENDOK
ALAT ISAP :
SEPERTI CELAH 2 BH
TELUR Diphyllobothrium latum
TELUR :
 45-70
 PUNYA OPERKULUM
 TAK ADA HEK EMBRIO
Kingdom Animalia - Filum Platyhelminthes. Lengkap
Kingdom Animalia - Filum Platyhelminthes. Lengkap
Terima Kasih
KUIS 1
KUIS 2
KUIS 3

More Related Content

Kingdom Animalia - Filum Platyhelminthes. Lengkap

  • 2. Ciri Umum Plathyhelmintes Memiliki ukuran tubuh beragam, mikroskopis hingga 20 m Tubuh berbentuk simetri bolateral pipih yang paling sederhana Merupakan hewan Aselomata Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, dan usus (tanpa anus) Tidak memiliki sistem Peredaran darah, sisitem respirasi dan ekskresi
  • 3. Memiliki sistem saraf tangga tali Merupakan jenis hewan Hermaforodit, alat reproduksi terdapat pada bagian ventral tubuh Hidup secara bebas maupun parasit
  • 4. Reproduksi Seksual: penyatuan sperma dan ovum di dalam tubuh Aseksual: Fragmentasi, potongan tubuh tumbuh menjadi individu baru.
  • 8. Trematoda (cacing isap) Trematoda termasuk dalam filum Platyhelminthes Morfologi umum : Pipih seperti daun , tidak bersegmen Tidak mempunyai rongga badan Mempunyai 2 batil isap : mulut dan perut. Mempunyai saluran pencernaan yang menye- rupai huruf Y terbalik dan buntu. Hermafrodit, kecuali Schistosoma.
  • 9. Daur hidup: Hospes definitif : hewan dan manusia Menurut habitat cacing dewasa, dibagi dalam: 1. Trematoda hati (liver flukes) : Clonorchis sinensis Opisthorchis felineus Opisthorchis viverrini Fasciola
  • 10. 2. Trematoda usus (intestinal flukes) : - Fasciolopsis buski - HETEROPHYIDAE - ECHINOSTOMATIDAE 3. TREMATODA Paru (lung flukes) - Paragonimus westermani 4. Trematoda darah (blood flukes): - Schistosoma japonicum - Schistosoma mansoni - Schistosoma haematobium
  • 11. Sistem pencernaan, eksresi dan saraf trematoda
  • 12. Telur Diletakkan dalam saluran hati, rongga usus, paru, p. darah atau jaringan tempat hidup. Dikeluarkan bersama tinja, urin atau sputum. Umumnya berisi sel telur dan bbrp spesies berisi mirasidium (M). Menetas dalam air atau menetas setelah ditelan oleh keong (hospes perantara)
  • 14. S. Mansoni waktu kopulasi
  • 15. Morfologi cacing dewasa dan larva dari Trematoda
  • 16. Patologi dan gejala klinis Tergantung : Lokalisasi cacing dalam tubuh hospes Rangsangan setempat Zat toksin yang dikeluarkan oleh cacing
  • 17. Diagnosis Menemukan telur dalam tinja, urin, sputum atau dalam jaringan biopsi Reaksi serologi PENGOBATAN Prazikuantel (biltricide, Distocide)
  • 18. TREMATODA PARU Paragonimus westermani Hospes : Manusia dan binatang spt. kucing, luak, harimau, anjing, serigala dll. Penyebaran geografik : Timur jauh, Asia Tenggara. Di Indonesia :- bin.autotokhton - ma. impor.
  • 19. Morfologi dan daur hidup Habitat : saluran pernapasan (paru-paru) Cacing dewasa : Seperti biji kopi, biasanya berpasangan Warna coklat tua Ukuran 8-12 x 4-6 mm Telur : Lonjong dgn operkulum agak tertekan ke dlm. Ukuran 80-118 亮 Matang dlm air dlm wkt 16 hari.
  • 20. Daur hidup P. westermani
  • 21. Paragonimus muda yang keluar dari metaserkaria
  • 24. Mirasidium yang dilepaskan telur Paragonimus
  • 25. Hospes Perantara Hospes perantara I : keong air dari jenis Melania sp., Semisulcospira, dan Thiara sp. Perkembangan dalam HP 1 : M-S-R1-R2-Sk Hospes Perantara II: ketam air tawar Potamon sp. Eriocheir sp. Cambarus virilis
  • 27. Potamon sp. Sbg Hp Paragonimus
  • 28. Cara infeksi : makan ketam/udang mentah atau kurang masak yang mengandung metaserkaria. Eksistasi terjadi di usus halus menembus dinding usus masuk rongga abdomen cacing muda menembus diafragma menjadi cacing dewasa di paru-paru dalam 8-12 minggu.
  • 29. Patologi dan Gejala Klinik Cacing muda tidak menimbulkan gejala klinis Cacing dewasa membentuk kista di paru-paru. Di dalam kista cacing terdapat dalam bentuk diploid (berpasangan) maupun triploid Gejala : batuk dengan sputum bergaris merah (endemic hemoptysis) disertai nyeri pleura dan sesak napas(dyspnea).
  • 30. Cacing dewasa dapat bermigrasi ke alat-alat lain dan menimbulkan abses pada alat tersebut (hati, limpa, otak, otot, dinding usus). Di otak dapat menimbulkan gejala epilepsi tipe Jackson
  • 32. Diagnosis Menemukan telur dalam sputum, juga telur dalam tinja. Tes serologis : ELISA dan Western blot PENGOBATAN Praziquantel Bitionol. Triclabendazol
  • 33. Epidemiologi dan Pencegahan Berhubungan erat dengan kebiasaan makan ketam yang tidak dimasak dengan baik.
  • 34. Cestoda (cacing pita) Ciri-ciri umum: a. Cacing dewasa hidup di saluran usus dan larva di jaringan vertebrata & invertebrata. b. Bentuk badan pipih dorsoventral, memanjang seperti pita, bersegmen (proglotid >>> dewasa (berisi reproduksi & ) c. Tidak mempunyai alat cerna d. Tubuh skolek (ujung bagian anterior yang berubah menjadi alat pelekat >>> kait-kait & alat isap) , leher dan strobila. e. Hermafrodit f. Reproduksi : Ovipar Kadang-kadang berbiak dalam bentuk larva g. Infeksi umumnya oleh larva dalam kista.
  • 35. Sifat-sifat Umum : Badan cacing dewasa terdiri dari: 1. Skolek (kepala >>> alat utk melekat, dilengkapi dengan batil isap/lekuk isap). 2. Leher (tempat pertumbuhan badan). 3. Strobila (badan yang terdiri dari segmen-segmen (proglotid). Sistem reproduksi: Hermaprodit Telur dilepaskan bersama proglotid/tersendiri melalui lubang uterus) Embrio di dlm telur (onkosfer >> embrio heksakan)
  • 36. Ordo Proteocephalide Cacing pita kecil, scolex denagan 4 alat penghisap, vitellaria sebagai pita samping, parasit pada ikan, amphibi, dan reptil. Ordo Tetraphyllidea Cacing pita berukuran sedang,scolex dengan 4 bothridia, vitterallia di bagian samping, parasit pada ikan elasmobranch, calliobothrium certicillatum terjadi dikatup spiral pada mulut anjing laut. Ordo Pseudophyllidea Cacing pita yang kecil atau besar, sclexnya punya dua pothria, pitelaria sebagai polikel yang tersebar pada pori uterine yang terbuka di permukaan, parasit pada ikan, burung dan mamalia,. Kebanyakan ada pada manusia khususnya pada wanitapada bothriocephalus latus yang mempunyai dua inang intermediet, pada copepod daikan air tawar. Panjangnya dapat mencapai 20 kaki dan usianya lebihdari 20thdan dapat juga menjadi penyebab symptoom seperti anemia pada laki-laki
  • 37. Ordo Trypanorhynchydea Scolexnya terdiri dari 2 atau 4 bothria dan 4 rectractile, proboscides berduri dan tubuhnya memanjang. Pori alat kelaminnya terletak dipinggir. Ketika dalam keadaan larva merupakan parasit pada ikan teleoste dan setelah dewasa menjadi parasit pada ikan elasmobranch Ordo Caryphylidea Bentuknya tidak bersegmen, parasit pada pisces dan oligocaetae, berkembang dengan reproduksi seksual, procercoid saat larva dan hanya memiliki beberapa spesies. Ordo Lecanicephalidea Variabel scolex pada bagian anterior dan posterior dilegkapi oleh 4 alat penghisap, parasit pada ikan elasmobranch. Ordo Disculieptidea Hanya satu species yang dikenal dari ikan elasmobranch, scolex hanya satu dan tersebar dibagian anterior, siklus hidupnya belum diketahui.
  • 38. Ordo Apollidea Variabel scolex, biasanya besar dengan 4 sucker, tidak bersegmen dan parasitkecil pada angsa dan bebek Ordo Nippotaeniidea Scolexnya memiliki 1 sucker dibagian anterior, punya beberapa proglotid dan parasit pada ikan di jepang dan rusia Ordo cycophyllidea Scolrxnya mempunyai 4 alat penghisap dan juga dilengkapi oleh rostellum, tidak ada pori uterin, vitellarianya ada di posterior sedangkan ovarinya ada di lateral. Proglotidnya pecah dari srtobila ketika ia hampir mati, telurnya tidak operculate dan ochospernya tidak bersilia terdapat pada taenidae. Contohnya adalah taenia solium yang merupakan parasit pada manusia. Ordo Spatheathridea Variabel scolex tidak punya proglotid eksternal dan parasit pada ikan yang hendak bertelur dan ikan laut.
  • 39. Kelas Ordo Famili Genus Spesies Cestoda Pseudophylidea Diphylobothriidae Diphylobothrium D. latum D. mansoni/ Spirometra mansoni (Diphylobothrium binatang Cyclophyli idea Taeniidae Taenia T. saginata T. solium Echinococcus E. granulosus E. multilocularis Multiceps M. multiceps Hymenolepididae Hymenolepis H. nana H. diminuta Dilepididae Diphylidium D. caninum Phylum : Plathyhelminthes
  • 40. CACING DEWASA Diphyllobotrium latum PANJANG : 3 - 10 m PROGLOTID : LEBAR >PANJANG JML : 3000 - 4000
  • 41. SKOLEKS Diphyllobothrium latum BENTUK: SEPERTI SENDOK ALAT ISAP : SEPERTI CELAH 2 BH
  • 42. TELUR Diphyllobothrium latum TELUR : 45-70 PUNYA OPERKULUM TAK ADA HEK EMBRIO