際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebuah perusahaan didirikan pada dasarnya mempunyai beberapa
tujuan. Tujuan umum perusahaan adalah mempertahankan kelangsungan
hidup perusahaan, mencapai pertumbuhan, dan memperoleh laba yang
maksimal. Dalam perkembangannya, sebuah perusahaan dituntut untuk
dapat mengelola kegiatannya sekaligus dapat mengatasi masalah-masalah
yang selalu timbul khususnya di bidang pengendalian hartanya. Salah satu
harta perusahaan yang paling penting dan paling sulit diawasi adalah kas.
Kas merupakan salah satu aktiva perusahaan yang paling likuid dan
berfungsi untuk melancarkan aktivitas-aktivitas rutin perusahaan dan
sebagai modal usaha dalam menghasilkan laba. Selain itu dapat dikatakan
bahwa kas terlibat secara langsung pada hampir semua kegiatan perusahaan
serta dapat dipakai sebagai alat pembayaran yang sah dan berkekuatan
hukum.
Menurut Niswonger (1999:290), kas meliputi koin, uang kertas, cek,
wesel dan uang yang disimpan di bank yang dapat ditarik tanpa
pembatasan dari bank yang bersangkutan.
2
Ciri-ciri kas adalah sebagai berikut:
a. Bentuknya kecil sehingga mudah dibawa
b. Mudah dan dapat dengan cepat ditransfer
c. Tahan lama
d. Sulit diidentifikasi pemiliknya
Dengan memperhatikan ciri-ciri di atas menjadikan kas sangat mudah
untuk dimanipulasi dan diselewengkan. Untuk menghindari terjadinya
penyelewengan maka sudah seharusnya perusahaan melakukan
pengendalian intern (internal control) yang memadai terhadap kas
perusahaan. Suatu bagan organisasi yang memungkinkan pemisahan fungsi
secara tepat dan sistem pemberian wewenang serta prosedur pencatatan
yang layak merupakan beberapa contoh dari pengendalian intern yang
memadai. Selain itu diperlukan perencanaan yang baik terhadap kas,
sehingga memudahkan manajemen untuk mengetahui sumber penerimaan
kas dan merancang pengeluara kas yang terkordinir.
Hal ini bertujuan untuk dapat menghindari atau malah menutup
kemungkinan terjadinya penyelewengan dan kecurangan terhadap kas.
Dengan demikian perusahaan dapat beroperasi dengan lancar dan
diharapkan dapat mencapai tujuan-tujuannya seperti yang sudah diuraikan
di atas. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kenyataannya selalu
saja ada perusahaan yang lalai dalam menerapkan pengendalian intern,
3
sehingga memungkinkan bagi pihak tertentu dalam mencari celah dari setiap
sistem yang ada untuk melakukan penyelewengan.
Suatu perusahaan menerapkan sistem pengendalian intern sebagai
penunjang dalam menjalankan usahanya. Sistem tersebut disesuaikan
dengan keadaan dan kondisi masing-masing perusahaan karena jenis dan
bentuk perusahaan yang berbeda-beda. Sistem pengendalian intern yaitu
suatu sistem yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran
yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. (Mulyadi, 2001:163).
Sistem pengendalian intern terhadap penerimaan kas yang meliputi
strukturorganisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan
perusahaan. (Mulyadi, 2001: 164), selain itu unsur-unsur pokok sistem
pengendalian intern meliputi: organisasi yang memisahkan tanggung jawab
dan wewenang secara tegas, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan,
praktik yang sehat, dan karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung
jawab. Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern tersebut dapat dibagi
menjadi dua macam: pengendalian intern akuntansi (internal accounting
control) dan pengendalian intern administratif (internal administrative
control). Pengendalian intern akuntansi, yang merupakan bagian dari sistem
pengendalian intern, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran
yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian intern
4
administratif, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya
kebijakan manajemen. (Mulyadi, 2001: 165).
Sistem pengendalian intern pada PDAM (Perusahaan Daerah Air
Minum) dilaksanakan untuk menghindari terjadinya kebocoran pada
penerimaan kas dan juga untuk mengetahui apakah sistem manajemen yang
dilaksanakan dengan baik atau tidak. Pada dasarnya PDAM (Perusahaan
Daerah Air Minum) Tirta Anoa Kota Kendari telah memiliki uraian tugas
yang baik namun menurut satuan pengawasan intern pada waktu
pelaksanaannya, pemisahan tugas dan wewenang masih tidak sesuai dengan
apa yang telah ditetapkan.
PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) merupakan Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) yang berbentuk perum dan bergerak dalam bidang
pengelolaan air minum dan air kotor. Aktivitas yang dilakukan oleh PDAM
salah satunya adalah menyediakan dan menyalurkan air yang cukup kepada
konsumen langganan PDAM Tirta Anoa Kota Kendari. Dimana kas
merupakan unsur penting yaitu sebagai modal kerja dalam rangka
melaksanakan kegiatan usahanya. Sehingga pengendalian intern penerimaan
kas harus dilakukan seteliti mungkin, karena modal yang jumlahnya terbatas
harus digunakan sesuai dengan tujuan usahanya. Munculnya piutang tak
tertagih yang begitu besar dan minimnya nasabah dapat diakibatkan dari
sistem pengendalian intern yang tak memadai atau sebenarnya perusahaan
5
telah memiliki sistem pengendalian intern yang memadai tetapi tidak
dipatuhi oleh karyawan.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan suatu penelitian
dengan judul : Evaluasi Penerapan SPI atas Penerimaan Kas pada
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Anoa Kota Kendari.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu apakah pengendalian intern atas
penerimaan kas yang diterapkan oleh PDAM Tirta Anoa Kota Kendari telah
memadai?
1.3. Tujuan dan Manfaat
1.3.1. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang pengendalian
intern atas penerimaan kas yang diterapkan pada PDAM Tirta
Anoa Kendari.
2. Untuk mengetahui sampai sejauh mana efektifitas pengendalian
intern kas yang ada dalam PDAM Tirta Anoa Kendari tersebut
dapat mencegah atau memperkecil kemungkinan terjadinya
penyelewangan.
6
1.3.2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis
1. Bagi penulis sendiri sebagai salah satu syarat dalam rangka
penyelesaian studi Strata I di Universitas Haluoleo Kendari,
sekaligus menambah pengetahuan akan implementasi teori-
teori yang diperoleh selama perkuliahan.
2. Sebagai masukan bagi pimpinan PDAM Tirta Anoa Kendari
dalam mengevaluasi penerapan SPI atas penerimaan kas.
b. Manfaat Teoritis
1. Bagi pengembangan teori, penelitian ini diharapkan dapat
memberi masukan terutama dibidang akuntansi.
2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang lebih
baik.
1.4. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk lebih terahnya dalam penelitian ini penulis membatasi ruang
lingkup penelitian yaitu sebatas penerapan sistem pengendalian intern atas
penerimaan kas pada PDAM Tirta Anoa Kendari.

More Related Content

Bab i

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah perusahaan didirikan pada dasarnya mempunyai beberapa tujuan. Tujuan umum perusahaan adalah mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, mencapai pertumbuhan, dan memperoleh laba yang maksimal. Dalam perkembangannya, sebuah perusahaan dituntut untuk dapat mengelola kegiatannya sekaligus dapat mengatasi masalah-masalah yang selalu timbul khususnya di bidang pengendalian hartanya. Salah satu harta perusahaan yang paling penting dan paling sulit diawasi adalah kas. Kas merupakan salah satu aktiva perusahaan yang paling likuid dan berfungsi untuk melancarkan aktivitas-aktivitas rutin perusahaan dan sebagai modal usaha dalam menghasilkan laba. Selain itu dapat dikatakan bahwa kas terlibat secara langsung pada hampir semua kegiatan perusahaan serta dapat dipakai sebagai alat pembayaran yang sah dan berkekuatan hukum. Menurut Niswonger (1999:290), kas meliputi koin, uang kertas, cek, wesel dan uang yang disimpan di bank yang dapat ditarik tanpa pembatasan dari bank yang bersangkutan.
  • 2. 2 Ciri-ciri kas adalah sebagai berikut: a. Bentuknya kecil sehingga mudah dibawa b. Mudah dan dapat dengan cepat ditransfer c. Tahan lama d. Sulit diidentifikasi pemiliknya Dengan memperhatikan ciri-ciri di atas menjadikan kas sangat mudah untuk dimanipulasi dan diselewengkan. Untuk menghindari terjadinya penyelewengan maka sudah seharusnya perusahaan melakukan pengendalian intern (internal control) yang memadai terhadap kas perusahaan. Suatu bagan organisasi yang memungkinkan pemisahan fungsi secara tepat dan sistem pemberian wewenang serta prosedur pencatatan yang layak merupakan beberapa contoh dari pengendalian intern yang memadai. Selain itu diperlukan perencanaan yang baik terhadap kas, sehingga memudahkan manajemen untuk mengetahui sumber penerimaan kas dan merancang pengeluara kas yang terkordinir. Hal ini bertujuan untuk dapat menghindari atau malah menutup kemungkinan terjadinya penyelewengan dan kecurangan terhadap kas. Dengan demikian perusahaan dapat beroperasi dengan lancar dan diharapkan dapat mencapai tujuan-tujuannya seperti yang sudah diuraikan di atas. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kenyataannya selalu saja ada perusahaan yang lalai dalam menerapkan pengendalian intern,
  • 3. 3 sehingga memungkinkan bagi pihak tertentu dalam mencari celah dari setiap sistem yang ada untuk melakukan penyelewengan. Suatu perusahaan menerapkan sistem pengendalian intern sebagai penunjang dalam menjalankan usahanya. Sistem tersebut disesuaikan dengan keadaan dan kondisi masing-masing perusahaan karena jenis dan bentuk perusahaan yang berbeda-beda. Sistem pengendalian intern yaitu suatu sistem yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. (Mulyadi, 2001:163). Sistem pengendalian intern terhadap penerimaan kas yang meliputi strukturorganisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan perusahaan. (Mulyadi, 2001: 164), selain itu unsur-unsur pokok sistem pengendalian intern meliputi: organisasi yang memisahkan tanggung jawab dan wewenang secara tegas, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, praktik yang sehat, dan karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab. Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern tersebut dapat dibagi menjadi dua macam: pengendalian intern akuntansi (internal accounting control) dan pengendalian intern administratif (internal administrative control). Pengendalian intern akuntansi, yang merupakan bagian dari sistem pengendalian intern, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian intern
  • 4. 4 administratif, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. (Mulyadi, 2001: 165). Sistem pengendalian intern pada PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) dilaksanakan untuk menghindari terjadinya kebocoran pada penerimaan kas dan juga untuk mengetahui apakah sistem manajemen yang dilaksanakan dengan baik atau tidak. Pada dasarnya PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Tirta Anoa Kota Kendari telah memiliki uraian tugas yang baik namun menurut satuan pengawasan intern pada waktu pelaksanaannya, pemisahan tugas dan wewenang masih tidak sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang berbentuk perum dan bergerak dalam bidang pengelolaan air minum dan air kotor. Aktivitas yang dilakukan oleh PDAM salah satunya adalah menyediakan dan menyalurkan air yang cukup kepada konsumen langganan PDAM Tirta Anoa Kota Kendari. Dimana kas merupakan unsur penting yaitu sebagai modal kerja dalam rangka melaksanakan kegiatan usahanya. Sehingga pengendalian intern penerimaan kas harus dilakukan seteliti mungkin, karena modal yang jumlahnya terbatas harus digunakan sesuai dengan tujuan usahanya. Munculnya piutang tak tertagih yang begitu besar dan minimnya nasabah dapat diakibatkan dari sistem pengendalian intern yang tak memadai atau sebenarnya perusahaan
  • 5. 5 telah memiliki sistem pengendalian intern yang memadai tetapi tidak dipatuhi oleh karyawan. Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan suatu penelitian dengan judul : Evaluasi Penerapan SPI atas Penerimaan Kas pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Anoa Kota Kendari. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah pengendalian intern atas penerimaan kas yang diterapkan oleh PDAM Tirta Anoa Kota Kendari telah memadai? 1.3. Tujuan dan Manfaat 1.3.1. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang pengendalian intern atas penerimaan kas yang diterapkan pada PDAM Tirta Anoa Kendari. 2. Untuk mengetahui sampai sejauh mana efektifitas pengendalian intern kas yang ada dalam PDAM Tirta Anoa Kendari tersebut dapat mencegah atau memperkecil kemungkinan terjadinya penyelewangan.
  • 6. 6 1.3.2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Praktis 1. Bagi penulis sendiri sebagai salah satu syarat dalam rangka penyelesaian studi Strata I di Universitas Haluoleo Kendari, sekaligus menambah pengetahuan akan implementasi teori- teori yang diperoleh selama perkuliahan. 2. Sebagai masukan bagi pimpinan PDAM Tirta Anoa Kendari dalam mengevaluasi penerapan SPI atas penerimaan kas. b. Manfaat Teoritis 1. Bagi pengembangan teori, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan terutama dibidang akuntansi. 2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang lebih baik. 1.4. Ruang Lingkup Penelitian Untuk lebih terahnya dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian yaitu sebatas penerapan sistem pengendalian intern atas penerimaan kas pada PDAM Tirta Anoa Kendari.