1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu hal penting untuk menentukan
keberhasilan suatu bangsa. Kehadiran pendidikan di tengah masyarakat
Indonesia mendukung terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas
dalam menghasilkan subjek pembangunan yang baik dari hasil pembangunan
itu sendiri. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang merupakan ilmu
dasar, mempunyai peran penting dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Materi pelajaran matematika yang diajarkan di
sekolah berperan dalam melatih siswa berpikir logis, kritis dan praktis, serta
bersikap positif dan berjiwa kreatif. Karena pentingnya peranan matematika
dalam kehidupan, maka dalam kurikulum pendidikan di Indonesia matematika
diajarkan disemua jenjang pendidikan dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah
Menengah Atas (SMA).
Konsep-konsep dasar dalam matematika harus dapat dipahami oleh
siswa SD. Karena itulah pembelajaran matematika di sekolah dasar harus
benar-benar efektif. Pada saat ini masih ada guru yang memberikan konsep-
konsep matematika sesuai pola pikir guru, tanpa memperhatikan bahwa pola
pikir siswa berbeda dengan pola pikir orang dewasa dalam memahami konsep-
konsep matematika yang abstrak. Sesuatu yang dianggap mudah menurut orang
1
2. 2
dewasa dapat dianggap sulit dimengerti oleh seorang anak. Anak tidak berpikir
dan bertindak sama seperti orang dewasa.
Banyak dijumpai, siswa kurang tertarik mempelajari suatu materi
karena materi pelajaran tersebut membosankan atau menjemukan, yang dalam
hal ini adalah materi pelajaran matematika. Khusunya materi operasi hitung
bilangan bulat. Pada kenyataannya masih banyak siswa yang mengalami
kendala jika menemukan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Siswa merasa kesulitan untuk mengerjakan soal penjumlahan atau pengurangan
pada bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif, bilangan bulat negatif
dengan bilangan bulat positif serta bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
negatif. Padahal materi ini sebagai materi prasyarat untuk materi-materi
selanjutnya, seharusnya materi bilangan bulat mutlak harus dipahami dan
dikuasai oleh siswa-siswa tersebut. Jika tidak siswa akan mengalami kesulitan
pada materi selanjutnya, misalnya dalam memfaktorkan persamaan kuadrat dan
menyelesaikan operasi aljabar nantinya.
Pembelajaran matematika yang mudah dapat menjadi sulit bagi siswa.
Karena kurangnya pemahaman terhadap konsep awal pembelajaran, serta tidak
digunakannya media dalam pembelajaran sehingga siswa mengalami kesulitan
memahami materi yang diajarkan. Untuk menyelesaikan masalah tersebut,
maka pendidik perlu berupaya menggunakan berbagai metode maupun strategi
yang bervariasi, serta menyiapkan bahan ajar yang sesuai dengan
menggunakan media pembelajaran yang tepat. Dengan itu pendidik dapat
memotivasi siswa, agar senang dalam belajar matematika. Melihat hal seperti
3. 3
ini, diperlukan solusi yang tepat agar peserta didik dapat mempelajari
matematika dengan lebih mudah dan menarik. Salah satu solusi yang
ditawarkan adalah menggunakan media pembelajaran Garis Bilangan Kayu
(GALAU). Media garis bilangan kayu merupakan salah satu alat untuk
pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan khususnya bilangan bulat
negatif. Kegunaan dari peraga ini juga memberikan penanaman konsep tentang
letak suatu bilangan bulat pada garis bilangan dan konsep penjumlahan serta
pengurangan dua bilangan bulat.
Saat ini guru dituntut untuk menyampaikan materi secara menarik dan
efektif agar materi operasi bilangan bulat dapat diterima oleh siswa.
Pembelajaran dikatakan menarik dan efektif apabila siswa tertarik untuk
memperhatikan dan mengikuti materi yang diberikan dengan baik dan dapat
menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan apa yang diharapkan atau dengan
kata lain tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk memenuhi tuntutan akan
terlaksananya pembelajaran yang menarik dan efektif. Perlu adanya
pengembangan perangkat pembelajaran untuk guru dan siswa. Sehingga
seorang guru dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan cara yang efektif
dan dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran. Pengembangan perangkat
ini harus relevan dengan materi yang akan disampaikan oleh guru.
Berkaitan dengan hal di atas, perlu dipilih suatu model pembelajaran
yang dapat membuat siswa aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar yaitu
berupa model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay (CRH).
Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang dapat
4. 4
menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap
siswa dapat menjawab benar diwajibkan berteriak horee!! atau yel-yel
lainnya yang disukai. Metode ini juga membantu siswa untuk memahami
konsep dengan baik melalui diskusi kelompok (Miftahul Huda, 2013: 229).
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay
(CRH), diantaranya adalah guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai,
setelah itu mendemonstrasikan materi sesuai topik. Untuk menguji pemahaman
guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, siswa diminta untuk membuat
kartu atau kotak yang diisi nomor sesuai yang ditentukan oleh guru. Guru
membacakan soal secara acak, dan siswa diminta menuliskan jawaban pada
kartu yang telah dibuat. Setelah pembacaan soal dan jawaban, guru dan siswa
mendiskusikan soal yang yang telah diberikan. Bagi pertanyaan yang dijawab
benar, siswa memberikan tanda check list () dan langsung berteriak horee!!.
Nilai dihitung berdasarkan siswa yang paling sering berteriak horee!!. Bagi
kelompok yang paling sering berteriak horee!! akan diberikan reward oleh
guru.
Dari uraian yang telah disampaikan di atas, peneliti termotivasi
melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran
dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay (CRH)
Berbantuan Media Garis Bilangan Kayu (GALAU) pada Materi Operasi
Bilangan Bulat.
5. 5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Siswa dalam belajar matematika merasa kesulitan karena menganggap
matematika itu pelajaran yang membosankan dan sulit dipahami.
2. Perlu adanya pengembangan perangkat pembelajaran yang berbantu media
pembelajaran dalam pokok bahasan operasi bilangan bulat agar siswa tidak
bosan dan termotivasi dalam belajar matematika.
3. Perlu adanya penggunaan perangkat pembelajaran dengan model
pembelajaran yang menarik, agar siswa lebih aktif dan bersemangat dalam
belajar.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
diuraikan di atas perlu adanya pembatasan ruang lingkup dalam penelitian
sebagai berikut.
1. Penelitian dilakukan di SD Negeri 02 Klegen dan SD Negeri 02 Madiun Lor
tahun ajaran 2013/2014.
2. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV dengan materi operasi bilangan
bulat dalam sub pokok bahasan operasi penjumlahan, operasi pengurangan
dan operasi hitung campuran bilangan bulat.
6. 6
3. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan hanya mencakup Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Tes Hasil
Belajar (THB).
4. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kriteria kevalidan, kepraktisan
dan keefektifan pada perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dapat diuraikan sebagai
berikut.
1. Bagaimana kevalidan pengembangan perangkat pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay (CRH) berbantuan
media Garis Bilangan Kayu (GALAU) pada materi operasi bilangan bulat
untuk siswa kelas IV SD Negeri 02 Klegen dan SD Negeri 02 Madiun Lor?
2. Bagaimana kepraktisan pengembangan perangkat pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay (CRH)
berbantuan media Garis Bilangan Kayu (GALAU) pada materi operasi
bilangan bulat untuk siswa kelas IV SD Negeri 02 Klegen dan SD Negeri 02
Madiun Lor?
3. Bagaimana keefektifan pengembangan perangkat pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay (CRH)
berbantuan media Garis Bilangan Kayu (GALAU) pada materi operasi
7. 7
bilangan bulat untuk siswa kelas IV SD Negeri 02 Klegen dan SD Negeri 02
Madiun Lor?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Mengetahui kevalidan pengembangan perangkat pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay (CRH)
berbantuan media Garis Bilangan Kayu (GALAU) pada materi operasi
bilangan bulat untuk siswa kelas IV SD Negeri 02 Klegen dan SD Negeri 02
Madiun Lor.
2. Mengetahui kepraktisan pengembangan perangkat pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay (CRH)
berbantuan media Garis Bilangan Kayu (GALAU) pada materi operasi
bilangan bulat untuk siswa kelas IV SD Negeri 02 Klegen dan SD Negeri 02
Madiun Lor.
3. Mengetahui keefektifan pengembangan perangkat pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay (CRH)
berbantuan media Garis Bilangan Kayu (GALAU) pada materi operasi
bilangan bulat untuk siswa kelas IV SD Negeri 02 Klegen dan SD Negeri 02
Madiun Lor.
8. 8
F. Kegunaan Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
Dengan menggunakan perangkat pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay (CRH) berbantuan
media Garis Bilangan Kayu (GALAU) pada materi operasi bilangan bulat,
siswa diharapkan dapat:
a. Mengembangkan kreatifitas, kemampuan berfikir serta kemampuan
analisis secara mandiri.
b. Meningkatkan minat siswa untuk belajar matematika.
c. Memanfaatkan Garis Bilangan Kayu (GALAU) tersebut sebagai media
dan sumber belajar penunjang dalam mempelajari matematika.
2. Bagi Guru
Dengan menggunakan perangkat pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay (CRH) berbantuan
media Garis Bilangan Kayu (GALAU) pada materi operasi bilangan bulat,
guru diharapkan dapat:
a. Sebagai wacana untuk meningkatkan kreativitas guru dalam
mengembangkan perangkat pembelajaran.
b. Dapat menjadi masukan yang positif bagi guru dalam mengembangkan
perangkat pembelajaran serta memilih media dan metode pembelajaran
yang efektif dan kreatif serta menarik bagi siswa sehingga siswa mudah
memahami materi yang disampaikan.
9. 9
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memperkaya perangkat
pembelajaran matematika di sekolah dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay (CRH) serta menjadikan
Garis Bilangan Kayu (GALAU) sebagai salah satu alternatif dalam media
pembelajaran matematika di sekolah.
4. Bagi Peneliti
Dengan menggunakan perangkat pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay (CRH) berbantuan
media Garis Bilangan Kayu (GALAU) pada materi operasi bilangan bulat,
peneliti diharapkan dapat:
a. Mendapatkan pengalaman yang berharga dalam suatu penelitian.
b. Meningkatkan kreativitas dalam membuat perangkat pembelajaran dan
media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang berlaku dan
dapat menarik minat siswa dalam belajar matematika.
c. Menambah wawasan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran
dan kemudian dapat dijadikan acuan mengembangkan perangkat
pembelajaran untuk kelas maupun jenjang pendidikan yang lain.
G. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang akan
menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay (CRH) berbantuan media
10. 10
Garis Bilangan Kayu (GALAU) pada materi operasi bilangan bulat yang
meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa
(LKS) dengan media Garis Bilangan Kayu (GALAU), Tes Hasil Belajar
(THB).
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Asumsi dan keterbatasan dari pengembangan media pembelajaran ini
sebagai berikut.
1. Asumsi
a. Dalam pengisian angket respon, siswa diasumsikan mengisi angket
secara jujur.
b. Dalam mengerjakan soal-soal tes, siswa diasumsikan mengerjakan soal-
soal tes dengan sungguh-sungguh sesuai dengan kemampuan siswa
sebenarnya.
2. Keterbatasan Pengembangan
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini
adalah perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Course Review Horay (CRH) berbantuan media Garis Bilangan Kayu
(GALAU) pada materi operasi bilangan bulat untuk siswa SD kelas IV dan
pengembangan ini dikembangkan dengan model 4-D yang telah di
modifikasi 3-D sehingga hanya dilakukan sampai tahap development.
11. 11
I. Definisi Istilah
Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dalam penelitian ini perlu
dijelaskan beberapa istilah dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut.
1. Pengembangan perangkat pembelajaran berbantuan media Garis Bilangan
Kayu (GALAU) adalah serangkaian proses atau kegiatan yang dilakukan
untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran berdasarkan model
pengembangan 4-D.
2. Perangkat pembelajaran dengan bantuan Garis Bilangan Kayu (GALAU)
adalah sekumpulan bahan ajar mata pelajaran matematika yang meliputi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS)
dengan media Garis Bilangan Kayu (GALAU), dan Tes Hasil Belajar
(THB).
3. Operasi bilangan bulat adalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
yang memuat bilangan bulat.
4. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dapat
diterapkan untuk memotivasi siswa berani mengemukakan pendapat dan
bekerja sama dalam mengatasi tugas yang dihadapinya.
5. Course Review Horay (CRH) adalah tipe pembelajaran yang dapat
menciptakan suasana kelas yang meriah dan menyenangkan. Langkah-
langkah pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay (CRH),
diantaranya adalah guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai,
setelah itu mendemonstrasikan materi sesuai topik. Kemudian guru
membagi siswa dalam beberapa kelompok. Untuk menguji pemahaman,
12. 12
siswa diminta untuk membuat kartu atau kotak yang diisi nomor sesuai yang
ditentukan oleh guru. Guru membacakan soal secara acak, dan siswa
diminta menuliskan jawaban pada kartu yang telah dibuat. Setelah
pembacaan soal dan jawaban, guru dan siswa mendiskusikan soal yang
diberikan. Bagi pertanyaan yang dijawab benar, siswa memberikan tanda
check list () dan langsung berteriak horee!!. Nilai dihitung berdasarkan
siswa yang paling sering berteriak horee!!. Bagi kelompok yang paling
sering berteriak horee!! akan diberikan reward oleh guru.