際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
BAB I


                             PENDAHULUAN




1.1 Latar Belakang Masalah


   Pembangunan kesehatan merupakan penyelenggaraan upaya kesehatan oleh

bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk

agar mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu

unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Pembangunan kesehatan

berkembang dengan cepat dan menyentuh seluruh segi kehidupan sehingga perlu

disusun tatanan upaya kesehatan. (Departemen Kesehatan RI, 2001).


   Upaya kesehatan tersebut dilaksanakan dalam bentuk pelayanan dasar Pusat

Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), peran serta masyarakat dan rujukan

kesehatan. Upaya kesehatan melalui Puskesmas merupakan upaya menyeluruh

dan terpadu yang meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan.

Departemen Kesehatan telah merumuskan tatanan tersebut yang dilaksanakan

dalam bentuk Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), yang diselenggarakan oleh

masyarakat untuk masyarakat secara rutin setiap bulannya (Departemen

Kesehatan RI,2001).




   Pembinaan kesehatan dimulai dari kehidupan keluarga, ibu hamil, anak-anak

dan lansia yang merupakan kelompok rawan dipandang dari segi kesehatan karena


                                      1
2


kepekaan dan kerentanan yang tinggi terhadap gangguan kesehatan dan ancaman

kematian (Departemen Kesehatan RI, 2005 ). Lansia merupakan salah satu

kelompok rawan dalam keluarga. Sehingga pemerintah mengupayakan adanya

pembinaan lansia. Pelaksanaan pembinaan lansia di Posbindu perlu dilakukan

dengan manajemen yang baik dengan memperhatikan aspek perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi.


   Pertambahan penduduk secara bermakna akan disertai oleh berbagai masalah

dan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan lansia, baik terhadap individu

maupun bagi keluarga dan masyarakat yang meliputi fisik, biologis, mental

maupun sosial ekonomi. Mengingat lansia merupakan salah satu kelompok rawan

dalam keluarga, pembinaan Lansia sangat memerlukan perhatian khusus sesuai

keberadaannya (Departemen Kesehatan RI,2005).


   Posbindu merupakan suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan terhadap

lansia di tingkat desa dalam masing-masing di wilayah kerja Puskesmas

(Departemen Kesehatan RI,2005). Keterpaduan dalam Posbindu berupa

keterpaduan pada pelayanan yang dilatarbelakangi oleh kriteria lansia yang

memiliki berbagai macam penyakit. Dasar pembentukan Posbindu yaitu untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama lansia. (Departemen Kesehatan

RI ,2005).


   Sasaran posbindu meliputi beberapa kelompok di mana ada sasaran langsung

dan sasaran tidak langsung. Sasaran langsung yaitu pralansia 45-59 tahun, lansia

60-69 tahun, dan lansia resiko tinggi yaitu usia lebih dari 70 tahun. Sedangkan
3


sasaran yang tidak langsung adalah keluarga di mana lansia berada, masyarakat di

lingkungan lansia, organisasi sosial yang bergerak di dalam pembinaan kesehatan

lansia, petugas kesehatan yang melayani kesehatan lansia dan masyarakat luas

(Departemen Kesehatan RI,2006).


    Menurut Anderson (dalam Becker, 1995) bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu faktor predisposisi, faktor

pendukung dan selanjutnya faktor motivasi. Motivasi adalah salah satu dari faktor

yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan lansia khususnya untuk

berkunjung ke Posbindu. Motivasi merupakan kekuatan atau dorongan yang

menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. (Notoatmodjo, 2005,).


    Sedangkan menurut Feldmen (2003, dalam Notoatmodjo,2005) dijelaskan

bahwa motivasi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor instrinsik dan ekstrinsik.

Faktor instrinsik meliputi pengetahuan, harapan, dorongan, dan imbalan. Faktor

ekstrinsik meliputi lingkungan fisik dan non fisik. Pengetahuan merupakan salah

satu faktor instrinsik yang mempengaruhi motivasi. Pengetahuan merupakan hasil

dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan    terhadap suatu

objek tertentu. (Notoatmodjo, 2003,).


    Secara demografi berdasarkan data sensus penduduk tahun 2005, Indonesia

memasuki era penduduk berstruktur tua di mana proporsi lansia mencapai 19,9

juta jiwa atau (8,48%) dan meningkat menjadi 24 juta jiwa atau (9,77%) dari total

penduduk pada tahun 2010 (Biro Pusat Statistik, 2005). Provinsi Jawa Barat

jumlah penduduk dalam kelompok umur prelansia sampai dengan lansia (45 tahun
4


ke atas) yaitu sebanyak 8 juta jiwa (5,02%). Di dalam Kota Cimahi sendiri jumlah

kelompok lansia 45 tahun ke atas sebanyak 105.672 jiwa atau 19.17% (Profil

Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2009).


   Dinas Kesehatan Kota Cimahi membentuk pembinaan Posbindu lansia pada

tahun 2009 dengan 9 Puskesmas. Salah satunya yaitu Puskesmas Cimahi Selatan

dimana jumlah prelansia sampai dengan lansia (45 tahun ke atas) yaitu sebanyak

10.758 jiwa atau 13,42% (Laporan Tahunan Program Posbindu, 2010). Di

Puskesmas Cimahi Selatan sendiri didapatkan data kunjungan ke Posbindu

kelompok prelansia sampai dengan lansia (45 tahun ke atas) yaitu sebanyak 1767

jiwa dari jumlah lansia 10758 jiwa. Sehingga peran serta yang didapatkan yaitu

sebesar 16,42%. Hal ini masih jauh dari target yang diharapkan oleh Puskesmas.

(Laporan Tahunan Program Posbindu, 2010).


   Salah satu kelurahan yang berada di wilayah Puskesmas Cimahi Selatan

dengan jumlah lansia banyak dengan angka kunjungan          yang rendah yaitu

Kelurahan Utama. Dilihat dari laporan kunjungan program Posbindu pada bulan

Maret 2011, dengan jumlah kunjungan lansia di Posbindu dalam satu RW yaitu

RW 03 yaitu sebanyak 53 jiwa dari jumlah lansia 337 jiwa. Didapatkan peran

serta dari lansia yaitu sebanyak 15,7%. (Laporan Tahunan Program Posbindu,

2010). Hal ini membuktikan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan Posbindu

masih sangat jauh dari target yang diharapkan


   Berdasarkan hal tersebut peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian

tentang Hubungan Pengetahuan Lansia Tentang Posbindu Dengan Motivasi
5


Lansia Berkunjung ke Posbindu di RW 03 Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi

Selatan.


1.2 Rumusan Masalah


   Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang Bagaimanakah hubungan pengetahuan lansia tentang Posbindu dengan

motivasi lansia berkunjung ke Posbindu di RW 03 Kelurahan Utama Kecamatan

Cimahi Selatan?


1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum



   Mengetahui hubungan pengetahuan lansia tentang Posbindu dengan motivasi

lansia berkunjung ke Posbindu di RW 03 Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi

Selatan.



1.3.2 Tujuan Khusus


a= Mengidentifikasi pengetahuan lansia mengenai Posbindu

b= Mengidentifikasi motivasi lansia mengenai Posbindu

c. Mengidentifikasi hubungan pengetahuan lansia tentang Posbindu dengan

   motivasi lansia berkunjung ke Posbindu


1.4 Manfaat Penelitian
6


1.4.1 Manfaat Teoritis


a. Manfaat Bagi Ilmu Keperawatan

   Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi profesi

keperawatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien mengenai

hubungan pengetahuan dengan tingkat motivasi lansia terhadap pelayanan

Posbindu.


b. Manfaat Bagi Peneliti

    Adapun manfaat teori bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan

sebagai bahan pengetahuan dan menambah wawasan peneliti tentang hubungan

pengetahuan dengan motivasi lansia terhadap pelayanan Posbindu. Dan

menambah pengalaman dan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan ahli madya keperawatan.



1.4.2 Manfaat Praktek

a. Manfaat Bagi Pendidikan


   Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan data dasar peneliti lain dan sebagai

referensi bagi perpustakaan sebagai bahan bacaan.


b. Manfaat bagi Puskesmas


   Sebagai masukan bagi Puskesmas di dalam pembinaan Lansia melalui

pemberdayaan program Posbindu di RW 03 Kelurahan Utama Cimahi Selatan.

More Related Content

Bab i pendahuluan.

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Pembangunan kesehatan berkembang dengan cepat dan menyentuh seluruh segi kehidupan sehingga perlu disusun tatanan upaya kesehatan. (Departemen Kesehatan RI, 2001). Upaya kesehatan tersebut dilaksanakan dalam bentuk pelayanan dasar Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), peran serta masyarakat dan rujukan kesehatan. Upaya kesehatan melalui Puskesmas merupakan upaya menyeluruh dan terpadu yang meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan. Departemen Kesehatan telah merumuskan tatanan tersebut yang dilaksanakan dalam bentuk Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk masyarakat secara rutin setiap bulannya (Departemen Kesehatan RI,2001). Pembinaan kesehatan dimulai dari kehidupan keluarga, ibu hamil, anak-anak dan lansia yang merupakan kelompok rawan dipandang dari segi kesehatan karena 1
  • 2. 2 kepekaan dan kerentanan yang tinggi terhadap gangguan kesehatan dan ancaman kematian (Departemen Kesehatan RI, 2005 ). Lansia merupakan salah satu kelompok rawan dalam keluarga. Sehingga pemerintah mengupayakan adanya pembinaan lansia. Pelaksanaan pembinaan lansia di Posbindu perlu dilakukan dengan manajemen yang baik dengan memperhatikan aspek perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi. Pertambahan penduduk secara bermakna akan disertai oleh berbagai masalah dan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan lansia, baik terhadap individu maupun bagi keluarga dan masyarakat yang meliputi fisik, biologis, mental maupun sosial ekonomi. Mengingat lansia merupakan salah satu kelompok rawan dalam keluarga, pembinaan Lansia sangat memerlukan perhatian khusus sesuai keberadaannya (Departemen Kesehatan RI,2005). Posbindu merupakan suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan terhadap lansia di tingkat desa dalam masing-masing di wilayah kerja Puskesmas (Departemen Kesehatan RI,2005). Keterpaduan dalam Posbindu berupa keterpaduan pada pelayanan yang dilatarbelakangi oleh kriteria lansia yang memiliki berbagai macam penyakit. Dasar pembentukan Posbindu yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama lansia. (Departemen Kesehatan RI ,2005). Sasaran posbindu meliputi beberapa kelompok di mana ada sasaran langsung dan sasaran tidak langsung. Sasaran langsung yaitu pralansia 45-59 tahun, lansia 60-69 tahun, dan lansia resiko tinggi yaitu usia lebih dari 70 tahun. Sedangkan
  • 3. 3 sasaran yang tidak langsung adalah keluarga di mana lansia berada, masyarakat di lingkungan lansia, organisasi sosial yang bergerak di dalam pembinaan kesehatan lansia, petugas kesehatan yang melayani kesehatan lansia dan masyarakat luas (Departemen Kesehatan RI,2006). Menurut Anderson (dalam Becker, 1995) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung dan selanjutnya faktor motivasi. Motivasi adalah salah satu dari faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan lansia khususnya untuk berkunjung ke Posbindu. Motivasi merupakan kekuatan atau dorongan yang menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. (Notoatmodjo, 2005,). Sedangkan menurut Feldmen (2003, dalam Notoatmodjo,2005) dijelaskan bahwa motivasi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor instrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik meliputi pengetahuan, harapan, dorongan, dan imbalan. Faktor ekstrinsik meliputi lingkungan fisik dan non fisik. Pengetahuan merupakan salah satu faktor instrinsik yang mempengaruhi motivasi. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. (Notoatmodjo, 2003,). Secara demografi berdasarkan data sensus penduduk tahun 2005, Indonesia memasuki era penduduk berstruktur tua di mana proporsi lansia mencapai 19,9 juta jiwa atau (8,48%) dan meningkat menjadi 24 juta jiwa atau (9,77%) dari total penduduk pada tahun 2010 (Biro Pusat Statistik, 2005). Provinsi Jawa Barat jumlah penduduk dalam kelompok umur prelansia sampai dengan lansia (45 tahun
  • 4. 4 ke atas) yaitu sebanyak 8 juta jiwa (5,02%). Di dalam Kota Cimahi sendiri jumlah kelompok lansia 45 tahun ke atas sebanyak 105.672 jiwa atau 19.17% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2009). Dinas Kesehatan Kota Cimahi membentuk pembinaan Posbindu lansia pada tahun 2009 dengan 9 Puskesmas. Salah satunya yaitu Puskesmas Cimahi Selatan dimana jumlah prelansia sampai dengan lansia (45 tahun ke atas) yaitu sebanyak 10.758 jiwa atau 13,42% (Laporan Tahunan Program Posbindu, 2010). Di Puskesmas Cimahi Selatan sendiri didapatkan data kunjungan ke Posbindu kelompok prelansia sampai dengan lansia (45 tahun ke atas) yaitu sebanyak 1767 jiwa dari jumlah lansia 10758 jiwa. Sehingga peran serta yang didapatkan yaitu sebesar 16,42%. Hal ini masih jauh dari target yang diharapkan oleh Puskesmas. (Laporan Tahunan Program Posbindu, 2010). Salah satu kelurahan yang berada di wilayah Puskesmas Cimahi Selatan dengan jumlah lansia banyak dengan angka kunjungan yang rendah yaitu Kelurahan Utama. Dilihat dari laporan kunjungan program Posbindu pada bulan Maret 2011, dengan jumlah kunjungan lansia di Posbindu dalam satu RW yaitu RW 03 yaitu sebanyak 53 jiwa dari jumlah lansia 337 jiwa. Didapatkan peran serta dari lansia yaitu sebanyak 15,7%. (Laporan Tahunan Program Posbindu, 2010). Hal ini membuktikan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan Posbindu masih sangat jauh dari target yang diharapkan Berdasarkan hal tersebut peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Lansia Tentang Posbindu Dengan Motivasi
  • 5. 5 Lansia Berkunjung ke Posbindu di RW 03 Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Bagaimanakah hubungan pengetahuan lansia tentang Posbindu dengan motivasi lansia berkunjung ke Posbindu di RW 03 Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan pengetahuan lansia tentang Posbindu dengan motivasi lansia berkunjung ke Posbindu di RW 03 Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan. 1.3.2 Tujuan Khusus a= Mengidentifikasi pengetahuan lansia mengenai Posbindu b= Mengidentifikasi motivasi lansia mengenai Posbindu c. Mengidentifikasi hubungan pengetahuan lansia tentang Posbindu dengan motivasi lansia berkunjung ke Posbindu 1.4 Manfaat Penelitian
  • 6. 6 1.4.1 Manfaat Teoritis a. Manfaat Bagi Ilmu Keperawatan Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi profesi keperawatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien mengenai hubungan pengetahuan dengan tingkat motivasi lansia terhadap pelayanan Posbindu. b. Manfaat Bagi Peneliti Adapun manfaat teori bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan dan menambah wawasan peneliti tentang hubungan pengetahuan dengan motivasi lansia terhadap pelayanan Posbindu. Dan menambah pengalaman dan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan ahli madya keperawatan. 1.4.2 Manfaat Praktek a. Manfaat Bagi Pendidikan Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan data dasar peneliti lain dan sebagai referensi bagi perpustakaan sebagai bahan bacaan. b. Manfaat bagi Puskesmas Sebagai masukan bagi Puskesmas di dalam pembinaan Lansia melalui pemberdayaan program Posbindu di RW 03 Kelurahan Utama Cimahi Selatan.