Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan pustaka mengenai malaria dan pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA). Pada bagian malaria dijelaskan pengertian, klasifikasi plasmodium yang menyebabkan malaria, morfologi parasit malaria, siklus hidupnya, dan manifestasi klinis malaria. Sedangkan pada bagian BTA dijelaskan dua jenis BTA yang menyebabkan penyakit pada manusia yaitu Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan TBC, dan
1 of 20
Download to read offline
More Related Content
Bab ii
1. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Malaria
2.1.1 Pengertian
Malaria merupakan infeksi yang penting dengan tanda-tanda khas
yaitu demam, anemia, splenomegali dan sering dengan komplikasi yang
serius atau fatal. Penyakit malaria disebabkan oleh protozoa dari genus
Plasmodium yang termasuk kelas plasmodium yang termasuk kelas
Sporozoa. Ada 4 spesies yang utama dari jenis plasmodium yang
menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu : Plasmodium vivax,
Plasmodium malariae, Plasmodium falciparum dan Plasmodium ovale.
Yang paling penting dari spesies ini adalah Plasmodium falciparum
karena akibatnya bias fatal dan spesies ini juga yang paling banyak
menyebabkan kematian.
2.2.2 Klasifikasi Plasmodium
Menurut WHO (1975 ), ada 4 jenis spesies yang umum ditemukan
pada manusia yaitu sebagai berikut :
1. Plasmodium vivax (tersiana)
2. Plasmodium malariae (kuartana)
3. Plasmodium falciparum (tropika)
4. Plasmodium ovale (ovale)
2. Semua jenis malaria ditularkan oleh nyamuk dari genus
Anopheles, dan adalah penyakit yang ganas diiringi dengan demam
yang tinggi dan anemia, ( Yamaguchi, 1981).
2.3.3 Morfologi
Parasit malaria mempunyai predileksi untuk sel darah merah
tertentu. Plasmodium vivax dan plasmodium Ovale mempunyai afinitas
terhadap retikolosit, Plasmodium falcifarum tampak tidak pandang
umur sel dan Plasmodium malariae mengutamakan sel sel tua.
Plasmodium vivax, eritrosit yang dihinggapi membesar dan
menjadi pucat, karena kekurangan hemoglobin. Tropozoit muda tampak
sebagai cincin dengan inti pada salah satu sisi, sehingga merupakan
cincin stempel. Setelah 36 jam ia mengisi lebih dari setengah sel darah
merah yang membesar itu; intinya membelah dan menjadi skizon.
Pigmen berkumpul di pinggir yang disebut merozoit. Gametosit
berbentuk lonjong, hampir mengisi seluruh eritrosit. Mikrogametosit
mempunyai inti besar yang berwarna merah muda pucat dan sitoplasma
yang berwarna biru pucat. Makrogametosit mempunyai sitoplasma yang
berwarna lebih biru dengan inti yang padat berwarna merah dan letaknya
biasanya di bagian pinggir parasit. Cara pewarnaan, butir-butir halus,
bulat, uniform, berwarna merah muda atau kemerah-merahan (titik
schuffner) sering tampak di dalam sel darah merah yang menginfeksi
oleh Plasmodium vivax (Pribadi, 1994).
3. Gambar 2.1 Plasmodium vivax
Plasmodium falcifarum, hanya ditemukan bentuk-bentuk cincin
dan gametosit dalam darah tepi, kecuali pada infeksi berat. Adanya
bentuk-bentuk cincin halus yang khas,bentuk skizon lonjong atau bulat
jarang sekali di dalam darah tepi. Setelah mencapai perkembangan akhir
parasit menjadi bentuk pisang yang khas, yang disebut dengan sabit. Di
dalam sel darah merah yang dihinggapi Plasmodium falciparum sering
tampak presipitat sitoplasma yang disebut titik Maurer (Pribadi, 1994).
4. Gambar 2.2 Plasmodium falciparum
Plasmodium malariae menyebabkan malaria quartana. Stadium
luar eritrosit ada pada manusia. Eritrosit yang dihinggapai parasit tidak
membesar. Trofozoit tidak aktif dan sering membentuk pita yang
melintang pada eritrosit. Pigmen kasar, berwarna tengguil hitam. Dalam
skizon yang matang pigmen terletank di tengah-tengah, dikelilingi 8-12
merozoit yang disebut bentuk bunga swruni. Gametosit berbntuk bulat,
makrogametosit sama besarnya dengan mikrogametosit (Pribadi, 1994).
5. Morfologi Plasmodium malariae dapat dilihat pada gambar di
bawah iani:
Gambar 2.3 Plasmodium malariae
Eritrosit yang dihinggapai Plasmodium ovale menjadi lonjong.
Bintik james tambah nyata. Trofozoit tidak aktif. Ookista dengan 15-30
butir pigmen. Masa tunas intrinsic berlangsung 10-14 hari. Demam
timbul tiap hari ketiga malam penyakit malaria ovale ini biasanya
ringan, sering sembuh tanpa pengobatan (Pribadi, 1994).
6. Morfologi dari plasmodium ovale dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 2.4 Plasmodium ovale
2.4.4 Distribusi Geografik
Malaria ditemukan 64属 Lintang Utara ( Archangel di Rusia)
sampai 32属 lintang selatan (Cordoba di Argentina), dari daerah rendah
400 m di bawah permukaan laut (Laut mati) sampai 2600 m di atas
permukaan laut (Londiani di Kenya) atau 2800 m (Cochabamba di
Bolivia). Antara batas batas garis lintang dan bujur terdapat daerah
daerah yang bebas malaria. Di Indonesia penyakit malaria ditemukan
tersebar di seluruh kepulauan, terutama di kawasan timur Indonesia
(Sandjaja, 2007).
7. 2.5.5 Siklus Hidup
Malaria menular kepada manusia melalui gigitan nyamuk
Anopheles sp. Siklus hidupya, Plasmodium sp., bereproduksi secara
seksual (sporogoni) dan aseksual (shcizogoni) di dalam host yang
berbeda. Host dimana terjadi reproduksi seksual, disebut host definitive
sedangkan reproduksi aseksual terjadi pada host intermediate.
Reproduksi seksual hasilnya disebut sporozoite sedangkan hasil
reproduksi aseksual hasilnya disebut merozoite. Pada penyakit malaria
manusia sebagai host intermediate sedangkan nyamuk sebagai host
definitifnya. Reproduksi seksual dimulai ketika nyamuk Anopheles
menghisap darah penderita malaria, dimana gametocyte akan terhisap ke
dalam lambung nyamuk. Gametocyte jantan (makrogamet) di dalam
lambung nyamuk akan membuahi gametocyte betina (mikrogamet),
sehingga terjadilah zigot.
Pada waktu 24 jam zigot tumbuh menjadi ookinet. Ookinet akan
menembus dinding lambung nyamuk dan tumbuh menjadi oocyst,
kemudian berkumpul di bagian luar dan dinding lambung. Oocyst ini
akan tumbuh banyak sporozoite. Oocyst yang matang akan pecah dan
sporozoitenya akan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk dan sebagian
akan berkumpul di kelenjar ludah nyamuk. Sporozoite ini akan masuk ke
aliran darah manusia bila nyamuk tadi menghisap darah manusia.
Reproduksi aseksual dimulai ketika sporozoite keluar dari aliran darah
dan masuk ke sel parencym hepar untuk memulai schizogoni
8. exoerythrocytic (schizogoni di luar eritrosit) yang pada tahap selanjutnya
akan diikuti schizogoni erythrocyte (schizogoni di dalam eritrosit)
(Entjang, 2003).
Gambar 2.5 Siklus Hidup Malaria
2.6.6 Manifestasi Klinis
1. Masa inkubasi
Masa inkubasi bervariasi pada masing masing plasmodium.
Pada Plasmodium vivax sub spesies Plasmodium vivax
multinucleatum sering dijumpai di Cina Tengah mempunyai masa
lebih pendek dari infeksi sporozoit. Penularan melalui suntikan sub-
kutan memberikan intra-muskuler; dan suntikan intra- vena masa
inkubasi paling pendek. Pada strain dari daerah dingin inkubasi lebih
9. panjang. Inkubasi terpendek pernah dilaporkan di Afrika, yaitu 3
hari.
2. Keluhan keluhan prodromal
Keluhan prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya demam
berupa: kelesuan, malaise, sakit kepala, sakit belakang, nyeri pada
tulang / otot, anoreksia, perut tak enak, diare ringan dan kadang-
kadang merasa dingin di punggung. Keluhan prodromal sering
terjadi pada Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale, sedang pada
Plasmodium falciparum dan Plasmodium malariae keluhan
prodromal tidak jelas bahkan gejala dapat mendadak.
3. Gejala gejala umum
Gejala klasik yaitu terjadinya Trians Malaria (Malaria
paroxysm) secara berurutan antara lain :
a. Periode dingin
Mulai menggigil, kulit dingin dan kering, penderita sering
membungkus diri dengan selimut atau sarung dan saat
menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi- gigi saling
terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan.
Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan
meningkatnya temperature.
b. Periode panas
Muka penderita merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan
panas badan tetap tinggi dapat sampai 40属C atau lebih,
10. penderita membuka blaketnya, respirasi meningkat, nyeri
kepala, nyeri retro orbital, muntah muntah, dapat terjadi syok
(tekanan darah turun), kesadaran delirium sampai terjadi kejang
(anak). Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2
jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
c. Periode berkeringat
Periode berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh,
sampai basah, temperature turun, penderita merasa cape dan
sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan
dapat melakukan pekerjaan yang biasa (Widoyono,2005).
2.7.7 Patogenesis
Perubahan patologik pertama ialah vascular, yaitu penghancuran
eritrosit dan penyumbatan kapiler di alat alat dalam dan kedua,
kelainan yang di sebabkan oleh anoksemia jaringan hati dan alat alat
lain (Pribadi,1994).
2.8.8 Epidemiologi
Malaria merupakan penyakit yang terutama ditemukan di
pedesaan dan penularannya tergantung dari nyamuk Anopeles betina.
Kerentanan vektor terhadap infeksi parasit sangat bervariasi dan
dipengaruhi oleh perbedaan dari strain parasitnya. Bahkan di daerah
dimana vektornya ada, jumlah ratarata gigitan/orang/hari harus tetap
atau infeksi akan perlahan lahan lenyap, Batas kritis ini, di daerah
tertentu dapat dipengaruhi oleh sejumlah hal, termasuk kebiasaanya
11. untuk mengisap darah manusia dan lamanya infeksi. Suatu daerah yang
telah bebas dari infeksi, daya tahan tubuh masyarakat juga akan
menurun, hal ini dapat menimbulkan ledakan endemic apabila infeksi
terjadi lagi (Garcia,1996).
2.9.9 Interpretasi hasil malaria menurut WHO :
- : Tidak ditemukan parasit pada lapangan pandang
+ : 1-10 parasit per 100 lapangan pandang
++ : > 11 parasit per 100 lapangan pandang
+++ : 1-10 parasit per 1 lapangan pandang
++++ : > 11 parasit per 1 lapangan pandang
2.2 Pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam)
Menurut Sutedjo (2006), BTA adalah Bakteri Tahan Asam. Arti dari
tahan asam adalah bahwa bakteri yang masuk dalam golongan tersebut tahan
terhadap pelunturan dengan alkohol asam selama proses pewarnaan. Tujuan
pemeriksaan BTA yaitu untuk mengidentifikasi adanya mikroorganisme
tahan asam. Secara umum terdapat dua spesies BTA yang menyebabkan
penyakit pada manusia, yaitu Mycobacterium tuberculosis dan
Mycobacterium leprae.
a. Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium tuberculosis adalah BTA yang
menyebabkan penyakit Tuberculosis (TBC). Tuberculosis adalah
penyakit menular pada manusia, yang bersifat kronis dan lama
penderitaannya. Mycobacterium tuberculosis pada manusia dapat
12. merusak jaringan tubuh, tetapi yang paling umum terinfeksi adalah
paru-paru. Cara penularannya melalui percilan batuk, bersin, atau
ludah penderita yang terlempar keluar atau ke udara.
Klasifikasi Mycobacterium tuberculosis adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantea
Phylum : Thallophyta
Sub Phylum : Fungi
Class : Schyzomycetes
Ordo : Actinomycetales
Family :Mycobacteriaecae
Genus :Mycobacterium
Spesies :Mycobacterium tuberculosis
Pada jaringan tubuh bakteri ini berbentuk batang halus
berukuran 3 x 0,5 um (sekitar 0,4 x 3 袖m), dapat juga terlihat seperti
berbiji-biji, tidak berspora dan tidak memiliki falgella. Pada
pewarnaan cara Ziehl-Neelsen atau Tan Thiam Hok bakteri
berwarna merah dengan latar belakang berwarna biru. Daya tahan
bakteri lebih besar apabila dibandingkan dengan kuman lainnya
karena sifat hidrofobik permukaan sel. Pada sputum kering yang
melekat pada debu Mycobacterium tuberculosisdapat tahan hidup 8-
10 hari. Pengaruh pemanasan daya tahannya sama dengan bakteri
lainnya, jadi dengan pasteurisasi bakteri ini sudah dapat dibunuh.
13. Gejala umum dari penyakit Tuberculosis adalah rasa letih,
lesu, demam, dan berat badan menurun. Gejala pada tuberculosis
paru adalah batuk-batuk yang disertai darah, sakit dada, anemia,
keringat malam hari. (Depkes RI, 1989).
Interpretasi hasil pemeriksaan Tuberculosis menurut WHO
dan IUATLD (International Union Againts Tuberculosis and Lung
Disease) adalah sebagai berikut:
() : Tidak ditemukan BTA minimal 100 lapangan pandang.
(+n) : 1 9 BTA dalam 100 lapangan pandang (ditulis jumlah
BTA yang ditemukan, misalnya +1, +2, +9).
(1+) : 10 99 BTA dalam 100 lapangan pandang.
(2+) : 1 10 BTA dalam 100 lapangan pandang, diperiksa
minimal 50 lapangan pandang.
(3+) : lebih dari 10 BTA dalam 1 lapangan pandang.
2.3 Infeksi Menular Seksual
2.3.1 Defenisi Infeksi Menular Seksual
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang
penularannya terutama melalui hubungan seksual yang mencakup
infeksi yang disertai gejala-gejala klinis maupun asimptomatis (Daili,
2009). Penyebab infeksi menular seksual ini sangat beragam dan setiap
penyebab tersebut akan menimbulkan gejala klinis atau penyakit
spesifik yang beragam pula. Penyebab IMS dapat dikelompokkan atas
beberapa jenis ,yaitu: (WHO,2007)
14. - bakteri ( diantaranya N.gonorrhoeae, C.trachomatis, T.pallidum)
- virus (diantaranya HSV,HPV,HIV, Herpes B virus, Molluscum
contagiosum virus),
- protozoa (diantaranya Trichomonas vaginalis)
- jamur (diantaranya Candida albicans)
- ektoparasit (diantaranya Sarcoptes scabiei)
2.4.2 Penularan Infeksi Menular Seksual
Cara penularan IMS adalah dengan cara kontak langsung yaitu
kontak dengan eksudat infeksius dari lesi kulit atau selaput lendir pada saat
melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang telah tertular. Lesi bisa
terlihat jelas ataupun tidak terlihat dengan jelas. Pemajanan hampir
seluruhnya terjadi karena hubungan seksual (vaginal, oral, anal). Penularan
IMS juga dapat terjadi dengan media lain seperti darah melalui berbagai
cara, yaitu:
- Transfusi darah dengan darah yang sudah terinfeksi HIV
- Saling bertukar jarum suntik pada pemakaian narkoba
- Tertusuk jarum suntik yang tidak steril secara sengaja/tidak sengaja
- Menindik telinga atau tato dengan jarum yang tidak steril,
- Penggunaan alat pisau cukur secara bersama-sama (khususnya jika
terluka dan menyisakan darah pada alat).
2.3.3 Hal-hal Yang Tidak Dapat Menularkan Infeksi menular Seksual (IMS)
15. Penularan IMS dengan cara yang tidak aman adalah tanpa menggunakan
kondom, tetapi Menurut Sofianty (2009) IMS tidak dapat menular
melalui :
- Duduk disamping orang yang terkena IMS
- Menggunakan WC Umum
- Menggunakan kolam renang umum
- memegang gagang pintu
- Salaman
- Bersin-bersin
- Keringat
2.3.4 Jenis jenis Infeksi Menular Seksual (IMS)
1. Gonore (kencing nanah)
Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual. Sebutan lain
penyakit ini adalah kencing nanah. Penyakit ini menyerang organ
reproduksi dan menyerang selaput lendir, mucus, mata, anus dan
beberapa organ tubuh lainnya. Bakteri yang membawa penyakit ini
adalah Neisseria Gonorrhoeae. Gejala akibat penyakit ini pada wanita
antara lain :
- Keputihan kental berwarna kekuningan
- Rasa nyeri di rongga panggul
- Dapat juga tanpa gejala
Sedangkan gejala pada laki laki antara lain:
- Rasa nyeri pada saat kencing
16. - Keluarnya nanah kental kuningkehijauan
- Ujung penis agak merah dan bengkak
2. Sifilis
Penyakit ini disebut raja singa dan ditularkan melalui hubungan
seksual atau penggunan barang-barang dari seseorang yang tertular
(misalnya : baju, handuk dan jarum suntik). Penyebab timbulnya
penyakit ini adanya kuman Treponema pallidum, kuman ini
menyerang organ penting tubuh lainya seperti selaput lender , anus,
bibir, lidah dan mulut. Penularan biasanya melalui kontak seksual,
tetapi ada beberapa contoh lain seperti kontak langsung dan
kongenital sifilis (penularan melalui ibu ke anak dalam uterus).
Dengan gejala klinis : Luka atau koreng, jumlah biasanya satu,
bulat atau lonjong, dasar bersih, dengan perabaan kenyal sampai
keras, tidak ada rasa nyeri pada penekanan
3. Chlamydia Trachomatis
Chlamydia trachomatis adalah salah satu dari tiga spesies bakteri
dalam genus Chlamydia, famili chlamydiaceae, kelas Chlamydiae,
filum Chlamydiae, domain Bacteria. Chlamydia trachomatis adalah
agen chlmydial pertama yang ditemukan dalam tubuh manusia.
Bakteri ini pertama kali diidentifikasi tahun 1907. Infeksi
chlamydia trachomatis sering tidak menimbulkan gejala dan sangat
beresiko bila terjadi pada ibu-ibu karena dapat menyebabkan
kehamilan ektopik, infertilitas dan abortus. Dengan gejala klinis :
17. - Pada pria duh (sekret/cairan) tubuh uretra dapat disertai
eritema meatus
- Pada wanita duh tubuh serviks seropurulen, serviks mudah
berdarah.
4. Herpes Genitali
Saat ini dikenal dua macam herpes yakni herpes zoster dan herpes
simpleks. Kedua herpes ini berasal dari virus yang berbeda. Herpes
zoster disebabkan oleh virus Varicella zoster, sedangkan herpes
simpleks disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV). Gejala
klinis yang disebabkan oleh : Virus Herpes Simplex sebagai
berikut :
- Herpes genital pertama : diawali dengan bintil lentingan dan
luka/erosi berkelompok, di atas dasar kemerahan, sangat nyeri,
pembesaran kelenjar lipat paha dan disertai gejala sisitemik
- Herpes genital kambuhan : timbul bila ada faktor pencetus
yaitu : daya tahan tubuh menurun, stres pikiran, senggama
berlebihan, kelelahan.
5. Kondiloma akuminata(Kutil Genitalis)
Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata) merupakan kutil di dalam
atau di sekeliling vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Kutil genitalis sering ditemukan dan
menyebabkan kecemasan karena tidak enak dilihat, bisa terinfeksi
bakteri, bisa merupakan petunjuk adanya gangguan sistem
18. kekebalan. Pada wanita, virus papiloma tipe 16 dan 18, yang
menyerang leher rahim tetapi tidak menyebabkan kutil pada alat
kelamin luar dan bisa menyebabkan kanker leher rahim. Virus tipe
ini dan virus papiloma lainnya bisa menyebabkan tumor intra-
epitel pada leher rahim (ditunjukkan dengan hasil pap smear yang
abnormal) atau kanker pada vagina, vulva, dubur, penis, mulut,
tenggorokan atau kerongkongan.
6. HIV-AIDS
HIV singkatan dari Human Immuno Deficiency Virus, yaitu sejenis
virus yang menyebabkan AIDS. HIV ini menyerang sel darah putih
dalam tubuh sehingga jumlah sel darah putih semakin berkurang
dan menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi lemas. AIDS
adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome
yang merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus
HIV dalam tubuh makhluk hidup. Sindrom AIDS timbul akibat
melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh karena sel
CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.
7. Ulkus mole
Disebabkan oleh : Haemophillus Ducreyi, dengan gejala klinis
seperti koreng jumlahnya banyak, bentuk tidak teratur, dasar kotor,
tepi bergaung, sekitar koreng merah dan edema, sangat nyeri.
2.3.4 Cara Mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS)
Menurut Depkes RI (2006) langkah terbaik untuk mencegah IMS adalah
19. menghindari kontak langsung, yaitu dengan cara sebagai berikut :
- Menunda kegiatan seks bagi remaja (abstinensi)
- Menghindari berganti-ganti pasangan seksual
- Memakai kondom dengan benar dan konsisten
2.3.5 Tanda dan gejala Infeksi Menular Seksual (IMS) Menurut Kusuma
(2009), tanda dan gejala IMS pada laki-laki dan perempuan berbeda.
Karena bentuk dan letak alat kelamin laki-laki berada di luar tubuh,
gejala IMS lebih mudah dikenali, dilihat dan dirasakan. Tanda-tanda
IMS pada laki-laki antara lain:
a. Berupa bintil-bintil berisi cairan.
b. Lecet atau borok pada penis/alat kelamin.
c. Luka tidak sakit.
d. Keras dan berwarna merah pada alat kelamin.
e. Adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam.
f. Rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin.
g. Rasa sakit yang hebat pada saat kencing.
h. Kencing nanah atau darah yang berbau busuk.
i. Bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian
berubah menjadi borok. Pada perempuan sebagian besar tanpa
gejala sehingga sering kali tidak disadari. Jika ada gejala, biasanya
berupa antara lain:
- Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan
seksual.
20. - Rasa nyeri pada perut bagian bawah.
- Pengeluaran lendir pada vagina/alat kelamin.
- Keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa
gatal dan
- kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya.
- Keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal.
- Timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual.
- Bintil-Bintil berisi cairan.
- Lecet atau borok pada alat kelamin.