Dokumen tersebut membahas tentang reproduksi pada tumbuhan dan hewan. Pada bagian reproduksi tumbuhan, dibahas tentang reproduksi secara vegetatif alami dan buatan pada tumbuhan seperti tunas, umbi, stek, cangkok dan lainnya. Sedangkan untuk reproduksi generatif, dibahas tentang penyerbukan yang dibantu angin, air, serangga, burung dan lainnya. Pada bagian reproduksi hewan, singkatnya dibahas tentang perkembangbi
4. Reproduksi secara Vegetatif Alami
SPORA
Reproduksi dengan spora biasanya terjadi
pada lumut dan tumbuhan paku. Spora
tumbuhan lumut dibentuk oleh geneasi
sporofitnya, yaitu di dalam sporangium
(kotak spora). Spora tumbuhan paku
dihasilkan oleh daun fertile (sporofil) pada
permukaan bawah daun fertile(sporofil)
pada permukaan bawah daun atau di tepi-
tepi daun.
5. Reproduksi secara Vegetatif Alami
Fragmentasi
Fragmentasi adalah perkembangbiakan
dengan cara memisahkan diri dari koloni
induknya dan tumbuhan menjadi individu
baru. Pada umumnya, fragmentasi terjadi
pada ganggang hijau yang berbentuk
filament, misalnya Hydrodictin sp.
6. Reproduksi secara Vegetatif Alami
TUNAS
Biasanya tunas muncul pada tumbuhan yang
telah dewasa (tua). Tunas ini dapat muncul
dari akar,batang,atau daun.
Pembentukan tunas batang misalnya terjadi
pada tumbuhan bamboo, tebu, dan pisang.
Tunas akar misalnya pada tumbuhan
cemara, sukun, kesemek. Tunas daun pada
tumbuhan cocor bebek. Tunas-tunas yang
muncul selain pada batang dinamakan tunas
adventif (liar).
7. Reproduksi secara Vegetatif Alami
UMBI LAPIS
Umbi lapis adalah batang yang tumbuh dibawah
tanah. Bentuk umbi lapis menggelembung ,berair
dan memiliki sisik-sisik daun yang berfungsi sebagai
cadangan makanan.
Umbi lapis memilliki tunas samping (anak umbi
lapis) yang tumbuh di antara daun.Tunas samping
akan tumbuh menjadi individu baru dan
memisahkan diri dari induknya. Tumbuhan yang
membentuk umbi lapis antara lain bawang
merah Daffodil.
8. Reproduksi secara Vegetatif Alami
UMBI BATANG
Umbi batang adalah batang yang
menggelembung di bawah tanah. Umbi
batang berisi cadangan makanan. Pada
umbi batang terdapat mata tunas-mata
tunas yang kelak tumbuh menjadi
tumbuhan baru. Umbi batang terdapat
antara lain pada kentang.
9. Reproduksi secara Vegetatif Alami
RIZOM
Rizom adalah batang yang tebal dan
tumbuh di bawah tanah. Pada rizom
terdapat tunas, sisik-sisik daun, dan
antarruas. Jika rizom terpisah dari
induknya maka akan tumbuh menjadi
individu baru. Rizom terdapat pada
tumbuhan Zingiberaceae, bamboo, dahlia,
dan beberapa jenis rumput.
10. Reproduksi secara Vegetatif Alami
Stolon (Geragih)
Stolon sering kita lihat pada rumout-rumputan liar.
Stolon merupakan batang yang menjalar di
permukaan atau di bawah tanah. Panjang stolon ini
bisa bermeter-meter. Di sepanjang stolon tumbuh
tunas-tunas liar yang kelak akan tumbuh menjadi
indifidu baru.
Stolon yang menjulur di atas tanah misalnya
pegagan (Centella asiatic) dan stroberi (Fragraria
fesca), sedangkan yang menjalar di bawah tanah
misalnya rumput teki (Cypcrus rotundus).
11. Reproduksi Vegetatif secara Buatan
STEK
Stek adalah cara perkembangbiakan
dengan menggunakan potongan-
potongan batang atau cabang,
terutama pada daerah yang berbuku-
buku, misalnya tanaman Hibiscus
tiliaceus(waru) dan Saccharum
officinarum (tebu).
12. Reproduksi Vegetatif secara Buatan
CANGKOK
Cangkok adalah cara perkembangbiakan
dengan membuang sebagian kulit dan
kambium secara melingkar pada cabang
batang, lalu ditutup dengan tanah yang
kemudian dibungkus dengan pembalut
(sabut atau pelastik). Setelah akar tumbuh
, batang dipotong kemudian ditanam.
Cangkok hanya dapat dilakukan pada
tumbuhan yang tergolong dikotil,
terutama buah-buahan.
13. Reproduksi Vegetatif secara Buatan
MENGENTEN
Mengenten adalah menyambung dua jenis
tumbuhan yang -berbeda. Mula-mula biji
tumbuhan disemaikan. Setelah tumbuh
sebesar yang diinginkan, lalu dipotong dan
disambung dengan potongan
cabang/ranting jenis tumbuhan lain yang
kualitasnya lebih baik dan diameter
batangnya kurang lebih sama, lalu dibalut
dan diikat dengan kuat.
14. Reproduksi Vegetatif secara Buatan
OKULASI
Okulasi pada dasarnya sama dengan
mengenten, tetapi tumbuhan yang ditaruh
di atas hanya diambil mata tunasnya saja.
Kedua macam tumbuhan yang diokulasi
biasanya mempunyai kelebihan-kelebihan
tersendiri, misalnya tumbuhan jeruk yang
perakarannya kuat,
15. Reproduksi Vegetatif secara Buatan
MERUNDUK
Merunduk adalah menundukkan
cabang/batang tumbuhan hingga
masuk ke dalam tanah. Pada bagian
yang ditimbun tanah tersebut
kemudian akan muncul akar. Setelah
perakaran kuat, lalu batang dipotong
dan dipisahkan dengan induknya.
18. Reproduksi Generatif pada Tumbuhan
Perkembangan khusus untuk tumbuhan Spermatophyta
melalui dua peristiwa penting, yaitu penyerbukan dan
pembuahan. Penyerbukan adalah sampainya serbuk sari
di kepala putik untuk tumbuhan Gymnospermae.
Berdasarkan asal serbuk sari, penyerbukan dapat
dibedakan menjadi beberapa macam, perhatikan tabel
berikut ini!
Agar serbuk sari sampai ke kepala putik maka dalam
penyerbukan ada hal-hal yang menjadi perantaranya,
antara lain angin, air, hewan, dan manusia.
19. Reproduksi Generatif pada Tumbuhan
Jenis penyerbukan Asal serbuk sari
Autogami (penyerbukan sendiri)Dari satu bunga yang sama
Geitonogami (penyerbukan
tetangga)
Dari bunga lain dalam satu pohon
Alogami (penyerbukan silang) Dari bunga pohon lain yang masih satu
spesies
Bastar Dari bunga lain yang berasal dari varietas
lain
20. Reproduksi Generatif pada Tumbuhan
Angin (Anemogami)
Anemogami adalah sampainya serbuk sari ke kepala putik dengan
bantuan angina. Ciri-ciri bunga yang penyerbukannya secara
anemogami adalah sebagai berikut:
bunga tidak berwarna cerah, biasanya hijau, dan tidak terdapat
kelopak bunga
bunga tidak berbau
tidak memiliki kelenjar madu
benang sari bertangkai panjang dan berjumbai di luar bunga
putik melekat di tengah
serbuk sari sangat banyak, kecil seperti bubuk, kering, ringan, dan
permukaannya halus
struktur bunga sederhana
putik berbentuk spiral atau pensil sehingga membentuk permukaan
yang lebih besar untuk memudahkan menangkap serbuk sari.
Anemogami dapat terjadi pada rumput-rumputan.
21. Reproduksi Generatif pada Tumbuhan
Air (Hidrogami)
Hidrogami artinya
sampainya serbuk sari ke kepala putik
dengan bantuan air. Hidrogami lazim
terjadi pada tumbuhan air,
misalnya Hydrilla, eceng gondok, dan
teratai.
22. Reproduksi Generatif pada Tumbuhan
Entomogami
Entomogami adalah penyerbukan dengan
perantara serangga. Entomogami biasanya
terjadi pada tumbuhan yang menghasilkan
madu dan serbuk sari. Contoh hewannya,
antara lain kupu-kupu, lalat, kumbang, dan
lebah.
Saat mengisap madu, tubuh serangga
tertempel serbuk sari, dan jika serangga
beralih ke bunga lain atau menyentuh
kepala kepala putik tersebut sehingga
terjadilah penyerbukan.
23. Reproduksi Generatif pada Tumbuhan
Ciri-ciri bunga yang diserbuki oleh serangga
adalah sebagai berikut:
mahkota dan benang sari berwarna cerah
memiliki kelenjar madu
benang sari di dalam bunga
anthera (kepala sari) bersatu di bagian dasar
atau belakangnya
serbuk sari hanya sedikit, besar seperti tepung,
berat, lengket, dan kadang-kadang
permukaannya berukir
putik lengket dan kecil
struktur bunga termodifikasi untuk tempat
mendarat dan makan bagi serangga
bunga berbau harum
24. Reproduksi Generatif pada Tumbuhan
Ornitogami
Ornitogami adalah penyerbukan dengan
bantuan burung. Bunga yang dipolinasi
oleh burung biasanya mengandung madu
dan air, serta berwarna merah atau
mengandung unsure warna merah karena
burung peka terhadap warna ini. Selain itu,
bentuk bunga yang diserbuki burung
biasanya khusus. Contohnya, bunga yang
diserbuki oleh burung kolibri memiliki
tabung nectar yang panjang dan sempit.
Burung kolibri menjilat madu dengan
lidahnya yang tipis dan panjang
25. Reproduksi Generatif pada Tumbuhan
Kripterogami
Kripterogami adalah
penyerbukan dengan bantuan
kelelawar. Bunga yang dipolinasi
oleh kelelawar biasanya mekar di
malam hari, berukuran besar,
berwarna cerah, dan letaknya
tidaknya tersembunyi.
26. Reproduksi Generatif pada Tumbuhan
Malakogami
Malakogami adalah
penyerbukan yang terjadi
dengan bantuan siput.
Malakogami terjadi pada
tumbuhan yang sering
dikunjungi siput.
27. Reproduksi Generatif pada Tumbuhan
Antropogami
Antropogami adalah penyerbukan yang
sengaja dilakukan oleh manusia,
misalnya penyerbukan pada bunga
tumbuhan vanili dan beberapa jenis
anggrek. Penyerbukan dengan
perantara manusia biasanya dilakukan
karena bunga tersebut tidak dapat
menyerbuk sendiri atau karena manusia
ingin melakukan persilangan buatan
untuk mencari varietas-varietas baru.
28. Pembuahan pada Gymnospermae
Dalam membahas pembuahan pada Gymnospermae
diambil contoh Pinus merkusi.
Pada tumbuhan berduri jarum (konifer), misalnya
pinus, gamet jantan dan betina dihasilkan dalam konus
(strobilus). Konifer bersifat heterospora, artinya
menghasilkan mikrospora (gamet jantan) dan
megaspora (gamet betina). Mikrospora akan tumbuh
menjadi dua mikrosporangia di dalam tiap
mikrosporofil konus jantan, sedangkan megaspora
tumbuh menjadi 2 megasporangia (ovulum) di tiap
megasporofil konus betina . Ukuran konus jantan lebih
kecil dibandingkan konus betina.
Konus jantan melepaskan mikrospora (serbuk sari) yang
bersayap satu pasang yang kemudian akan diterbangkan
ke konus betina. Mikrospora (serbuksari) kemudian
menempel pada tetes penyerbukan.
29. Pembuahan pada Gymnospermae
Proses penyerbukan
Serbuk sari yang sampai pada tetes penyerbukan terdiri dari dua sel, yaitu sel generatif dan sel
vegetatif. Serbuk sari akan terisap masuk lewat mikrofil ke dalam ruang bakal biji (ruang serbuk).
Di dalam ruang serbuk, serbuk sari kemudian tumbuh membentuk buluh serbuk sari. Buluh serbuk
sari mulai menembus nuselus. Pembuahan terjadi kira-kira satu tahun setelah penyerbukan. Selama
satu tahun tersebut, sel induk megaspora dalam nuselus melakukan meiosis menghasilkan 4 sel
haploid. Satu sel haploid bertahan sebagai megaspore yang kemudian membelah berkali-kali
membentuk gametofit betina yang belum dewasa, sementara 3 inti haploid sisanya berkembang
menjadi dua arkegonium yang masing-masing mengandung telur. Saat inilah telur sudah siap
dibuahi.
Saat pembuahan, buluh serbuk sari bergerak ke ruang sarkegonium Bersamaan dengan itu, sel
generatif membelah menjadi dua, yang satu disebut dislokator (sel dinding) dan yang lain disebut
sel spermatogen. Sel spermatogen kemudian membelah menjadi dua spermatozoid yang bentuknya
seperti rumah siput dengan rambut getar yang tersusun dalam satu spiral.
30. Pembuahan pada Gymnospermae
Sesampainya di ruang arkegonium, sel vegetatif lenyap dan spermatozoid dilepaskan ke dalam
ruang arkegonium yang berisi cairan sehingga spermatozoid dapat berenang-renang
Didalamnya .kemudian terjadilah pembuahan sel telur oleh spermatozoid yang menghasilkan
zigot sebagai calon embrio.
Semua sel telur dalam arkegonium mungkin dibuahi, tetapi hanya satu zigot yang berkembang
menjadi embrio. Embrio pinus mengandung akar rudiment (belum sempurna) dan beberapa
daun-daun embrio yang disebut kotiledon.
Pembuahan pada Gymnospermae disebut pembuahan tunggal karena hanya terjadi satu kali
pembuahan, yaitu antara spermatozoid dengan sel telur.
31. Pembuahan pada Angiospermae
Organ reproduksiAngiospermae adalah bunga. Bunga
terdiri atas kelopak (calyx), mahkota (corolla),
benang sari (stamen), dan putik (pistillum).Yang
berfungsi sebagai alat kelamin betina adalah putik.
34. Reproduksi Hewan Invetebrata
Perkembangbiakan Aseksual
Fragmentasi, yaitu pemisahan sebagian sel dari suatu
koloni dan selanjutnya membentuk koloni sel baru.
Misalnya, terjadi padaVolvox.
Sporulasi atau pembentukan spora, misalnya
Plasmodium (penyebab malaria) pada fase oosit.
Oosit akan membelah dan selanjutnya akan
menghasilkan sporozoit
35. Reproduksi Hewan Invetebrata
Perkembangbiakan Aseksual
Pembentuhan tunas, misalnya pada hewan Hydra
dan Porifera
Dengan regenerasi, yaitu sebagian tubuh terpisah
dan selanjutnya bagian tadi dapat tumbuh menjadi
individu baru yang lengkap. Misalnya pada
Planaria dan Bintang Laut
36. Reproduksi Hewan Invetebrata
Perkembangbiakan Seksual
Pada reproduksi seksual tidak selalu terjadi
pembuahan, namun kadang-kadang dapat terbentuk
individu baru tanpa adanya pembuahan, sehingga
reproduksi secara kawin pada hewan invertebrata
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Tanpa pembuahan, yaitu pada
peristiwa partenogenesis, sel telur tanpa dibuahi
dapat tumbuh menjadi individu baru. Misalnya pada
lebah jantan dan semut jantan.
37. Reproduksi Hewan Invetebrata
Hydra
Selain berkembang biak secara aseksual
(bertunas) hydra juga dapat
berkembang biak secara seksual.
Perkembangbiakan secara seksual
dilakkan dengan pembentukan testis
dan ovarium , yang terdapat pada satu
tubuh (hermafrodit).Alat tersebut
masing-masing menghasilkan
spermatozoid daun ovum. Hasil
pembuahannya adalah zigot yang
selajutnya akna berkembang menjadi
hewan baru.
38. Reproduksi Hewan Invetebrata
Cacing pita
Tubuh cacing pita terdiri atas
segmen-segmen yang disebut
proglotid. Pada setiap proglotid
terdapat ovarium yang
menghasilkan ovum dan testis yang
menghasilkan sel sperma. Bila sel
telur dan sel sperma sudah masak ,
maka terjadilah pembuahan didalam
proglotid yang menghasilkan zigot.
39. Reproduksi Hewan Invetebrata
Cacing tanah
Dalam tubuh cacing tanah terdapat
beberapa segmen yang kulitnya
menebal disebut klitelum. Dalam
segmen tersebut terdapat testis yang
membentuk spermatozoid, dan
ovarium yang membentuk ovum.
Walaupun ovum dan spermatozoid
terdapat dalam satu tubuh, cacing tanah
tidak pernah mengadakan pembuahan
sendiri, tetapi melakukan perkawinan
dengan mempertukarkan spermatozoid
(perkawinan silang).
40. Reproduksi Hewan Invetebrata
Serangga
Pada beberapa jenis serangga, misalnya lebah madu
(Apis indica), terdapat koloni yang terdiri atas ratu
yang fertil, pejantan fertil dan mati setelah kawin,
dan pekerja yang mandul (steril). Pada waktu
kawin, sperma dari jantan disimpan dalam kantung
sperma di induk betina. Sperma ini merupakan
cadangan sperma selama ratu hidup. Bila telur yang
telah matang dibuahi oleh sperma, telur tersebut
akan berkembang menjadi calon ratu, calon pekerja
atau prajurit, sedangkan yang tidak dibuahi
(partenogenesis) akan berkembang menjadi
pejantan. Lebah pekerja dan prajurit menjadi
mandul (streril) karena pengaruh lingkungan, yaitu
kurang makan
41. Reproduksi Hewan Vertebrata
Vertebrata hanya dapat berkembang biak
secara kawin (seksual), yaitu melalui
peleburan antara ovum dan spermatozoid.
Pembuahan pada vertebrata dapat terjadi
di luar tubuh maupun di dalam tubuh.
Bila terjadi di luar tubuh disebut fertilisasi
eksterna, misalnya pada ikan dan katak.
Bila pembuahannya terjadi di dalam tubuh
disebut fertilisasi interna. Misalnya pada
reptilia, burung, dan hewan menyusui.
Perkembangbiakan pada vertebrata dapat
dibedakan diatas:
42. Reproduksi Hewan VeRtebrata
OVIPAR
Ovipar (bertelur), ialah hewan yang
meletakkan telur di luar tubuhnya.
Embrio berkembang di dalam telur
dan memperoleh sumber makanan
dari cadangan makanan dalam telur.
Misalnya ikan, burung, amfibia, dan
sebagian reptilia.
43. Reproduksi Hewan VeRtebrata
OVOVIPAR
Ovovivipar (bertelur-beranak), ialah hewan yang
menghasilkan telur, dan embrio berkembang
dalam telur. Pembeda dengan ovipar adalah
kelompok hewan ovovivipar tidak mengeluarkan
telurnya dari dalam tubuh. Jadi embrio tetap
tumbuh di dalam telur tetapi tetap berada di dalam
tubuh induk. Saat menetas dan keluar dari tubuh
induknya tampak seperti melahirkan. Misalnya,
ikan Hiu, kadal, dan beberapa jenis ular.
44. Reproduksi Hewan VeRtebrata
VIVIPAR
Vivipar (beranak), ialah hewan yang
melahirkan anaknya. Embrio berkembang di
dalam tubuh induknya dan mendapatkan
makanan dari induknya dengan perantaraan
plasenta (ari-ari). Misalnya, manusia dan
hewan menyusui lainnya
45. Reproduksi Hewan VeRtebrata
IKAN
Ikan termasuk hewan yang bersifat ovipar. Ikan tidak
mempunyai organ perkawinan. Pembuahan terjadi diluar
tubuh, yaitu di dalam air. Sekali bertelur ikan mampu
menghasilkan ribuan telur yang tidak dilindungi oleh
cangkang.Telur yang telah dibuahi selanjutnya ada yang
dibiarkan terapung-apung dalam air, ada yang ditempatkan
dalam sarang dan dijaga oleh induknya, ada yang
ditempelkan pada tanaman dalam air, serta ada pula yang
disimpan di dalam rongga mulut induk betinanya seperti
pada mujaer.
46. Reproduksi Hewan VeRtebrata
Amfibi.
Seperti pada ikan, katak juga bertelur dengan
fertilisasi eksternal.Telur yang telah dibuahi akan
bergerombol dipermukaan air. Setelah enam hari
telur akan menetas menghasilkan berudu atau
kecebong. Berudu hidup di dalam air dan bernafas
dengan insang. Setelah mengalami metamorfosis
selama 1- 3 bulan, ia akan berubah bentuk menjadi
katak. Pada umur satu tahun katak telah menjadi
dewasa.
47. Reproduksi Hewan VeRtebrata
Reptilia.
Ada yang meletakkan telur (ovipar) dan ada
pula yang bersifat ovovivipar. Pembuahan
terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal).
Telur dilindungi oleh cangkang.Telur yang
dikeluarkan ada yang disembunyikan
didalam pasir, di dalam lumpur, ada yang
dierami. Pada kadal telurnya menetas di
dalam tubuh (ovovivipar).
48. Reproduksi Hewan VeRtebrata
Aves.
Fertilisasi internal dengan kloaka. Semua jenis burung
bereproduksi dengan cara bertelur (ovipar).Ada burung
yang mengerami telurnya, ada yang menyimpannya dalam
lubang-lubang yang ditutupi daun, ada pula yang
menyimpan telurnya didalam pasir. Seekor burung sekali
musim hanya mampu bertelur beberapa butir saja. Pada
burung merpati, sekali musim bertelur mengeluarkan 2
butir telur yang akan menetas menghasilkan burung jantan
dan betina. Embrio yang berkembang dalam cangkang
mendapat makanan dari cadangan makanan yang tersimpan
dalam telur tersebut
49. Reproduksi Hewan VeRtebrata
Mamalia.
Fertilisasi intemal, karena telah memiliki
organ reproduksi sempurna. Kecuali
golongan hewan berparuh bebek (Platypus),
semua hewan menyusui selalu melahirkan
(vivipar).Telur mamalia kecil dan
mengandung sedikit cadangan makanan.
Embrio mendapat makan dari rahim
induknya melalui plasenta.