Berikut ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan keterampilan operasi hitung bilangan bulat siswa kelas V setelah menerapkan model pembelajaran electrical charges. Nilai rata-rata siswa dan persentase ketuntasan meningkat dari siklus I ke siklus II setelah dilakukan perbaikan-perbaikan pada proses pembelajaran. Kriteria keberhasilan penelitian ini tercapai pada siklus II
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahNopi Tri Utami
Ìý
Cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang merah, di mana tanaman yang diletakkan di tempat gelap tumbuh lebih cepat dengan batang yang tinggi namun lemah, sedangkan di tempat terang tumbuh lebih lambat tetapi dengan batang yang kuat dan daun hijau.
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
Ìý
Laporan praktikum mikrobiologi mengenai teknik pewarnaan mikroorganisme. Mahasiswa melakukan pewarnaan gram pada Escherichia coli dan mengamati bentuknya di bawah mikroskop. Hasilnya adalah E. coli berbentuk basil dan berwarna merah setelah pewarnaan gram, menunjukkan bahwa bakteri tersebut termasuk gram negatif.
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...UNESA
Ìý
Laporan ini mengkaji pengaruh berbagai hormon tumbuh terhadap pemanjangan jaringan koleoptil dan radikula jagung. Hormon auksin alami (AIA) dan sintetik (2,4-D dan NAA) berpengaruh terhadap pertumbuhan, dengan NAA menghasilkan pemanjangan tertinggi pada koleoptil dan radikula. Hasil ini menunjukkan pengaruh hormon tumbuh terhadap pertumbuhan tanaman.
Proposal penelitian ini membahas pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman tomat. Hipotesisnya adalah pertumbuhan tanaman tomat yang diletakkan di luar ruangan akan lebih lambat namun daunnya lebih segar, sementara yang dalam ruangan tumbuh lebih cepat tetapi lemah. Tujuannya adalah mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tomat. Tinjauan pustaka membahas tentang botani, teknik
Sistem transportasi tumbuhan meliputi penyerapan air dan mineral oleh akar, pengangkutan air ke daun melalui pembuluh xylem, pengambilan CO2 oleh stomata daun, dan transfer hasil fotosintesis oleh pembuluh floem ke seluruh bagian tumbuhan.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan pratikum 3 (2)Inten Aja Deh
Ìý
Dokumen tersebut merangkum pengamatan pertumbuhan kecambah kacang hijau dengan mempertimbangkan berbagai faktor lingkungan seperti intensitas cahaya, suhu, kelembapan, dan kandungan hara tanah. Dokumen tersebut juga menjelaskan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada umumnya beserta deskripsi anatomi tanaman kacang hijau.
Jamur tiram dan Trichoderma sp. memiliki morfologi berbeda. Jamur tiram berbentuk setengah lingkaran dengan bagian tengah cekung berwarna putih hingga krem, sedangkan Trichoderma sp. berbentuk koloni transparan atau putih pada media yang berbeda. Kedua jamur ini termasuk dalam kingdom fungi namun berbeda filum dan kelas.
Makalah ini membahas tentang teknik kultur jaringan tunas pada tanaman kentang. Teknik ini meliputi beberapa tahap yaitu pemilihan tanaman induk, inisiasi kultur, sterilisasi, multiplikasi, dan pemanjangan tunas serta induksi akar. Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan mengisolasi bagian tanaman seperti tunas dan menumbuhkannya di media steril.
Klasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigenfantasykomp
Ìý
Bakteri diklasifikasikan menjadi dua kelompok berdasarkan kebutuhan oksigennya: aerob dan anaerob. Bakteri aerob membutuhkan oksigen untuk hidup sedangkan anaerob hidup di lingkungan tanpa oksigen. Contoh bakteri aerob antara lain Bacillus, Mycobacterium tuberculosis, dan Pseudomonas aeruginosa. Sedangkan contoh anaerob meliputi Clostridium tetani, Micrococcus denitrificans, dan Escherichia coli.
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijau. Penelitian mengamati pertumbuhan tanaman kacang hijau yang ditanam di tempat terang dan gelap selama delapan hari. Hasilnya menunjukkan tanaman yang ditanam di tempat terang tumbuh lebih cepat dan lebih tinggi daripada tanaman di tempat gelap.
Praktikum analisis vegetasi dilakukan untuk mempelajari struktur dan komposisi vegetasi di halaman belakang jurusan Biologi IAIN Raden Intan Lampung. Metode yang digunakan adalah metode kuadrat dengan membuat plot berukuran 10x10 m, 4x4 m, dan 1x1 m. Ditemukan tujuh jenis tumbuhan yang dominan yaitu akasia, senggani, rumput benggala, alang-alang, patikan kebo, dan rumput malela. Kerap
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)Unzila Illa Ika
Ìý
1. Praktikum ini mengamati struktur benih dan tipe perkecambahan benih monokotil (jagung dan padi) serta benih dikotil (kacang tanah dan kedelai).
2. Ditemukan perbedaan struktur antara benih monokotil dan dikotil. Tipe perkecambahan jagung dan padi adalah hipogeal, sedangkan kacang tanah dan kedelai adalah epigeal.
3. Kebanyakan benih kacang tanah busuk karena media terlalu
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI (PENGARUH INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP PERTU...AnnisaNabila16
Ìý
Praktikum meneliti pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau. Kecambah ditempatkan di tempat terang, terkena sinar langsung, dan gelap. Hasilnya, pertumbuhan paling tinggi di tempat gelap karena mencari cahaya, sedangkan di bawah sinar langsung hormon etilen memperlambat pertumbuhan.
Urban farming mencakup beberapa sektor di antaranya pertanian, perternakan, dan perikanan di kesempatan kali ini akan menjelaskan urban farming di sektor pertanian.
Laporan ini membandingkan pertumbuhan tanaman kacang hijau yang ditanam di tempat terang dan gelap. Tanaman di tempat gelap tumbuh lebih tinggi namun berwarna pucat karena kurang cahaya, sementara di tempat terang tumbuh lebih lambat tetapi berwarna hijau karena fotosintesis berjalan dengan baik. Laporan ini menganalisis pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman.
Evapotranspirasi merupakan penguapan air oleh tanaman dan media. Laporan ini mengkaji evapotranspirasi pada gulma eceng gondok dengan variasi penutupan 25%, 50%, 75%, dan 100%. Hasilnya menunjukkan bahwa evapotranspirasi meningkat seiring penutupan yang lebih besar namun tidak berbeda nyata antara semua perlakuan.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1) Penelitian ini menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian berupa kuesioner untuk mengukur variabel budaya organisasi dan kinerja karyawan pada PT PLN di Bandung.
Jamur tiram dan Trichoderma sp. memiliki morfologi berbeda. Jamur tiram berbentuk setengah lingkaran dengan bagian tengah cekung berwarna putih hingga krem, sedangkan Trichoderma sp. berbentuk koloni transparan atau putih pada media yang berbeda. Kedua jamur ini termasuk dalam kingdom fungi namun berbeda filum dan kelas.
Makalah ini membahas tentang teknik kultur jaringan tunas pada tanaman kentang. Teknik ini meliputi beberapa tahap yaitu pemilihan tanaman induk, inisiasi kultur, sterilisasi, multiplikasi, dan pemanjangan tunas serta induksi akar. Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan mengisolasi bagian tanaman seperti tunas dan menumbuhkannya di media steril.
Klasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigenfantasykomp
Ìý
Bakteri diklasifikasikan menjadi dua kelompok berdasarkan kebutuhan oksigennya: aerob dan anaerob. Bakteri aerob membutuhkan oksigen untuk hidup sedangkan anaerob hidup di lingkungan tanpa oksigen. Contoh bakteri aerob antara lain Bacillus, Mycobacterium tuberculosis, dan Pseudomonas aeruginosa. Sedangkan contoh anaerob meliputi Clostridium tetani, Micrococcus denitrificans, dan Escherichia coli.
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijau. Penelitian mengamati pertumbuhan tanaman kacang hijau yang ditanam di tempat terang dan gelap selama delapan hari. Hasilnya menunjukkan tanaman yang ditanam di tempat terang tumbuh lebih cepat dan lebih tinggi daripada tanaman di tempat gelap.
Praktikum analisis vegetasi dilakukan untuk mempelajari struktur dan komposisi vegetasi di halaman belakang jurusan Biologi IAIN Raden Intan Lampung. Metode yang digunakan adalah metode kuadrat dengan membuat plot berukuran 10x10 m, 4x4 m, dan 1x1 m. Ditemukan tujuh jenis tumbuhan yang dominan yaitu akasia, senggani, rumput benggala, alang-alang, patikan kebo, dan rumput malela. Kerap
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)Unzila Illa Ika
Ìý
1. Praktikum ini mengamati struktur benih dan tipe perkecambahan benih monokotil (jagung dan padi) serta benih dikotil (kacang tanah dan kedelai).
2. Ditemukan perbedaan struktur antara benih monokotil dan dikotil. Tipe perkecambahan jagung dan padi adalah hipogeal, sedangkan kacang tanah dan kedelai adalah epigeal.
3. Kebanyakan benih kacang tanah busuk karena media terlalu
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI (PENGARUH INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP PERTU...AnnisaNabila16
Ìý
Praktikum meneliti pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau. Kecambah ditempatkan di tempat terang, terkena sinar langsung, dan gelap. Hasilnya, pertumbuhan paling tinggi di tempat gelap karena mencari cahaya, sedangkan di bawah sinar langsung hormon etilen memperlambat pertumbuhan.
Urban farming mencakup beberapa sektor di antaranya pertanian, perternakan, dan perikanan di kesempatan kali ini akan menjelaskan urban farming di sektor pertanian.
Laporan ini membandingkan pertumbuhan tanaman kacang hijau yang ditanam di tempat terang dan gelap. Tanaman di tempat gelap tumbuh lebih tinggi namun berwarna pucat karena kurang cahaya, sementara di tempat terang tumbuh lebih lambat tetapi berwarna hijau karena fotosintesis berjalan dengan baik. Laporan ini menganalisis pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman.
Evapotranspirasi merupakan penguapan air oleh tanaman dan media. Laporan ini mengkaji evapotranspirasi pada gulma eceng gondok dengan variasi penutupan 25%, 50%, 75%, dan 100%. Hasilnya menunjukkan bahwa evapotranspirasi meningkat seiring penutupan yang lebih besar namun tidak berbeda nyata antara semua perlakuan.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1) Penelitian ini menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian berupa kuesioner untuk mengukur variabel budaya organisasi dan kinerja karyawan pada PT PLN di Bandung.
Dokumen tersebut merangkum metode penelitian yang digunakan dalam penelitian, termasuk waktu dan lokasi penelitian, desain penelitian, metode pengumpulan data, teknik analisis data, dan definisi operasional variabel penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah survei kuantitatif dengan kuesioner dan skala Likert pada konsumen supermarket. Variabel penelitian terdiri atas variabel dependen keputusan pembelian dan variabel independ
Penelitian dilakukan selama kurang lebih 4 minggu untuk menguji model pembelajaran AIR dan konvensional. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes awal dan akhir, sedangkan data kualitatif berasal dari angket sikap siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa model AIR mampu meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa secara signifikan dibandingkan model konvensional.
Skripsi ini membahas pengaruh tingkat kurs valuta asing Dollar Amerika Serikat, Euro, Yen, tingkat inflasi, dan suku bunga terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah regresi data untuk menguji pengaruh masing-masing variabel secara parsial dan simultan.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.Vhentha Agabag
Ìý
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas latar belakang masalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
2. Peneliti berniat menggunakan model pembelajaran Talking Stick untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model Talking Stick dan model kon
Dokumen tersebut membahas tentang hasil penelitian yang dilakukan di Kota Bandung. Penelitian ini mendeskripsikan lokasi Kota Bandung, ancaman gempa di kota tersebut, kondisi pendidikan, dan tingkat kesiapsiagaan komunitas sekolah dalam menghadapi bencana gempa."
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Dokumen tersebut membahas upaya meningkatkan hasil belajar siswa SD pada materi pecahan dan operasinya melalui model pembelajaran koperatif tipe STAD. Penelitian ini menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa setelah dua siklus pembelajaran dengan persentase siswa tuntas meningkat signifikan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa SD kelas 5 pada materi pecahan dan operasinya melalui model pembelajaran koperatif tipe STAD. Penelitian ini dilakukan selama 2 siklus di SDN 4 Katobu dan menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa.
PPT Media dan Model Pembelajaran InovatifMusdalifahZA
Ìý
Manfaat lainnya adalah media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Dengan adanya media seperti internet dan platform e-learning, siswa dapat mengakses materi pelajaran dari mana saja dan kapan saja. Ini sangat membantu dalam situasi di mana siswa tidak dapat hadir secara fisik di kelas, seperti pada saat pandemi COVID-19. Selain itu, materi yang disajikan melalui media digital dapat disimpan dan diakses ulang kapan saja, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan mereka masing-masing.
Media pembelajaran juga meningkatkan interaksi dan kolaborasi antara siswa, guru, dan materi pelajaran. Penggunaan media interaktif seperti perangkat lunak pendidikan dan aplikasi mobile memungkinkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Mereka dapat melakukan latihan, kuis, dan diskusi secara online, yang tidak hanya memperkaya pengalaman belajar tetapi juga mendorong kolaborasi antara siswa. Guru juga dapat memberikan umpan balik secara langsung dan lebih cepat melalui media ini.
Akhirnya, media pembelajaran membantu dalam pengembangan keterampilan teknologi siswa. Dalam era digital ini, kemampuan menggunakan teknologi adalah keterampilan yang sangat penting. Dengan terlibat dalam penggunaan media pembelajaran digital, siswa tidak hanya belajar materi pelajaran tetapi juga mengembangkan keterampilan teknologi yang akan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan karier masa depan mereka.
Secara keseluruhan, penggunaan media pembelajaran membawa banyak manfaat dalam dunia pendidikan. Media ini tidak hanya membantu dalam menyampaikan materi dengan lebih efektif dan menarik tetapi juga meningkatkan motivasi belajar, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, meningkatkan interaksi dan kolaborasi, serta mengembangkan keterampilan teknologi siswa. Oleh karena itu, integrasi media pembelajaran yang tepat dan bervariasi sangat dianjurkan dalam setiap proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang optimal.
Laporan ini membahas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SD mengenai sistem pernapasan pada manusia. Peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui 3 siklus dengan menggunakan metode STAD dan alat peraga. Hasilnya, prestasi belajar siswa meningkat dan seluruh siswa mencapai KKM.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada konsep fluida statis melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan saintifik. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus di SMAN 3 Kota Bengkulu dengan subjek 32 siswa kelas X MIA 1. Hasilnya menunjukkan peningkatan aktivitas belajar dan ketuntasan belajar siswa setiap siklusnya. Dapat
Dokumen tersebut membahas pelaksanaan rencana tindak lanjut (RTL) oleh calon kepala sekolah dalam meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP dan melakukan supervisi guru junior. Pelaksanaan RTL terdiri atas dua siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta refleksi. Hasilnya menunjukkan peningkatan kemampuan guru dalam menyusun RPP dan calon kepala sekolah d
PTK ini membahas implementasi model pembelajaran NHT dengan metode Arjuna dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas V di SDN 7 Gegelang. Penelitian ini menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model tersebut, dengan presentase ketuntasan mencapai 98% pada siklus II.
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar senam dasar menggunakan metode demonstrasi. Hasilnya menunjukkan peningkatan nilai rata-rata siswa dan persentase ketuntasan belajar secara klasikal setelah diterapkannya metode demonstrasi pada siklus I dan II dibanding pra siklus. Peneliti pun menyimpulkan bahwa metode demonstrasi efektif untuk meningkatkan hasil belaj
Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan menghafal perkalian siswa kelas IV SDN Pranggang II melalui demonstrasi. Hasilnya menunjukkan bahwa demonstrasi perkalian menggunakan jari tangan dapat meningkatkan pemahaman siswa, dari 50% siswa tuntas pada siklus I menjadi 100% pada siklus II. Oleh karena itu, demonstrasi perlu digunakan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
1. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada tahap pra penelitian berdasarkan wawancara dengan guru kelas V, diperolehhasil sebagai
berikut. (1) Guru biasanya mengajarkan materi bilangan bulat dengan model garis bilangan, (2)
proses pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas V SDN Pasirgintung
belum mendapatkan hasil yang maksimal, dan (3) siswa kurang tertarik mengikuti pembelajaran
hal ini berakibat pada suasana belajar yang kurang menyenangkan (respon siswa kurang),
karena aktivitas siswa kurang dan penguasaan siswa terhadap materi bilangan bulat masih
abstrak.
Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang didapat dari lembar observasi pada kegiatan guru pada siklus I
dapat digambarkan sebagai berikut.
Pada pertemuan 1, dari 22 indikator yang diamati ada 3 indikator yang belum
terlaksana. Diantaranya indikator 13 tentang guru membimbing siswa menarik kesimpulan,
indicator 18 tentang guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang
direncanakan dan indikator 19 tentang guru melakukan refleksi atau merangkum dengan
melibatkan siswa sehingga skor rata-rata persentase baru mencapai 86,3%.
Pada pertemuan 2, dari 22 indikator pengamatan, hanya 1 indikator yang belum muncul yaitu
indikator 19 tentang guru melakukan refleksi atau merangkum dengan melibatkan siswa.
Sedangkan pada pertemuan 3 indikator yang belum muncul adalah indikator 3 tentang guru
memotivasi siswa tentang pentingnya keterampilan operasi bilangan bulat dalam kehidupan
sehari–hari.
Siklus 1
Hasil pengamatan aktivitas siswa.Pada pertemuan 1dan 2, dari 9 indikator yang diamati
indikator 5 tentang sebanyak 80% siswa saling membantu antara anggota dalam kelompok
belum muncul, yang terlihat baru 60% siswa saling membatu dalam kelompok. Sedangkan
pada pertemuan 3 semua indikator sudah muncul.
Hasil Tes
2. Hasil tes akhir dari siklus 1 nilai ratarata siswa mencapai 68,9 sedangkan persentase
ketuntasan siswa yang mencapai KKM 66%. Dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 45 seperti
yang terlihat dalam tabel 2 berikut.
Tabel 2. Nilai Tes Akhir Siklus 1
Keterangan Nilai Posttest
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 45
Rata-rata nilai 68,9
Presentase siswa belajar tuntas 66%
Hasil Angket
1.Hasil Angket Tertutup Respon Siswa Siklus 1
Rangkuman hasil dari angket respon siswa pada siklus 1 dapat dilihat dalam Tabel 3
berikut.
Tabel 3. Hasil Angket Tertutup Respon Siswa
No
Skor
angket
Jumlah
Siswa
Kriteria skor
1 70 1 Baik
2 80 2 Sangat Baik
3 85 2 Sangat Baik
4 90 1 Sangat Baik
5 95 9 Sangat Baik
6 100 20 Sangat Baik
Jumlah 35
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat skor 70 dalam kategori
baik hanya 1 orang sedangkan 34 siswa mencapai persentase skor mencapai 80-100 sehingga
dalam kategori sangat baik. Sehingga persentase siswa yang memberikan respon dalam
kategori sangat baik adalah
3. .
Refleksi
Refleksi yang dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran, tes akhir dan pengisian angket
respon siswa pada siklus I berakhir dengan hasil sebagai berikut, (1) hasil rata-rata tes akhir
(posttest) siklus I mencapai 68. Hal ini belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan
yaitu 70 dari nilai maksimal 100.
Tabel 4. Perbandingan Nilai Pretest dan
Posttest siklus I
Keterangan Pretest Posttest
Nilai tertinggi 80 100
Nilai terendah 30 45
Rata-rata nilai 55 68,9
Persentase siswa belajar tuntas 28% 66%
Kedua, persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 28 siswa dari 35
siswa atau mencapai 66% pada posttest siklus I, dan memenuhi kriteria keberhasilan yang
ditetapkan yaitu 70% siswa mencapai KKM yaitu 65.
Ketiga, hasil skor angket siswa menunjukkan 1 siswa memberikan respon dalam
kategori baik, dan 34 siswa memberikan respon siswa dalam kategori sangat baik, sehingga
bias dikatakan ktriteria keberhasilan 75% siswa memberikan respon dalam kategori baik dapat
tercapai.
Keempat, hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan kepala sekolah sebagai
kolaborator pembelajaran telah berjalan sesuai dengan RPP hanya ada 3 indikator yang tidak
muncul dalam pembelajaran.
Sesuai hasil penelitian pada siklus I, secara umum pelaksanaan pembelajaran operasi
hitung bilangan bulat dengan model electrical charges pada siswa kelas V SD 1 Kadipiro,
Kasihan, Bantul telah berjalan dengan baik, namun belum sepenuhnya optimal dan belum
mencapai semua kriteria keberhasilan karena disebabkan beberapa hal. Berikut adalah
beberapa permasalahan yang muncul, yaitu (a) pengaturan waktu masih kurang tepat, guru
masih banyak mendominasi untuk menjelaskan penggunaan model electrical charges untuk
penyelesaian operasi hitung, (b) guru belum melakukan refleksi atau merangkum dengan
melibatkan siswa, sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa kurang mantap, (c) beberapa
siswa yang memiliki kemampuan rendah masih berada dalam satu kelompok atau pembagian
4. kelompok belum merata sesuai tingkat kemampuan berfikirnya. Kerja sama dalam kelompok
belum berjalan dengan maksimal kadangkadang siswa bekerja untuk menyelesaikan soal yang
menjadi bagianya sendiri tidak dipantau oleh teman yang lain, (d) siswa yang belum mencapai
KKM masih belum sesuai dengan target yang ditentukan, (e) penggunaan media yang berupa
tabung ternyata tidak banyak digunakan siswa karena tidak efisien siswa harus memasukkan
kancing warna pada tabung kemudian mengeluarkan untuk menghitungnya. Oleh karena itu,
untuk mengatasi beberapa permasalahan yang muncul pada siklus I, direkomendasikan pada
siklus II untuk diberikan perlakuan yang berbeda agar menyempurnakan tindakan. Berikut ini
beberapa rekomendasi yang dilakukan, yaitu (a) menggunakan waktu secara efektif dengan
cara mentaati pembagian waktu sesuai yang telah direncanakan dalam RPP, (b) mengingatkan
guru agar melakukan refleksi atau merangkum dengan melibatkan siswa, agar pengetahuan
yang diperoleh siswa mantap, (c) pada siklus II, pengaturan siswa yang memiliki kemampuan
rendah dibagi rata di tiap kelompok ada 14 siswa yang belum mencapai KKM, siswa tersebut
disebar dalam kelompok dan jumlah anggota dalam tiap kelompok dikurangi dari 5 anak
menjadi 4 setiap kelompok sehingga kesempatan untuk mecoba media dan bekerja sama lebih
besar.
Dianjurkan agar siswa yang memiliki kemampuan lebih untuk melakukan tutor sebaya
dengan membimbing siswa yang berkemampuan kurang, (d) mengganti media pembelajaran
yang berupa tabung dengan tempat yang bentuknya oval semacam piring sehingga
siswa.ketika memasukkan kancing sebagai visualisasi bilangan bulat langsung bisa
menghitungnya, (e) dari segi materi menurut hasil analisis banyak siswa yang masih melakukan
kesalahan pada pengerjaan soal pengurangan bilangan negatif dengan negatif sehingga pada
siklus II, apersepsi diisi dengan tanya jawab soal pengurangan bilangan negatif dengan negatif,
(f) untuk soal-soal cerita diperjelas cara penyelesaiannya yaitu dengan cara menulis apa yang
diketahui, ditanyakan dan siswa juga diingatkan petunjuk cara mengerjakan soal cerita.
Siklus 2
Hasil Pengamatan
Data yang terkumpul dari observasi kegiatan guru pada siklus II semua indicator pada
siklus II sudah dapat dilaksanakan oleh guru, yang berarti sudah terjadi perbaikan dalam proses
pembelajaran pada siklus II. Pengamatan pada aktivitas siswa terlihat bahwa pencapaian
indikator pengamatan pada aktivitas siswa tidak seluruhnya tercapai. Dari 9 indikator ada satu
indikator yang belum muncul yaitu indikator 4, tentang sebanyak 75% siswa menggunakan
sarana dan prasarana yang diperlukan. Hal ini dikarenakan guru memberikan kebebasan pada
5. anak-anak untuk menggunakan media jika diperlukan tapi boleh langsung mengerjakan soal
jika sudah faham akan aturanaturan yang ada pada operasi hitung bilangan bulat yang
disampaikan pada awal pembelajaran. Sehingga hasil belajar yang diperoleh pada siklus II juga
masih mengalami peningkatan walaupun tidak terlalu signifikan seperti pada siklus I.
Hasil Tes
Hasil tes akhir siklus II secara ringkas dapat dilihat pada tabel 6 berikut.
Tabel 6. Nilai Tes Akhir Siklus II
Keterangan Nilai Posttest
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 50
Rata-rata nilai 73,6
Persentase siswa belajar tuntas 91 %
Dari Tabel 6 tersebut terlihat bahwa rata-rata nilai siswa mengalami peningkatan dari
rata-rata nilai siklus I, 68.9 menjadi 73,6 dan persentase siswa yang memperoleh ketuntasan
minimal juga meningkat menjadi 91%. Dari 35 siswa hanya ada 3 siswa yang belum
memperoleh nilai mencapai KKM.
Hasil Angket
Setelah PBM siklus II berakhir siswa mengisi angket respon siswa, berikut rangkuman
hasil angket respon siswa terhadap pembelajaran bilangan bulat dengan model electrical
charges pada siklus II.
Tabel 7. Hasil Angket Respon Tertutup Siswa
Siklus 2
No
Skor
angket
Jumlah
siswa
Kategori
skor
1 90 1 Sangat Baik
6. 2 95 2 Sangat Baik
3 100 32 Sangat Baik
Jumlah 35
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa semua persentase respon siswa dalam kategori
sangat baik atau siswa yang memberikan respon dalam kategori sangat baik mencapai 100%.
Refleksi
Hasil tes akhir siswa pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam siklus II
menunjukkan peningkatan hasil pada nilai ratarata kelas yaitu dari 68,8 pada siklus I menjadi
73,6 pada siklus II. Persentase siswa yang mencapai KKM 65 juga meningkat dari 66%
pada siklus I menjadi 91% pada siklus II. Seperti yang terlihat pada tabel berikut.
Tabel 8. Perbandingan Perolehan Nilai Siswa
Siklus I dan II
No Keterangan
Nilai
Siklus
1
Siklus
2
1 Nilai tertinggi 100 100
2 Nilai terendah 45 50
3 Rata-rata nilai 68,9 73.57
4
Persentase siswa belajar
tuntas
66%
91%
Begitu juga hasil angket respon siswa mengalami peningkatan seperti yang terlihat dari
siklus I yang memberikan respon sangat baik mencapai 97% meningkat menjadi 100% pada
siklus II.
Hal tersebut menunjukkan bahwa criteria pada penelitian ini telah tercapai sehingga bisa
dikatakan penelitian tersebut berhasil. Dengan tercapainya kriteria keberhasilan pada penelitian
siklus II ini maka peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian tindakan tersebut.
7. Pembahasan
Hasil penelitian seperti yang diduga dapat menjawab semua pertanyaan penelitian,
sehingga bisa memenuhi semua kriteria keberhasilan dalam penelitian. Berdasarkan deskripsi
pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II, yang telah menerapkan pelaksanaan pembelajaran
bilangan bulat dengan model electrical charges seperti yang dikemukakan oleh D’Augustin dan
Smith. Menyatakan bahwa model electrical charges cocok untuk anak yang lebih dewasa,
terbukti keterampilan operasi hitung bilangan bulat siswa kelas V dapat meningkat. Hasil tes
awal, tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II menunjukkan adanya peningkatan tersebut. Namun
jika dilihat dari masing-masing kriteria keberhasilan masih ada beberapa masalah yang muncul
dalam pembelajaran dan akan dibahas diantaranya:
Meningkatnya Nilai Rata-Rata Kelas Siswa
Kelas V
Secara umum nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan hal ini senada dengan
penelitian yang dilakukan oleh Muhammad (2009) yang menyatakan bahwa pemanfaatan
keping berwarna dapat meningkatkan hasil belajar operasi hitung bilangan bulat, walaupun
pada model electrical charges keping warna diganti dengan kancing warna. Proses
pembelajaran yang mengalami peningkatan kualitas ikut mempengaruhi peningkatan nilai akhir
siswa. Siswa mengikuti pembelajaran dengan lebih baik secara bertahap. Peningkatan nilai
rata-rata kelas pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 11. Peningkatan Nilai Rata-rata
Dari gambar tersebut terlihat adanya peningkatan nilai rata-rata pada tes awal baru
mencapai 55, pada tes akhir siklus I meningkat menjadi 68,9 dan pada tes akhir siklus II
meningkat menjadi 73,57. Dengan kancing warna siswa mendapatkan pemahaman yang lebih
konkret karena pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan tahap perkembangan siswa kelas
V yang berada dalam tahap operasional konkret (Piaget 1952) dimana dalam tahap ini siswa
dapat diajak berfikir secara logis dan mampu memahmi contoh-contoh konkret. Sayang pada
siklus I pembagian kelompok masih terlalu besar sehingga kesempatan anak untuk mencoba
media masih terbatas dan anak masih terkonsentrasi dengan soal yang menjadi bagiannya
sehingga belum bisa belajar secara maksimal. Hal ini berakibat pada perolehan pengetahuan
pada siklus I belum maksimal. Pada siklus I materi penjumlahan dan pengurangan, belum
mendapatkan hasil yang optimal. Terlihat dari hasil evaluasai pada akhir pembelajaran pada
beberapa siswa masih ditemukan kesalahan seperti yang terlihat pada gambar berikut.
8. Gambar 12. Kesalahan Siswa Dalam
Menentukan Simbol Hasil Penjumlahan dan Pengurangan
Dari gambar tersebut terlihat bahwa ada siswa yang masih melakukan kesalahan
dikarenakan kurang memperhatikan symbol positif dan negatif yang ada pada soal.
Berdasarkan pengamatan pada siklus I guru belum membimbing siswa menarik
kesimpulan untuk menentukan simbol hasil operasi hitung. Kerja sama dalam kelompok belum
berjalan dengan optimal, sehingga tutor sebaya belum berjalan. Siswa masih terpaku dengan
mengerjakan soal yang menjadi bagiannya. Besar kemungkinan hal itulah yang menyebabkan
siswa masih melakukan kesalahan-kesalahan tersebut.
Pada siklus II kerja sama dalam kelompok ditingkatkan siswa yang berkemampuan
rendah disebar dan siswa yang berkemampuan tinggi dianjurkan untuk membimbing siswa
yang berkemampuan rendah, serta jumlah kelompok diperkecil sehingga memberi kesempatan
yang lebih bagi siswa untuk mencoba menggunakan media yang ada untuk menyelesaikan soal
dan diberikan waktu khusus untuk penyelesaian soal-soal cerita maka hasilnya pada siklus II
mengalami peningkatan, walaupun belum maksimal.
Meningkatnya Persentase Siswa yang Mencapai KKM
Persentase siswa yang mencapai criteria ketruntasan minimal dari siklus I dan siklus II
mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan penelitian Trima, M (2012) yang menyatakan
bahwa alat peraga meningkatkan keterampilan operasi hitung bilangan bulat dalam hal
kecepatan dan ketepatannya. Secara umum persentase siswa yang mencapai KKM meningkat,
namun masih ada beberapa siswa yang melakukan kesalahan pada operasi perkalian dan
pembagian seperti yang terlihat pada gambar 25 dan gambar 26 menunjukkan beberapa
kesalahan anak dalam menentukan simbol + dan – pada hasil operasi yang dikerjakan pada
soal evaluasi akhir pembelajaran. Hasil dalam bilangan yang cukup besar yang susah
dipraktekkan dengan garis bilangan seperti pendapat Subakri (2011), dapat diatasi dengan
model electrical charges namun karena simbol yang diletakkan salah menjadikan hasil akhir
tetap salah.
Gambar 13.Kesalahan Siswa dalam
9. Menentukan Simbol pada Hasil Perkalian
Gambar 14. Kesalahan Siswa dalam
Menentukan Simbol pada Hasil Pembagian
Belajar dari kesalahan yang terlihat pada gambar 13 dan 14 pada pertemuan
selanjutnya guru perlu menekankan aturan tanda dalam operasi perkalian dan pembagian
dituliskan dahulu pada kolom hasil sebelum mengerjakan soal.
Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Bilangan Bulat Model Electrical Charges
Respon siswa pada pembelajaran model electrical charges dari siklus I dan II dalam
kategori baik dan sangat baik, hal ini senada dengan hasil penelitian dari Suryati pada tahun
2012 yang menyatakan bahwa penggunaan manik-manik dapat meningkatkan aktivitas guru
dan aktivitas siswa. Teryata ketika model electrical charges digunakan di kelas V, juga
mendapatkan respon yang sangat baik dari siswa di kelas V.
Pembelajaran bilangan bulat dengan model electrical charges menggunakan media
kancing warna menjadikan siswa aktif melakukan perhitungan dengan media yang tersedia hal
ini sesuai karakteristik siswa SD yang dikemukakan oleh Felmand (2011, p.214) dimana siswa
kelas V masuk dalam tahap operasional konkret (Piaget) terjadi antara usia 7–12 tahun ditandai
dengan aktif dan tepat dalam menggunakan logika. Sehingga walaupun model electrical
charges baru pertama diterapkan di SDN Pasirgintung, respon siswa sangat baik, sehingga bisa
digunakan sebagai rujukan untuk digunakan di SD yang lain.
Keterlaksanaan Pembelajaran Keterampilan Bilangan Bulat dengan Model Electrical
Charges
Pembelajaran bilangan bulat menggunakan model electrical charges di kelas V SD
mendapatkan alokasi waktu 12 jam pelajaran. Terbagi dalam 6 pertemuan. Pada penelitian ini
terbagi dalam 2 siklus, tiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Dari hasil observasi siklus I,
pertemuan 1 persentase keterlaksanaan pembelajaran yang direncanakan baru mencapai
86,3% pertemuan 2 dan 3 mencapai 95,45%. Walaupun menurut kriteria keberhasilan yang
ditetapkan sudah dikatakan berhasil, namun hasil yang didapatkan belum maksimal. Hal ini
dikarenakan ada beberapa indikator yang belum terlaksana.
10. Catatan yang perlu diperhatikan dari PBM dari siklus I, hendaknya peneliti dengan
kolabor mendiskusikan dengan matang langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan
agar kolabor selaku pelaksana utama dalam KBM bisa lebih percaya diri. Tumbuhkan pula
keyakinan pada kolabor bahwa model yang dicobakan dalam penelitian benar-benar
mempunyai keunggulan sehingga layak untuk digunakan.
Pada siklus II, pembelajaran berjalan lebih baik hal ini dikarenakan sebelum memulai
siklus II, peneliti dan kolaborator telah melakukan refleksi dan sepakat untuk memperbaiki
proses pembelajaran pada siklus II. Hal ini berdampak cukup baik dilihat dari keterlaksanaan
PBM. Dari 22 indikator yang diamati 100% bisa terlaksana, sehingga hasil belajar siswa juga
mengalami peningkatan.
Dari segi aktivitas siswa pada siklus I, pada pertemuan 1 dan 2 persentase ketercapain
pelaksanaan pembelajaran mencapai 88,9%, indikator 5 tentang saling membantu dalam kerja
kelompok belum muncul, hal ini berakibat pengalaman yang diperoleh siswa kurang karena
siswa terfokus dengan soal yang menjadi bagianya dan tidak memperhatikan peragaan dari
teman yang sedang mengerjakan LKS. Pada pertemuan 3 presentase keterlaksanaan
mengalami peningkatan mencapai 100%.
Pada siklus II, pada pertemuan 1, 2 dan 3 persentase ketercapain mencapai 88,9% dari
9 indikator yang diamati hanya 1 idikator yang tidak muncul, namun tidak berakibat buruk pada
hasil pembelajaran. Ini dikarenakan pada siklus II yang tidak muncul indikator tentang
penggunaan media yang makin berkurang hanya 60% siswa yang terlihat menggunakan media
untuk menyelesaikan soal. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Suparno (2001, p.69)
yang menyatakan Operasi logis itu bersifat reversibel, artinya dapat dimengerti dalam dua arah
yaitu suatu pemikiran yang dapat dikembalikan kepada awalnya lagi sehingga jika siswa sudah
paham tentang sifatsifat operasi penggunaan media manipulative sudah tidak diperlukan lagi.