1. Tegangan
Pembebanan dan Jenis Tegangan.
Bila suatu batang mengalami pembebanan dari luar yg bekerja
Sejajar sumbu batang tersebut, maka didalam batang tsb akan
timbul gaya-gaya lawan yg dihasilkan oleh gaya antar molekul
Itu sendiri.
F
Gaya-gaya yg timbul di dalam batang ini secara umum adalah:
Gaya Normal,dengan arah tegak lurus penampang batang.
Gaya Tangensial, dengan arah terletak pada penampang
batang.
Gaya Normal
Gaya Tangensial
2. Dengan menganggap bahwa gaya-gaya yg timbul ini terbagi rata
pada seluruh luas penampang, maka gaya-gaya yg bekerja pada
suatu luasan penampang, disebut TEGANGAN ().
Tegangan ()
Gaya (F)
Luas Penampang (A)
=
Gaya (F) = Newton.
Luas Penampang (A) = cm2 atau mm2.
Tegangan () = N/ cm2 atau N/mm2.
3. Dari Gaya-gaya yg timbul, maka tegangan yang timbul adalah :
Tegangan Normal ()
F
d
Bila luas penampang A (mm2), maka Tegangan dpt ditulis:
= F/A (N/mm2)
Penampang
4. Tegangan Tangensial ( )
Gaya Tangensial
Bila luas penampang A (mm2), maka Tegangan dpt ditulis:
= F/A (N/mm2)
5. Tegangan tegangan Dasar
Didalam perencanaan elemen mesin, bila ditinjau dari cara dan
arah pembebanan terjadi pada bahan yg akan direncanakan
maka analisa tegangan pada bahan dibagi 5 bagian yaitu:
Tegangan Normal.
a. Tegangan Tarik (t)
t = F/A
b. Tegangan Tekan (tk)
tk= F/A
6. c. Tegangan Lengkung/Bengkok (b)
F
F
Tegangan Lengkung/Bengkok (b)
Momen Bengkok (Mb)
Momen Tahanan Bengkok (Wb)
=
8. Gaya F mengakibatkan tegangan normal ()
Torsi (T) mengakibatkan tegangan tangensial ( )
Tegangan Kombinasi.
Yang dimaksud teg.kombinasi adalah bila pada suatu batang menerima
atau menahan dua jenis tegangan .Tegangan yg diterima pada batang
yg sama berupa kombinasi antara tegangan normal dengan tegangan
tangensial.
Rumus-rumus Empiris Untuk Tegangan.
g = 0,8 t
pt = 0,6 t
11. Momen (M).
Momen adalah hasil perkalian antara Gaya dengan Jarak
M = F . L
Momen Puntir (Mpt) / TORSI (T).
r
F
Mpt = F. r
F = Gaya (N).
r = jari-jari ( cm, mm).
Mpt= Momen puntir (N.m, N.mm).
12. Momen Bengkok / Lengkung (Mb).
Mb = b . wb
b = Teg. Bengkok/Lengkung (N/cm2)
wb = Momen tahanan bengkok (cm3)
Mb= Momen bengkok (N.cm)
F
Mb = F . L
L
Momen Tahanan (W)
Momen Tahanan Bengkok (Wb)
d
Wb = /32 d3
d
D
Wb = /32 ( )
D4 d4
D
h
b
Wb = 1/6 b.h2
14. Diagram Tegangan dan Regangan ( & ).
Bahan/Material yg diperjual belikan di pasaran kekuatan dari material
tersebut sering diberikan dalam bentuk hasil pengujian, berupa Tegangan
Tarik atau Kekerasan, dimana besar tegangan tarik ini selalu
berhubungan dengan angka kekerasan dari suatu material/bahan.
Besarnya tegangan tarik juga berhubungan dgn besarnya tegangan
tegangan yg lain seperti: Teg. Lengkung, Teg.Geser dan Teg. puntir
Hasil dari nilai teg.Tarik dari berbagai bahan/material diperoleh
dari hasil percobaan yaitu dengan menarik material tersebut
hingga putus . Dari hasil pengujian tarik untuk bahan maka
diperoleh prilaku bahan/material dengan bentuk grafik .
Bentuk dari grafik tersebut dinyatakan dalam grafik/diagram
Tegangan dan Regangan
15. Stress Strain Diagram
Untuk material yang rapuh:
Contoh: Besi Tuang
Stress Strain Diagram
Untuk material yang ulet
Contoh: Baja lunak
Titik Patah
Daerah Plastis
Daerah Elastis
Ultimate Stress
(Tegangan Tarik Maksimum)
Titik Patah
16. Diagram Stress-Strain (Diagram Tegangan dan Regangan)
Strain ( ) (L/L)
4
1
2
3
5
Daerah Elastis
Daerah plastis
Strain
Hardening Patah (Fracture)
Tegangan
Tarik
Maksimum
t maks
Daerah Elastis.
Berlaku Hukum Hooke.
Daerah Berlakunya Modulus
Elastisitas (E)
Daerah Plastis
Kekuatan tarik Maksimum
Strain hardening
Daerah Patah (fracture)
Necking
Tegangan
tarik tarik
yg diizinkan
(t)
18. Modulus Elastisitas (E)
Material E, psi (lb/inc2) E, Gpa (109 N/m2)
Cold-rolled steel 30 x 106 210
Cast iron 16 x 106 110
Copper 16 x 106 110
Aluminum 10 x 106 70
Stainless steel 27 x 106 190
Nickel 30 x 106 210
Catatan : N/m2 = Pa
N/mm2 = Mpa (Mega Pascal)
Table .1 on pp. 269 in Engineering Fundamental and Problem Solving, Eide et al.
20. Contoh: Menghitung Tegangan Tarik (t)
F = 294 N
= 294 N
A = ( /4) d2 = 0,785 (52 mm2)
= 19.6 mm2
鰹 = F/A
= 294 N / 19.6 mm2
= 15 N/mm2
2,50 m
294 N
5 mm
21. Sifat sifat Material.
Brittle/Rapuh
Contoh : Material rapuh,Besi tuang.
Tidak ada perpanjangan sebelum putus.
Ductile /Tidak rapuh (Ulet)
Contoh material tidak rapuh: Baja carbon (Carbon Steel)
Ductile
Brittle
Strain
22. Menentukan besarnya Regangan ().
= L/ L, dimana L = Pertambahan Panjang (mm).
L = Panjang mula-mula (mm)
Menentukan besarnya Tegangan ().
= F/A, dimana F = Gaya (N)
A = Luas penampang (mm2)
dimana F = Gaya (N)
L = Panjang semula (mm)
E = Modulus Elastisitas (N/mm2)
A = Luas penampang (mm2)
Menentukan besarnya Pertambahan panjang (L).
L = F. L/E. A
23. Uraian dari persamaan didapat dalam bentuk lain :
= L/ L = F . L / E. A = F/ E. A = 1/ E .
L
= /E
Menentukan besarnya Tegangan tarik maksimum (t mak).
Besarnya teg.maksimun untuk berbagai bahan dari hasil
percobaan tarik biasanya selalu diambil sebagai symbol
dari bahan , misalnya untuk baja:
St 37 t mak = 37 kg/mm2 = 370 N/mm2
St 42 t mak = 42 kg/mm2 = 420 N/mm2
St 60 t mak = 60 kg/mm2 = 600 N/mm2
Atau E = /, Hukum Hook
24. Contoh menghitung Pertambahan Panjang (L)
= 15 N/mm2
= /E
= 15 N/mm2/2100000 N/mm2
= 0.0000714
L = L
= (0.0000714 ) x 2500 mm
= 0.178 mm
E = 2,1 x 106 N/mm2 (Mpa) = Mega Pascal
(Modulus Elastis Baja)
2,50 m
294 N
5.00 mm
25. Tegangan tarikyang diizinkan /Tegangan Kerja. ().
Setelah di ketahui besarnya teg.tarik dari berbagai bahan ,maka
didalam perencanaan elemen-elemen mesin sudah barang tentu
dipilih suatu bahan yang aman untuk dipergunakan dalam me-
rancang Elemen mesin tsb. Untuk itu dipilih suatu tegangan yg
aman yang disebut dengan Tegangan yang diizinkan ()
= t mak/ sf , dimana
tmak = Tegangan tarik maksimum .
sf = Faktor keamanan.
Besarnya faktor keamanan yang diambil tergantung dari
jenis pembebanan yang diterima .
26. Besarnya Faktor Keamanan untuk berbagai Material &Jenis Pembebanan.
MATERIAL Pembebanan
Statis Dinamis Kejut
Berulang Berganti
Metal yang rapuh 4 6 10 15
Metal yang lunak 5 6 9 15
Baja Kenyal ( Mild
Steel )
3 5 8 13
Baja Tuang 3 5 8 15