2. Pengertian Api
Nyala api yang tampak pada hakekatnya
adalah masa zat yang sedang berpijar
yang dihasilkan didalam proses kimia
oksidasi yang berlansung secara cepat
dan disertai pelepasan energi/panas.
3. Pengetahuan !!!
mengapa api selalu menguncup ke atas?
Hal ini tak lain dikarenakan oleh udara panas yang
selalu mengarah ke atas. Udara panas naik inilah
yang menarik nyala api ke atas.
LEDAKAN
Apabila reaksi kimia ini berjalan begitu
tiba- tiba/sangat mendadak dan di ruangan
tertutup hal ini akan berakibat terjadinya
ledakan.
4. Terjadinya api
Api atau pembakaran dapat terjadi karena adanya
pertemuan unsur-unsur dalam perbandingan yang
baik yaitu
? Bahan bakar.
? Oksigen/zat pembakar.
? Panas/sumber nyala yang cukup.
5. Padamnya api
Api akan padam apabila :
? Semua bahan telah habis terbakar.
? Konsentrasi oksigen tidak cukup untuk berlansungnya
pembakaran.
? Temperatur material berada di bawah suhu penyalaan.
? Reaksi berantai terputus.
6. kebakaran ?
? Kebakaran adalah terjadinya api yang tidak
dikehendaki.
? Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi
eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari
suatu bahan bakar yang disertai dengan
timbulnya api/penyalaan.
7. Sifat-sifat Kebakaran
? Terjadinya secara tidak terduga.
? Tidak akan padam apabila tidak dipadamkan.
? Kebakaran akan padam dengan sendirinya apabila
konsentrasi keseimbangan hubungan 3 unsur segitiga
api tidak terpenuhi lagi.
8. Bahan kimia mudah terbakar ?
Bahan kimia yang mudah
bereaksi dengan oksigen dan
dapat menimbulkan kebakaran
9. ? ZAT PADAT MUDAH TERBAKAR
? ZAT CAIR MUDAH TERBAKAR
? GAS MUDAH TERBAKAR
10. ZAT PADAT MUDAH TERBAKAR
? Pada umumnya zat
padat lebih sukar
terbakar daripada
dalam benTuk cair.
Meski demikian zat
padat berbentuk serbuk
halus sangat mudah
terbakar.
? Zat padat mudah
terbakar dalam industri
adalah belerang(sulfur),
fosfor, kertas/rayon,
hidrida logam, dan
kapas.
11. ZAT CAIR MUDAH TERBAKAR
? Kelompok ini adalah
yang paling banyak
ditemui dala industri
yang dikenal sebagai
pelarut organik.
Contohnya adalh eter,
alkohol, aseton,
benzena, heksan, dan
lain-lain.
? Pelarut-pelarut tersebut
pada suhu kamar
menghasilkan uap yang
dalam perbandingan
tertentu dapat terbakar
oleh adanya api terbuka
atau loncatan listrik
12. GAS MUDAH TERBAKAR
? Gas-gass tersebut
amat cepat terbakar
sehingga sering
menimbulkan ledakan
? Gas mudah terbakar
dalam industri
misalnya adalah gas
alam, hidrogen,
asetilen, etilen, oksida.
14. SIFAT FISIK
Padatan mudah terbakar
Pada temperatur dan tekanan standar (25oC
dan 760 mmHg) menunjukkan titik nyala
kurang dari 40oC
15. zat Cairan mudah terbakar
? Cairan mudah terbakar
Titik nyala: 21-55oC pada tekanan 1 atm
? Cairan sangat mudah terbakar
Titik nyala: <21oC , dan titik didih >20 oC pada tekanan
1 atm
17. SIFAT KIMIA
1) Zat Padat Mudah Terbakar
a. Peka terhadap peledakan (akan meledak jika direaksikan
dengan air).
b. Bahan reaktif termal yang tidak stabil dan dapat
mengalami dekomposisi sangat eksotermik (panas-
berkembang) bahkan tanpa partisipasi oksigen (udara).
c. Padatan yang siap terbakar, contohnya padatan yang
menyebabkan kebakaran melalui gesekan, misalnya
korek api. Bahan piroforik, yaitu bahan yang dapat
terbakar tanpa sumber api luar selama lima menit setelah
melakukan kontak dengan air.
18. 2) Zat Cair Mudah Terbakar
? Mudah menguap atau volatik.
? Uap cairan dapat terbakar (menimbulkan api) dalam kondisi normal.
? Uap cairan lebih mudah menimbulkan api atau ledakan jika
dibandingkan dengan cairannya.
? Kecepatan penguapan bervariasi dari satu cairan ke cairan lainnya
sebanding dengan naiknya suhu.
? Uap dari cairan yang mudah terbakar tidak dapat dilihat sehingga sulit
untuk mendeteksinya kecuali digunakan indikator gas yang mudah
terbakar.
? Sebagian besar uap lebih berat daripada udara sehingga cenderung ada
di permukaan lantai.
? Bahan yang dapat terbakar sendiri, yaitu bahan yang dapat
menunjukkan pembakaran spontan atau pemanasan sendiri pada
temperatur 200¡ãC dalam 24 jam masa uji (disebut pembakaran
spontan).
19. 3) Gas Mudah Terbakar
? Tidak berwarna.
? Tidak berasa.
? Tidak berbau. (TAPI ada gas yang memiliki bau yang
mencolok, yaitu Asetilen.)
20. REAKSI KIMIA
Bereaksi dengan oksigen, disertai dengan produksi
panas yang kadang disertai cahaya dalam bentuk
pendar atau api, misalnya :
? CH4 + 2O2 ---> CO2 + 2 H2O + panas
? CH2S + 6F2 ---> CF4 + 2HF + SF6 + panas
? 2H2 + O2 ---> 2H2O + panas (digunakan dalam
mesin roket)
22. 1) Zat Padat Mudah Terbakar
a. Belerang (sulfur) : untuk pembuatan kertas sulfit dan kertas lainnya, untuk
mensterilkan alat pengasap, dan untuk memutihkan buah kering.
b. Fosfor : digunakan pada ragaan tabung sinar katoda (CRT) dan lampu
pendar.
c. Hidrida logam : untuk pereduksi, baik untuk pereduksi senyawa anorganik
maupun senyawa organik.
d. Logam alumunium : sebagai peralatan dapur, bahan konstruksi bangunan
e. Logam magnesium : digunakan di fotografi, memproduksi grafit dalam cast
iron, dan sebagai bahan tambahan conventional propellants.
f. Logam zinc (seng) : membentuk berbagai campuran logam dengan metal lain
(contoh : kuningan, perak nikel, perunggu, perak Jerman, solder lunak dan
solder aluminium).
g. Logam K (Kalium) : digunakan dalam sel foto listrik.
h. Logam Na (Natrium) : digunakan untuk memperbaiki struktur beberapa
campuran logam, dan untuk memurnikan logam cair.
23. 2) Zat Cair Mudah Terbakar
a. Eter : Sebagai pelarut dan obat bius (anestesi)
pada operasi.
b. Benzena : sebagai pelarut dan sebagai bahan
baku pembuatan senyawa-senyawa aromatik
lainnya yang merupakan senyawa turunan
benzena.
c. Aseton : sebagai pelarut, khususnya untuk zat-
zat non polar dan kurang polar. Digunakan juga
untuk membersihkan pewarna kuku (kuteks).
d. Spiritus / metanol : sebagai bahan pembuat
bahan kimia lainnya (40% metanol diubah
menjadi formaldehyde, lalu dijadikan produk
seperti plastik, plywood, cat, dan tekstil) .
24. ? Ester : sebagai essens (penambah aroma) pada
makanan.
? Karbon disulfida : bahan baku atau bahan kimia
yang dibutuhkan dalam pembuatan rayon, tekstil,
selofan, karbon tetra klorida, aselerator, vulkanisasi
karet, bahan aktif, fungisida, viskos, produksi cat
mobil, serta bahan aditif dalam produksi ban mobil.
? Asetaldehid : zat antara dalam produksi asam
asetat, beberapa ester, dan zat-zat kimia lainnya.
? Asam asetat : Pengatur keasaman pada industri
makanan, digunakan dalam produksi polimer,
bahan baku Vinil asetat, Selulosa asetat, Asetat
Anhidrit, Ester Asetat, dan Garam Asetat.
? Petroleum eter : digunakan sebagai pelarut dalam
industri.
25. 3) Gas Mudah Terbakar
a. Gas Alam : sebagai bahan bakar.
b. Asetilen : pemotongan besi, pengelasan dan juga
untuk mempercepat matangnya buah-buahan.
c. Hidrogen : mengikat nitrogen dengan unsur lain
dalam proses Haber (memproduksi amonia) dan
untuk proses hidrogenasi lemak dan minyak, bahan
bakar roket, memproduksi asam hidroklorida,
mereduksi bijih-bijih besi dan sebagai gas pengisi
balon.
d. Etilen Oksida : sebagai bahan pensteril.
e. Metana : sebagai bahan bakar.
f. Karbon monoksida : digunakan pada proses
pemurnian nikel.
g. Butana : sebagai bahan bakar.
27. 1) Bahan tidak boleh dipanaskan langsung. Gunakan penangas uap atau penangas
air.
2) Di laboratorium, sediakan dalam jumlah yang minimum. Pelarut yang tidak
digunakan lagi dikembalikan ke botol pelarut.
3) Sediakan alat pemadam kebakaran. Bila terjadi kebakaran dengan api kecil
gunakan kain basal atau pasir, tapi bila api besar gunakan alat pemadam.
4) Jangan membuang cairan yang mudah terbakar ke dalam bak cuci.
5) Pada saat memanaskan jangan mengisi gelas kimia dengan cairan mudah
terbakar melebihi ? kapasitasnya. Gunakan batu didih guna menghindarkan
ledakan/letupan.
6) Botol penyimpanan bahan mudah terbakar jangan diisi sampai penuh, sediakan
1/8 isinya untuk udara. Gunakan botol yang tidak mudah terbakar dan jauhkan
dan sumber perapian.
7) Kontrol semua bahan secara periodik.
8) Menggunakan pelindung diri.
9) Memasang detektor kebocoran gas.
10) Cairan yang mudah terbakar hanya boleh dikeluarkan dengan bantuan gas inert
29. 1. Bahan padat mudah terbakar disimpan di tempat sejuk, dijauhkan dari sumber panas, bahan lembab
dan air, bahan pengoksidasi atau asam.
2. Jangan menyimpan cairan mudah terbakar dekat dengan bahan pengoksidasi atau bahan korosif
3. Tempat penyimpanan harus cukup sejuk, dengan tujuan mencegah nyala jika uapnya tercampur udara.
4. Daerah penyimpanan harus terletak jauh dari sumber panas dan terhindar dari bahaya kebakaran.
5. Bahan padat mudah terbakar disimpan di tempat sejuk, dijauhkan dari sumber panas, bahan lembab
dan air, bahan pengoksidasi atau asam.
6. Jangan menyimpan cairan mudah terbakar dekat dengan bahan pengoksidasi atau bahan korosif.
7. Tempat penyimpanan harus cukup sejuk, dengan tujuan mencegah nyala jika uapnya tercampur udara.
8. Daerah penyimpanan harus terletak jauh dari sumber panas dan terhindar dari bahaya kebakaran.
9. Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan yang mudah menjadi panas
dengan sendirinya, atau bahan yang bereaksi dengan udara atau uap air yang lambat laun menjadi
panas.
10. Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah dijangkau.
11. Menyingkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan.
12. Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde serta dilengkapi alat deteksi asap atau api
otomatis dan diperiksa secara periodik.
13. Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok.
14. Fosfor kuning akan terbakar bila berhubungan dengan udara. Simpan dalam air dan kontrol selalu
permukaan airnya karena permukaan air akan menurun akibat penguapan.
15. Logam K dan Na akan terbakar jika kontak dengan air, simpan didalam minyak paraffin.
32. 1. Menghilangkan bahan yang dapat terbakar.
2. Membuang panas.
3. Mencegah masuknya oksigen ke dalam bahan yang terbakar.
4. Jika apinya kecil, maka lakukan pemadaman dengan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR).
5. Mematikan sumber listrik.
6. Melokalisasi api agar tidak merembet.
7. Menghubungi PBK (Pertolongan Bahaya Kebakaran) jika api membesar.
8. Bersikap tenang dalam menangani kebakaran, dan jangan mengambil
tidakan yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
9. Membawa korban keracunan gas ke tempat terbuka, dan segera dibawa ke
rumah sakit.
10. Bila terjadi kebakaran logam Alumunium, Magnesium, dan Zink (seng) dalam
keadaan murni, jangan gunakan pemadam berisi air tetapi gunakanlah
serbuk pemadam.
36. Sumber
Fauzi, Amad. 2012.Bahan mudah terbakar dan meledak.
http://qhsecorner.blogspot.com/2012/11/bahaya-bahan-mudah-terbakar-meledak.
(01 Maret 2013)
Himaki.2011.Bahan kimia mudah terbakar.E-Magz | Majalah Online HIMAKI.
http://jukrihimaki.blogspot.com/2011/04/bahan-kimia-mudah-terbakar. (28
februari 2013)
Kahfi, Muhammad.2012. Bahan kimia berbahaya
http://kahfiteplan.blogspot.com/2012/04/bahan-kimia-berbahaya (26 Februari
2013)
Padmaningrum, regina tutik dan susila kristianingrum.2007. Manajemen
laboratorium. UNY. Yogyakarta
Sumardjo, Damin. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran.EGC
http://id.wikipedia.org/wiki/Api